Sesi 8 - Week of 8th Oct 2017

Discipleship – Learning from Peter


  1. Intro

 Minggu lalu kita sudah membahas tentang arti menjadi murid Kristus. Kali ini kita akan melihat Injil lebih mendalam dan belajar dari Santo Petrus.

Sebelum kita mulai, apa yang kalian ingat/ketahui tentang St. Petrus?

Fun fact: Di antara semua para rasul, St. Petrus muncul paling banyak di dalam Injil, Matius 25 kali, Markus 25 kali, Lukas 30 kali, Yohanes 39 kali

  1. Pembahasan

Sebutkan siapa saja murid-murid Yesus?  Fasil dapat mencari sendiri jawabannya.

Apa kualifikasi para murid Yesus? Apakah mereka ahli Taurat? Apakah mereka dari golongan imam-imam kepala? Para rasul yang dipanggil Yesus bukan dari golongan orang-orang yang memiliki kualifikasi / background yang berhubungan dengan ministry Yesus.

 

1 Corinthians 1:26-27

[table “” not found /]

 

Kita dapat mencontoh St. Petrus. Dia bukan orang yang istimewa, dia hanya seorang nelayan yang sederhana, dia juga orang yang lemah. Dia seringkali bertindak tanpa berpikir panjang. Dia bahkan mengkhianati dan menyangkal Yesus tiga kali. Namun, karena cintanya yang besar kepada Yesus, dia menyesal, bertobat, dan menjadi saksi Kristus yang luar biasa serta memimpin gereja perdana.Jesus does not call the equipped, He equips the called. Yesus tidak memanggil orang-orang yang punya background sempurna untuk menjadi murid-Nya. Yesus memanggil orang-orang yang membuka hati kepada-Nya dan mau melakukan kehendak-Nya. Kita tidak perlu kualifikasi khusus untuk dapat menjadi murid Yesus.

Pertanyaan sharing:

  1. Andreas, Petrus, Yohanes, Yakobus, dan Matius dipanggil Yesus menjadi murid-Nya saat mereka sedang sibuk. Apakah kamu pernah merasa bahwa kamu dipanggil menjadi murid Kristus? Sharingkan pengalamanmu!

Mari kita lihat dan merekfleksikan bacaan dari Injil Lukas tentang Yesus memanggil St. Petrus:

Luke 5:1-11

The Call of Simon the Fisherman.

[table “” not found /]

 

Saat itu, Yesus datang dan langsung naik ke perahu Petrus, kemudian memerintah Petrus untuk bertolak sedikit jauh dari pantai. Di jaman Yesus, tidak ada mikrofon. Yesus menggunakan akustik danau Genesaret (danau Galilea) untuk mengajar banyak orang di pantai. Saat itu pula, Yesus juga sekalian mengajar Petrus (yang saat itu belum mengenal Yesus dan mungkin hanya mendengar tentang Yesus dari orang-orang).Mari kita membayangkan setting kisah ini. Di sini kita melihat bahwa para nelayan sedang mencuci jala mereka setelah mereka mencari ikan sepanjang malam (seperti apa yang dikatakan St. Petrus di ayat 5). Setelah kembali ke pantai dari mencari ikan di danau, nelayan di sana mengirim ikan-ikan ke tempat yang bernama Magdala untuk dikeringkan dan diasinkan sebelum dijual ke pasar, setelah itu mereka kembali ke perahu untuk memperbaiki dan mencuci jala mereka. Kita bisa menyimpulkan bahwa saat itu sekitar pagi hari menjelang siang.

Setelah Yesus selesai mengajar, Yesus meminta Petrus untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala. Apa respon Petrus? “Master, we have worked hard all night and have caught nothing.” Sebagai nelayan, dia mencoba menjelaskan kepada Yesus situasi di sana. Tetapi, kemudian Petrus melanjutkan “but at your command I will lower the nets.” Walaupun hal itu tidak masuk akal, dan tidak mungkin, Petrus menuruti perintah Yesus.

Apa yang terjadi setelah itu? Mereka menangkap banyak ikan sampai jala mereka mulai koyak. Mereka kemudian memanggil perahu lain, mengisi kedua perahu dengan ikan hingga kedua perahu hampir tenggelam. Saat Petrus melihat hal ini, dia berkata, “Depart from me, Lord, for I am a sinful man.” Perhatikan perubahan yang terjadi pada Simon Petrus. Petrus yang sebelumnya menggunakan kata Master (guru), sekarang menggunakan kata Lord (Tuhan). Petrus mengakui bahwa dia orang berdosa yang tidak layak. Yesus berkata, “Do not be afraid; from now on you will be catching men.” Di dalam perjanjian lama, Allah terus menerus berkata kepada bangsa Israel supaya jangan takut. Dan kata-kata ini yang diucapkan Yesus kepada Petrus.

Setelah mereka membawa perahu ke pantai, mereka meninggalkan segalanya dan mengikuti Yesus.

Pertanyaan sharing:

  1. Apa yang bisa kita pelajari dari St. Petrus di dalam kisah ini? Sharingkan.

Setelah kita membaca tentang panggilan St. Petrus, mari kita membaca Kisah Para Rasul dimana St. Petrus memimpin jemaat perdana. Saat itu St. Petrus melihat perlunya mencari pengganti posisi yang ditinggalkan oleh Judas Iskariot.

