Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Sesi 5 - Week of 3 Sep 2023

God of Happiness


Sharing: apa yang membuat kamu merasa bahagia selama 1-2 minggu belakangan ini / peristiwa bahagia apakah yang kamu alami?

Intro

Terkadang dalam kehidupan kita sehari-hari, kita seringkali melihat atau mendengar banyak berita tentang penderitaan, baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar kita. Hal ini seringkali membuat kita berpikir sungguhkah Tuhan kita adalah Tuhan yang baik? Tuhan yang merupakan sumber kebahagiaan? Tentu saja Dia adalah Tuhan yang baik dan sumber kebahagiaan, tetapi hanya saja kita sebagai manusia mempunyai keterbatasan untuk memahami apa rencana dan kehendak Tuhan.

Di sesi CG kita hari ini, kita mau belajar untuk memahami dan menanggapi beberapa kesalahpahaman tentang kebaikan Tuhan dalam 3 pasal alkitab di bawah.

Panduan Fasil: bacaan sengaja dipakai dalam Bahasa Inggris untuk dapat menekankan beberapa kata dengan lebih jelas.

Genesis 19: 4 – 8

  • [4] Before they lay down, the men of the city, the men of Sodom, surrounded the house, both young and old, all the people from every quarter;
  • [5] and they called to Lot and said to him, “Where are the men who came to you tonight? Bring them out to us that we may have relations with them.”
  • [6] But Lot went out to them at the doorway, and shut the door behind him,
  • [7] and said, “Please, my brothers, do not act wickedly.
  • [8] “Now behold, I have two daughters who have not had relations with man; please let me bring them out to you, and do to them whatever you like ; only do nothing to these men, in as much as they have come under the shelter of my roof.”

Bacaan tambahan dari 2 Peter 2:6-7 :

  • [6] if by turning the cities of Sodom and Gomorrah to ashes he condemned them to extinction and made them an example to those who were to be ungodly;
  • [7] and if he rescued righteous Lot, greatly distressed by the licentiousness of the wicked

Pertanyaan diskusi :

Kitab Perjanjian baru, melalui surat St. Peter menunjukan bahwa Lot adalah orang yang benar. Apakah secara moral perbuatan Lot yang kita baca di Genesis 19:8 itu dapat dibenarkan? Berikan pendapat kalian tentang hal ini.

Panduan fasil :

Setelah beberapa saat dan jika perlu, berikan bantuan dengan pertanyaan berikut:
Apakah secara moral dapat dibenarkan, kalau Allah Bapa merelakan Anaknya yang tunggal untuk disiksa dan dibunuh oleh manusia?

Jawaban :

Kesamaan dari ke 2 hal diatas adalah, bahwa akhirnya yang diinginkan adalah keselamatan. Di saat membaca kisah-kisah terutama di perjanjian lama, kita harus selalu mencoba mengertinya dalam konteks zaman itu. Disini lot dan keluarganya menerima 2 tamu (yg merupakan malaikat utusan) ke dalam rumah mereka. Mereka mematuhi ajaran dan menaati “code of hospitality” pada zaman tersebut yang juga mereka interpretasikan sebagai aturan dari Tuhan Allah sendiri.

Mereka lebih rela mengorbankan diri mereka sendiri demi keselamatan tamu-tamu mereka. Ingat bahwa disini pun anak-anak Lot dengan rela menerima dan mematuhi ayah mereka, sekalipun mereka tahu apa yang akan terjadi pada diri mereka. Seperti halnya juga yang dilakukan oleh Yesus Kristus, yang dengan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya telah menebus dan menyelamatkan kita.

Jika kita membaca kisah Lot sepenuhnya, maka kita pun tahu bahwa ada ketidak berkenaan Tuhan Allah kepada Lot., dengan cara yang ia lakukan. Tetapi kita pun tahu bahwa Lot dan keluarga (minus istri) adalah satu-satunya yang diselamatkan dari kehancuran kota Sodom dan Gomorrah. Jadi baiklah kita menerima keputusan/penghakiman Allah terhadap kebenaran seorang Lot. Ini bukan berarti bahwa Lot adalah teladan sempurna untuk orang benar, tetapi di zaman tersebut dan di dalam konteks Sodom dan Gomorrah, Lot telah melampaui standar yang ada.

