Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Sesi 80 - Week of 11th Jan 2016

7 Things You Need to Know about the TOB


Info Rekoleksi 2016

Latar belakang :

  1. Semakin maraknya pengaruh budaya kematian dalam era globalisasi bagi Orang Muda, seperti seks bebas, pornografi, aborsi dan pelecehan seksual.
  2. Tawaran dari Santo Yohanes Paulus II untuk menemukan makna kebahagiaan sejati dalam hidup, baik saat melajang maupun sudah menikah
  3. Kebutuhan katekese di kalangan umat seputar moral dan seksualitas yang sesuai dengan ajaran iman katolik

Misi :

Menginspirasikan dan mengajarkan kebenaran seksualitas dalam dimensi Teologi Tubuh Santo Yohanes Paulus II dan perkembangannya sesuai dengan konteks zaman

Pembicara:

  1. Yurika Agustina
    Seorang selibat awam yang mengalami pertobatan pribadi pada tahun 1986. Terpanggil sebagai misionaris awam bagi Orang Muda sejak tahun 1993. Berlatar belakang pendidikan Kitab Suci KPKS St. Paulus angkatan 1989- 1991, serta lebih dari 20 tahun pengalaman dalam kerasulan Evangelisasi dan mengajar training for trainers bagi para leaders di kebun anggur Tuhan. Anggota Komisi Kerasulan Kitab Suci Keuskupan Agung Jakarta periode 2002-2008, Ketua Bidang Pembinaan Orang Muda Katolik Badan Pelayanan Keuskupan Pembaharuan Karismatik Keuskupan Agung Jakarta (BPK PKK KAJ) periode 2007 -2010, Wakil Koordinator BPK PKK KAJ Bidang Kepemudaan periode 2010-2013 dan Anggota Harian Badan Pelayanan Nasional Pembaharuan Karismatik Indonesia periode 2010 – 2015. Saat ini menjadi salah satu Penasehat Komunitas Domus Cordis dan Direktur Eksekutif Theology of the Body InsighT.
  2. Riko Ariefano
    Riko adalah seorang suami, wirausahawan, dan pekerja di kebun anggur Tuhan yang telah melayani orang muda selama 20 tahun. Ia menjadi pembicara sejak usia 19 tahun, dan oleh Kemurahan Tuhan ia telah diundang ke berbagai negara untuk mewartakan Kabar Gembira, khususnya bagi orang muda. Sebagai salah satu pendiri Komunitas Domus Cordis dan menjabat sebagai Ketua Yayasan Domus Cordis. Saat ini menjadi Ketua Pertemuan Mitra Kategorial [PEMIKAT] Keuskupan Agung Jakarta dan bersama isterinya, Lia B. Ariefano menulis buku Sexy and Holy: The Anatomy of Relationship.
  3. Dr. Lia B. Ariefano
    Seorang dokter lulusan FK UNIKA ATMA JAYA dan ahli profesional medis di bidang kedokteran komplementer (bio-physic medicine) ini mempunyai passion untuk mewartakan harapan yang terpancar melalui anugrah kehidupan. Saat ini juga bekerja di sebuah perusahaan teknologi medis dan melayani di Youth Mission for Life (YML) dalam Komunitas Domus Cordis. Salah satu penulis Renungan Harian Wanita Treasuring Womanhood. Bersama suaminya, Riko Ariefano, menulis buku Sexy and Holy: The Anatomy of Relationship. Berdomisili di daerah Jakarta Utara.

Apa itu ajaran tubuh menurut Yohanes Paulus II?

Ajaran Paus Yohanes Paulus II tentang tubuh ini kita kenal saat ini dengan Theology Of The Body (Teologi Tubuh). Ajarannya dikumpulkan dari rangkaian ceramahnya dalam audiensi umum dengan umat setiap hari Rabu. Ada 129 ceramah dalam kurun waktu dari 5 september 1979 sampai 28 November 1984. Rangkaian ceramah ini terpotong karena pada 13 Mei 1981 Paus mengalami pencobaan pembunuhan. Semua ceramahnya ini dikumpulkan dalam satu buku dengan judul Theology Of The Body, yang juga menjadi booming saat ini.

