Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Sesi 63 - Week of 20 Jul 2015

The Shot Heard ‘Round The World


Pembukaan

John Paul II (Karol Wojtyla), seorang paus dan Santo, seorang pribadi yang sangat patut dicontoh oleh semua umat Katolik. Pada pertemuan kali ini kita akan membahas sedikit tentang kisah hidup John Paul II, yaitu pada saat percobaan pembunuhan beliau yang pertama pada tahun 1981. Kita juga akan mencoba mengali lebih dalam lagi tentang karunia-karunia yang terjadi sehingga beliau dapat selamat, apa makna yang bisa kita dapat dari kisah tersebut, dan bagaimana kita dapat mencontoh cara beliau menghadapi kejadian ini dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam iman katolik kita.

Diskusi Inti

Percobaan Pembunuhan

Perisitiwa ini terjadi pada 13 Mei 1981, pada saat bapa paus memasuki lapangan St. Peter, Vatican, untuk bertemu dengan para umatnya yang memenuhi lapangan tersebut. Hal ini adalah rutinitas, dimana beliau akan memberi salam dan jabat tangan sambil memberkati para umat yang dia termui. Saat mobil jeep yang dikendarainya lewat untuk kedua kalinya ditengah lapangan inilah beliau tertembak dari jarak dekat, oleh seseorang yang setelah diidentifikasi adalah pembunuh professional, bernama Mehmet Ali Agca. Dari semua tembakan itu, beliau menderita 2 luka, satu dibagian pundaknya dan satu lagi didaerah perutnya.

Sesaat setelah penembakan itu terjadi, lapangan St. Peter menjadi heboh dan rusuh, orang disekitar sang penembak tersebut langsung menahan dia ke lantai agar dia tidak dapat kabur. Kebanyakan orang lain lari ketakutan setelah mendengar suara peluru ditembakan, terlebih lagi ada orang awam lain yang terkena peluru meleset dari sang penembak. Jeep yang dikendarai oleh bapa paus langsung berusaha menjauh dari tempat penembakan, tetapi mengalami kesulitan karena kerusuhan yang terjadi. Assisten beliau berusaha untuk berbicara dengannya, tetapi beliau telah mengeluarkan cukup banyak darah dari lukanya dan hanya bisa memberitahu dimana dia tertembak dan menyatakan kesakitannya.

Bapa Paus dibawa ke Rumah Sakit

Menurut para ahli, dalam kondisi seperti ini, tidak mungkin beliau dapat terselamatkan. Paramedis langsung dipanggil untuk menolong beliau, tetapi juga mengalami kesulitan. Paramedis Vatican terletak disisi lain lapangan St. peter dimana bapa paus tertembak, tetapi hanya setelah beberapa menit berlangsung, sebuah mobil ambulan berhasil mengangkut bapa paus, walaupun dengan adanya banyak orang yang kebingungan, sebuah karunia pertama yang terjadi dari banyak karunia yang akan berlangsung kepada beliau.

Saat itu adalah jam sibuk di Vatican, ambulan yang membawa bapa paus ternyata mengalami gangguan pada lampu sirennya. Rumah sakit terdekat, Gemelli hospital, berjarak 4 mil jauhnya dan biasa membutuhkan waktu 30 – 40 menit untuk sampai, terlebih dengan keramaian jalan karena banyaknya yang ingin datang untuk menemui bapa paus. Saat didalam ambulan, beliau tidak berdaya untuk berbicara, ia hanya berbisik nama Yesus dan Bunda Maria secara berulang kali. Sebuah karunia terjadi lagi, ambulan yang membawa bapa paus berhasil sampai ke rumah sakit dalam waktu 8 menit, sebuah waktu yang mustahil melihat keadaan yang sedang terjadi.

Setelah sampai di rumah sakit, tim medis kebingungan dengan apa yang harus dilakukan, beberapa mengusulkan agar bapa paus dibawa ke ruang gawat darurat untuk dipantau lebih lanjut terlebih dahulu dengan luka-lukanya; tetapi diputuskan untuk membawa beliau langsung ke ruang operasi. Saat itu, beliau telah diberikan sakramen pengurapan orang sakit, karena banyak orang memperkirakan bahwa beliau tidak dapat diselamatkan lagi. Dr. Francesco Crucitti, kepala ahli bedah di Vatican, yang pada saat itu sedang sibuk karena ia membawakan seminar di ujung lain kota Vaticam, mendengar berita tentang penembakan beliau dan langsung menghentikan seminar tersebut dan langsung pergi menuju ke tempat bapa paus. Ia mengendarai mobilnya di sisi yang salah agar dapat mencapai rumah sakit secepat mungkin, ia melewati polisi lalu lintas yang berusaha menghentikan dia dijalan, ia lari menerobos pintu masuk rumah sakit. Ia tidak mendapat hambatan apapun dan bahkan langsung mendapatkan lift kosong yang menuju ke lantai 10, ruang operasi. Ia berhasil mencapai ruang operasi untuk memimpin operasi tersebut dalam jangka waktu beberapa menit saja, lagi-lagi sebuah karunia menuju penyelamatan bapa paus.