Ingat, bahwa kata yang sering dipakai untuk Lot adalah righteous (orang benar) dan bukan virtuous (orang saleh/kudus).

Referensi : EWTN.com, CAC-station of the cross

Matthew 12: 22-32

  • [22] Then a demon-possessed man who was blind and mute was brought to Jesus, and He healed him, so that the mute man spoke and saw.
  • [23] All the crowds were amazed, and were saying, “This man cannot be the Son of David, can he?”
  • [24] But when the Pharisees heard this, they said, “This man casts out demons only by Beelzebul the ruler of the demons.”
  • [25] And knowing their thoughts Jesus said to them, “Any kingdom divided against itself is laid waste; and any city or house divided against itself will not stand.
  • [26] “If Satan casts out Satan, he is divided against himself; how then will his kingdom stand?
  • [27] “If I by Beelzebul cast out demons, by whom do your sons cast them out? For this reason they will be your judges.
  • [28] “But if I cast out demons by the Spirit of God, then the kingdom of God has come upon you.
  • [29] “Or how can anyone enter the strong man’s house and carry off his property, unless he first binds the strong man? And then he will plunder his house.
  • [30] “He who is not with Me is against Me; and he who does not gather with Me scatters.
  • [31] “Therefore I say to you, any sin and blasphemy shall be forgiven people, but blasphemy against the Spirit shall not be forgiven.
  • [32] “Whoever speaks a word against the Son of Man, it shall be forgiven him; but whoever speaks against the Holy Spirit, it shall not be forgiven him, either in this age or in the age to come.

Pertanyaan diskusi:

Sampai saat ini kita tentu saja sudah banyak sekali belajar tentang sakramen tobat. Kita juga belajar betapa besar kerahiman Allah yang tiada batasnya. Kita tahu bahwa seberapa banyak dosa yang kita lakukan, Tuhan selalu akan menerima kita kembali.
Di dalam bacaan di atas (ayat 31), Yesus mengungkapkan akan sebuah dosa yang tidak akan bisa diampuni, baik di dunia ini atau pun yang mendatang (hades-purgatory).
Berikan pendapat kalian tentang hal tersebut. Apakah dosa yang dimaksud?

Panduan fasil :

Coba ajak member untuk aktif memberikan penjelasan ataupun contoh dari dosa yang dimaksud. Gunakan pertanyaan seperti di ayat 32. Kalau menyiksa Tuhan (dalam diri Yesus) saja bisa diampuni, dosa apa sih yang lebih kejam dari itu?

Jawaban :

Dosa yang dimaksud adalah dosa penolakan terhadap Roh Kudus. Dimana seorang yang melakukan hal tersebut, menjauhkan dirinya secara penuh / menolak terhadap Allah dan terhadap Roh Kudus. Hal tersebut dilakukan dengan sengaja dan mengetahui akan keburukannya.

Ingat bahwa Lucifer sebelumnya adalah ciptaan Tuhan yang amat indah, tetapi menjadi jahat karena kesombongan, ketidakpatuhan dan penolakannya akan Tuhan. Di dalam kondisi akan ketidakadaan Tuhan, tidaklah mungkin adanya pertobatan atau penyesalan diri.

Referensi : CAC-station of the cross, Interview with an exorcist

Matthew 27: 41-46

  • [41] In the same way the chief priests also, along with the scribes and elders, were mocking Him and saying,
  • [42] “He saved others; He cannot save Himself. He is the King of Israel; let Him now come down from the cross, and we will believe in Him.
  • [43] “HE TRUSTS IN GOD; LET GOD RESCUE Him now, IF HE DELIGHTS IN HIM; for He said, ‘I am the Son of God.’ “
  • [44] The robbers who had been crucified with Him were also insulting Him with the same words.
  • [45] Now from the sixth hour darkness fell upon all the land until the ninth hour.
  • [46] About the ninth hour Jesus cried out with a loud voice, saying, “ELI, ELI, LAMA SABACHTHANI?” that is, “MY GOD, MY GOD, WHY HAVE YOU FORSAKEN ME?”

