Sesi 11 - Week of 5 Nov 2023

Apologetik: Kristus Raja Semesta Alam


Intro

 

Saat ini kita sudah di penghujung tahun liturgi dan 3 minggu lagi kita akan merayakan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam yang menjadi penutup tahun liturgi sebelum kita memasuki masa Adven.

Gelar “Kristus Raja Semesta Alam” adalah salah satu gelar yang sangat penting bagi Kristus. Walau Kristus bukanlah raja menurut ukuran duniawi, tetapi Ia adalah raja semesta alam yang menyatukan semua ciptaan dengan Allah.

Hari ini kita mau mempelajari lebih dalam tentang gelar Kristus ini dan maknanya bagi kita sehingga kita dapat menjelaskan jika ada orang yang bertanya tentang hal ini.

Bahan

Q: Kapan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam ini dirayakan?

A: Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam dirayakan setiap tahun pada hari Minggu terakhir dalam kalender liturgi Gereja, yang biasanya merupakan Minggu Biasa Ke-34. Pada tahun ini, kita akan merayakannya pada tanggal 26 November 2023.

Q: Kapan Hari Raya ini pertama kali dirayakan?

A: Hari Raya Kristus Raja pertama kali dirayakan pada tahun 1926, setelah ditetapkan oleh Paus Pius XI pada tahun 1925. Awalnya, perayaan ini jatuh pada akhir Oktober, tetapi kemudian digeser menjadi hari Minggu terakhir dalam tahun liturgi sebelum Minggu Pertama Adven. Hal ini sesuai dengan ajaran Gereja Katolik tentang kedatangan kembali Kristus sebagai Raja yang kita akan renungkan di awal masa Adven.

Q: Kenapa Paus Pius XI menetapkan Hari Raya ini?

A: Paus Pius XI menetapkan Hari Raya Kristus Raja sebagai respons terhadap berkembangnya gerakan sekularisme dan atheisme pada masanya, terutama di beberapa negara Eropa, Mexico, dan Rusia. Dia menyadari bahwa ketika manusia mengabaikan Tuhan dan hukum-hukum-Nya dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dapat menyebabkan kekacauan dalam kehidupan manusia dan negara. Hari Raya ini mengingatkan kita bahwa meskipun pemerintahan suatu negara dapat berubah, Kristus tetap menjadi Raja abadi karena Kerajaan-Nya tak akan pernah berakhir.

Di dalam ensikliknya yang berjudul Quas Primas (“In the first”), Paus menulis bagaimana Kristus yang menjadi raja adalah jawaban untuk semua masalah manusia. Banyak masalah di dunia ini disebabkan oleh banyak orang yang mengabaikan Yesus Kristus dan ajaran-Nya dalam kehidupan mereka. Perdamaian sejati dapat ditemukan dalam Kerajaan Kristus, selama kita berusaha keras untuk mewujudkannya dengan mengembalikan kekuasaan Tuhan dalam dunia ini.

Q: Apa yang menjadi dasar pemberian gelar Raja kepada Kristus?

A: Dasar pemberian gelar Raja kepada Kristus adalah Inkarnasi. Kristus adalah 100% Allah dan 100% manusia. Dia adalah Allah yang turun ke dunia dan bersatu dengan manusia. Melalui penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya, Kristus telah menyelamatkan manusia dari dosa dan kegelapan, sehingga Ia memiliki kuasa atas segala ciptaan. He must reign in our minds, which should assent with perfect submission and firm belief to revealed truths and to the doctrines of Christ. He must reign in our wills, which should obey the laws and precepts of God. He must reign in our hearts, which should spurn natural desires and love God above all things, and cleave to him alone. He must reign in our bodies and in our members, which should serve as instruments for the interior sanctification of our souls, or to use the words of the Apostle Paul, ‘as instruments of justice unto God.’ (Quas Primas, 33)

Q: Apakah ada tertulis dalam Kitab Suci bahwa Kristus adalah Raja?

A: Paus Benediktus XVI mengatakan demikian:

The kingship of Christ remained completely hidden until he was 30 years old, years spent in an ordinary life in Nazareth. Then, during his public life, Jesus inaugurated the new Kingdom which “does not belong to this world” (Jn 18: 36), and finally, with his death and Resurrection, he fully established it.

