Sesi 75 - Week of 4 July 2021

Five Marks of a Catholic Family


Intro

Pernahkah teman-teman berpikir, apa sih bedanya keluarga Katolik dengan keluarga yang non-katolik? Mungkin banyak yang secara spontan akan menjawab, keluarga Katolik berdoa dengan menggunakan tanda salib. Tapi apakah hanya itu?

Sering dan banyak juga orang Katolik yang berpikir, selama kita itu berdoa, pergi ke gereja setiap minggu, dan juga mengikuti ajaran yang baik bagaimana kita hidup sehari hari, kita punya jati diri sebagai keluarga Katolik. Tetapi kalau di lihat dan analisa dengan baik, tetap saja mirip atau bahkan sama persis dengan mereka yang non-Katolik.

Gereja Katolik sebenarnya sangat memperhatikan bagaimana kita memperlakukan satu sama lain terutama dalam pernikahan dan keluarga kita, makanya gereja juga keluarkan aturan-aturan bagaimana kita hidup sebagai keluarga Katolik. Tantangannya memang bagaimana kita mempraktikan aturan/ajaran tersebut dalam kehidupan sehari hari. Mungkin ada sebagian dari kita juga berpikir kita perlu belajar giat, masuk sekolah teologi atau sampe perlu jadi Diakon untuk mengerti aturan-aturan itu supaya bisa melakukan, tetapi hal itu bukan kriteria untuk menjadi keluarga Katolik yang ideal.

Sharing

Apa yang kalian pikirkan ketika kalian mendengar “keluarga Katolik ideal”? Atau seperti apakah gambaran keluarga Katolik yang ideal menurut kalian?

Lima “Tanda”(marks) Keluarga Katolik

Keluarga Katolik menyembah (worship) bersama

Misa kudus adalah panggilan untuk kita semua yang menjadi salah satu sumber dari rasa cinta dan intimasi. Maka dari itu, kita sebagai keluarga Katolik perlu merayakan misa kudus setiap hari Minggu dan juga hari-hari wajib lainnya (holy day of obligation).

Tidak terlupa juga kalau kita perlu senantiasa menyadari bahwa kita adalah orang berdosa dan kita perlu berjuang untuk menjadi komunitas yang penuh cinta seperti Yesus ajarkan ke kita. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita untuk pergi menemui Yesus di dalam sakramen tobat, terlebih di saat kita tahu kalau kita ada di dalam kondisi dosa berat.

Keluarga Katolik berdoa bersama

Sebagai gereja domestik, kita juga perlu menyadari bahwa kita akan kesulitan untuk mencintai satu sama lain tanpa adanya Tuhan ditengah kita. Kita perlu berdoa untuk memohon rahmat-Nya. Maka dari itu, kita perlu berdoa secara pribadi, dan juga berdoa sebagai keluarga (suami istri anak) setiap hari. Ketika kita berdoa bersama, kita perlu berterima kasih dan memuji Tuhan untuk segala berkah atau pemberian dari Tuhan yang telah diterima dan juga meminta rahmat untuk bisa mencintai satu sama lain di keluarga dan dunia luar. Kita juga perlu mencari tahu apa kehendak Tuhan untuk kita dan juga berdoa akan struggle kita. Seperti apa yang mungkin kita sering dengar : keluarga yang berdoa bersama, akan selalu tetap bersama.

Keluarga Katolik adalah keluarga yang dipanggil untuk menjadi intim

Tertullian (penulis Kristiani pada masa Romawi di Afrika) pernah menulis “Dunia berkata, lihatlah orang-orang Kristiani, lihatlah bagaimana mereka mencintai satu sama lain”. Kehidupan Kristiani itu dipanggil untuk intimasi. Kita perlu mengakui bahwa keluarga adalah sekolah cinta.

Maka dari itu, sebagai keluarga, kita perlu juga selalu mencari tahu bagaimana kita bisa mencintai satu sama lain dengan lebih dalam dan lebih terbuka sebagai suami istri, orang tua, dan sebagai anak. Sebagai orang tua, kita perlu menyadari bahwa anak-anak harus menjadi tanda nyata persatuan cinta antara suami dan istri. Maka dari itu, sangatlah penting memupuk pernikahan dan praktik pengasuhan yang membuat setiap anggota keluarga (suami dan istri, orang tua dan anak-anak) rela untuk terbuka antara satu dengan yang lain. Juga kita harus berusaha memberikan diri untuk menciptakan “komunitas cinta kasih” yang lebih intim dan mempraktikkan semua kebajikan yang membantu kita dalam membangun sebuah keluarga.

Keluarga Katolik mendahulukan keluarga

Kita perlu menyadari bahwa hubungan keluarga adalah alat utama yang Tuhan gunakan untuk menyempurnakan kita dan menantang kita untuk menjadi seperti apa yang Ia kehendaki. Kehidupan keluarga itu sendiri adalah kegiatan yang paling penting.

Untuk melindungi keintiman keluarga sebagai gereja domestik, kita harus mengakui pentingnya kegiatan rutinitas keluarga dan harus melindungi kegiatan-kegiatan tersebut. Contohnya seperti : makan malam keluarga, doa dan ibadat keluarga, game night dan family day dan juga waktu reguler untuk bercakap dan membangun hubungan. Kita harus memperlakukan kegiatan ini sebagai prioritas penting keluarga kita dan menghargai kegiatan tersebut, lebih dari kegiatan-kegiatan lainnya.

Keluarga Katolik adalah sebuah Saksi dan Tanda

Tuhan ingin mengubah dunia melalui keluarga kita. Kita membiarkan diri kita menjadi bagian dari rencanaNya untuk mengubah dunia dengan dua cara.

Pertama, dengan berusaha menunjukkan di dalam interaksi sehari-hari kita sebagai suami dan istri, orang tua dan anak-anak , cinta dan keintiman yang dirindukan setiap hati manusia. Kita harus menunjukkan kepada dunia bahwa cinta ini adalah suatu hal yang layak diperjuangkan. Kita harus membagikan cinta ini di dalam setiap situasi kehidupan ke semua orang; di saat untung dan malang; di saat sehat dan sakit.

Kedua, kita harus membawa cinta ini ke luar rumah dengan melayani dunia secara luas dengan tetap bertanggung jawab dan menghormati integritas unit keluarga. Bagaimanakah kita melayani dunia di luar sana? Yaitu dengan melakukan “corporal and spiritual works of mercy”. Juga tidak terlupa kalau kita harus senantiasa merefleksikan apakah perbuatan kita itu sungguh dapat menunjukan kasih Allah di luar sana.

Sharing

  1. Kapan terakhir kalian berdoa bersama di keluarga kalian? Adakah jadwal atau kebiasaan berdoa bersama di keluarga? Sharingkan kebiasaan baik lainnya dalam keluargamu.
  2. Di dalam keluargamu, bagaimana kamu diajarkan untuk mencintai sesama? Sharingkan! (contoh : memberikan sumbangan; berkunjung ke panti asuhan; memberikan makanan ke yang lebih tua dahulu; dll.)
  3. Adakah kebiasaan di keluarga masing masing yang kalian selalu rindukan atau selalu nantikan? (cth : game night, makan bersama, merayakan ultah, etc.)
  4. Apakah kalian sering diskusi tentang kehidupan kalian di Singapore ini dengan orang tua kalian? Jika iya, sejauh apa yang kalian diskusikan? Jika tidak, mengapa?