Dalam kesempatan ini kita melihat apa itu tubuh menurut ajaran Yohanes Paulus II atau dengan kata lain apa itu Theology Of The Body.

Teology adalah ilmu tentang Tuhan. Dalam teologi kita menemukan bahwa iman kita ini perlu mencari pengertiannya juga. Artinya iman kita ini perlu juga didasari oleh pemahaman akal budi yang sehat.

Lalu Theology Of the Body itu apa? Theology of the Body adalah ilmu tentang Tuhan dalam kaitannya dengan tubuh. Yang mau dikatakan di sini bahwa tubuh manusia itu adalah sebuah sakramen atau tanda dan sarana kehadiran Allah. Allah itu adalah realitas yang tidak kelihatan. Satu-satunya cara yang memungkinkan realitas Allah ini kelihatan adalah dalam tubuh manusia. Demikianlah tubuh manusia itu menjadi penunjuk pada realitas Allah yang tidak kelihatan itu. Dengan kata lain, dalam Theology of the body kita mempelajari Allah yang mewahyukan dirinya dalam tubuh manusia. Yohanes Paulus II mengatakan:


…tubuh sesungguhnya mampu membuat terlihat apa yang tidak kelihatan, yang spiritual dan yang ilahi. Tubuh telah diciptakan untuk menyalurkan ke dalam dunia yang kelihatan ini, misteri yang tersembunyi sejak awal dalam diri Allah…dan karena itu tubuh menjadi tanda bagi misteri itu.

TOB; 20 Februari 1980

Yohanes Paulus II melihat tubuh begitu penting. Melalui Theology of the body, Yohanes Paulus II ingin menjelaskan apa arti tubuh sebagai sebuah tanda bagi seseorang dan panggilannya untuk saling memberikan diri dan bagaimana tubuh menjadi tempat penyataan diri Allah dan rencanaNya bagi umat manusia.

Dengan demikian Yohanes Paulus II membawa suatu perubahan besar di tengah kebingungan kita memahami tubuh dan seperti yang dikatakan Rm.Deshi Ramadhani, SJ dalam bukunya Lihatlah Tubuhku bahwa Paus Yohanes Paulus II berusaha membuka mata dunia pada satu hal yang begitu parah tidak diperhatikan lagi yaitu tubuh. Ia menyerukan pada dunia agar kembali belajar mengerti apa artinya hidup sebagai manusia yang bertubuh.

Dan untuk mengubah seluruh dunia, kita harus mulai dengan mencoba mengerti diri kita sendiri sebagai manusia yang bertubuh; kita harus mulai membuat perubahan dalam cara anda, cara saya dan cara kita semua memahami arti tubuh. Ia mengajak semua orang untuk melihat secara serius hal-hal yang berkaitan dengan tubuh manusia dalam hubungannnya dengan seksualitas dan keinginan-keinginan, lamunan-lamunan, dorongan-dorongan, serta khayalan-khayalan seks kita semua.

Dalam Theology Of The Body memang secara khusus membahas tentang seksualitas, tentang pria dan wanita. Paus Yohanes Paulus II merefleksikan tentang seks dan pernikahan. Dalam ajarannya ini, Paus telah membuat suatu revolusi besar tentang seks.

www.carmelia.net

7 Things You Need to Know about the TOB

Intro

Menyambut rekoleksi kita yang akan berlangsung 2 minggu lagi, di sesi CG kali ini kita mau mempersiapkan diri dengan belajar tentang hal-hal penting seputar “Theology of the Body”.

Seperti yang dikatakan oleh George Weigel, penulis biografi St. JP II, tentang TOB : “A theological time bomb, set to go off with dramatic consequences.”

Pernyataan yang amat tepat untuk TOB, sebab TOB tidak hanya menunjukan ajaran Gereja Katolik tentang seksualitas manusia, tetapi juga menunjukan bagaimana sakramen Gereja dimengerti, diekspresikan dan dijiwai. Hal ini ditujukan untuk kita semua yang hidup didalam kultur modern, yang telah dirusak oleh hal-hal duniawi.

