2013 Sesi 5 Week of 14 Oct 2013 Failure Disappointment and Hope


Intro
Tema kita minggu ini adalah kegagalan, kekecewaan dan harapan. Tentu saja setiap dari diri kita pernah mengalami ke-3 hal ini, bahkan hal tersebut kita alami sudah sejak masa kecil atau masa muda kita. Merasa kecewa atau gagal contohnya, adalah suatu hal yang teramat sering kita alami atau kita dengar di sepanjang hidup kita. Terkadang malah disebabkan oleh masalah yang sepele, tetapi mungkin kita masih tetap menyimpan sedikit butir sisa kekecewaan dan kegagalan tersebut dalam diri kita. Bahkan tidaklah sedikit hal-hal tersebut yang membuat dan membentuk karakter kita yang sekarang ini. Yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah hal tersebut membentuk karakter yang positif dari kita? Atau justru membuat kita menjadi orang yang lebih negatif?

Main Topics

Sebelum masuk dalam bahan, marilah kita sharingkan pertanyaan di bawah ini:

Sharing question 1: Sharingkan satu kekecewaan atau kegagalanmu yang paling besar. (Tidak perlu men-sharingkan bagaimana kamu mengatasi kegagalan tersebut karena kita akan men-covernya di pertanyaan ke-2)                           
Faith and Eternity the basis of Christian hope

Sering kali kita mendengar kata-kata seperti ini : lebih baik jangan berharap, supaya nanti kamu tidak kecewa.

Harapan Kristiani bukan harapan yang sama seperti di dalam konteks tersebut. Harapan Kristiani bukan optimismus belaka atau proyeksi dari keinginan kita. Jadi, bukan hal yang sama seperti harapan-harapan kita biasanya, contohnya: saya harap hari ini tidak hujan, saya harap bulan depan saya bisa naik gaji atau saya harap saya dapat nilai bagus di exam mendatang. Harapan seperti ini lah yang sering kali mendatangkan kekecewaan dalam diri kita.

Sumber pengharapan Kristiani datang dan tumbuh dari iman kita akan Allah yang telah menciptakan kita semua dan kita tahu bahwa Allah mencintai setiap diri kita tanpa terkecuali. Kita yang telah memperbaharui hubungan dengan Allah melalui hidup, kematian dan kebangkitan Yesus, harus senantiasa menantikan kedatangan kerajaan-Nya.  Inilah konteks yang harus menjadi kerangka dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari.

Santo Paulus menulis :
"Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. “ (Roma 5:5)

Di dalam surat kepada jemaat di Korintus, Santo Paulus menegaskan lagi bahwa kita tidak akan dikecewakan :
"Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita." (2 Kor 1:21-22)

Mengurapi disini bisa diartikan juga seperti meng-invest atau menanam. Allah meng-invest dalam diri kita, memberikan tanda (seal) bahwa kita adalah milik-Nya. Roh Kudus adalah garansi kita untuk menerima pembayaran penuh yang telah dijanjikan oleh Kristus.

The great exchange how do we deal with our mistakes, failure and disappointment?

Sharing question 2: Apa yang kamu lakukan untuk menangani kekecewaan atau kegagalanmu diatas?
Adakah perubahan positif atau negatif yang kamu alami setelah melewati kekecewaan atau kegagalan tersebut?       

Sebagai orang dewasa, jelas kita mengerti konsep perdagangan atau barter. Kita biasa menukarkan makanan yang kita sukai dengan sejumlah uang di restoran atau juga menukarkan jasa kita di tempat kerja dengan gaji yang kita dapatkan di akhir bulan.

Hal yang sama bisa kita lakukan dengan pemasalahan kita.  Di setiap saat, kita bisa menukarkan kesalahan, kegagalan, dan kekecewaan kita kepada Tuhan untuk mendapatkan kedamaian dan berkah dari-Nya. Yang berbeda disini adalah pertukaran ini bukanlah pertukaran yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Yesus disini sebenarnya melakukan pertukaran dan memberikan kita sesuatu yang sebenarnya bukan hak kita untuk mendapatkannya.

Bukankah kita akan berkata : adalah seorang yang bodoh yang mau menukarkan miliknya dengan sesuatu milik orang lain tetapi yang harganya lebih rendah atau bahkan tak berharga sama sekali? Tetapi justru hal ini lah yang Yesus lakukan untuk kita di kayu salib. Yesus telah melakukan pertukaran yang terbesar, dimana Dia telah menukarkan kekayaan-Nya untuk kemiskinan kita.

Jika kita bersedia melakukan pertukaran ini dengan Yesus dan kita senantiasa merelakan tindakan dan keputusan kita untuk dibimbing oleh Roh Kudus, maka kita akan selalu menemukan dan merasakan perubahan positif dalam diri kita.

