2013 Sesi 6 Week of 21 Oct 2013 Meredakan Perselisihan menurut Kitab Suci


Intro
Dalam kehidupan sehari-hari mulai dari waktu kita masih kecil sampai beranjak dewasa, perselisihan ada kalanya terjadi. Perselisihan bisa terjadi di dalam lingkungan keluarga, sekolah, kerja dan bahkan dalam komunitas pelayanan. Ada yang bisa diselesaikan dengan baik namun ada juga yang menjadi berlarut-larut dan bahkan berujung pada permusuhan, dendam yang bisa dibawa sampai turun temurun.

Hari ini kita akan sama-sama belajar bagaimana meredakan perselisihan menurut Kitab Suci.

Reading

Mat  18:15-17

(15) Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan kamu, engkau telah mendapatkannya kembali
(16) Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.
(17) Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.

Efesus 4:26-32
(26) Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
(27) dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
(28) Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
(29) Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
(30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
(31) Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
(32) Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Pertanyaan
1.    Ceritakan perselisihan yang pernah kamu alami (mungkin ada orang yang pernah berbuat salah / membuatmu kecewa). Bagaimanakah kamu menghadapinya? (sharing)

2.    Menurutmu apakah kebiasaan menceritakan kesalahan orang lain terhadapmu pada orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan orang yang berbuat kesalahan itu bisa menyelesaikan masalah yang kamu hadapi?

Yang terpenting adalah untuk ngomong langsung dengan orang yang bersangkutan. Tetapi kadang-kadang kita mungkin perlu menceritakan ke orang lain dengan tujuan untuk minta tolong atau minta nasihat. Jadi tujuan bercerita ke orang lain itu bukan untuk menyelesaikan masalah (karena tidak mungkin menyelesaikan masalah jika orang yang terlibat tidak ada) atau untuk menjelek2an orang yang berbuat kesalahan itu tetapi untuk minta nasihat/perspektif lain.

3.    Dalam Efesus 4:26-32, terdapat cara yang sangat baik untuk mengendalikan emosi kita dalam menghadapi perselisihan. Ceritakanlah apa yang kamu dapat dari ayat-ayat ini.

4.    Di saat menghadapi perselisihan, apakah cara yang kamu gunakan untuk mengendalikan emosimu? (sharing)

Bacaan Tambahan

Ibrani  12:14
(14)Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.

Last Quote

Dalam hidup ini ada kalanya engkau dihadapkan dengan perselisihan tetapi sebisa mungkin hendaklah engkau berdamai dengan semua orang karena “ Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah ( Matius 5 : 9)”

Prayer

Doa Santo Fransiskus dari Assisi

Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai.
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih.
Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan.
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan.
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran.
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian.
Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa harapan.
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang.
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita.

Ya Tuhan Allah, ajarlah aku untuk lebih suka menghibur daripada dihibur;
mengerti daripada dimengerti; mengasihi daripada dikasihi;
sebab dengan memberi kita menerima; dengan mengampuni kita diampuni,
dan dengan mati suci kita dilahirkan ke dalam Hidup Kekal. Amin.