Sesi 68 - Week of 25 Jun 2023

Petrus dan Paulus


Intro

Perayaan Hari Raya St. Petrus dan Paulus telah ditetapkan menurut tradisi sejak tahun 67M, pada tanggal yang sama yaitu 29 Juni, untuk memperingati hari kedua rasul itu dibunuh sebagai martir (Rasul Petrus disalibkan terbalik, dan Rasul Paulus dipenggal kepalanya dengan pedang). Sejak semula Gereja menghormati kedua rasul, Petrus dan Paulus, secara bersama-sama karena mereka dianggap sebagai Sokoguru gereja. Hari ini kita mau mempelajari keberanian dan kesetiaan mereka dalam mengikuti Kristus dan menyebarkan Injil sampai ke seluruh dunia seperti pesan terakhir Yesus sebelum Dia naik ke surga.

Bahan

Petrus dan Paulus mempunyai peranan yang sangat penting dalam sejarah berdirinya Gereja Katolik. Petrus menyebarkan ajaran Kristiani di kalangan bangsa Yahudi sementara Paulus menyebarkannya ke kalangan non-Yahudi. Kedua Rasul ini menjadikan Roma sebagai pusat dari agama Kristiani dimana dari Roma agama ini tersebar sampai ke seluruh dunia. Kedua Rasul ini juga menjalani akhir hidup mereka di Roma.

Santo Petrus

Petrus pada awalnya bernama Simon dan dia mempunyai saudara bernama Andreas. Dia lahir di Betsaida, Galilea, sebuah kampung di tepi danau Genesaret. Seperti ayahnya, Simon adalah seorang nelayan yang ulet, bertabiat jujur, dan rajin. Ia tidak berpendidikan tinggi tetapi cukup terampil dalam pekerjaannya sebagai seorang nelayan. Kepribadiannya sangat menarik perhatian Yesus; karena itu Yesus berkenan menjadikannya sebagai murid, bahkan mengangkatnya sebagai pemimpin para rasul dan pemimpin Gereja yang pertama.

Pada mulanya, Andreas saudara Simon adalah murid Yohanes Pembaptis. Oleh Andreas, Simon diperkenalkan kepada Yesus, Sang Mesias yang dinanti-nantikan oleh seluruh bangsa Israel. “Kami telah menemukan Mesias, yaitu Kristus”, kata Andreas kepada Simon. Pada saat itu, Yesus berkata kepada Simon, “Engkau anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (atau Petrus). Kefas artinya wadas atau batu karang. Sejak saat itu, dia lebih dikenal dengan nama Petrus.

Petrus memutuskan untuk mengikuti Yesus dan meninggalkan segala-galanya setelah ia menyaksikan mukjizat penangkapan ikan secara ajaib oleh Yesus. Kata Yesus kepada Petrus: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Petrus berkata kepada Yesus: “Guru, sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dengan kepercayaan itu, Petrus menyaksikan kuasa Yesus, Sang Mesias. “Dan di depan Yesus yang penuh kuasa Ilahi itu Petrus bersujud: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa”. Kepada Petrus yang rendah hati itu, Yesus berkata: “Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia”. Setelah penyerahan diri ini, Petrus diperkenankan menyaksikan berbagai peristiwa dan akhirnya dipercayakan tugas menjadi pemimpin para rasul dan gembala kaum beriman.

Di samping kisah-kisah yang menampilkan pribadi Petrus sebagai orang kepercayaan Yesus, terdapat juga kisah Injil yang menampilkan pribadi Petrus sebagai seorang yang masih dangkal imannya dan belum memahami benar kehendak Allah atas diri Yesus. Dalam Mat 16:21-28 dikisahkan tentang pemberitahuan Yesus tentang penderitaanNya, dan Petrus serta merta berkata: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau”. “Enyahlah iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia”, demikian teguran Yesus kepada Petrus. Ia juga menyangkal Yesus ketika Yesus ditangkap dan diadili. Kisah-kisah ini menggambarkan sosok Petrus yang tidak sempurna, penuh dengan ketakutan dan keegoisan, tetapi Tuhan tetap memilih Petrus. Sesudah kebangkitan Yesus, Petrus diangkat menjadi pemimpin keduabelas rasul dan gembala kaum beriman di Yerusalem. Petrus juga yang menerima orang kafir pertama ke dalam Gereja, dan memimpin konsili pertama di Yerusalem.

