Sesi 4 - Week of 20 Aug 2023

Lectio Divina


Intro

Halo sobat CG sekalian, hari ini kita akan menjalani sebuah praktik spiritual yang bernama Lectio Divina. Lectio Divina adalah suatu bentuk meditasi mendalam terhadap Firman Tuhan. Tujuan utama dari Lectio Divina adalah untuk memahami, merenungkan, dan mendalami hubungan kita dengan Allah melalui bacaan Kitab Suci. Metode ini tidak hanya sekedar membaca, melainkan juga mengundang kita untuk mendengarkan suara Tuhan dalam kata-kata-Nya, merenungkan makna yang lebih dalam, berdialog dengan-Nya, dan merasakan panggilan-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Melalui praktik Lectio Divina, kita diundang untuk membangun fondasi spiritual yang kokoh, memperdalam pemahaman kita akan ajaran Gereja Katolik, dan menggali kebijaksanaan rohani yang dapat membimbing langkah-langkah kita. Semoga melalui waktu yang kita habiskan bersama dalam Lectio Divina ini, kita semua dapat tumbuh dalam iman dan kasih kepada Tuhan serta sesama, mengambil inspirasi dari Firman-Nya untuk menerangi perjalanan hidup kita.

Bacaan yang akan kita renungkan hari ini diambil dari bacaan Injil untuk hari Minggu yang akan datang. Dengan melakukan ini, semoga kita akan lebih siap ketika menghadiri Misa hari Minggu yang akan datang dan dapat lebih merasakan kehadiran Tuhan dalam Misa tersebut yang ingin berbicara kepada kita.

Bacaan hari ini yang diambil dari Matius 16:13-20 menghadirkan momen krusial ketika Yesus dan murid-murid-Nya berada di Kaisarea Filipi. Pertanyaan Yesus tentang identitas-Nya memunculkan pengakuan kuat dari Simon Petrus, menggambarkan esensi iman Kristen dan peran gereja dalam rencana keselamatan.

Metode

Mari kita buka Lectio Divina ini dengan doa singkat, memohon kepada Tuhan untuk membimbing waktu doa kita. Kemudian lakukan langkah-langkah berikut:

  1. Baca – Dengan perlahan dan penuh konsentrasi, baca teks Alkitab di bawah ini sekali. Kata atau frase apa yang menarik perhatian atau menggerakkan hati kita? Cobalah rasakan lebih dalam jika perlu.
  2. Renungkan – Dengan perlahan dan penuh doa, baca teks tersebut sekali lagi. Apa yang Allah coba sampaikan kepada kita dalam teks ini? Apa yang ditawarkan-Nya kepada kita? Apa yang Dia minta dari kita? Perasaan apa yang muncul dalam diri kita?
  3. Tanggapi – Dengan perlahan dan penuh doa, baca teks tersebut lagi. Tanggapi Allah dari hati kita. Berbicaralah kepada Allah tentang perasaan dan wawasan kita. Tawarkan dirimu kepada Allah.
  4. Istirahat – Kalau diinginkan, kita bisa membaca teks tersebut sekali lagi. Duduklah dengan tenang di hadapan Allah, bertanya, “Apa yang Engkau sedang coba katakan kepada aku?” Beristirahatlah dalam kasih Allah dan dengarkan Dia.

Bacaan — Matius 16:13-20

Mat 16:13 – Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?”

Mat 16:14 – Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.”

Mat 16:15 – Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”

Mat 16:16 – Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”

Mat 16:17 – Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.

Mat 16:18 – Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

Mat 16:19 – Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”

Mat 16:20 – Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.

Penutup

Kalian bisa mengakhiri dengan sebuah Doa Bapa Kami atau doa singkat lainnya. Akan lebih baik juga jika kalian mencatat apa yang muncul selama waktu ini di dalam sebuah jurnal supaya kalian bisa melihat kembali di kemudian hari.

Pertanyaan Sharing

  1. Apakah kalian pernah dipengaruhi oleh pendapat orang lain mengenai iman kalian? Bagaimana kalian mengatasi pengaruh-pengaruh ini?
  2. Pengakuan berani Simon Petrus memiliki dampak yang signifikan. Bisakah kalian mengingat momen ketika iman kalian membawa kalian untuk membuat pengakuan yang penuh keberanian?
  3. Interaksi antara Yesus dan Petrus menekankan pentingnya pertemuan pribadi dengan Kristus. Bagaimana kalian merawat hubungan pribadi kalian dengan-Nya?
  4. Dalam laju kehidupan yang begitu cepat, bagaimana kalian bisa menemukan waktu untuk berhenti, merenung, dan mengakui pentingnya hubungan pribadi dengan Kristus?

Referensi