 

Acts 1:21-22

[table “” not found /]

 

Pertanyaan sharing:Lewat kriteria ini, St Petrus memberitahu jemaat pertama bahwa personal relationship with Christ, berapa lama waktu bersama-sama dengan Yesus adalah kriteria terpenting. Jika untuk jemaat perdana, hal ini berarti waktu yang dihabiskan bersama-sama dengan Yesus “in person”. Untuk kita, hal ini berarti waktu yang dihabiskan bersama-sama dengan Yesus dalam doa, penyembahan dan adorasi.

  1. Petrus menghabiskan banyak waktunya bersama Yesus, berapa banyak waktu yang kamu habiskan untuk Yesus dalam doa, penyembahan, dan adorasi? Apa yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan dan memperdalam relationshipmu dengan Yesus?

Menjadi murid Kristus lebih dari sekedar mengikuti Kristus. Menjadi murid Kristus tidak dapat dilakukan dengan mengikuti Yesus dari jauh (ingat tentang Petrus yang menyangkal Yesus tiga kali, saat itu Petrus mengikuti Yesus dari jauh)Menjadi murid Kristus adalah proses seumur hidup dimana kita terus menerus membangun relasi dengan Kristus. There is a cost to being a disciple!

“If any one comes to me without hating his father and mother, wife and children, brothers and sisters, and even his own life, he cannot be my disciple. Whoever does not carry his own cross and come after me cannot be my disciple….  Everyone of you who does not renounce all his possessions cannot be my disciple. (Luke 14:26, 27, 33)

Note: Hate is a Hebrew way of saying “love less”.

The cost of discipleship means putting Jesus first. Relasi kita dengan Kristus adalah yang utama, dan pusat hidup kita. Kemudian melalui Dia, kita dapat mencintai dan menyayangi orang lain dan diri kita sendiri dengan baik.

Namun, untuk menjadi murid dan punya relasi yang dekat dengan Kristus tidaklah gampang karena dosa asal dan dosa-dosa yang menjadi tembok penghalang. Karena itu kita harus selalu senantiasa berupaya untuk datang kepada kerahiman dan mencari rahmat-Nya melalui penerimaan-penerimaan sakramen-sakramen terutama Sakramen Tobat dan Sakramen Ekaristi.

Disciple must imitate Him

Sebagai murid Kristus, kita harus terus berusaha mencontoh Yesus. Kita harus terus menerus belajar mengenal Yesus dan ajaran-ajaran-Nya lewat kitab suci serta ajaran dan tradisi Gereja. Mari kita baca dan renungkan beberapa ayat Injil di bawah ini yang mengutip pesan-pesan Yesus kepada murid-murid-Nya.

Jesus then said to those Jews who believed in him, “If you remain in my word, you will truly be my disciples, and you will know the truth, and the truth will set you free.” (John 8:31-32)

“Do you know what I have done to you? You call me Teacher and Lord–and you are right, for that is what I am. So if I, your Lord and Teacher, have washed your feet, you also ought to wash one another’s feet. For I have set you an example, that you also should do as I have done to you.” (John 13:12b-15)

I give you a new commandment: love one another. As I have loved you, so you also should love one another. This is how all will know that you are my disciples, if you have love for one another.” (John 13:35)

III. Conclusion

Tiga poin utama yang dapat kita pelajari dari materi hari ini:

  • Merefleksikan apa yang dialami oleh St. Petrus memberi kita harapan karena kita yang juga manusia berdosa dan tidak layak juga dipanggil. Yesus memanggil kita, dan jika kita menjawab panggilan-Nya, dia akan melayakkan kita.
  • Sebagai murid, kita harus terus meningkatkan relationship kita kepada Yesus, baik dalam doa, penyembahan, dan adorasi.
  • Disciple must imitate Him

Pertanyaan sharing:

  1. Apa yang akan kamu lakukan di minggu ini dalam upayamu menjadi murid Kristus? Sharingkan dengan teman-teman satu CG, ide-ide yang dapat kalian lakukan sebagai murid Kristus yang lebih baik.

CLOSING PRAYER

Dear Lord, in the midst of Peter’s life as a simple fisherman, you called him to play a role in a story much bigger than his own. In Peter, you called an ordinary man to become an extraordinary disciple. When you called Peter saying, “Follow me,” Peter responded with his whole life, and that meant persevering in the midst of failures, weaknesses, and trials. Lord Jesus Christ, help us to grow in our trust in you as Peter did; to step out in faith, putting out into the deep. Help us always to be your faithful disciples, leaving behind those things that distract us from you, following you no matter where you lead. Amen.

St. Peter, pray for us.

References:

[1] Peter: Keys to Following Jesus. Tim Gray. 2016.

[2] http://catholicexchange.com/being-a-disciple-of-christ

[3] http://www.integratedcatholiclife.org/2016/06/deacon-bickerstaff-five-discipleship-lessons-on-following-jesus/

[4] http://catholicexchange.com/what-is-the-cost-of-being-christs-disciple