Sesi 19 - Week of 15th May 2017

Pengenalan pada Devosi Sejati Kepada Santa Perawan Maria


  1. Pendahuluan

    Devosi adalah bentuk ungkapan cinta, hormat, dan dedikasi kepada seseorang. Dalam Gereja Katolik ada banyak jenis devosi, seperti Devosi Kerahiman Illahi, Devosi Tiga Salam Maria, Devosi Hati Kudus Yesus, Devosi Jumat Pertama, Devosi Medali Wasiat, dan masih banyak lagi. Masing-masing orang Katolik mempunyai preferensi sendiri devosi yang cocok untuk dia.

    Dalam sesi CG hari ini, kita akan belajar sedikit tentang salah satu devosi kepada Bunda Maria berdasarkan tulisan di buku Devosi Sejati kepada Santa Perawan Maria (True Devotion to Blessed Virgin Mary) oleh Santo Louis De Montfort. Devosi ini juga dikenal sebagai Konsekrasi Total kepada Maria. Devosi ini bisa dilakukan oleh semua orang awam (bukan hanya untuk kaum religius atau biarawan). Kita akan melihat di bab-bab selanjutnya mengapa kita mau melakukan devosi ini, bagaimana cara menyiapkan diri untuk devosi ini, dan bagaimana cara menghidupi devosi ini setiap harinya.

    Devosi Konsekrasi Total kepada Maria ini juga seringkali disebut sebagai Konsekrasi Total kepada Yesus melalui Maria. Hal ini untuk menekankan bahwa tujuan akhir dari devosi ini adalah Tuhan Yesus Kristus, bukan Maria. Yaitu, kita mau pergi melalui Maria untuk menuju ke Yesus.

    Kita tidak akan sendirian jika kita memilih untuk melakukan devosi ini. Kita mempunyai banyak contoh Santo/Santa dan Paus yang telah melakukan Konsekrasi Total kepada Bunda Maria. Antara lain adalah:

    1. Santo Paus Yohanes Paulus II (1978 – 2005)
    2. Santa Teresa dari Calcutta (1910 – 1997)
    3. Venerabilis Paus Pius XII (1939 – 1958)
    4. Santo Maxillian Kobe (1894 – 1941)
    5. Paus Pius XI (1922-1939)
    6. Santo Paus Pius X (1903 – 1914)
    7. Paus Leo XIII (1878 – 1903)
    8. Beato Paus Pius IX (1846 – 1878)
    9. Santo Louis Marie De Montfort (1673 – 1716)

    Sebelum kita melihat apa itu Devosi Sejati kepada Maria, mari kita lihat terlebih dahulu alasan mengapa kita mau melakukan devosi ini.

  2. Mengapa Kita Mempertimbangkan Melakukan Devosi Ini?

    Santo Louis Marie De Montfort mengatakan “Konsekrasi Total kepada Yesus melalui Maria adalah cara yang paling cepat, paling mudah, paling pasti, dan paling sempurna untuk menjadi santo/santa”. Kita semua semoga ingin menjadi santo/santa. Kita memerlukan semua bantuan yang bisa kita dapat untuk menjadi santo/santa. Dan karena itu kita mau melakukan Konsekrasi Total kepada Yesus melalui Maria.

    Ketika Yesus berada di bumi, Yesus sendiri juga sangat mengasihi ibunya, Maria, dan memberikan penghormatan khusus kepada nya. Dia ingin agar kita sekarang Gereja-nya, Tubuh Mistik Yesus Kristus yang baru, untuk meneruskan cinta itu kepada Bunda Maria.

    Kita baca di Kitab Yohanes:

    19:25 Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena.

    19:26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!”

    19:27 Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

    Seperti pada kata-kata Yesus kepada murid yang dikashi-Nya, “Anak lihatlah ibumu.” (Yohanes 19:27), Konsekrasi kepada Maria adalah hadiah dari Tuhan Yesus dari atas kayu salib untuk kita semua. Yesus memberikan ibu-Nya sendiri sebagai ibu kita. Dan Yesus mengundang kita untuk menerima Maria sebagai bunda kita ke dalam rumah kita, yaitu ke dalam hati kita.

