Sesi 92 - Week of 6th June 2016

Saint Louis Martin and Marie-Azélie Guérin


Intro

Pada bulan Juni ini kita akan membahas topik tentang Santo dan Santa dan mendalami pengalaman hidup dan kesaksian iman mereka. Seperti yang sudah pernah kita bahas di Bulan May tentang ‘Penghormatan kepada Bunda Maria, Santo dan Santa’, Gereja Katolik menghormati para Santo dan Santa karena mereka adalah orang yang rela menyangkal diri sendiri, demi kasih kepada Yesus dan sesama. Dengan ini, kita mau untuk mulai mengenal, mempelajari dan mengetahui lebih dalam tentang riwayat hidup dari masing-masing Santo dan Santo. Untuk bahan kali ini, kita akan mengenal tentang Santo Louis Martin dan Santa Zélie Guérin, dimana mereka mempraktekkan pelayanan kristiani di dalam keluarga, menciptakan lingkungan akan iman dan kasih dengan anak-anak mereka.

LOUIS AND ZÉLIE MARTIN

Pada hari Minggu, Tangal 18 Oktober 2015, Paus Fransiskus memimpin misa di Lapangan Santo Petrus yang juga termasuk Ritus Kanonisasi untuk Santa Zélie dan Santo Louis Martin. Mereka sudah dibeatifikasi pada tanggal 19 Oktober 2008.

Paus menyatakan dalam homilinya, “Pasangan suci Louis Martin dan Marie-Azélie Guérin mempraktekkan pelayanan kristiani di dalam keluarga, menciptakan hari demi hari lingkungan akan iman dan kasih yang membina panggilan dari anak-anak perempuan mereka, salah satu diantaranya adalah Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus.”
Mereka adalah pasangan menikah pertama yang mempunyai anak yang dikanonisasi didalam upacara yang sama.

The Watchmaker – Louis Martin

Louis Martin (1823 – 1894) adalah seorang pembuat jam tangan dan cukup sukses. Dia juga terampil berhasil mengatur usaha bisnis renda istrinya. Tetapi, tidak seperti banyak lelaki pada umumnya, kehidupan Louis ternyata sama sekali tidak seperti yang ia rencanakan.

Dilahirkan dalam sebuah keluarga tentara, Louis menghabiskan tahun-tahun awal hidupnya di berbagai pos militer Perancis. Dia menekankan arti dari ketertiban dan kedisiplinan yang ditimbulkan dari kehidupan tentaranya. Temperamennya, sangat dipengaruhi dengan tipe orang Perancis yang aneh yang suka menghubungkan dengan hal-hal mistis dan militer, bahkan cenderung ke arah hal-hal yang berbau roh.

Akhirnya, Louis menetap di Alencon, sebuah kota kecil di Perancis, dan mendalami perdagangan pembuatan jam tangannya. Dia menyukai Alencon. Sebuah tempat yang tenang dan dia juga adalah seorang yang tenang.

Pada umur dua puluh dua, Louis berusaha untuk masuk kedalam kehidupan religius di Biara Agustinian di Pegunungan Alpen (monastery of the Augustinian Canons of the Great St. Bernard Hospice in the Alps). Gabungan antara keberanian dan pekerjaan amal para biarawan dengan anjing-anjing mereka yang terkenal (diwujudkan dalam seringnya menyelamatkan wisatawan di salju gunung Alpen). Hal itu membuat Louis sangat tertarik.

Sayangnya, salah satu persyaratan untuk bisa memasuki Biara adalah mengharuskan untuk bisa berbahasa Latin. Louis yang dengan semangatnya mau naik ke puncak gunung Alpin untuk bisa menyelamatkan peziarah yang hilang, membuat dirinya putus asa karena tata Bahasa Latin yang rumit. Usahanya menjadi gagal. Dan dia meninggalkan harapannya untuk kehidupan membiara.

THE LACE MAKER – Zélie Guérin

Zélie Guérin (1831-1877) adalah salah satu pembuat renda berbakat di Alencon. Lahir dari keluarga militer, Zélie menggambarkan masa kecil dan mudanya yang ‘suram’. Ayah dan ibunya sangat sedikit dalam menunjukkan kasih sayang.

