Sesi 12 - Week of 12 Nov 2023

Walking in Discipleship of Christ


Intro

Menurut kamu, adakah orang yang tidak pernah menjadi murid?

Kita semua di satu waktu pasti pernah menjadi seorang murid. Bahkan jika pun kita tidak sempat melewati bangku pendidikan, resmi maupun tidak resmi, kita adalah seorang murid. Jika kita mencontoh seseorang melakukan sesuatu, maka sebenarnya kita adalah ‘murid’ orang tersebut. Jika kita di pekerjaan, kita menerima pelajaran untuk melakukan pekerjaan kita, maka kita pun sebenarnya sudah menjadi seorang murid.

Arti Menjadi Seorang Murid

Sebelum kita membahas materi kita tentang menjadi murid Kristus, mari kita telaah apakah makna menjadi seorang murid dalam kehidupan kita sehari-hari:

  1. Kita itu mau diajar dan dididik. Menjadi seorang murid berarti mau dengan rendah hati belajar dan mengikuti contoh/teladan yang diberikan sang guru.
  2. Adanya sosok guru. Orang ini yang akan menjadi pegangan dan ukuran kita.
  3. Tujuan kita menjadi murid adalah untuk memiliki ilmu-ilmu dan kualitas-kualitas sang guru.
  4. Menjadi murid berarti berada dalam sebuah proses yang panjang. Memiliki kualitas-kualitas sang guru, tidak akan terjadi dalam sehari semalam, dan proses ini bukanlah sesuatu yang gampang, karena kita akan diuji apakah kita benar-benar menangkap semua pengajaran dari sang guru.

Menjadi Murid Kristus

Mari kita sekarang lihat arti dari menjadi murid Kristus:

Allah menghendaki seluruh dunia untuk menjadi murid Kristus.

Mat 28:19.
(19)Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

Tugas pemuridan ini tidak terlepas dari para rasul dan para penerus mereka, yang telah diberi kuasa oleh Tuhan Yesus untuk membaptis dan mengajar kepada semua bangsa, segala sesuatu yang telah diperintahkan-Nya. Jadi, jika kita menerima kebenaran ayat ini seharusnya kita sungguh-sungguh ingin menjadi murid Yesus. Menjadi murid Yesus berarti kita harus dibaptis dan menerima semua pengajaran Kristus yang disampaikan oleh para rasul, baik lisan maupun tulisan. Dan inilah yang menyebabkan Gereja Katolik selalu melihat bahwa pemuridan itu tidak terlepas dari Gereja yang didirikan Kristus.

Menjadi murid Kristus artinya juga adalah masuk ke dalam Kerajaan Allah.

KGK 546
Melalui perumpamaan – satu bentuk mengajar-Nya yang khas – Yesus mengajarkan supaya masuk ke dalam Kerajaan-Nya (Bdk. Mrk 4:33-34). Lewat perumpamaan Ia mengundang kita ke perjamuan Kerajaan-Nya (Bdk. Mat 22:1-14), tetapi menuntut juga keputusan yang radikal. Untuk memperoleh Kerajaan itu, orang harus melepaskan segala sesuatu (Bdk. Mat 13:44-45). Kata-kata hampa tidak mencukupi; perbuatan sangat dibutuhkan (Bdk. Mat 21:28-32).

Perumpamaan perumpamaan itu seakan-akan menempatkan sebuah cermin di depan manusia, dalamnya ia dapat mengerti: Apakah ia menerima kata-kata itu sebagai tanah yang berbatu-batu atau sebagai tanah yang baik? (Bdk. Mat 13:3-9). Apa yang ia lakukan dengan talenta yang ia terima? (Bdk. Mat 25:14-30). Yesus dan kehadiran Kerajaan di dunia adalah inti semua perumpamaan. Orang harus masuk ke dalam Kerajaan, artinya harus menjadi murid Kristus, untuk “mengetahui rahasia Kerajaan surga” (Mat 13:11). Untuk mereka yang “ada di luar” (Mrk 4:11), segala sesuatu tinggal rahasia (Bdk. Mat 13:10-15).

Menjadi murid Yesus artinya adalah mengambil bagian dalam kehidupan Kristus sendiri, baik di dalam suka maupun duka, penderitaan maupun kesengsaraan.

Cara kita mengambil bagian dalam kehidupan Yesus yang paling nyata adalah dengan menyambut Ekaristi, sebab dengan menyambut Ekaristi, maka kita menyambut Tubuh dan Darah Kristus sendiri. Melalui Ekaristi, Kristus tinggal di dalam kita, dan kita tinggal di dalam Dia.

KGK 787
Sejak awal, Yesus membiarkan para murid-Nya mengambil bagian dalam kehidupan-Nya (Bdk. Mrk 1:16-20; 3:13-19). Ia menyingkapkan bagi mereka misteri Kerajaan Allah (Bdk. Mat 13:10-17) dan memberikan mereka bagian dalam perutusan-Nya, baik dalam kegembiraan-Nya (Bdk. Luk 10:17-20) maupun dalam kesengsaraan-Nya (Bdk. Luk 22:28-30). Yesus berbicara mengenai hubungan akrab antara Dia dan mereka, yang mengikuti Dia: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu… Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya” (Yoh 15:4-5). Dan Ia menyatakan satu persekutuan yang penuh rahasia dan real antara tubuh-Nya dan tubuh kita: “Barang siapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia” (Yoh 6:56).