    Devosi Sejati kepada Maria juga sangat sesuai dengan rencana Penebusan Allah. Penyebab utama kejatuhan kita dalam dosa adalah Adam. Penyebab utama dari penyelamatan kita dari dosa adalah Yesus. Peran sekunder walaupun penting di kejatuhan kita dalam dosa adalah Hawa. Peran sekunder walaupun penting di karya penyelamatan kita dari dosa adalah Maria. Ini berarti, karena itu, bahwa rencana Allah bagi Karya Penebusan kita meliputi baik Adam baru (Kristus) (CCC 504) dan Hawa baru (Maria) (CCC 511).

    Allah bisa, dengan mudahnya, meniadakan peran Maria, jika Dia mau. Tapi intinya adalah bahwa Dia tidak ingin membuang peran Maria. Tuhan ingin agar kita bergantung pertama-tama dan diatas segalanya pada karya Kristus, Tuhan kita, untuk semua buah dari Penebusan, untuk kasih karunia, untuk kekudusan, dan untuk keselamatan kita. Tapi ia juga menghendaki agar kita bergantung dengan cara sekunder kepada Bunda Maria juga. Jadi, penghormatan kita kepada Bunda Maria, jika itu memadai dan sempurna, juga harus mengakui rencana Tuhan agar kita bergantung kepada Bunda Maria, dan harus mengarahkan kita untuk mencoba untuk mengungkapkan ketergantungan ini dalam hidup kita.

    Dengan pengabdian ini kita memberikan semua perbuatan baik kita kepada Tuhan kita, melalui tangan Bunda-Nya yang kudus. Bunda Maria menyucikan perbuatan baik kita, membuat mereka cantik dan layak untuk diterima oleh Anak-Nya. Seolah-olah seorang petani miskin yang ingin memperoleh persahabatan dan kebaikan hati sang raja, dia pergi ke ratu dan memberikan kepada ratu sebuah apel, satu-satunya harta yang petani miskin itu punyai, agar si ratu menyampaikannya kepada raja. Ratu, setelah menerima persembahan kecil yang sederhana dari petani, akan menempatkan apel itu pada piring besar dari emas yang indah dan mempersembahkannya kepada raja atas nama petani. Walau apel itu sendiri tidak layak untuk seorang raja, itu akan menjadi hadiah yang layak karena dipersembahkan oleh ratu sendiri di atas piring emas yang indah.

  3. Apa Itu Konsekrasi Total Kepada Yesus Melalui Maria?

    Mari kita lihat satu cerita analogi. Sekali waktu seorang gadis yang sangat cantik menikah dengan seorang tentara buta dan lumpuh. Dia sadar bahwa akan ada sedikit kesenangan dan banyak kesulitan dalam hidup mereka bersama-sama. Dia tahu dia menghukum dirinya sendiri untuk menjadi perawat tetap yang tidak dibayar untuk seorang pria yang penyakitnya akan menguji ketegaran dan kesabaran dia. Tapi, si gadis masih cinta dengan suaminya. Karena itu ia ingin memberikan dirinya penuh kepada suaminya. Bahwa dia dapat melayani dan membantu suaminya, itu lebih berarti dibandingkan dengan pengorbanan yang akan dia buat.

    Sekarang, kita mencintai Bunda kita Maria. Si gadis yang disebutkan tidak membatasi cintanya dengan sesekali mengunjungi suaminya atau untuk membawa fotonya di liontin. Dia memberi diri sepenuhnya kepadanya. Sangat sering dalam hidup, kita menemukan contoh cinta yang mengarah untuk mendedikasikan diri secara penuh. Kita ingat ibu-ibu yang menyerahkan segalanya untuk seorang anak yang sakit atau suami. Kita ingat tentang orang-orang yang bekerja keras membanting tulang untuk menafkahi orang yang mereka cintai. Kita ingat akan anak laki-laki dan perempuan yang mengorbankan karir untuk mendukung orang tua mereka. Mereka mendedikasikan diri sepenuhnya untuk melayani orang-orang yang mereka cintai. Itu tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa mereka membuat “budak” dari diri mereka sendiri demi orang-orang yang mereka cintai; tetapi itu adalah suatu perbudakan yang fantastis, mulia, indah, dan heroik. Tidak ada yang hina dalam perbudakan mereka yang murah hati dan sukarela. Karena kita ingin cinta kita bagi Bunda Maria untuk melampaui semua cinta manusia, kita harus ingin mendedikasikan diri untuk Bunda Maria, lebih sempurna dari manusia menyerahkan diri ke pelayanan untuk orang yang mereka cintai. Penyerahan diri secara total, dedikasi seluruh diri, perbudakan sukarela yang mulia, adalah cara pasti yang paling sempurna untuk menunjukkan cinta kita untuk Bunda Maria.