Rasul Petrus dibunuh di jaman Kaisar Nero, sekitar tahun 66 atau 67M. Kuburnya sekarang berada di dalam Basilika Santo Petrus di Vatikan, salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi oleh peziarah di Roma. Rasul Petrus sering digambarkan memegang 2 kunci karena janji Yesus kepadanya di Mat 16:19 “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” Satu kunci ke surga dan satu kunci lagi ke neraka. Kunci juga melambangkan otoritas. Di jaman itu, seorang kepala pelayan diberikan kuasa untuk mengatur segala urusan rumah tangga tuannya dan dia akan memegang kunci rumah itu. Yesus memberikan otoritas ini kepada Petrus untuk mengatur Gereja-Nya.

Santo Paulus

Paulus (nama aslinya Saulus) dilahirkan di Tarsus (Asia Kecil) dan berasal dari keluarga Yahudi yang berkewarganegaraan Romawi. Ia keturunan suku Benyamin dan dibesarkan dengan didikan Yahudi yang sangat ketat. Dia belajar di Yerusalem menjadi murid Gamaliel dari kelompok Farisi. Pada saat Yesus hidup di Yerusalem, Saulus tidak ada disana dan dia tidak pernah bertemu dengan Yesus ketika Yesus masih hidup. Sepulangnya Saulus ke Yerusalem, dia mendengar tentang kelompok Kristiani yang sedang berkembang saat itu dan dia sangat menentangnya. Sebagai seorang Farisi yang fanatik, Saulus menjadi salah satu orang yang ikut merajam martir yang pertama, Stefanus, yang dianggap melecehkan hukum Taurat dan Bait Allah. Setelah itu Saulus menjadi semakin gencar mengejar dan memenjarakan murid-murid Yesus.

Dalam perjalanan ke Damsyik, dia mendapat penglihatan tentang Yesus dan momen ini menjadi titik balik pertobatan Saulus. Ia kemudian dibaptis oleh Ananias dan pergi ke gurun untuk mempersiapkan dirinya. Yesus menampakkan diri kepadanya dan memberi dia misi untuk menjadi rasul bagi bangsa-bangsa kafir. Ketika dia kembali ke Damsyik, dia mulai mengajar tetapi orang-orang Yahudi ingin membunuhnya. Kemudian dia pergi ke Yerusalem untuk menjumpai Petrus. Dia diperkenalkan ke komunitas Kristiani oleh Barnabas. Paulus dan Barnabas melayani di komunitas di Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat disana satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen (Kis 11:26).

Paulus kemudian melakukan 3 perjalanan misionaris ke seluruh daerah Laut Tengah untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa kafir.

  • Perjalanan 1: Siprus dan Asia Minor
  • Perjalanan 2: Mulai dari Yerusalem, melewati Asia Minor dan sampai ke Eropa, lalu dia membangun komunitas Kristiani di Filipi, Tesalonika, Berea, Atena dan Korintus
  • Perjalanan 3: Mengunjungi komunitas- komunitas yang telah didirikannya sebelum dia kembali ke Yerusalem

Perjalanan misinya tidaklah mudah dan senantiasa diwarnai dengan berbagai kesulitan dan pertentangan dengan kaum kafir. Rasul Paulus juga ditangkap dan dipenjara selama beberapa waktu. Dia juga berhadapan dengan badai ketika melakukan perjalanan lewat laut.