Diary St. Faustina entry 1320 :
“At three o’clock, implore My mercy, especially for sinners; and, if only for a brief moment, immerse yourself in My Passion, particularly in My abandonment at the moment of agony.”

Pertanyaan diskusi:

Mengapa Yesus mengatakan kalau Allah Bapa meninggalkan Dia?
Apakah akan ada saat dimana kita akan ditinggalkan oleh Sang Pencipta kita? Berikan jawaban dan pendapat kalian.

Jawaban:

Yesus mengatakan hal tersebut karena itulah yang Ia rasakan dalam tubuh manusia-Nya. Penyerahan diri / (self-sacrifice) adalah sebuah jalan bagi manusia untuk bisa mendapatkan cinta yang mendekati standard cinta Tuhan. Tetapi bukan berarti bahwa Allah Bapa meninggalkan Putra-Nya yang kudus itu (ingat bahwa Tritunggal Maha Kudus tidak bisa dan tidak pernah terpisahkan).

Kita juga harus membaca konteks ini dengan kelanjutannya. Seperti yang kita tahu, beberapa saat kemudian, Yesus mengatakan “Father, into Thy hands I commend my spirit”. Dengan kata lain, disaat itu, Yesus mengekspresikan secara bersama-sama, kesakitan-kelemahan jasmani dan kesengsaraan rohani manusia. Tetapi disaat yang bersamaan Ia menyatakan penyerahan diri-Nya secara utuh kepada Bapa.

Dilihat dari perspektif yang lain, Yesus disini mengutip awal dari Mazmur 22. Di zaman tersebut, adalah sebuah kebiasaan atau tradisi yang umum bagi orang Israel, jika seseorang mengutip awal dari sebuah mazmur, maka maksud yang sampaikan adalah isi keseluruhan mazmur tersebut. Bacalah Mazmur 22 dan temukan kesamaan yang ada di mazmur tersebut dengan apa yang terjadi kepada Yesus.

Ingatlah selalu bahwa banyak sekali misteri dan pengertian yang masih begitu dalam dan mungkin tidak akan bisa dicakup oleh manusia. Seperti kutipan poem yang ditulis Saint Pope JP II ini:

But the depths of His words no one knows No one knows how far
The farthest reason goes
How limitless His suffering was — Solitude on the tree of the Cross.

Referensi : 7 last sayings of christ (Dr. Scott Hahn), carmelite.org

Summary

Dalam teks ini, pembicaraan mengenai keraguan terhadap kebaikan Tuhan dan pertanyaan tentang rencana-Nya yang terkadang sulit dipahami diungkapkan. Tiga pasal Alkitab yang sudah kita baca digunakan untuk memahami konsep ini. Di Genesis, Lot mengorbankan kehormatannya demi keselamatan tamu-tamu malaikat yang datang ke rumahnya, mengingatkan pada penyerahan diri Yesus di salib. Kedua pasal Matius membahas pengampunan dosa dan penolakan Yesus di salib, menyoroti bagaimana manusia tidak dapat sepenuhnya memahami misteri kerahiman dan penyerahan diri Tuhan dalam Yesus. Diskusi menelusuri konteks zaman dan mengutip Mazmur 22 untuk merangkai penjelasan yang lebih dalam tentang penderitaan dan tujuan Tuhan yang sulit dicapai oleh akal manusia. Kesimpulannya, pesan utamanya adalah bahwa kendati kita tidak selalu dapat memahami rencana Tuhan, penyerahan diri, pengampunan, dan kerahiman-Nya adalah aspek utama dalam hubungan kita dengan-Nya.

Pertanyaan Sharing

  1. (Genesis 19: 4 – 8) Pernahkah kamu berada di situasi dimana kamu harus memilih keputusan yang bertentangan dengan moral atau prinsip yang kamu pegang? Sharingkan.
  2. (Matthew 12: 22-32) Sharingkan pengalaman atau perjalanan-mu kembali ke dalam jalan Tuhan (atau dalam menerima sakramen tobat) yang paling berkesan.
  3. (Matthew 27: 41-46) Pernahkah kamu berasa ditinggalkan oleh Tuhan? Sharingkan pengalaman tersebut.