    Ini adalah tepatnya apa yang diminta oleh Santo De Montfort untuk kita lakukan dalam bukunya “Devosi Sejati kepada Santa Perawan Maria”. Dia ingin kita untuk memberikan diri kita sepenuhnya kepada Bunda Maria sehingga kita bisa menjadi milik Yesus Kristus sepenuhnya. Pemberian diri sepenuhnya itu mencakup tubuh kita dengan semua indera dan anggota tubuh, jiwa kita dengan semua kekuatannya, semua harta benda kita, dan semua harta rohani kita – jasa, kebajikan dan perbuatan baik kita, di masa lalu, sekarang dan masa depan. Devosi ini bisa disebut sebagai pembaharuan janji-janji baptis yang sempurna karena di dalamnya kita menolak setan, dunia, dosa dan diri sendiri, sambil kita memberikan diri kita sepenuhnya kepada Yesus Kristus melalui tangan Maria.

    Ada orang yang tidak bisa menerima dengan penggunaan kata “budak”. Hal ini membutuhkan kerendahan hati dan kepercayaan. Kata “budak” memang adalah kata yang kuat dan itu membawa konotasi negatif dalam zaman kita sekarang. Tapi kita perlu ingat bahwa perbudakan sukarela yang St. Louis de Montfort katakan adalah berbeda dari perbudakan paksa yang seringkali kita pikirkan dan yang telah dihapuskan di sebagian besar belahan dunia. St. Louis de Montfort menggunakan kata itu untuk menggambarkan intensitas yang harus dipakai untuk mengabdikan diri kepada Tuhan kita (dalam hal ini, pengabdian kepada Yesus melalui Maria). Dia ingin kita memberikan diri kita semua untuk Allah dan semua milik kita menjadi milik-Nya benar-benar.
    “Budak”/”Slave” adalah juga kata yang Santo Paulus gunakan berkali-kali dengan cara yang baik. Misalnya di surat Santo Paulus kepada jemaat di Filipi
    Fil 2: 5-8:
    Have among yourselves the same attitude that is also yours in Christ Jesus, Who, though he was in the form of God, did not regard equality with God something to be grasped. Rather, he emptied himself, taking the form of a slave, coming in human likeness; and found human in appearance, he humbled himself, becoming obedient to death, even death on a cross.
    Jika kita adalah budak Kristus, yang dalam hal ini kita melalui bimbingan ibunya Maria, itu adalah sesuatu hal yang baik!

Pertanyaan Sharing:

  1.  Apa kamu pernah melakukan suatu pengorbanan untuk seseorang yang kamu cintai? Sharingkan alasanmu melakukannya?
  1.  Bagaimana Kita Melakukan Devosi Ini?

    Santo De Montfort ingin kita mendedikasikan diri sepenuhnya dan tanpa syarat kepada Yesus dan Santa Perawan Maria dengan mendoakan Konsekrasi Total. Berikut adalah kata-kata dari doa Konsekrasi Total:

    “Aku, … (cantumkan namamu), pendosa tak setia, hari ini memperbaharui dan memperbaiki di dalam tangan-tanganmu, janji-janji Baptisku.
    Aku menolak Setan selamanya, usaha-usaha dan karya-karyanya; dan aku memberikan seutuhnya diriku kepada Yesus Kristus, Kebijaksanaan Inkarnasi, untuk memikul salibku seperti Dia di dalam seluruh hari-hari kehidupanku, dan untuk semakin setia kepadaNya dibandingkan sebelumnya.
    O Bunda Maria, di hadapan semua penghuni surgawi aku memilih engkau sebagai Ibuku dan junjunganku. Aku persembahkan dan konsekrasikan kepadamu, sebagai budakmu, tubuh dan jiwaku, kebaikan-kebaikanku, baik dari dalam maupun luar, dan bahkan kebajikan dari semua tindakan-tindakanku, di masa lalu, sekarang dan di masa depan; memberikan padamu seutuhnya dan hak sepenuhnya untuk membuang aku dan semua yang kumiliki bagimu, tanpa pengecualian, sesuai dengan kesenanganmu, bagi kemuliaan Tuhan yang semakin besar di dalam waktu dan keabadian.”
  2. Bagaimana Cara Menyiapkan Diri Untuk Devosi Ini?

