Sesi 25 - Week of 24th July 2017

Woman of the Apocalypse


I. Intro

Di minggu2 sebelumnya, kita sudah belajar mengenai tanda2 akhir jaman dan apa yang akan terjadi menurut kitab Wahyu.

Nah, minggu ini kita akan belajar mengenai bagian di kitab Wahyu yang bercerita tentang suatu sosok “perempuan”. Nah, penasaran? Yuk kita baca dulu ayat nya bersama-sama.

Wahyu

[table “” not found /]

Kitab Wahyu adalah kitab yang sarat dengan simbol-simbol. Untuk dapat mengartikan Wahyu 12, kita perlu mengaitkannya dengan ayat lain. Pada bacaan kali ini, terdapat beberapa lambang yang mengacu kepada orang- orang yang nyata bukan hanya simbolis. Anak laki-laki itu mengacu kepada Yesus Kristus, dan naga itu mengacu kepada Iblis. Namun, siapakah perempuan yang disebutkan dalam Wahyu 12?

Question 1:Menurut kalian, siapa sih perempuan yang dimaksud itu? Please discuss.

II. Apakah perempuan itu Bangsa Israel?

Dalam Wahyu dikatakan bahwa perempuan itu akan memiliki mahkota dari 12 bintang.

Simbolis ini bisa dikaitkan dengan Kejadian 37:9-11 di mana Yusuf bermimpi mengenai matahari dan bulan yang melambangkan ayah dan ibu nya dan bintang2 yang melambangkan 11 saudara nya yang tunduk kepadanya.

Di perjanjian lama bangsa Israel pun sering dilambangkan dengan sosok perempuan seperti bisa kita lihat di ayat-ayat di bawah ini.

[table “” not found /]

III. Apakah perempuan itu adalah Gereja ?

Kita lihat di ayat ke 17 di atas.

[table “” not found /]

“Keturunan” di sini adalah anak Tuhan yang sudah dibaptis, yang adalah anggota gereja, oleh karena itu “Perempuan berselubungkan matahari” ini bisa juga melambangkan gereja.

Paus St Gregory mengatakan :


“The sun stands for the light of truth, and the moon for the transitoriness of temporal things; the holy Church is clothed like the sun because she is protected by the splendor of supernatural truth, and she has the moon under her feet because she is above all earthly things”.

Moralia, 34, 12

IV. Apakah perempuan itu adalah Bunda Maria?

Perempuan ini juga bisa diidentifikasikan sebagai Bunda Maria yang telah melahirkan Yesus, juru selamat kita.

Seperti dikatakan oleh St Bernard:


“The sun contains permanent color and splendor; whereas the moons brightness is unpredictable and changeable, for it never stays the same. It is quite right, then, for Mary to be depicted as clothed with the sun, for she entered the profundity of divine wisdom much, much further than one can possibly conceive”

De B. Virgine, 2

Selain itu, perempuan ini juga bisa dikaitkan dengan Bunda Maria melalui perkara Tabut Perjanjian Baru.

Question 2:Pernahkah kalian mendengar istilah Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru? Apa kah maksud nya? Please discuss.

Apabila kita lihat urutannya dari bacaan Wahyu 11:19 sampa dengan Wahyu 12:1

[table “” not found /]

Jadi ayat Wahyu berbicara mengenai terbukanya Bait Suci Allah, dan mengenai Tabut Perjanjian lalu barulah dilanjutkan berbicara mengenai “perempuan berselubungkan matahari”.

Patut diingat bahwa ketika St. Yohanes mendapat penglihatan ini, tabut perjanjian telah hilang selama lebih dari 500 tahun. Nabi Yeremia telah menyembunyikannya guna mencegah tabut perjanjian dijarah dan dinajiskan oleh bangsa Babilon, dan menyatakan, “Tempat itu harus tetap rahasia sampai Allah mengumpulkan kembali umat serta mengasihaninya lagi.” (2 Mak 2:7).  Tabut Perjanjian adalah kehadiran Allah yang diwujudkan oleh shekinah atau awan kemuliaan yang menaungi Tabut tersebut. Dalam Perjanjian Lama, di dalam Tabut Perjanjian, terdapat manna, tongkat harun dan loh batu yang ditulisi 10 perjanjian.


“Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian yang seluruhnya disalut dengan emas, di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian.

Ibrani 9:4

Tabut Perjanjian adalah kudus karena apa yang ada di dalamnya. Di KGK 2676, Bunda Maria telah diakui gereja sebagai Tabut Perjanjian Baru.


…Maria, yang di dalamnya Tuhan sendiri tinggal, adalah puteri Sion secara pribadi, Tabut Perjanjian dan tempat di mana kemuliaan Tuhan bertakhta. Ia adalah “kemah Allah di tengah-tengah manusia” (Why 21:3). “Penuh rahmat”, Maria menyerahkan diri sepenuhnya kepada Dia yang mengambil tempat tinggal di dalamnya dan hendak ia berikan kepada dunia.

KGK 2676

Dengan begitu betapa lebih kudusnya Maria, Sang Tabut Perjanjian Baru ini, karena di dalamnya terkandung PuteraNya sendiri, Yesus, Sang Roti Hidup, Sang Sabda yang menjadi manusia, Sang Imam Besar yang Tertinggi.