Jika TOB dipelajari dan sungguh-sunguh dijalankan dengan benar, maka kita sebagai pria dan wanita, bisa lebih mengerti arti tubuh jasmani dan rohani kita masing-masing , dan akhirnya membantu kita untuk mengerti juga apa tujuan hidup kita yang sebenarnya.

  1. The Theology of the Body teaches that the body expresses the person
    Kalimat tersebut mengartikan, bahwa tubuh jasmani kita mengungkapkan prbadi kita di dalam sebuah dimensi yang tidak kelihatan (invisible). Kebajikan kita, kehidupan rohani kita, sikap kita dalam mencintai dan menolong, kesusahan kita dalam dosa – itu semua ada dalam dimensi yang tidak kelihatan. Kita tidak bisa melihat atau menyentuh hal-hal tersebut secara fisik. Tetapi semua itu terekspresikan dalam tubuh kita, lewat mata kita, lewat sikap tubuh kita, lewat gerak-gerik kita.St. JP II memberikan contoh seperti ini : ia mengatakan kalau ia menemukan misteri kebaikan dari Mother Teresa di dalam matanya.Mungkin kita bertanya-tanya sekarang, apa maksudnya?Tubuh kita terbentuk dari apa yang ada dalam jiwa kita. Jadi ketika orang-orang melihat mata dari Mother Teresa, mereka langsung merasakan perasaan kasih yang amat dalam. Dan juga mereka bisa merasakan kerendahan hatinya lewat postur tubuh Mother Teresa. Orang-orang tidak bisa mengerti, tetapi mereka bisa benar-benar merasakannya.

    Dengan demikian, sekali lagi, tubuh kita yang secara fisik nyata ini bisa mengungkapkan siapa diri kita sebenarnya. Sebaliknya pun, apa yang kita lakukan dengan tubuh kita, akan selalu mempunyai pengaruh terhadap jiwa kita.

    Sharing:

    Apakah kalian setuju dengan penjelasan diatas ?

    Sharingkan pengalaman kalian dalam hal tersebut.


    Panduan Fasil :

    Bisa share dalam 2 kategori : baik dan buruk,

    tentang diri sendiri atau orang lain cth : pastor yang bijak, guru yang baik, ortu yang pengertian, atau juga kollega yang sombong, teman yang suka pamer, dll.

    Ingat kalau disini tujuannya adalah untuk mengerti bahan diatas.

  2. The Theology of the Body affirms the goodness of sexuality.
    Di jaman sekarang ini, banyak sekali dari kita, yang beranggapan kalau Tuhan dan Sex adalah hal yang bertentangan. Sex adalah sesuatu hal yang tabu, yang dibenci oleh Tuhan. Mungkin beberapa dari kalian ada yang merasa : ah, tidak se-extrem itu koq. Tetapi dalam lubuk hati yang paling dalam, secara sadar atau tidak, kalian masih beranggpan kalau sex adalah sesuatu hal yang jahat atau bertentangan dengan hukum Tuhan.Tetapi TOB mengajarkan bahwa seksualitas antara suami dan istri adalah merupakan sebuah gambaran spiritualitas dari kesatuan Tri Tunggal Maha Kudus. Hal ini dikarenakan kalau seksualitas tersebut bukan hanyalah sebuah aktifitas jasmani saja. Ketika suami dan istri bersatu dalam pernikahan, mereka tidak hanya memberikan tubuh mereka, tetapi keseluruhan diri: tubuh, jiwa dan hati mereka. Seksualitas suami-istri hanyalah ekspresi secara fisik dari kesatuan pria dan wanita yang juga menunjuk kepada kesatuan Tri Tunggal Maha Kudus.Tentu saja seksualitas bukanlah satu-satunya cara mengekspresikan kesatuan suami dan istri. Tetapi ini adalah bentuk yang paling lengkap, karena dalam expresi kesatuan ini, suami dan istri bisa membuka diri mereka terhadap kehidupan yang baru.”Is a life-giving communion imaging the life-giving communion of the Trinity.”

    TOB juga menunjukan kalau hidup selibat tidaklah mengurangi kebaikan dari seksualitas. Hidup selibat tidak menolak prinsip seksualitas.

