Sesi 33 - Week of 26 June 2022

Sacrament of Confirmation


Intro

Sakramen krisma adalah sakramen yang mungkin paling membingungkan kita semua. Sering kita berpikir kalau sakramen krisma adalah dimana kita mendapatkan roh kudus, tetapi bukankah roh kudus turun saat kita dibaptis? Jadi bagaimana dong?

Sakramen krisma sebenarnya menguatkan dan meneguhkan kehadiran Roh Kudus dalam diri kita yang diberikan saat kita dibaptis. Tanda dari sakramen ini adalah pengurapan dengan menggunakan minyak suci, yang disebut chrism. Pengurapan dengan minyak di masa Perjanjian Lama mempunyai makna yang sangat penting, seperti untuk penyucian dan pengobatan, tetapi makna yang terutama adalah untuk pentahbisan seorang imam, nabi atau raja disaat mereka masuk ke dalam panggilan tugas atau peranan ini.

Yesus mengambil peran dan tugas-Nya sebagai imam, nabi dan raja ketika Ia diurapi oleh Roh Kudus saat pembaptisan. Di sungai Yordan ini lah, Yesus diakui sebagai Kristus, yang merupakan sebuah titel yang secara harfiah artinya adalah “yang diurapi”. Lewat sakramen krisma, urapan kita saat pembaptisan diteguhkan dan dikuatkan, seperti Yesus yang diurapi menjadi Kristus, begitu juga kita diurapi menjadi umat Kristiani (Christians).

Di dalam Perjanjian Lama

Pengurapan menggunakan minyak adalah ritus utama di dalam pentahbisan imam di dalam Perjanjian Lama. Musa menerima perintah dari Allah untuk mengurapi Harun dan anak-anaknya menggunakan minyak:

Then you shall bring Aaron and his sons to the door of the tent of meeting, . . . and you shall anoint him and consecrate him, that he may serve me as priest. You shall bring his sons also and put coats on them, and anoint them, as you anointed their father, that they may serve me as priests: and their anointing shall admit them to a perpetual priesthood throughout their generations (Ex. 40:12-15).

Minyak suci merupakan hal yang penting sekali di dalam pentahbisan imam, sehingga ketika kita berbicara tentang pengurapan menggunakan minyak suci, hal yang biasanya langsung muncul adalah gambaran akan pentahbisan seorang imam atau orang yang penting seperti raja.

Seperti ketika Nabi Samuel mentahbiskan Saul sebagai raja Israel dengan mengurapinya menggunakan minyak: Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnya lah dia sambil berkata: “Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel?” (1Sam.10:1).

Begitu pula ia lakukan hal yang sama ketika ia mengurapi Daud menjadi raja: Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud.. (1 Sam. 16:13).

Seorang imam, nabi dan raja memiliki tugas dan peranan yang begitu besar, sehingga mereka memerlukan bantuan Ilahi, yang ditandai secara spesial lewat pengurapan menggunakan minyak. Pengurapan dengan minyak ini menandakan bahwa Roh Kudus memberikan kekuatan kepada mereka yang diurapi tersebut untuk menjadi pelayan Allah secara khusus. KGK 436 menekankan bahwa orang-orang Israel yang ditahbiskan oleh Tuhan untuk perutusan tertentu diurapi di dalam nama Allah sendiri.

Di dalam Perjanjian Baru

Kapan Yesus diurapi sehingga Dia bisa disebut Mesias yang diurapi Tuhan? Menurut Santo Petrus, Yesus dari Nazaret diurapi ketika Dia dibaptis di Sungai Yordan, di mana “Allah mengurapi [Dia] dengan Roh Kudus dan dengan kuasa” (Kis 10:38). Ketika Yesus keluar dari air Sungai Yordan “Roh Kudus turun ke atas-Nya dalam rupa burung merpati” (Luk. 3:22). Sama seperti Daud dan raja-raja Israel diurapi dengan minyak, demikian juga Yesus, keturunan Daud, diurapi dengan Roh Kudus pada Pembaptisan-Nya di Sungai Yordan. Urapan Yesus dalam Roh menandai awal dari pelayanan publik-Nya; sejak saat itu, Yesus mengambil peran sebagai imam, nabi, dan raja (lih. KGK 436, 1286).

Setelah pengurapan Yesus di sungai Yordan, Dia benar-benar dapat disebut Kristus, karena Dia sekarang diurapi. Tepat setelah Yesus diurapi, Dia “dipimpin oleh Roh” ke padang gurun (Luk. 4:1). Dari padang gurun Dia datang ke Nazaret, di mana Dia mengambil gulungan kitab Yesaya dan membuat kata-kata nubuatan kuno menjadi miliknya sendiri, dengan mengatakan, “Roh Tuhan ada padaku, karena dia telah mengurapi aku untuk memberitakan kabar baik kepada orang miskin. (Luk. 4:18). Karena turunnya Roh Kudus ke atas-Nya di Sungai Yordan, Yesus menggenapi kata-kata Yesaya dan karena itu dapat mengklaim bahwa Tuhan telah mengurapi Dia. Yesus adalah Kristus.