"Pray as though everything depended on God. Work as though everything depended on you..”  St. Augustine

Failure and disappointment

Disaat mengalami kegagalan, sering kali kita frustasi dan mengatakan pada diri kita sendiri bahwa kita adalah orang yang tidak berguna, kita adalah orang yang tidak bisa apa-apa, kita adalah produk gagal (I am a failure).

Ini adalah hal yang tidak tepat dan harus kita hindari. Ada baiknya dan lebih akurat kalau kita berpikir : saya gagal dalam ulangan ini, saya melakukan kesalahan dalam proyek ini. Kegagalan dalam contoh ini adalah kegagalan yang terjadi di situasi yang spesifik saja, bukan manusianya yang gagal secara keseluruhan.

Dengan demikian kita akan otomatis lebih bisa menghadapi realita dan situasi yang ada, dibanding dengan kita mengutuk diri dan hidup kita sendiri.

Kegagalan itu bisa diibaratkan seperti lokomotif yang menarik kereta atau gerbong-gerbong emosi negatif. Kegagalan menarik gerbong kekecewaan yang tersambung dengan gerbong rendah diri, gerbong penolakan atau pun juga gerbong pesimistis dan keminderan.

Tetapi kita harus selalu ingat :
"Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya….“ (Filipi 1:6)

Di dalam dunia modern yang sangat achievement-oriented ini, mudah sekali kita merasa malu atas kegagalan yang kita alami. Kita melihat kegagalan kita sebagai sesuatu yang amat negatif dan selalu berusaha menutup-nutupinya. Tetapi kita tidak bisa bertumbuh lebih baik hanya dengan mengacuhkan kegagalan kita, kita harus bisa menerima dan mengakui fakta yang ada.

Ketika para murid bekerja semalaman dan ditanya apakah mereka mendapatkan ikan (mempunyai lauk pauk untuk mereka makan), pastinya mereka tergoda untuk menyerah, untuk menyatakan kegagalan mereka. Tetapi mereka hanya berkata : Tidak ada. Mereka percaya bahwa Tuhan Yesus yang ada bersama mereka bisa merubah kegagalan mereka itu.

Seperti para murid itulah kita harus bersikap. Kita harus jujur kepada Tuhan atas kegagalan kita dan terbuka atas bimbingan-Nya yang Ia berikan, terutama disaat-saat kita mulai mengalami kekecewaan.

Recovering from disappointment – 5 steps to renew our hope

1.    Kembali menghadap Tuhan

Setelah Yesus bangkit, 2 orang murid yang sedang berjalan ke Emmaus, berdiskusi satu sama lain tentang hal-hal yang terjadi saat itu. Datanglah orang ke-3 dan bergabung bersama mereka. Setelah lama, barulah mereka sadar bahwa itu adalah Yesus. Kedua murid itu tenggelam di dalam kekecewaan mereka, sehingga mereka tidak menyadari bahwa Tuhan ada disamping mereka.
Haruslah kita selalu ingat, bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, seperti yang tertulis di dalam Injil Matius 28:20 : “ … Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

2.    Hadapilah fakta yang ada, dan selalu percaya kepada Allah

Bisa melihat realitas adalah hal yang penting dalam menghadapi kekecewaan, tetapi ingatkah Anda akan kisah Abraham dan Sara?
Roma 4 :19-20 : „Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, "

3.    Meditasi dalam Injil dan dengan bimbingan Roh Kudus

Roma 15:13 :
"Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.“

4.    Tulislah jurnal

Terus mencatat setiap doa-doa dan permohonan disaat kita mengalami kegagalan dan kekecewaan, bisa membantu kita dalam menumbuhkan harapan.

5.    Bertekunlah di dalam pengharapan

Roma 5:2-4 : " Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan."

Sharing question 3: Setelah kita bersama-sama belajar bahan diatas, adakah perubahan pandangan dari kalian dalam menghadapi kegagalan dan kekecewaan? Hal konkret apa yang ingin kalian terapkan?

Reference

God At Work, Living every day with purpose, by KEN COSTA

Prayer

Tuhan Yesus, terima kasih untuk setiap pengalaman yang Kau ijinkan terjadi di dalam hidup kami. Begitu banyak berkat, sukacita maupun kekecewaan dan kegagalan yang kami hadapi. Ampuni kalau kami seringkali marah bahkan menyalahkan Engkau di dalam setiap kegagalan kami. Saat ini kami mau belajar untuk kembali berharap dan berpegang kepadaMu karena pengharapan di dalamMu selalu ada dan tidak pernah sia-sia seperti firmanMu dalam Rm 5:5 "Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita". Demi Kristus Tuhan kami, amin.