Pada saat operasi yang berlangsung dari jam 6 – 11 malam itu, diperiksa bahwa peluru yang mengenai pundak bapa paus tidaklah fatal, tetapi peluru yang mengenai perut beliau mengenai bagian yang berbahaya. Jika peluru itu melenceng 1 inci lagi, peluru itu dapat mengenai pembuluh darah utama beliau yang akan membuat ia tewas dari pendarahan internal, jika peluru itu melenceng 1 inci lagi ke arah yang lain, peluru itu akan mengenai tulang belakang beliau yang akan membuat dia lumpuh. Jadi, jika peluru tersebut melenceng 1 inci kearah manapun, hal yang lebih buruk dan fatal akan terjadi. Sebuah karunia dan keajaiban lain yang terjadi kepadanya.

Selain itu, diketahui bahwa bapa paus telah kehilangan banyak darah, tepatnya 6 liter. Operasi tidak dapat dilanjutkan tanpa transfuse darah, dan sayangnya stok darah beliau (mengandung RH-negatif) sedang habis di rumah sakit tersebut, dikarenakan betapa langkanya tipe darah tersebut, sekitar 5% dari jumlah populasi pada saat itu. Namun lagi terjadi sebuah karunia, dari salah satu dokter dan petugas yang bekerja di waktu itu, ada 2 orang yang memenuhi kriteria darah tersebut dan dapat mentransfusi darah mereka untuk beliau. Suatu hal yang tidak akan terjadi jika mereka tidak bekerja pada saat itu atau jika beliau tertembak pada saat lain.

Pada malam saat operasi itu berlangsung, semua dokter dan petugas rumah sakit yang saat itu telah selesai bekerja berkumpul didepan ruang operasi bapa paus dan bersama-sama meminta bantuan Bunda Maria dengan berdoa Rosario. Lalu akhirnya operasi selesai dan beliau berhasil diselamatkan, tetapi setelah itu menderita infeksi yang membuat beliau harus dirawat lagi selama lebih dari 6 bulan berikutnya.

Bapa Paus Bertemu dengan Calon Pembunuhnya

Setelah sembuh, bapa paus pergi untuk menemui calon pembunuhnya, ditemani dengan assistennya dan media, tetapi media tidak diperbolehkan mendengar percakapan mereka karena beliau ingin menjaga privasi antara dia dan calon pembunuhnya. Mehmet Ali Agca, calon pembunuh beliau yang menembak dia dari jarak dekat, seorang penembak handal, tetapi ia gagal membunuh beliau. Agca ditangkap dan dijatuhi hukuman seumur hidup didalam penjara. Beliau menolak untuk memberitahu media,

“I spoke to him as a brother whom I have pardoned and who has my complete trust.”

Menurut assiten beliau, percakapan bapa paus dan Agca berlangsung seperti ini:

beliau mengatakan, “today we meet as man, no, as brothers”, tetapi ia terkejut karena dipotong oleh Agca, “Why aren’t you dead? I know I was aiming right, I know my bullet was a killer, so why aren’t you dead?”

Bapa paus menjelaskan kepada Agca bahwa ia selamat karena campur tangan Bunda Fatima, Maria. Beliau mengatakan, “It was a mother’s hand that guided the bullets path.”. Agca menyampaikan ketakutannya akan bunda Maria, ia takut bunda Maria akan datang kepadanya untuk menghukumnya. Tetapi beliau menenangkannya, ia berkata bahwa bunda Maria akan datang bukan untuk menghukumnya, melainkan untuk mengampuninya, walaupun Agca tidak meminta pengampunan.

Bapa Paus Mengunjungi Fatima

Saat perayaan bunda Maria di Fatima pada 13 mei 1982, tepat 1 tahun setelah peristiwa penembakan bapa paus, beliau pergi mengunjungi Fatima, tepatnya dimana bunda Maria menampakkan diri disana. Beliau bertemu dengan Lucia, saudara terkecil dari 3 saudara yang melihat penampakan bunda Maria di Fatima. Saat dirawat setelah operasi, beliau membaca surat dari Lucia yang berisi rahasia ketiga Fatima (rahasia yang hanya dipublikasikan setelah kejadian ini), surat itu berisi penglihatan Lucia akan bapa paus yang memimpin umatnya keatas sebuah bukit dengan salib raksasa diatasnya. Beliau terlihat memimpin umatnya sambil menyemangati dan memberi salam dan senyum kepada umatnya; tetapi di puncak beliau terlihat tertembak dan tersungkur ke lantai dan tewas.