Sebagai seorang wanita muda, dia tidak berhasil untuk memasuki kehidupan biara para suster dari Kongregasi Hotel – Adeu (the religious order of the sisters of the Hotel-Dieu). Zélie kemudian belajar teknik merenda Alencon dan segera menguasai kerajinan yang sangat melelahkan. Berbakat, kreatif, bersemangat dan diberkahi akal sehat, dia memulai bisnis sendiri dan menjadi cukup sukses.

Terkenal dengan prestasi ini, Zélie belum mengungkapkan kedalaman kekuatan, iman dan keberanian yang dia miliki. Yang paling terkenal dari tiga belas ribu penduduk di Alencon adalah pembuat renda. Orang-orang Perancis sangat mengagumi keterampilan dan bakat yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah renda yang indah yang dikenal di seluruh bangsa sebagai titik d’Alencon (Point d’Alencon).

THE MARTINS

Louis Martin dan Zélie Guérin bertemu di Alencon, dan pada tanggal 13 Juli 1858, Louis, 34, dan Zélie, 26, menikah dan memulai perjalanan kehidupan mereka yang luar biasa. Dalam lima belas tahun kedepan, Zélie melahirkan sembilan anak, tujuh anak perempuan dan dua anak laki-laki. “Kami hidup untuk mereka,” tulis Zélie; “Mereka semua adalah kebahagiaan kita.”

Kebahagiaan keluarga Martin pada anak-anak mereka berubah menjadi shock dan kesedihan sebagai tragedi tanpa henti dan tanpa ampun mengintai anak-anak mereka. Dalam waktu tiga tahun, Dua bayi laki-laki Zélie, anak perempuan yang berumur 5 tahun dan bayi perempuan yang berumur 6 setengah minggu semuanya meninggal.

Zélie menjadi mati rasa dengan kesedihan. “Saya tidak memiliki keberanian yang bernilai sepeserpun,” (“I haven’t a penny’s worth of courage,”) keluhnya. Tapi imannya mempertahankan dia melalui cobaan ini.

Dalam sebuah surat yang ia tulis kepada Kakak iparnya yang telah kehilangan bayi laki-laki, Zélie mengingat: ”Ketika saya menutup mata dari anak-anak yang masih kecil yang saya sayangi, Saya merasa sangat sedih terus menerus.. Orang-orang mengatakan kepadaku, ‘Akan lebih baik jika kamu tidak pernah memiliki mereka.’ Aku tidak tahan akan perkataan mereka. Anak-anakku tidak hilang selamanya; hidup itu singkat dan penuh penderitaan, dan kita akan menemukan anak-anak kita lagi di atas.”

Anak terakhir dari keluarga Martin lahir pada tanggal 2 Januari 1873. Bayi perempuan ini sangat lemah dan rapuh, dan Dokter pun takut akan kehidupan bayi tersebut. Keluarga Martin menjadi terbiasa akan kematian, bersiap-siap jika ada kematian lagi. Zélie menulis tentang bayi perempuannya yang berumur 3 tahun: “Saya tidak punya harapan untuk menyelamatkan dia. Bayi malang ini harus menderita dengan mengerikan… Ini sangat menghancurkan hatimu untuk melihatnya.”

Ternyata bayi perempuan ini membuktikan bahwa ia bisa bertahan lebih daripada yang orang lain bayangkan. Dia selamat dari penyakitnya. Setahun kemudian, dia menjadi seorang “Bayi yang besar. Bayi itu penuh kehidupan, banyak cekikikan dan membawa sukacita bagi banyak orang.”

Kematian tampaknya memberi pengaruh kepada keluarga Martin. Meskipun penderitaan telah meninggalkan bekas luka pada hati Louis dan Zélie, tetapi itu bukanlah bekas luka kepahitan. Namun Louis dan Zélie telah menemukan bantuan dan dukungan dalam iman mereka.

Rangkaian tragedi yang mereka alami menguatkan cinta Louis dan Zélie untuk satu sama lain. Mereka mencurahkan kasih sayang mereka kepada lima anak perempuan mereka yang masih hidup; Marie (12), Pauline (11), Leonie (9), Celine (3), dan bayi mereka yang baru lahir. Louis dan Zélie menamai bayi yang baru lahir adalah; Marie-Francoise-Therese Martin. Satu abad kemudian orang akan mengenalnya sebagai Santa Theresia, dan memanggilnya si “Bunga Kecil Yesus” (“the Little Flower”).

