Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Session 91 – Week of 30th May 2016

Who do you say that I am?


Intro

Kita seringkali menggunakan jabatan (titles atau labels) untuk mendefinisikan diri kita. Bagaimanakah kita melihat diri kita? Bagaimanakah orang lain melihat diri kita? Bagaimanakah kita melihat Yesus?

Para rasul bersama-sama dengan Yesus selama hampir tiga tahun. Mereka hidup, makan bersama dengan Yesus. Mereka menyaksikan Yesus mengajar, menyembuhkan, dan berkarya. Pada bacaan Matius 16:13-20, Yesus bertanya kepada mereka: “Siapakah Aku ini?“

Main Topic

Matius 16:13-20

[table “” not found /]

Pertanyaan 1:
a. Yesus bertanya kepada para muridnya, Siapakah Aku? Apa tanggapan mereka?


Di dalam bacaan ini, untuk pertama kalinya Yesus bertanya kepada para muridNya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab murid-muridnya ada yang mengatakan bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis, yang lain mengatakan bahwa Yesus adalah Elia, yang kedatangannya dinantikan pada saat kedatangan Kerajaan Allah (berdasarkan Maleaki 4:5-6). Yang lain berpikir bahwa Yesus adalah nabi Yeremia, atau nabi lain di perjanjian lama yang hidup kembali.

b. Siapakah Yesus menurut media, teman kita atau orang lain? [pertanyaan sharing]

c. Beberapa orang berkata bahwa Yesus adalah seorang yang baik atau guru moral yang baik. Apakah ini cukup? Mengapa atau mengapa tidak?


Yesus lebih dari sekedar seorang guru yang baik. Dia adalah jalan, kebenaran dan hidup. Dia adalah satu-satunya sumber dimana mengalir semua hal yang baik.

d. Yesus bertanya kepada murid-Nya, “Siapakah Aku? Apa jawaban Simon?


Setelah mendengar jawaban orang-orang lain, Yesus meminta pendapat para muridNya, siapakah Yesus menurut mereka? Simon langsung menjawab mewakili kesebelas murid yang lain: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Orang Yahudi telah menunggu kedatangan Mesias (diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sebagai Kristus, yang berarti “the Annointed one” dalam bahasa Ibrani). Mesias yang dijanjikan untuk menyelamatkan mereka dari musuh-musuh mereka dan untuk membangun kerajaan Allah di bumi. Banyak orang lain berpikir bahwa Yesus adalah Mesias yang ditunggu-tunggu oleh bangsa Israel, dan Simon menegaskan kebenaran ini.

Namun, Simon membuat pengakuan yang mengejutkan iman ketika ia juga menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang hidup. Simon telah benar-benar mendengar ajaran Yesus dan telah benar-benar melihat karya-karya besar-Nya, dan dia tahu bahwa Yesus melebihi apa pun dan segala sesuatu yang orang Yahudi harapkan. Simon tahu bahwa Yesus tidak hanya diutus oleh Allah; tapi Dia adalah Allah sendiri.

e. Sepanjang hidup Anda, bagaimana Anda menjawab pertanyaan: siapakah Yesus? [pertanyaan sharing]

Pertanyaan 2:
Pada bacaan diatas, Yesus mengatakan kepada Simon bahwa bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Allah di surga yang menyatakanNya. Apa yang mau diungkapkan tentang iman dan pengakuan kita akan Yesus?


Allah sendiri yang menyatakan diri-Nya kepada kita dan membuat kita beriman kepada-Nya. Tanpa campur tangan Allah, kita tidak dapat memiliki iman kepada-Nya.

Pertanyaan 3:
Menurut Anda, mengapa Yesus memberi Simon nama baru? Apa implikasi dari nama baru ini?


Yesus berkata, “Dan aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” Nama baru Simon sebenarnya Kefas, yang berarti batu (diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sebagai Petros, dan ke dalam bahasa Inggris sebagai Peter). Dalam bahasa Aram asli, bahasa orang Yahudi pada saat itu, Yesus berkata, “Kamu adalah batu, dan di atas batu karang ini aku akan mendirikan jemaat-Ku.” Setiap kali Allah mengubah nama seseorang di dalam kitab suci, Allah juga memberi mereka misi yang baru (misalnya, Abram Abraham, Yakub Israel, Saulus Paulus). Dengan demikian, mengubah nama Simon Petrus tidak hanya kosmetik belaka, tetapi sangat bermakna. Mengatakan bahwa Simon sekarang adalah batu, Yesus tidak hanya memberinya nama baru tapi peran dan misi baru.

Pertanyaan 4:
Saat pembabtisan and penguatan, kita juga memilih nama babtis and penguatan. Apa implikasi hal ini untuk kita?


Seperti halnya Santo Petrus, semua umat Katolik mengalami proses yang sama melalui Sakramen Pembaptisan dan Penguatan. Ketika umat Katolik dibaptis (bahkan bayi), mereka diberi misi khusus dalam hidup. Paus Benediktus XVI, dalam surat apostolik Verbum Domini menyatakan, “‘Misi memberitakan firman Allah adalah tugas semua murid Yesus Kristus berdasarkan Baptisan mereka.” (Verbum Domini no. 94). Pada sakramen penguatan, masing-masing Katolik memilih nama orang suci yang ingin mereka teladani. Nama ini menjadi bagian dari identitas mereka saat Gereja mengirim mereka keluar untuk menjalankan misi mereka untuk melakukan evangelisasi.

Pertanyaan 5:
Bagaimana Anda menghidupi identitas dan misi Anda sebagai orang Katolik dalam kehidupan sehari-hari? Sharingkan pengalaman Anda di sekolah, pekerjaan, komunitas, atau masyarakat.

Pertanyaan 6:
Sama seperti Santo Petrus, nama dan peran kita berubah melalui iman kita kepada Yesus Kristus. Tapi, seperti Santo Petrus, kita sering gagal untuk hidup sesuai dengan panggilan kita. Dalam Matius 26: 69-75, Yesus telah dibawa ke tahanan, dan Santo Petrus menunggu di luar tempat di mana Yesus sedang ditanyai. Meskipun Santo Petrus menunjukkan iman yang besar seperti sebelumnya di Matius 16, tiga kali dia menyangkal bahwa dia mengetahui Yesus.
Seperti Santo Petrus, kita dapat mengakui Yesus sebagai Tuhan dan juga menyangkal bahwa kita mengikuti-Nya. Apa cobaan yang terus menahan kita? Apa yang kita takutkan ketika kita berpikir tentang mengikuti Yesus? [pertanyaan sharing]