Yesus memulai pelayanan dan misi mesianis-Nya dengan urapan oleh Tuhan. Dalam Injilnya, Santo Lukas menyoroti bagaimana seluruh misi Yesus ditandai oleh Roh. Lukas menegaskan hal ini dengan mengatakan kepada kita bahwa setelah Pembaptisan dan pengurapan Yesus di sungai Yordan, Dia “kembali dengan kuasa Roh ke Galilea” (Luk. 4:14). Semua yang Yesus lakukan, dari kesembuhan ajaib-Nya hingga pengajaran-Nya, Dia lakukan dalam kuasa Roh. Misi Yesus dilaksanakan dalam Roh, yang diwujudkan dengan pencurahan Roh ke atas Yesus pada awal kehidupan publik-Nya.

Ketika Lukas menulis Kisah Para Rasul, ia dengan hati-hati menunjukkan paralel antara kehidupan Yesus dan kehidupan Gereja. Sama seperti misi Yesus dimulai dengan urapan-Nya dalam Roh, demikian pula misi Gereja dimulai dengan pencurahan Roh pada hari Pentakosta. Gereja, tubuh korporat Kristus, pada Pentakosta menghidupkan kembali urapan Yesus dalam Roh.

Di Sungai Yordan, Roh turun ke atas Yesus dalam bentuk burung merpati, dan pada hari Pentakosta Roh Kudus turun ke atas murid-murid dalam rupa lidah-lidah api (Kisah Para Rasul 2:3). Lukas telah menunjukkan bagaimana Yesus dan Gereja memulai misi mereka dengan pencurahan Roh Kudus. Pada hari Pentakosta, iman para murid diteguhkan dan dikuatkan oleh kuasa Roh Kudus, dan mereka segera meninggalkan Ruang Atas tempat mereka bersembunyi untuk turun ke jalan-jalan Yerusalem dan ke dunia untuk mewartakan Injil.

Aplikasi dan kesimpulan

Kenapa kita ini disebut umat Kristiani ya? Apa karena kita mengikuti Yesus dan meniru semua perbuatan-Nya? Ya, tidak juga! Kita sendiri sebagai manusia tidak akan bisa menjadi seperti Yesus dan melakukan apa yang Yesus lakukan kalau tidak dengan adanya Roh Kudus. Yang membuat kita ini Kristiani adalah Roh Kudus yang kita terima dalam pembaptisan dan yang dilengkapi dalam Sakramen Krisma saat kita diurapi dengan minyak oleh Uskup. Kita adalah umat Kristiani karena kita adalah yang diurapi.

CCC 1289 Very early, the better to signify the gift of the Holy Spirit, an anointing with perfumed oil (chrism) was added to the laying on of hands. This anointing highlights the name “Christian,” which means “anointed” and derives from that of Christ himself whom God “anointed with the Holy Spirit.” This rite of anointing has continued ever since, in both East and West. For this reason the Eastern Churches call this sacrament Chrismation, anointing with chrism, or myron which means “chrism.” In the West, the term Confirmation suggests that this sacrament both confirms and strengthens baptismal grace.

Jadi apa yang harus kita lakukan setelah menerima Sakramen Krisma?

1. Live a fruitful life

Kekuatan sepenuhnya dari pengurapan yang kita terima dalam Sakramen Krisma ini hanya bisa dipahami apabila kita menghubungkan ini dengan pengurapan utama yang dilakukan Roh Kudus dalam Yesus. Semua aksi kehidupan Yesus adalah bukti nyata dari kepenuhan pengurapan ini. Sama seperti Yesus, setelah menerima sakramen krisma ini pun segala aspek kehidupan kita haruslah “berbuah” seperti layaknya orang yang telah diurapi Roh Kudus.

2. Let yourself be led by the spirit

Sama seperti Yesus yang dibimbing Roh Kudus setelah diurapi, kita pun selayaknya membiarkan Roh Kudus memimpin hidup kita. Saint Paul says, “For all who are led by the Spirit of God are sons of God” (Rom. 8:14).

3. Take action

Dalam baptis dan Krisma, kita diurapi dalam Roh Kudus dan oleh sebab itu kita pun turut berpartisipasi dalam misi imam Yesus sendiri. Dalam Krisma kita dikuatkan untuk menjadi saksi Yesus ke semua orang.

Bagikanlah pengalaman iman kita sebagai wujud kasih kepada yang lain dan sebagai karya cinta kepada Tuhan. Kita harus take action karena dalam pengurapan inilah kita telah diutus! Kita diberi misi oleh Bapa kita untuk menjadi seperti Yesus dengan kekuatan Roh Kudus

By Confirmation, Christians, that is, those who are anointed, share more completely in the mission of Jesus Christ and the fullness of the Holy Spirit with which he is filled, so that their lives may give off “the aroma of Christ” (CCC 1294).

Pertanyaan Sharing

  1. Apakah perubahan yang kamu alami ketika kamu menerima sakramen krisma? Sharingkan!
  2. Berikan pendapatmu atas pernyataan ini: Sakramen krisma adalah tanda bahwa seseorang sudah dewasa secara iman.
  3. Setelah CG hari ini, apakah yang akan kamu lakukan untuk menjadi saksi nyata Yesus?

Reference

  • Buku : Sacrament in Scripture by Dr. Tim Grey