Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Sesi 16 - Week of 27th Jan 2019

The Sacramental Life


Intro

Setelah pada minggu-minggu sebelumnya kita membahas secara khusus beberapa Sakramen yang ada di dalam Gereja katolik, pada CG kali ini kita akan membahas tentang kehidupan sakramen, mengapa Tuhan menciptakan sakramen, dan bagaimana agar kita dapat menerima buah-buah sakramen.

Pertanyaan pembukaan

  1. Apa itu sakramen? Sebutkan sakramen-sakramen yang ada di dalam Gereja Katolik? Apa ada di antara kalian yang sudah menerima semua sakramen tersebut?

Panduan fasil: Sakramen, berasal dari bahasa latin sacramentum, yang artinya tanda yang kelihatan dari rahmat keselamatan yang tak kelihatan, yang ditetapkan oleh Kristus untuk pengudusan kita. (outward signs of inward grace, instituted by Christ for our sanctification).

Ada tujuh sakramen di dalam Gereja Katolik: Baptis, Krisma, Ekaristi, Tobat, Perkawinan, Imamat, dan Pengurapan Orang Sakit.

Bahan

Coba kalian ingat-ingat tahapan-tahapan dan momen-momen penting di dalam kehidupan kalian. Di dalam momen-momen penting di dalam kehidupan manusia, mulai dari kelahiran, masa pertumbuhan, masa dewasa, hidup berkeluarga, hingga menjelang kematian, kasih karunia Tuhan senantiasa menyertai kita dan rahmat tersebut kita alami secara nyata dalam hidup sakramen. Rahmat inilah yang menguduskan, menguatkan,  dan membawa kita kepada keselamatan.

Anugerah yang membawa kita kepada kekudusan dan keselamatan

Sakramen memberi kita anugerah kehidupan Kristus ke dalam diri kita. Anugerah ini juga menarik kita ke arah anugerah-anugerah itu sendiri, anugerah yang menuntun seseorang untuk meminta pembaptisan, anugerah yang menuntun orang berdosa untuk bertobat dan pergi ke pengakuan, anugerah yang membuat kita merindukan Ekaristi yang menguduskan kita, serta yang menuntun kita untuk menguduskan hidup kita dalam pernikahan atau imamat.

Rahmat sakramen membuat kita ingin melakukan sesuatu, untuk datang kepada Yesus. Rahmat ini membuat kita ingin mengekspresikan kehidupan kita melalui sakramen-sakramen. Seluruh hidup kita, Roh Kudus mendorong kita ke sakramen-sakramen. Roh kudus yang kita terima saat kita menerima sakramen pembabtisan yang mendorong kita ke dalam rahmat sakramen-sakramen lainnya. Hidup sakramen berarti hidup dengan roh kudus yang selalu ada bersama dengan kita sejak kita dibabtis.

Mengapa Tuhan menciptakan sakramen?

Kristus menciptakan sakramen karena keterbatasan pemikiran manusia yang memahami sesuatu melalui perantaraan benda-benda yang kelihatan. Manusia juga selalu menginginkan tanda sebagai pemenuhan janji. Kita melihat dalam masa Perjanjian Lama bagaimana Allah memberikan tanda-tanda yang menyertai bangsa Israel sampai ke Tanah Terjanji. Hal yang sama diberikan di dalam Perjanjian Baru yang merupakan pemenuhan dari Perjanjian Lama.

Kristus menjadikan sakramen sebagai ‘benda perantara’ untuk menyampaikan rahmat penyembuhan-Nya. Dengan menerima sakramen, kita seumpama wanita perdarahan yang disembuhkan dengan menyentuh jubah Yesus (Mrk 5:25-34).

Sakramen adalah tanda/lambang yang menandai umat beriman serta perwujudan iman kita. Iman ini mendasari kebajikan Ilahi yang lain yaitu pengharapan dan kasih, dan ketiga hal ini menghantarkan kita kepada kekudusan, yaitu hal yang diinginkan Allah pada kita. Melalui sakramen kita mengambil bagian dalam hidup Ilahi, sehingga di akhir hidup kita nanti, kita dapat sungguh bersatu dengan Tuhan dalam keabadian surga.

Tujuh Sakramen di dalam Gereja Katolik

Tujuh sakramen di dalam Gereja Katolik menguduskan tahap-tahap penting di dalam kehidupan kita. Sakramen-sakramen ini memenuhi kebutuhan tubuh dan jiwa dalam tahap-tahap tersebut. Tubuh harus dilahirkan, dikuatkan, dipelihara, disembuhkan dalam penderitaan, dibimbing oleh otoritas, diberi tempat untuk tinggal, dan dibantu pada saat menghadapi kematian. Jiwa dibawa ke dalam kehidupan rohani oleh sakramen pembaptisan; diperkuat oleh sakramen krisma, dipelihara oleh Ekaristi Kudus, disembuhkan lewat sakramen tobat, dibimbing oleh para pelayan Tuhan yang ditahbiskan melalui sakramen imamat, diberikan sebuah tempat untuk tinggal melalui sakramen perkawinan, dan dibantu pada jam kematian oleh sakramen pengurapan orang sakit.