Berikut kita lihat 3 point utama perbandingan dari isi Tabut Perjanjian Lama dan Tabut Perjanjian Baru.

Tabut Perjanjian Lama berisi Tabut Perjanjian Baru (Maria) berisi:
MANNA Yesus yang adalah Roti yang turun dari Surga
Yohanes 6:32-35 “Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia…Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
TONGKAT HARUN Yesus yang adalah Imam Agung
Ibrani 8:1 “Inti dari segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan tahta Yang Mahabesar di surga”
10 PERINTAH ALLAH Yesus yang adalah Sang Firman yang Hidup
Yohanes 1:1 “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”

Dalam penglihatan dalam Wahyu ini, St. Yohanes melihat tabut perjanjian, dan kemudian ia melihat sosok “perempuan” ini.  Dalam kaitannya dengan Tabut Perjanjian, dari sini kita bisa simpulkan bahwa sosok perempuan ini adalah Bunda Maria yang adalah Tabut Perjanjian Baru.

Deskripsi Maria sebagai “perempuan berselibungkan matahari” juga bisa merujuk kepada pengangkatan Maria ke surga yang disinggung dalam Lumen Gentium(Second Vatican Council).

Satu lagi, bila kita melihat lagi peran Bunda Maria dalam Wahyu ini sebagai pemenuhan dari Perjanjian Lama. Gereja awal sering mengenal maria sebagai “the New Eve” atau “hawa yang baru”.

Di kitab Kejadian, “the first Eve” jatuh ke dalam godaan, jatuh dalam Dosa karena melawan perintah Tuhan. Sebaliknya, di Perjanjian Baru, Maria sebagai Hawa yang baru penuh dengan berkat dan bebas dari segala dosa karena dia patuh sepenuhnya kepada Tuhan seperti yang bisa dilihat pada Lukas 1:38.

[table “” not found /]

Nah, setelah kita melihat bahwa “perempuan” itu bisa merujuk kepada bangsa Israel, Gereja dan Bunda Maria. Yang manakah yang benar?

Menurut Paus Benedict XVI dalam bukunya yang berjudul “Jesus of Nazareth” volume 2:


When the Book of Revelation speaks of the great sign of a Woman appearing in heaven, she is understood to represent all Israel, indeed, the whole Church…

Dalam General Audience, 23 Agustus 2006, Paus Benedict XVI juga berkata”


“This Woman represents Mary, the Mother of the Redeemer, but at the same time she also represents the whole Church, the People of God of all times, the Church which in all ages, with great suffering, brings forth Christ ever anew.”

Jadi “perempuan” ini adalah Bunda Maria yang juga melambangkan “Gereja” yang adalah “Israel yang baru”

V. What does it mean for me? Why should I know about this?

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal Bunda Maria sebagai Bunda perantara kita, kepada Yesus dan Allah. Dia mendampingi dan menghantar doa-doa kita kepada Tuhan, semasa kita di dunia sampai akhir zaman.

Sebagai Bunda Allah, Maria dikuduskan Allah dan mengambil peran istimewa dalam keseluruhan rencana keselamatan Allah. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dia adalah Sang Tabut Perjanjian Baru, karena di dalamnya terkandung PuteraNya sendiri, Yesus, Sang Roti Hidup (Yoh 6:35), Sang Sabda yang menjadi manusia (Yoh 1:14), Sang Imam Besar yang Tertinggi (Ibr 8:1). Tabut Perjanjian adalah kudus karena apa yang ada di dalamnya, tempat di mana kemuliaan Tuhan bertakhta.

Bunda Maria juga telah dikenal sebagai Bunda para pendosa, yang patuh sepenuhnya kepada Tuhan. Dia menunjukkan teladan bagi kita, untuk kita contoh dan hidup seperti dia.

Gereja Katolik meyakini dan menerima bahwa sosok Maria melakukan penampakan dalam beberapa kejadian. Misalnya penampakan Maria kepada Bernadette di Lourdes, Perancis tahun 1858 dan kepada tiga anak kecil di Fatima, Portugal pada tahun 1917.

Penampakan Maria selalui diikuti dengan pesan-pesan agar umat manusia berdoa dan melakukan pertobatan agar dijauhkan dari penderitaan. Pada penampakan Maria di tahun 1917, Maria bahkan menggambarkan akan adanya gelombang kejahatan dan penderitaan manusia.

Kita sebagai manusia ciptaan Allah yang berakal budi, sudah sepantasnya mampu meniru ketaatan Bunda Maria yang selalu berserah, pasrah akan segala kehendak Tuhan, jika memang hal tersebut harus terjadi pada dirinya. Bunda Maria sepenuhnya percaya pada Allah, dan demikianlah yang seharusnya kita perbuat. Selalu percaya akan rencana Tuhan, maka tenanglah hati kita dalam menghadapi akhir zaman, karena semuanya telah direncanakan Allah. Mohon selalu kedamaian dalam hati kita, dan hiduplah dengan penuh syukur tiap harinya.

References:

Downloadables

Session 25 – Week of 24 July 2017