Dasar dari Kitab Suci dapat dilihat dari beberapa ayat di bawah:

Yoh 18:37 Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”

Mat 28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

1 Kor 15:25-28 Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa “segala sesuatu telah ditaklukkan”, maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya. Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.

Fil 2:10-11 …supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Q: Mengapa kita masih menyebut Yesus sebagai raja, padahal di zaman ini tinggal sedikit negara yang masih mempunyai raja?

A: Meskipun sedikit negara yang masih memiliki raja atau ratu di zaman ini, gelar Raja bagi Yesus tetap relevan. Gelar ini menggambarkan bahwa Kristus memiliki kekuasaan, kekudusan, dan kemampuan yang melampaui semua ciptaan lainnya. Sementara raja dan ratu manusia mendapatkan kedudukan mereka melalui kelahiran, Kristus adalah Raja yang memerintah dengan kuasa ilahi-Nya.

Di dalam ensikliknya, Paus Pius XI menjelaskan:

It has long been a common custom to give to Christ the metaphorical title of “King,” because of the high degree of perfection whereby he excels all creatures. So he is said to reign “in the hearts of men,” both by reason of the keenness of his intellect and the extent of his knowledge, and also because he is very truth, and it is from him that truth must be obediently received by all mankind. He reigns, too, in the wills of men, for in him the human will was perfectly and entirely obedient to the Holy Will of God, and further by his grace and inspiration he so subjects our free-will as to incite us to the most noble endeavors.

 

Q: Apakah arti singkatan INRI yang ada di atas salib?

A: Singkatan INRI dalam bahasa Latin merupakan kepanjangan dari Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum, yang artinya “Yesus dari Nazaret, Raja Orang Yahudi”. Pilatus memerintahkan agar tulisan ini diletakkan di atas kepala Yesus di salib sebagai sebuah pernyataan. Meskipun Pilatus melakukannya sebagai pembenaran untuk hukuman penyaliban Yesus dan bukan sebagai ungkapan keyakinan bahwa Yesus adalah Raja, ironisnya, salib tersebut menjadi “singgasana” yang tepat bagi Yesus sebagai Raja. Singkatan INRI mengingatkan kita bahwa Kristus adalah Raja yang memiliki otoritas dan pemerintahan yang luar biasa, bahkan ketika Ia berada di atas salib.

 

Fun Fact

Patung “Christ the King” yang terbesar di dunia ada di Polandia. Dengan tinggi 33 meter (1 meter untuk setiap tahun hidup Yesus di dunia), patung ini 3 meter lebih tinggi dibandingkan patung “Christ the Redeemer” di Rio de Janeiro.

 

Penutup

Di zaman sekarang, banyak orang mengartikan kebebasan beragama berarti bebas melakukan praktik-praktik keagamaan di dalam lingkungan tertutup (keluarga, gereja, dsb) tetapi tidak untuk dipraktekan di tempat umum seperti di kantor, sekolah, dll. Banyak umat Katolik terbiasa mempunyai 2 pribadi yang berbeda, satu ketika mereka berada di lingkungan Gereja dan yang lain ketika mereka di tempat umum. Lewat perayaan “Kristus Raja Semesta Alam” ini, Gereja ingin mengingatkan dan mengajak kita umatnya untuk berani memperlihatkan dan mempraktekan iman kita di depan umum. Kita persembahkan tubuh, hati, akal budi dan kehendak kita kepada Kristus, Raja kita, dan bukan kepada institusi pemerintahan duniawi.

 

Sharing Questions

  1. Apakah mudah bagimu untuk menempatkan/melihat Kristus sebagai Raja dalam hidupmu? Jika ya, sharingkan satu kejadian dimana kamu menunjukkan bahwa Kristuslah yang berkuasa dalam kehidupanmu. Jika tidak, hal apa yang membuat kamu susah untuk melakukan ini?
  2. Sharingkan pengalaman ketika kamu dihadapkan pada pilihan yang sulit, antara patuh pada ajaran Kristus atau patuh pada perintah dari atasan di tempat kerja atau guru di sekolah. Bagaimana kamu menyikapinya?
  3. Di banyak negara maju, termasuk Singapura, yang memiliki pemerintahan yang sekuler, pelajaran agama sudah dihilangkan dari sekolah. Menurutmu apa efeknya bagi kehidupan masyarakat di zaman sekarang?