Menjadi murid Kristus artinya juga adalah mengambil bagian di dalam ketiga misi Kristus, yaitu sebagai imam, nabi dan raja.

KGK 783
Yesus Kristus diurapi oleh Bapa dengan Roh Kudus dan dijadikan “imam, nabi, dan raja”. Seluruh Umat Allah mengambil bagian dalam ketiga jabatan Kristus ini, dan bertanggung jawab untuk perutusan dan pelayanan yang keluar darinya Bdk. RH 18-21.. 436, 87

Selanjutnya KGK 784-786 mengajarkan:

  • Keterlibatan kita di dalam sakramen-sakramen adalah perwujudan nyata kita menjalankan misi imamat bersama dengan umat yang lain.
  • Berpegang teguh pada iman, memperdalam iman dan menjadi saksi Kristus adalah perwujudan misi kita sebagai nabi.
  • Berkarya untuk melayani sesama terutama yang miskin adalah bentuk perwujudan misi kita sebagai raja. Sebab Kristus sebagai Raja memberikan teladan kepada kita, bukan untuk dilayani tetapi melayani, dan untuk memberikan hidup-Nya kepada banyak orang. (Mat 20:28).

Menjadi murid Kristus juga bukan hanya beriman pada Kristus dan hidup sesuai dengan iman kita, tetapi juga, berani menjadi saksi Kristus dan menyebarkan iman kita.

KGK 1816
Murid Kristus harus mempertahankan iman dan harus hidup darinya, harus mengakuinya, harus memberi kesaksian dengan berani dan melanjutkannya; Semua orang harus “siap-sedia mengakui Kristus di muka orang-orang, dan mengikuti-Nya menempuh jalan salib di tengah penganiayaan, yang selalu saja menimpa Gereja ” (LG 42) (Bdk. DH 14). Pengabdian dan kesaksian untuk iman sungguh perlu bagi keselamatan: “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barang siapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di surga” (Mat 10:32-33).

Sebagai murid Kristus kita harus mengutamakan Tuhan di atas segalanya.

Lukas 14:26.
(26)”Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Ketika kita merenungkan perkataan Yesus ini, hati kita akan mengatakan Yesus itu kejam sekali. Tetapi Tuhan Yesus tidak bermaksud demikian. Dia tidak memerintahkan agar orang membenci, bapaknya, ibunya, dan keluarganya yang lain. Disini Tuhan Yesus mau membandingkan apakah seseorang lebih mengasihi Dia atau bapaknya, ibunya, dan sebagainya. Orang harus lebih mengasihi Tuhan Yesus dibandingkan dengan semua orang lain.

Itu berarti juga kita tidak terikat harta duniawi.

Yoh 19:21-22.
(21)Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.”

(22)Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Tuhan tidak melarang kita untuk memiliki harta duniawi, tapi ingatlah bahwa yang jauh lebih penting dari itu semua adalah kepemilikan terhadap harta di surga dengan segala kemuliaannya. Harta surgawi bersifat kekal dan seharusnya menjadi fokus seorang murid.

Memikul salib

Lukas 14:27. (27)Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Sama seperti saat kita harus mengikuti ujian saat kita bersekolah/kuliah, ungkapan memikul salib berarti bahwa setiap orang yang mau menjadi pengikut Tuhan Yesus harus rela diuji dan terkadang sampai mengalami penderitaan bahkan sampai mati atau kehilangan nyawanya oleh karena Kristus. Seseorang yang mengambil komitmen untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus harus menyadari benar akan konsekuensi yang harus mereka tanggung. Orang yang mengikut Tuhan Yesus dengan harapan akan dibebaskan dari penderitaan di dunia ini adalah pandangan yang keliru dalam memahami rancangan Injil, karena dengan Injil atau dengan mengikut Tuhan Yesus justru mereka dihadapkan pada kesulitan dunia ini.

Kesimpulan

Menjadi murid Kristus, pada esensinya adalah mengikuti Dia, tidak hanya sekedar menjadi murid seperti saat kita di sekolah. Mengikuti Yesus berarti kita meniru Tuhan Yesus dalam setiap segi hidup. Patokan kita adalah Tuhan Yesus. Hidup seperti Tuhan Yesus adalah hidup yang sesuai dengan Firman Tuhan. Seluruh hidup dicocokkan dengan Firman Tuhan dalam setiap segi. Sebab itu kita harus tekun mempelajari Firman Tuhan sampai kita mengerti kehendak Tuhan dalam setiap segi hidup kita, lalu menaatinya. Mengikuti Tuhan Yesus berarti ikut melakukan kehendak Allah dan ini termasuk menjadikan orang lain murid Kristus.

Pertanyaan Sharing

  1. Pernahkah kamu merasa bangga/kagum terhadap gurumu? Sharingkan.
  2. Menjadi murid Kristus artinya juga adalah mengambil bagian di dalam ketiga misi Kristus, yaitu sebagai imam, nabi dan raja. Perbuatan apa yang pernah/ingin kamu lakukan untuk menjalani misi ini? Sharingkan. Contoh: mengajak orang datang ke gereja, menjadi wali baptis, mendoakan orang, melayani Amoredio lewat Material Ministry, etc.
  3. Sharingkan pengalamanmu menjadi saksi nyata Kristus yang berlawanan dengan keinginan duniawi.

Reference