    Walaupun persiapan tidak wajib, Santo Louis Marie De Montfort menganjurkan agar kita tidak melakukan Konsekrasi Total ini sebelum kita mempersiapkan dengan baik untuk peristiwa besar itu.

    Beberapa hal yang penting dalam pengabdian ini adalah:

    1. Memiliki tujuan memberikan diri melalui Bunda Maria, dan
    2. Membuat beberapa upaya setelah konsekrasi untuk mengingat dan bertindak sesuai dengan fakta bahwa kita milik Bunda Maria.

    Saint Louis Marie De Montfort menyarankan kita untuk mencoba melepaskan diri dari keduniawian, mengenal diri kita sendiri, mengenal Bunda Maria, dan mengenal Tuhan kita Yesus. Untuk memungkinkan kita untuk melakukan hal ini, Saint Louis Marie De Montfort menyarankan kita untuk berdoa dan bermeditasi.

    1. Melepaskan diri dari keduniawianIni tidak berarti kita membutakan diri dari keindahan dan kebahagiaan kehidupan ini. Ini tidak berarti bahwa kita harus meninggalkan selama-lamanya bioskop, televisi dan video, tarian dan kegiatan sosial. Semangat keduniawiaan adalah suatu mentalitas yang menganggap bahwa hidup ini lebih penting daripada akhirat. Itu adalah suatu pandangan yang mementingkan terlalu berlebihan kekayaan, kenyamanan, kesenangan di dunia ini, dan yang meminimalkan, jika tidak sama sekali mengabaikan, pentingnya untuk menyiapkan kebutuhan kehidupan kita di dunia berikutnya.

      Dalam persiapan kita, mari kita berdoa terus-menerus untuk kasih karunia Tuhan sehingga kita bisa menilai segala sesuatu dari sudut pandang keabadian, dan berdoa untuk kasih karunia berpikir, berbicara, berperilaku seperti orang-orang yang benar-benar percaya bahwa kehidupan ini hanya dimaksudkan untuk menjadi persiapan untuk kehidupan yang akan datang.

    2. Mengenal Diri SendiriKita diciptakan oleh Allah dan untuk Allah. Semua diri kita dan apa yang kita miliki telah diberikan oleh Allah kepada kita. Di setiap saat kita membutuhkan Tuhan untuk menopang keberadaan kita. Tanpa rahmat Ilahi dari Tuhan, kita tidak bisa melakukan apapun yang dapat menuju ke surga. Dengan mengenal diri kita sendiri, kita akan menyadari betapa banyak kita perlu bantuan Bunda Maria untuk meniru dan mencintai Putranya.
    3. Mengenal Bunda MariaKita bisa mengenal Bunda Maria dengan berdoa dan merenungkan misteri-misteri Rosario Suci. Untuk memperoleh pengetahuan tentang Bunda Maria, kita harus meminta Tuhan melalui doa-doa yang tak henti-hentinya untuk memberikan pengetahuan ini kepada kita. Kita harus memilih beberapa tindakan kecil yang kita lakukan beberapa kali setiap hari dan mencoba untuk melakukannya dengan cara yang Bunda Maria inginkan.
    4. Mengenal KristusKita harus memusatkan doa dan pikiran kita pada Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, mengatakan pada diri sendiri bahwa Ia benar-benar tinggal di tengah-tengah kita. Kita bisa merenungkan misteri sedih dari Rosario atau Jalan Salib untuk memahami sesuatu cinta besar yang menyebabkan Tuhan mau menderita dan mati bagi kita, untuk memikirkan kehidupan Kristus di dunia sebagai contoh bagi kita ketergantungan yang rela dan penuh cinta pada Ibu-Nya.

      Pemikiran ini yang menyebabkan Santo Louis Marie De Montfort dan jiwa-jiwa suci lainnya yang tak terhitung jumlahnya memutuskan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Bunda Maria.