    Hidup selibat sesungguhnya mengakui kebaikan seksualitas, dengan cara mengorbankan kehidupan seksualitas demi kerajaan Tuhan. Jikalau sex adalah sesuatau yang buruk, maka mengorbankan hal tersebut bukan lah sesuatu yang luar biasa. Tetapi justru karena sex adalah sesuatu yang baik dan kudus, hal ini membuat hidup selibat sesuatu yang amat mulia dan luar biasa.

    Sharing:

    Sharingkan pengorbanan apakah yang ingin kalian berikan di dalam tahun 2016 yang baru ini? (tidak hanya dalam hal seksualitas)


    Panduan fasil :

    Sharingnya bisa difokuskan dalam situasi-situasi tertentu dan bukan secara umum. Misalnya dalam hidup berpacaran, dalam bekerja di kantor, dalam bersosialisasi dengan client, dll.

    Contoh : seorang anak yang belajar untuk berbagi mainannya kepada anak-anak yang lain. Atau juga seorang remaja yang belajar menahan emosi dan amarahnya, dll.

  3. The Theology of the Body is fundamentally an anthropology

    Panduan Fasil :Apa itu anthropology? Jelaskan secara singkat kepada member.
    TOB menjawab pertanyaan mendasar : “Siapakah aku?” (Who am I?)Pusat dari TOB adalah bahwa kita manusia diberikan sebuah hadiah yang besar dari Tuhan, yaitu kalau kita diciptakan menurut rupa dan gambaran Allah sendiri. Dengan demikian, kita semua dipanggil untuk memberikan diri kita kepada sesama, didalam cinta kasih.Jadi TOB bukan lah hanya untuk suami-istri saja, melainkan untuk semua orang.
  4. The Theology of the Body is a defense of Humanae Vitae.

    Panduan Fasil :Apa itu Humanae Vitae? Jelaskan secara singkat kepada member.
    Ini adalah intesi dari St. JP II dari awal. Ia mau mencabut akar dari pemikiran dualisme tentang pribadi manusia didalam kultur penggunaan-kontrasepsi dan juga akibat-akibat yang timbul karenanya, seperti aborsi dan pembunuhan embrio dalam stem-cell-research.Apa yang dimaksud dengan “pemikiran dualisme pribadi manusia”? Ini adalah sebuah pemikiran dimana : pribadi manusia hanya terbentuk dari kesadaran dirinya saja, terpisah dari tubuh fisiknya.Dengan pemikiran seperti ini, tubuh kita hanyalah sebuah instrumen, dan bukan merupakan bagian dari pribadi manusia tersebut.

    Jikalau kita menggunakan pemikiran dualisme ini, maka embrio atau lansia penderita Alzheimer, bukan lah merupakan pribadi manusia lagi. Dengan demikian mereka bisa disingkirkan atau dibunuh saja.

    TOB menunjukkan kalau pribadi manusia tidaklah hanya terbentuk dari kesadaran diri saja, tetapi juga dari tubuh fisiknya. (Human person consist of body and soul, not only the soul alone and not only the body alone)

    Contoh yang logis untuk mengerti hal ini :

    Jikalau Andy mencuri uang orang tuanya, maka Andy sebagai keseluruhan pribadi manusia lah yang salah. Bukan hanya tangannya Andy saja.

  5. The Theology of the Body is rooted in Catholic tradition
    Tidak semua orang mengakui pernyataan tersebut.Masih banyak orang yang berpikiran kalau TOB menjauhi ajaran-ajaran Katolik tradisional. Sama halnya seperti pemikiran kalau Gereja Katolik lebih mementingkan “pro-creation” dibandingkan dengan cinta kasih. Jadi tidaklah jarang kita mendengar pernyataan seperti ini : ” Ah, Paus itu ga kasih lo pake kontrasepsi, supaya anak lo banyak, jadi jumlah member orang Katolik nambah terus.”Ide-ide tersebut sering kali datang jikalau kita tidak benar-benar mengerti apa yang TOB ingin sampaikan kepada kita. Bagi St. JP II, masalah yang ada saat itu adalah : bagaimana dunia modern ini mengerti apa itu pernikahan dan hal ini bersangkutan sangat dalam dengan bagaimana pengertian mereka akan “human nature”.Dengan pengertian yang salah, tubuh jadi tidak mempunyai arti yang signifikan, juga apa yang manusia lakukan terhadap tubuh mereka tidak ada arti yg mendalam, sehingga pernikahan akhirnya juga tidak mempunyai arti.