Death

Zélie meninggal karena kanker payudara pada 28 Agustus 1877 di Alencon, pada usia 45, meninggalkan suami dan anak-anak perempuannya. Pemakamannya diadakan di Basilika ditempat dimana dia menikah dengan Louis. Beberapa minggu kemudian, Louis menjual bisnis rendanya dan rumahnya di Rue St. Blaise, dan pindah ke Lisieux, Normandy, dimana kakak laki-laki Zélie, Isidore Guérin, seorang farmasi, tinggal bersama istri dan kedua anak perempuannya.

Setelah kematian Zélie, anak-anak perempuan mereka, Pauline, Marie, Thérèse dan Céline semua satu demi satu menjadi biarawati Carmelite, bersama dengan sepupu mereka, Marie Guerin. Salah satu dari anak perempuan Zélie, Leonie, menjadi biarawati Visitandine di Caen setelah meninggalkan ordo ‘the Poor Clares’.

Pada tahun 1889, Louis menderita dua sakit stroke yang melumpuhkan diikuti dengan arterioskeloris serebral, dan dirawat di rumah sakit selama tiga tahun di Caen. Pada tahun 1892, dia kembali ke Lisieux, dimana putrinya, Céline and Léonie, merawat dengan setia sampai kematiannya pada 29 Juli 1894 di Chateau La Musse dekat Évreux.

Beatification

Louis dan Zélie dinyatakan “venerable” pada tanggal 26 Maret 1994 oleh Paus Yohanes Paulus II. Mereka lalu di beatifikasi pada tanggal 19 Oktober 2008, oleh Kardinal José Saraiva Martins, wakil dari Paus Benediktus XVI di Basilika Saint Thérèse, Lisieux.

Sainthood

Pada 7 Januari 2013, Carlos Osoro Serra, Uskup Agung Valencia, memimpin pembukaan proses Kanonik untuk menyelidiki penyembuhan pada tahun 2008 dari seorang gadis bernama Carmen, yang lahir di Valencia, empat hari sebelum Louis dan Zélie dibeatifikasi. Delapan dokter bersaksi bahwa tidak ada penjelasan ilmiah untuk menyembuhkan dirinya. Pengadilan keuskupan mengadakan sesi penutupan pada 21 Mei 2013, dan file tersebut kemudian dikirim ke Roma untuk ditinjau oleh Congregation for the Causes of Saints.

Pada 3 Maret 2015, Kardinal Angelo Amato mengumumkan secara informal bahwa Louis dan Zélie akan dinyatakan Kudus pada Sinode Uskup. Kongregasi menerima dan mengumukan keajaiban pada tanggal 18 Maret 2015.

Pada tanggal 26 Juni 2015, “Miracle of Life in Valencia”, sebuah film yang diproduksi oleh Keuskupan Agung Valencia tentang keajaiban kanonisasi dirilis secara online dalam Bahasa Inggris. Keesokkan harinya, pada Konsistori Kardinal di Roma, Paus Fransiskus menyetujui keputusan untuk mengkanonisasi Louis dan Zélie Martin dan mengumumkan upacara akan berlangsung pada bulan Oktober di Roma.

Pada tanggal 18 Oktober 2015, Louis dan Zélie Martin dikanonisasi sebagai orang kudus oleh Paus Fransiskus. Gereja memperingati pasangan Louis dan Zélie Martin setiap tanggal 12 Juli.

Apa yang bisa kita pelajari dari Louis dan Zélie Martin

Keluarga Modern

Dalam kehidupan Louis dan Zélie Martin, yang hidup pada abad kesembilan belas, kita melihat bahwa contoh-contoh dari kehidupan mereka masih berbicara kepada kita hari ini. Memang kita masing-masing akan mengalami beberapa aspek dari kehidupan mereka: Keinginan untuk menguduskan diri mereka kepada Allah, menikah terlambat, siksaan untuk kelangsungan hidup, dan masa depan dari anak-anak mereka, masalah ekonomi dan professional, kekhawatiran karena ketidakpastian politik di negara, kanker payudara Zélie, penyakit yang menyebabkan gangguan mental Louis di usia tuanya…
Kesucian Louis dan Zélie Martin adalah kesucian yang sesuai sepanjang waktu, dalam segala situasi, dan semua kondisi kehidupan.