  3. Bagaimana Cara Kita Menghidupi Konsekrasi Total Setelah Mengucapkan Janji?

    Ketika seorang gadis menikah dia berubah untuk selamanya. Dari luar, ia tampak sama. Dari dalam, semua kebajikan dan sifat-sifat, dan semua cacat dan kelemahan nya juga masih sama. Namun ia berbeda. Dia tahu bahwa dia milik suaminya dan suaminya miliknya. Dia tidak perlu mengulangi mengatakan itu kepada setiap orang; dia tahu dan dia bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

    Dengan cara yang sama kita perlu menyadari setiap saat bahwa kita adalah milik Bunda Maria, dan kita harus mencoba untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan hati-Nya. Kita harus membiasakan untuk mengingatkan diri sendiri bahwa kita milik-Nya. Cara yang paling nyata adalah dengan memperbaharui Konsekrasi Total kita dengan beberapa ucapan singkat seperti “Aku adalah milik-Mu sepenuhnya, Ya Ratu dan Bundaku, dan segala milikku adalah milik-Mu juga”. Akan membantu untuk mempunyai waktu yang tetap untuk melakukan hal ini setiap hari. Setelah kita membina kebiasaan untuk mengingat hal tersebut, langkah berikutnya harus mencoba untuk membiarkan fakta ini mempengaruhi tindakan yang kita lakukan pada saat itu. Kita harus mencoba untuk menyenangkan Bunda Maria dengan tindakan yang kita lakukan.

    Devosi Sejati kepada Bunda Maria juga perlu melibatkan evangelisasi kerasulan. Evangelisasi Kristiani pertama adalah kunjungan Maria ke sepupunya Elizabeth, untuk memberitakan Kabar Baik tentang Mesias dan Anak Allah yang telah menjadi daging dalam dirinya. Dia tidak menahan Kabar Baik untuk dirinya sendiri tetapi memberikan apa yang dia terima. Juga pada hari Pantekosta, Bunda Maria berdoa bersama dengan para rasul Yesus dan menjadi saksi atas pencurahan Roh Kudus atas Gereja Perdana. Sejak itu, mereka mulai keluar berkhotbah, membaptis dan menguduskan jiwa. Dengan cara ini, Maria, yang sesuai dengan kata-kata malaikat adalah “penuh rahmat”, hadir selama evangelisasi kerasulan dan terus hadir di tempat-tempat di mana para penerus para Rasul berusaha untuk memberitakan Injil. Tanpa partisipasi dalam evangelisasi kerasulan, tidak akan ada persatuan yang sebenarnya dengan Bunda Maria.

Pertanyaan Sharing:

  • Apakah kamu mempertimbangkan untuk atau sudah melakukan Konsekrasi Total kepada Yesus melalui Maria? Sharingkan alasanmu.
  • Sharingkan salah satu:
    1. Jika kamu mempertimbangkan untuk melakukan devosi ini, persiapan apa saja yang akan kamu lakukan?
    2. Jika kamu sudah pernah melakukan devosi ini, sharingkan pengalamanmu menghidupi Konsekrasi Total setelah mengucapkan janji?
    1. Penutup

Inti Konsekrasi Total kepada Yesus melalui Maria bukan untuk meninggikan Maria ke tingkat keilahian atau menempatkannya dalam persaingan dengan Kristus. Pengabdian yang benar kepada Maria (seperti yang juga diajarkan oleh St Louis de Montfort) mengarah pada kasih dan pelayanan yang lebih besar bagi Kristus.

Untuk teman-teman yang mau mengetahui lebih tentang Konsekrasi Total kepada Yesus melalui Maria, bisa membaca buku “33 Days to Morning Glory” oleh Fr Michael Gaitley. Buku ini dibagi sehingga pembaca menghabiskan tujuh hari masing-masing mempelajari tentang konsekrasi kepada Bunda Maria dari ajaran Santo Louis de Montfort, Santo Maximilian Kolbe, Santa Ibu Teresa, dan Santo Yohanes Paulus II. Kemudian lima hari terakhir untuk mengulas kembali yang telah dibahas sebelum membaca Doa Konsekrasi di hari ke 34 (lebih baik untuk membaca Doa Konsekrasi setelah menerima Komuni Kudus).

References: