Sesi 32 - Week of 12 Jun 2022

Evangelisasi Baru


Intro

Apa yang pertama kali muncul di pikiran kita ketika mendengar kata evangelisasi? Mungkin kita langsung mengasosiasikan tugas ini sebagai hal yang sulit, atau tugas khusus untuk para pastor, misionaris, dan orang-orang “terpilih” lainnya. Tetapi tahukah kamu bahwa evangelisasi adalah misi yang diberikan oleh Yesus kepada Gereja-Nya? Ini berarti setiap orang Katolik mempunyai tugas untuk melakukan evangelisasi yang intinya adalah mewartakan Kabar Injil kepada seluruh dunia. Hari ini kita akan membahas tentang evangelisasi baru dan belajar tentang peranan Roh Kudus dan Bunda Maria yang membantu kita dalam menjalani misi ini.

Mengapa kita melakukan evangelisasi?

Evangelisasi berasal dari kata Yunani ‘Euangelion’, yang berarti ‘kabar baik’ atau ‘injil’. Cara paling sederhana untuk menjelaskan arti kata “evangelisasi”: adalah dengan mengikuti Paus Paulus VI, yang pesannya dalam Evangelii Nuntiandi (On Evangelization in the Modern World) telah mengilhami begitu banyak pemikiran dan aktivitas baru-baru ini di Gereja. Kita dapat mengulangi (rephrase) kata-katanya untuk mengatakan bahwa penginjilan berarti membawa Kabar Baik Yesus ke dalam setiap situasi manusia dan berusaha untuk mengubah individu dan masyarakat dengan kuasa ilahi Injil itu sendiri. Intinya, evangelisasi adalah proklamasi keselamatan dalam Yesus Kristus dan tanggapan seseorang yang beriman, yang keduanya merupakan karya Roh Allah.

Evangelisasi merupakan pesan Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Dia naik ke surga, seperti dikutip dari Mat 28:19-20: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Lalu di dalam Injil Yohanes, Yesus juga dengan sangat jelas memberikan misi evangelisasi ini kepada kita: ‘Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”’

Pesan ini secara jelas ditujukan kepada semua murid Yesus, termasuk kita semua yang hidup di zaman ini. Namun, seiring dengan perubahan zaman, cara-cara kita melakukan evangelisasi pun juga harus berubah mengikuti perkembangan zaman.

Apa itu evangelisasi baru?

Kita sering mendengar kata evangelisasi baru dan mungkin kita berpikir ada jenis evangelisasi yang lama dan ada yang baru. Sebenarnya inti dari evangelisasinya tetap sama, hanya cara melakukannya saja yang baru.

Dua pengertian yang berbeda dari istilah ‘evangelisasi’:

  1. Evangelisasi Utama – pertumbuhan iman dan pertobatan kepada Yesus Kristus
  2. Evangelisasi Baru – menghidupkan kembali iman pembaptisan di antara manusia dan budaya yang telah mengalami pelemahan iman

Inti dari evangelisasi baru adalah:

  1. Memperbaharui iman dan hubungan kita dengan Yesus yang merupakan Sabda Allah.
  2. Menjalani iman kita setiap hari melalui doa, ibadah, dan pelayanan.
  3. Membagikan pengalaman iman kita dengan semua orang, melalui perkataan dan kesaksian dalam setiap aspek kehidupan dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan komunitas masa kini.

Menurut Paus Fransiskus di dalam Evangelii Gaudium (2013), n.15, berikut adalah orang-orang yang menjadi target evangelisasi kita:

  1. Active Community: Komunitas pelayanan pastoral di Gereja yang pelayanannya bertujuan untuk menghidupkan hati umat beriman yang sering mengikuti aktivitas-aktivitas di Gereja.
    → Fungsi Gereja adalah untuk membantu mereka untuk bertumbuh secara rohani sehingga mereka dapat menerima kasih Tuhan dengan lebih penuh.
  2. Weak in Faith: Orang-orang yang telah dibaptis, yang hidupnya tidak mencerminkan “kehidupan baru setelah pembaptisan” dan yang kekurangan hubungan penuh arti dengan Tuhan.
    → Fungsi Gereja adalah untuk membantu mereka untuk merasakan perubahan dalam hidup.
  3. Non-Catholics: Yang paling utama adalah untuk mereka yang tidak mengenal Tuhan Yesus atau yang selalu menolak Dia → Daripada memaksakan kewajiban-kewajiban baru sebagai umat Katolik, kita seharusnya menjadi orang yang ingin untuk membagikan kebahagiaan kita dan mengarahkan orang-orang non-Katolik ini ke keindahan surgawi dan mengundang mereka ke dalam perjamuan makan (ekaristi). Gereja tumbuh bukan dengan proselitisasi (usaha untuk mengubah kepercayaan seseorang dengan paksaan, melalui penyuapan, paksaan, atau kekerasan), tetapi dengan ketertarikan.

Bagaimana cara kita melakukan evangelisasi?

Roh Kudus mempunyai peranan yang penting di dalam misi evangelisasi kita. Seperti ditulis oleh Santo Paulus dalam suratnya ke jemaat di Korintus (1 Kor 2:4-5): “Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.”

Roh Kudus hadir dalam 4 cara:

Roh Kudus bekerja di dalam pesan itu sendiri

Santo Paulus menggambarkan Injil sebagai agen aktif dengan vitalitasnya sendiri. Paulus menggunakan istilah “firman Allah” dan “firman Tuhan” hampir secara eksklusif untuk merujuk pada Injil atau kerygma (proklamasi para murid Yesus tentang keselamatan melalui Tuhan Yesus). Vitalitas kerygma sendiri berasal dari Roh Kudus.

Sabda Allah yang menguatkan diri sendiri berkembang melalui (i) proklamasi tentang apa yang Yesus lakukan sekali dan untuk selamanya dalam misteri Paskah dan melalui (ii) kesaksian tentang apa yang telah Yesus lakukan dalam kehidupan pewarta.

Salah satu cara St Paulus untuk menunjukkan kuasa Roh Kudus adalah dengan menceritakan kisah perjumpaannya dengan Tuhan yang telah bangkit di jalan menuju Damaskus (Kisah Para Rasul 22, 26). Sampai hari ini, salah satu cara paling efektif untuk Roh membuat Injil menjadi nyata bagi orang-orang adalah melalui kesaksian: penginjil memberi tahu orang lain bagaimana Allah telah bertindak dalam hidupnya sendiri.

Roh menunjukkan kebenaran pesannya dalam karakter dan sikap si penginjil

Banyak orang telah diyakinkan oleh Roh tentang kebenaran dengan melihat wajah Kristus dalam karakter si penginjil. Santo Paulus mengingatkan jemaat Tesalonika akan kasih, kerendahan hati, kesabaran, kemurahan hati, kerja keras dan pelepasan total dari keserakahan dan kepentingan pribadi, yang menjadi ciri para misionaris yang berkhotbah kepada mereka. Buah Roh (Galatia 5:22-23) bersaksi tentang kebenaran Injil: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kebaikan hati, kemurahan hati, kesetiaan, kelembutan, dan penguasaan diri.

Roh Kudus juga meyakinkan orang melalui sikap penginjil – keyakinan, sukacita dan keberanian yang menyampaikan pesannya, seperti martir pertama St Stefanus (Kisah Para Rasul 6:15). Dalam contoh lain di Kisah Para Rasul 4:13, “Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.” Keberanian yang ditunjukkan oleh Petrus dan Yohanes ini juga diketahui sebagai parrésia, yaitu “kebebasan dalam berbicara, kepercayaan diri yang tak kenal takut, dan keberanian yang ceria.” Ini adalah kebalikan dari rasa kuatir, malu atau takut-takut.

Roh menunjukkan kebenaran pesan melalui tanda-tanda dan keajaiban

Tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban merupakan ciri khas dari penginjilan Santo Paulus, misalnya menyebabkan kebutaan sementara bagi Elimas si tukang sihir (Kisah Para Rasul 13:6-12), gempa bumi yang membebaskan Paulus, Silas dan yang lainnya dari belenggu penjara mereka (Kisah Para Rasul 16), saputangan dan kain milik Paulus menyembuhkan orang dan roh jahat keluar dari mereka (Kisah Para Rasul 19:11-12). Dia menganggap kejadian-kejadian ini sebagai mandat yang diberikan oleh Kristus yang menegaskan jabatan kerasulannya; sebagai kelanjutan dari kuasa Tuhan untuk menyembuhkan dan mengusir setan yang diberikan kepada murid-murid-Nya ketika Dia mengirim mereka untuk mewartakan Kerajaan Allah.

Tanda dan keajaiban ini tidak terbatas hanya pada para rasul. Roh Kudus memberikan charism (karunia-karunia Roh Kudus) kepada mereka yang percaya dan kepada setiap anggota tubuh seperti yang dikehendaki Roh (1 Korintus 12:9-10, 29-30). Penyembuhan, pengusiran setan, dan mukjizat lainnya adalah bagian dari pengalaman normal pada masa Gereja awal. Roh Kudus terus “menunjukkan” kebenaran Injil melalui tanda-tanda dan keajaiban di zaman kita, misalnya penyembuhan setelah sakramen pengurapan dan mukjizat yang terjadi saat pewartaan Injil di retret-retret.

Roh meneguhkan kebenaran Injil di dalam hati para pendengar-Nya

Ketika Paulus berkhotbah, pendengarnya tidak hanya sekedar mendengar, tetapi dalam perkataannya terdapat kuasa, dinamisme yang membuat kesan mendalam pada mereka. Pengalaman mereka seperti para murid dalam perjalanan menuju Emaus, “Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”” (Lukas 24:32).

Paulus menjelaskan, “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10:17). Ketika Injil diberitakan, Roh Kudus bekerja di dalam hati orang-orang, meyakinkan mereka tentang kebenaran dan menarik mereka kepada Yesus. Roh Kudus juga meyakinkan para pendosa untuk bertobat. Pada saat Petrus berkhotbah di hari Pentakosta, hati orang banyak yang mendengar hal itu sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?”.