Holiness in everyday Life

In family

Louis dan Zélie mempertanyakan panggilan religius mereka sendiri, namun dengan keyakinan yang sama kepada Allah, mereka berkomitmen dalam pernikahan. Rumah Louis dan Zélie adalah untuk anak-anak mereka, tempat terbaik untuk mengalami kasih dan menyalurkan iman. Di rumah, dalam privasi kehangatan keluarga dan kehidupan rumah tangga, semua orang memberi dan menerima.

Di tengah kekhawatiran pekerjaan, dan lain sebagainya, Louis dan Zélie mengkomunikasikan tentang iman di usia dini kepada anak-anak mereka. Mereka adalah guru pertama dari anak-anak mereka dalam mengajarkan doa, cinta kasih dan pengetahuan akan Allah, menunjukkan bagaimana berdoa sendiri dan bersama-sama, pergi ke Misa dan kunjungan kepada Sakramen Maha Kudus.

At Work

Hubungan Zélie dengan staffnya mengatakan untuk mengasihi mereka seperti keluarganya sendiri, sama dengan tetangga mereka, dan mereka selalu menunjukkan kesiapan untuk melawan ketidakadilan, untuk mendukung mereka yang membutuhkan. Injil yang telah memimpin perbuatan mereka.

Ini menggambarkan hubungannya dengan pekerja renda, pemasok dan pelanggan sebagai tempat mereka untuk menyalurkan amal. Dia mengurus pekerjanya, mengawasi orang sakit, mendengar dan mensupport mereka.

In Society

  • Hubungan sosial yang kaya dan beragam
    Sebagai pemasar, pengusaha, Louis Martin memiliki kontak hubungan dengan berbagai macam orang-orang yang sangat berbeda.
    Louis berpartisipasi dalam ziarah ke Paris, Chartes,… dimana dia bertemu banyak orang dari berbagai sumber.
    Mereka bekerja bersama dengan berbagai kalangan masyarakat dimana mereka tinggal. Panggilan untuk merawat anak-anak mereka, memungkinkan mereka untuk menemukan dari dalam, bagaimana hidup di kota kecil dan kota besar.
  • Perhatian Khusus kepada orang miskin
    “Moto mereka: keterbukaan dan kapasitas dari keluarga Martin: tidak hanya keterbukaan dan keramahan rumah mereka, tapi kepada siapa saja yang mengetuk pintu mereka, hati dari pasangan ini hangat, luas dan siap untuk ‘menyumbangkan diri’.”
  • Komitmen yang kuat di bidang social
    Louis Martin berpartisipasi dalam kelompok persahabatan yang menyatukan tiga belas orang dari Lingkungan Monsort dari berbagai profesi (pengrajin, pedagang, guru, pegawai negeri sipil, dan professional).
    Louis Martin berkontribusi untuk yayasan yang diluncurkan oleh Albert de Mun. Pada tahun 1876, itu adalah kesebelas pelanggan kalangan katolik pekerja di Alencon.

Pertanyaan Sharing:

  1. Dengan mendalami kisah dari Louis dan Zélie Martin dalam “Hollines in everyday Life”, apa yang ingin atau akan kalian terapkan dalam kehidupan kalian. Sharingkan!
  2. Pernahkan kalian mengalami suatu kesulitan atau tantangan dalam kehidupan kalian, tapi dengan iman, kalian bisa menghadapi kesulitan atau tantangan tersebut. Sharingkan!
  3. Komitmen apa yang akan kalian lakukan kedepannya, setelah menghadapi tantangan dalam kehidupan, atau setelah menerima bantuan atau mengalami perkembangan iman. Sharingkan!

Sumber:

http://www.littleflower.org/therese/life-story/her-parents/
https://youtu.be/Rvge_IFsN5k
https://en.wikipedia.org/wiki/Louis_Martin_and_Marie-Az%C3%A9lie_Gu%C3%A9rin
http://louiszeliemartin-alencon.fr/la-famille-martin/
http://louiszeliemartin-alencon.fr/la-famille-martin/la-saintete-au-quotidien/

louis-zelie