Sakramen-sakramen juga mengingatkan kita akan peristiwa penting di dalam kehidupan Yesus. Sakramen baptis mengingatkan kita kerendahan hati-Nya yang mendalam saat Dia dibabtis. Sakramen Krisma mengingatkan kita akan relationship Yesus yang erat dengan Allah Bapa dan Roh Kudus. Ekaristi Suci mengingatkan kita akan perhatian-Nya terhadap yang membutuhkan. Sakramen Tobat mengingatkan kita akan penderitaan-Nya yang menebus dosa kita. Sakramen imamat mengingatkan kita akan pembentukan imamat-Nya (His establishment of the priesthood). Sakramen perkawinan mengingatkan kita akan persatuan-Nya yang intim dengan Gereja, dan sakramen pengurapan orang sakit mengingatkan akan kematian-Nya.

Effects of Sacraments

Kita yang menerima sakramen menerima rahmat pengudusan yang merupakan pemenuhan janji Kristus. Santo Paulus menulis, Kristus mengasihi Gereja-Nya dan menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, menyucikannya dengan air dan firman (Efesus 5:26). Rahmat ini diberikan kepada setiap orang untuk hidup bagi Tuhan, dan kepada Gereja secara keseluruhan untuk meningkatkan kasih dan misi pewartaan.

Dengan menerima dan mengambil bagian di dalam sakramen, kita berpartisipasi di dalam kehidupan Yesus, dan melalui Yesus kita berpartisipasi di dalam kehidupan Allah Tritunggal Maha Kudus. Keikutsertaan kita dalam kehidupan Yesus, terutama dalam Misteri Paskah ini mengantar kita kepada keselamatan kekal. Manusia melalui usahanya sendiri tidak dapat mencapai keselamatan, karena keselamatan pertama-tama adalah karunia Allah yang kita terima melalui Yesus Kristus. Sebab oleh akibat dosa asal kita terpisah dari Tuhan, dan Kristus mempersatukan kita kembali dalam kehidupan-Nya melalui sakramen-sakramen. Melalui sakramen kita disatukan dengan Tuhan, dan diubah menjadi menyerupai Dia; tubuh kita yang fana menerima yang ilahi dan hati kita diisi oleh kebajikan-kebajikan yang berasal dari Allah sendiri, terutama dalam hal iman, pengharapan dan kasih.

Bagian akhir doa St. Patrick, “the Breast Plate,” secara mengagumkan meringkas kehidupan sakramen:

Christ with me,

Christ before me,

Christ behind me,

Christ in me,

Christ beneath me,

Christ above me,

Christ on my right,

Christ on my left,

Christ when I lie down,

Christ when I sit down,

Christ when I arise,

Christ in the heart of every man who thinks of me,

Christ in the mouth of everyone who speaks of me,

Christ in every eye that sees me,

Christ in every ear that hears me.

Menjalani kehidupan sakramen berarti selalu berjalan kepada Kristus, serta mengetahui bahwa Kristus sendiri yang telah memberi kamu kasih karunia untuk berlari kepadanya.

Kesimpulan

Melihat dalamnya arti sakramen yang merupakan saluran rahmat Allah, dan tanda yang tak terpisahkan dari hakekat Gereja sebagai Tubuh Kristus, maka sudah selayaknya kita menghargai dan mempersiapkan diri seutuhnya untuk menerima sakramen-sakramen yang membawa kita kepada keselamatan. Mari kita merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan menerima cara Tuhan menyampaikan rahmat-Nya kepada kita, baik untuk jiwa maupun tubuh kita, untuk mendatangkan keselamatan dan kesembuhan baik rohani maupun jasmani. Dengan demikian kita dapat mengambil bagian di dalam kehidupan Ilahi yang dicurahkan kepada kita melalui Kristus.

Sebagai penutup, mari kita tonton video singkat berikut ini

Pertanyaan Sharing

  1. Menurutmu bagaimana video singkat yang baru kita tonton di atas?
  2. Sharingkan pengalaman-pengalaman di dalam hidupmu dimana rahmat sakramen benar-benar kalian alami?
  3. Apa yang akan kalian lakukan untuk semakin dapat mendalami, menghargai, menghormati rahmat sakramen, serta semakin berpartisipasi ambil bagian di dalam kehidupan ilahi yang dicurahkan kepada kita melalui Kristus?

Referensi