Sesi 17 - Week of 10th Feb 2019

Am I in love?


Intro

Di dalam bulan februari ini, kita mau membahas seputar cinta. Yang pastinya sudah bukan topik yang asing lagi bagi banyak dari kita.

Kalau ditanya, pernah tidak kalian jatuh cinta? Kalau iya, apa sih rasanya?

Apa muka si dia yang kalian pikirkan sebelum mau tidur? Atau mungkin muka si dia yang muncul pertama kali ketika bangun tidur?

Apakah jantungmu berdetak kencang ketika papasan dengan si dia?

Kalau kata iklan, rasanya tuh berjuta-juta…

Tapi… is it the real thing?

Sharing: sharingkan perasaanmu ketika kamu sedang jatuh cinta.

Main Topic

Apakah perasaan-perasaan tadi sungguh menyatakan bahwa kamu sedang jatuh cinta?

Tanyakanlah pertanyaan dibawah ini kepada dirimu sendiri:

 

  1. Are you in love with the person or the way they make you feel?

 

Sering kali kita mendengar dari teman-teman sekitar : Eh kenapa sih lo mau pacaran sama dia? Jawaban yang umum adalah : Oh soalnya dia itu bikin gua hepi.

Jika kita merenungkan sebentar tentang jawaban diatas, apakah kita sebenarnya suka atas apa yang dilakukan pasangan kita terhadap diri kita, atau kita sungguh jatuh cinta kepada orangnya.

Gampang sekali untuk terjatuh di dalam sebuah hubungan/relasi yang hanya karena terbawa oleh emosi. Banyak orang tidak mengerti perbedaan antara mencintai seseorang dengan mencintai apa yang org itu lakukan untuk kita. Santo Paulus berkata “[Love] does not seek its own interests” (1 Cor 13:5).

Jadi berhati-hati lah dalam mengevaluasi hubungan/relasi kalian. Pertanyakan lah lagi, mengapa kamu berada di dalam relasi yang sekarang ini.

Ketika tujuannya adalah saling membantu pasangan kita untuk mencapai kekudusan(holiness), maka kebahagian akan datang dengan sendirinya. Hal ini akan mengarah ke point berikutnya:

  1. Is his/her soul your first priority?

Tuhan mau menunjukan Dirinya kepada kita juga lewat orang-orang sekitar, lewat hubungan kita dengan mereka. Tuhan menciptakan hubungan antar manusia untuk membuat kita mencapai kekudusan! Cinta sejati selalu mengarah ke Surga dan harusnya memotivasi kita selalu untuk menjaga soul/jiwa dari pasangan yang kita cintai itu.

“Loving someone never means sinning with them.”

Cinta Kasih itu membangun, menguatkan, dan menguduskan jiwa kita, ketika kita menginginkan hal yang baik untuk seseorang yang kita cintai. God is love, jadi hubungan yang berpusat di dalam Tuhan adalah hubungan yang benar dan yang seharusnya kita cari.

  1. Can you live with their flaws?

Bagi orang tua yang memiliki anak umur 3-4 tahun, akan mengerti sekali bagaimana perasaan marah dan jengkel ketika sang anak lari kesana-kesini, lempar barang, coret-coret tembok dll. Tetapi ketika si anak mau tidur dan meminta untuk dipeluk, hati seorang ibu akan meleleh dan penuh dengan unconditional love.

Setiap orang punya kekurangan. Begitu juga pasanganmu atau calon pasanganmu atau calon suami/istrimu. Tetapi yang menjadi pertanyaan penting adalah, apakah kamu tetap akan mencintai pasanganmu dengan kekurangan itu?

Disclaimer: kekurangan-kekurangan yg dimaksud diatas bukanlah sesuatu yang dapat menempatkan jiwa atau raga kalian di dalam keadaan bahaya. Santo Paulus melanjutkan “[Love] is not quick-tempered, it does not brood over injury,it does not rejoice over wrongdoing” (1 Cor. 13:5-5).

Jika seseorang melukai kamu secara spiritual, misalnya dengan sengaja membuat kamu susah untuk dapat menjalankan iman dan kepercayaanmu, maka jelas lah ini bukan cinta. Cthnya: sering mengajak untuk bolos misa, menyindir atau melecehkan ketika kamu membuat tanda salib sebelum makan, dsb.

  1. Are you compatible?

Does love hurt? Ask Jesus!

Jason Evert pernah menjelaskan : “compatible comes from the Latin word compati, meaning, ‘to suffer with.’ Kalau kamu tidak bersedia untuk menderita dengan seseorang sampai kematian memisahkan kalian, maka kamu tidak kompatibel.

Penderitaan adalah sesuatu yang tak terelakan dalam kehidupan kita di dunia ini. Jadi apakah pasanganmu ini adalah orang yang tepat, yang nantinya kamu bersama dia akan memanggul salib bersama-sama?

  1. If you love someone, you don’t ask if you love them

Bagi orang-orang yang sungguh jatuh cinta, sungguh sulit menjawab pertanyaan: kamu tahunya dari mana kalo kamu jatuh cinta? Sungguh sebuah cliché, bukan? Mungkin jawaban yang dilontarkan hanyalah: “I just know”.

Kalau kamu masih menanyakan pada dirimu sendiri apakah ini Cinta sejati, kemungkinan besar hal itu adalah bukan. Menanyakan hal tersebut bukanlah hal yang buruk. Tetapi hanya menunjukan bahwa kamu masuk kedalam pertimbangan yang lebih dalam, mengenai apakah orang tersebut pasangan yang benar untukku.

Tuhan tahu jalan mana yang paling benar untuk kita dapat menuju Surga dan Dia telah menyiapkan panggilan hidup untuk kita semua. (menikah atau selibat) Di dalam panggilan hidup tersebut, Dia tahu ordo religious mana atau pasangan mana yang akan dapat membuat kita lebih bahagia, lebih kudus dan lebih dekat dengan-Nya.

‘If you care about someone you will want them to find God’s plan for their life with or without you in it. ‘

Pertanyaan Sharing:

  • Pernahkah kamu menempatkan someone’s soul sebagai prioritas utama dalam relasimu? (bisa pasangan, keluarga, teman,dll) Sharingkan.
  • Pernahkah kamu mengalami sebuah relasi dimana seseorang dalam hidupmu secara sadar atau tidak sadar menyulitkanmu dalam menjalankan iman dan kepercayaanmu? Sharingkan.
  • Bagaimanakah kamu menentukan kalau si dia adalah ‘the one’? Sharingkan.

Reference

5 Ways to Tell if You are in Love