Penglihatan Lucia sangat menggambarkan bapa paus, kecuali satu, yaitu ia tidak tewas saat tertembak dan hal ini membuat banyak orang tidak percaya bahwa John Paul II adalah paus yang terdapat dipenglihatan tersebut. Lalu dijelaskan atas pengakuan bapa paus bahwa bunda Fatima-lah yang menyelamatkannya secara pribadi. Sehingga penglihatan Lucia dari bunda Fatima ini dibulatkan dengan percobaan pembunuhan bapa paus dan diselamatkannya beliau dari percobaan pembunuhan tersebut.

Pada akhir kunjungan bapa paus ke Fatima, ia berdoa didepan patung bunda Maria disana lalu ia mengluarkan dari kantongnya, peluru yang nyaris membunuhnya. Ia meletakkan peluru itu didepan patung tersebut, dan sampai sekarang peluru itu telah dilelehkan dan diletakan didepan patung bunda Maria sebagai tanda penyertaan bunda Maria akan kita semua, anak-anaknya.

Pertanyaan Sharing #1

Apa pendapat kalian tentang kisah percobaan pembunuhan John Paul II? Adakah hal yang membuat kalian takjub ataupun tidak percaya? Ceritakan!

John Paul II Sebagai Teladan dan Contoh

Bapa John Paul II, patron saint Amoredio selama 1 tahun kedepan, apa yang bisa kita teladani dan contoh dari beliau?

  1. Bapa paus mengajarkan bahwa kita harus lebih percaya lagi kepada bunda Maria dan menambah devosi kita kepada sang bunda. Beliau mengajarkan bahwa berdoa rosario adalah cara yang paling hebat untuk berbicara kepada Tuhan. Ia juga mengatakan bahwa berdoa rosario membuat dia merasa berbicara secara langsung melalui ibu kita sendiri. Ia sendiri telah mengalami cinta bunda Maria yang begitu besar saat ia diselamatkan dari percobaan pembunuhannya, dan ia juga ingin agar kita dapat merasakan cinta bunda Maria dengan lebih mendekatkan diri kita kepadanya.
  2. Bapa paus mengajarkan bahwa karunia itu nyata dan dapat terjadi kepada kita pada saat sesulit apapun, asalkan kita percaya. Kita sendiri telah tahu tentang betapa banyak karunia yang ia dapatkan dalam percobaan pembunuhannya, semua kebetulan yang terlihat tidak masuk akal di mata kita. Tetapi kita harus ingat bawa tidak ada yang mustahil di mata Tuhan.
  3. 3. Bapa paus juga mengajarkan kepada kita akan pengampunan. “Forgive us our trespasses, as we forgive those who trespass against us” Kita selalu diajarkan untuk mengapuni, dan beliau memberikan contoh yang begitu hebat, dengan memaafkan calon pembunuhnya walaupun ia tidak meminta pengampunan dari beliau, bahkan ia menenangkan dia dan meberitahu agar ia tidak takut akan bunda Maria yang akan datang bukan untuk menghukumnya, melainkan memaafkannya.

Pertanyaan Sharing #2

  1. Pernahkan kalian mendapatkan karunia melalui doa kalian kepada bunda Maria atau Santo/Santa lainnya? Sharingkan!
  2. Apakah kalian pernah memaafkan seseorang, sekecil atau sebesar apapun kesalahan mereka dengan kalian? Dan dengan teladan John Paul II kalian juga akan belajar untuk memaafkan? Jelaskan!

Doa Penutup

Doa litany kepada St. John Paul II:

Ya St Yohanes Paulus, dari jendela surga, anugerahilah kami berkatmu! Berkatilah Gereja yang engkau kasihi dan layani serta bimbing, dengan gagah berani memimpinnya sepanjang perjalanan dunia demi membawa Yesus kepada semua orang dan semua orang kepada Yesus. Berkatilah kaum muda, yang adalah kekasih terbesarmu. Bantulah mereka untuk bermimpi kembali, bantulah mereka untuk menatap tinggi ke atas kembali demi menemukan terang yang menerangi jalan kehidupan di sini di dunia.

Kiranya engkau memberkati keluarga-keluarga, berkatilah setiap keluarga! Engkau memperingatkan kami akan serangan Setan terhadap nyala ilahi ini, yang amat berharga dan sangat dibutuhkan, yang Allah nyalakan di bumi. St Yohanes Paulus, dengan doamu, kiranya engkau melindungi keluarga dan setiap kehidupan yang berkembang dari keluarga.

Berdoalah bagi seluruh dunia, yang masih ditandai dengan ketegangan-ketegangan, peperangan dan ketidakadilan. Engkau mengatasi peperangan dengan menyerukan dialog dan menanamkan benih-benih kasih: berdoalah bagi kami agar kami menjadi penabur damai yang tak kenal lelah.

Ya St Yohanes Paulus, dari jendela surga, di mana kami melihatmu di samping Maria, kirimkanlah berkat Allah ke atas kami semua. Amin.

Referensi

  1. http://www.catholic.org/news/saints/story.php, ‘A Mother’s Hand Guided the Bullets: John Paul II, Forgiving a Would-Be-Assassin’
  2. ‘The Shot Heard ‘Round the World’ by Fr. Andrew Fisher