    Di dalam TOB, St. JP II mengatakan : tidak, tubuh manusia didalam sifat dasarnya yang mendalam, mempunyai arti “spousal”.

    “Spousal” : sebuah kemampuan seseorang untuk memberikan diri (self giving) lewat tubuh fisiknya. Hal ini tidak hanya berlaku untuk suami-istri saja, melainkan untuk semua orang.

  6. The Theology of the Body has to be lived.
    Mengetahui dan mempelajari TOB saja tidaklah cukup untuk kita. Kita harus hidup menjalaninya juga.Semua hubungan atau relasi, selain di dalam pernikahan, diharuskan untuk selibat dan hidup suci. Tetapi semua orang tetap dipanggil untuk menekspresikan kesatuan hidup dengan tubuh mereka. TOB mengajarkan setiap dari kita dipanggil untuk menjadi berkat, berkat untuk orang lain dan untuk Tuhan.Bagaimanakah caranya?
    Ikutlah rekoleksi 2 minggu lagi untuk mendapatkan jawabannya.
  7. The Theology of the Body is an articulaton of the Catholic sacramental worldview
    TOB memberikan kita pandangan yang benar akan kehidupan, dengan mengajarkan bahwa hal yang tak terlihat sesungguhnya bisa dipandang melalui dimensi fisik yang nyata. (Ingat kembali apa itu sakramen)TOB also articulates the mystical foundation of our faith – Mistikal disni bukanlah dimana seseorang bisa terbang atau dimana seseorang mendapatkan stigmata, dsb. Tetapi mistikal disini dapat diartikan dimana kita melihat dan berinteraksi dengan segala sesuatu seperti apa yang Tuhan mau kita lihat dan apa yang Tuhan mau kita lakukan.TOB dapat membantu kita untuk menghapus persepsi-persepsi yang salah dalam diri kita.TOB membantu kita juga untuk menemukan jawaban , mengapakah kita diciptakan sebagai pria dan sebagai wanita, juga TOB menunjukkan bahwa tubuh manusia diciptakan bukan untuk dipersalah gunakan. Tubuh manusia bukanlah sesuatu yang buruk dan tidak penting. Tubuh manusia adalah sesuatu yang kudus. Tubuh manusia diciptakan oleh Tuhan dan menunjuk kembali (points back) kepada-Nya.

    TOB memanggil kita untuk mengakui semua ciptaan Tuhan, terutama kesatuan antara suami-istri, sebagai sebuah sakramentali, sebagai sesuatu yang menggambarkan dan menunjukan Tuhan.

    Dengan kalimat sederhananya, TOB memanggil kita untuk kembali kepada dasar kemanusiaan kita.

    Sharing:

    Sharingkan apa yang ingin kamu ketahui lebih dalam tentang TOB? Dan harapan kalian dalam mengikuti rekoleksi?

    (feedback ke panitia rekoleksi)

Reference

7 things you need to know about the theology of the body, by Emily Stimpson

Introduction to Christian Philosophy, by Fr. Avelion Marin

Closing prayer

Mary, Mother most pure, and Joseph, chaste guardian of the Virgin, to you I entrust the purity of my soul and body.

I beg you to plead with God for me that I may never for the remainder of my life soil my soul by any sin of impurity.

I earnestly wish to be pure in thought, word and deed in imitation of your own holy purity. Obtain for me a deep sense of modesty, which will be reflected in my external conduct.

Protect my eyes, the windows of my soul, from anything that might dim the luster of a heart that must mirror only Christ-like purity.

And when the “Bread of Angels” becomes my food in Holy Communion, seal my heart forever against the suggestions of sinful pleasures. Finally, may I be among the number of those of whom Jesus spoke, “Blessed are the pure of heart for they shall see God.”

Amen.