Tanda kehadiran dari Roh Kudus adalah sebuah kesukacitaan yang terkadang sulit untuk dijelaskan: “Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” (1 Tesalonika 1:6).

Peranan Bunda Maria Dalam Evangelisasi Baru

Evangelisasi intinya adalah menyampaikan Kristus kepada sesama agar mereka mengalami perjumpaan dengan Kristus. Oleh karena itu, Bunda Maria menjadi teladan kita, karena ia-lah yang paling pertama yang telah melakukannya, dan ia telah melakukannya dengan sempurna. Oleh ketaatannya, rencana keselamatan Allah dapat terlaksana.

Bunda Maria lah yang telah mengalami Kristus, mengikuti-Nya sebagai murid-Nya yang pertama, dan yang membagikan Kristus kepada dunia, sehingga dunia dapat percaya dan datang kepada Kristus. Dengan kerendahan hati dan pemberian diri yang total, Bunda Maria telah turut mengambil bagian dalam karya keselamatan Allah.

Kerendahan hati Bunda Maria juga ditunjukkan dengan bagaimana ia mengarahkan sesamanya kepada Kristus. Dalam pesta perkawinan di Kana, saat ia mengetahui bahwa tuan rumah kehabisan anggur, ia berkata kepada para pelayan, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” (Yoh 2:5). Bunda Maria tidak mengarahkan perhatian orang kepada dirinya yang menemukan keadaan kekurangan itu, tetapi mengarahkan perhatian kepada Putranya.

Bunda Maria menyadari sepenuhnya bahwa ia adalah seorang hamba Tuhan, dan tugasnya adalah menyampaikan kebutuhan sesamanya kepada Putranya, yang dapat melakukan segala sesuatu. Dalam kerendahan hati, Bunda Maria mengandalkan Tuhan Yesus, dan ia percaya bahwa Putranya itu mampu menolong mereka yang sedang berkekurangan itu. Dan mukjizat Tuhan diperoleh dengan diikutinya perintah Yesus, dan Ia mengubah air yang telah ditempatkan di tempayan-tempayan itu menjadi anggur. Dan dengan demikian Kristus menyatakan kemuliaan-Nya dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.

Karena Bunda Maria adalah “Bintang Evangelisasi Baru”, Paus Fransiskus mendorong kita untuk mengikuti teladan Bunda Maria dengan memberikan cinta kasih dan pelayanan setiap harinya. Kecantikan dari Ibu kita yang tak bernoda ini tidak ada bandingannya, tetapi pada saat yang sama juga menarik kita. Semoga bintang yang bersinar mulai hari ini menyinari kita sehingga, dengan mendoakan manik-manik rosario, kita mengatakan ‘ya’ sekali dan untuk selamanya kepada kasih karunia Tuhan dan dengan tegas mengatakan ‘tidak’ terhadap dosa. Dengan berdoa bersama Maria, kita merenungkan misteri kehidupan Yesus, tetapi kita juga melihat jalan yang Dia tunjukkan kepada kita dan kita menerima kekuatan untuk menolak godaan untuk bersikap keras atau mementingkan keuntungan pribadi.

Kesimpulan

Kita masing-masing telah dipanggil untuk mengambil bagian dalam karya keselamatan Allah, yaitu agar kita mengalami Kristus, mengikuti Dia dan membagikan-Nya kepada sesama, agar semakin banyak orang percaya, mengenal Kristus dan mengasihi Dia. Semoga Tuhan Yesus membantu kita, agar kita dapat melakukannya dengan cara kita masing-masing.

Pertanyaan Sharing

  1. Sharingkan pengalamanmu mewartakan tentang Yesus Kristus kepada orang lain dengan cara-cara sederhana misalnya mengajak teman ikut misa offline di Gereja, mengajak ikut CG, dsb.
  2. Sharingkan tanda atau keajaiban dari Tuhan yang paling berkesan dalam hidup kalian. Bagaimana pengalaman tersebut merubah hidup kalian?
  3. Apakah kita telah melayani Tuhan dengan motivasi untuk memuliakan Tuhan? Sharingkan.

Doa Penutup

MOST HOLY VIRGIN MARY, MOTHER OF CHRIST,
We praise and thank God for His mighty works in you. O Blessed Mother, Star of the New Evangelization; we consecrate the New Evangelization for Singapore to your Most Immaculate Heart and implore your intercession for a mighty renewal of the Catholic Church in Singapore. We entrust to you all priests, religious and laity. Guide our leaders to imitate your humility and obedience to God and to be docile to the promptings of the Holy Spirit.

May all hearts be converted and re-ignited with love for Christ and inflamed with evangelical zeal, so as to bear witness to God’s loving salvation. Mary, Mother of the Church, unite us with the Sacred Heart of Jesus, to be a people of communion in mission. May your constant love and guidance be the light of refuge that leads us to your son, Jesus. Pray for us, O Holy Mother of God, that we may be made worthy of the promises of Christ. Amen