Setelah perjalanannya yang ke-3 dan kembali ke Yerusalem, dia ditangkap oleh bangsa Yahudi dengan tuduhan melecehkan hukum Taurat lalu dipenjarakan. Karena dia warga negara Romawi, Paulus minta naik banding ke Kaisar dan diadili di Roma. Dalam perjalanannya ke Roma, kapalnya karam dan dia terdampar di Malta. Setelah sampai di Roma, dia menjadi tahanan rumah selama 2 tahun sebelum akhirnya ia dibebaskan. Di tahun 66, dia ditangkap lagi setelah kembali ke Roma dan menemui ajalnya dengan dipenggal setahun kemudian.

Rasul Paulus dipenggal di lokasi yang bernama Via Ostia (di luar tembok Roma) dimana sekarang didirikan Basilika yang didedikasikan kepadanya bernama Basilica of Saint Paul Outside the Walls. Dia sering digambarkan memegang pedang dan buku. Santo Paulus menulis 14 surat yang menjadi bagian dari Kitab Suci Perjanjian Baru dan di suratnya kepada jemaat di Efesus dia menulis tentang perlengkapan senjata Allah dan khususnya di Ef 6:17 dia menulis “…dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,…” Pedang juga melambangkan bagaimana Rasul Paulus menemui ajalnya dengan dipenggal (karena dia orang Romawi dia tidak boleh disalib).

Kesimpulan

Kita menghormati Rasul Petrus dan Paulus karena teladan kasih mereka kepada Tuhan sehingga mereka rela menyerahkan nyawa mereka demi mewartakan Kristus. Mereka tidak takut meskipun mengalami berbagai cobaan, entah dikejar-kejar, dimasukkan penjara, terkena bencana badai dan kapal yang karam, disiksa sampai mati, demi iman mereka kepada Kristus.

Mereka menjadi teladan hidup dari pengajaran Rasul Paulus dalam kitab Rom 8:35-39, yang mengatakan:

  • 8:35 – Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
  • 8:36 – Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.”
  • 8:37 – Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
  • 8:38 – Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,
  • 8:39 – atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Jika kita sekarang dipanggil untuk hidup kudus, yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama demi kasih kita kepada Tuhan, maka contoh yang sangat nyata yang dapat kita teladani untuk hidup kudus adalah berani untuk hidup sebagai martir, artinya tidak undur untuk hidup sesuai dengan pengajaran iman kita walau di tengah tekanan dan penganiayaan. Sebab hanya dengan hidup sedemikian, kita menunjukkan kasih kita kepada Tuhan, yaitu dengan menaati semua perintah-Nya.

Melalui teladan Santo Petrus dan Paulus, kita terdorong untuk menjadi saksi kebenaran dengan hidup sesuai dengan iman kita. Kita harus siap sedia mengakui Kristus, bahkan di hadapan mereka yang menolak Dia. Kita juga diajak belajar dari kedua Santo ini untuk mengutamakan kesatuan (unity) dan ke-universal-an (universality) iman Katolik. Semoga lewat kesaksian hidup kita lebih banyak orang dapat mengenal Kristus.

Sharing Questions

  1. Dari bahan diatas, pelajaran apa yang bisa kalian ambil dari perjalanan hidup Santo Petrus dan Paulus? Sharingkan!
  2. Kesetiaan dan keberanian Santo Petrus dan Paulus dalam mengikuti Kristus merupakan sebuah teladan yang harus kita tiru dalam kehidupan sehari-hari. Sharingkan pengalamanmu menunjukkan kesetiaan dalam mengikuti Kristus meskipun menghadapi cobaan berat.
  3. Kehidupan Santo Petrus dan Paulus menunjukkan komitmen mereka yang tak tergoyahkan kepada Kristus, bahkan dalam menghadapi ketidakpastian dan ketakutan. Apakah rencana kalian untuk meningkatkan pengabdian dan penyerahan yang serupa kepada Kristus dalam kehidupan sehari-hari?

Reference