Week of 04 March 2013 ACTS Sesi 19 The Church in Antioch Peter Reports to the Church in Jerusalem


Week of 04 March 2013
[ACTS Sesi 19] The Church in Antioch – Peter Reports to the Church in Jerusalem

Intro

Lewat pembahasan hari ini kita diingatkan kembali bahwa keselamatan Tuhan berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali dan kita diajak untuk keluar dari zona nyaman kita dan mulai belajar untuk berinteraksi dengan orang dalam jarak jangkau yang lebih luas.
 
Words Kis 11:1-30

Peter Reports to the Church in Jerusalem
 Kis 11:1  Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah.
  Kis 11:2  Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia.
  Kis 11:3  Kata mereka: "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka."
  Kis 11:4  Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya:
  Kis 11:5  "Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku.
  Kis 11:6  Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung.
  Kis 11:7  Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!
  Kis 11:8  Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku.
  Kis 11:9  Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram!
  Kis 11:10  Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit.
  Kis 11:11  Dan seketika itu juga tiga orang berdiri di depan rumah, di mana kami menumpang; mereka diutus kepadaku dari Kaisarea.
  Kis 11:12  Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu,
  Kis 11:13  dan ia menceriterakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus.
  Kis 11:14  Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu.
  Kis 11:15  Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita.
  Kis 11:16  Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.
  Kis 11:17  Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?"
  Kis 11:18  Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."
  Kis 11:19  Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja.
  Kis 11:20  Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan.
  Kis 11:21  Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan.
  Kis 11:22  Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia.
  Kis 11:23  Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan,
  Kis 11:24  karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.
  Kis 11:25  Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.
  Kis 11:26  Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhia lah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
  Kis 11:27  Pada waktu itu datanglah beberapa nabi dari Yerusalem ke Antiokhia.
  Kis 11:28  Seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit dan oleh kuasa Roh ia mengatakan, bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar. Hal itu terjadi juga pada zaman Klaudius.
  Kis 11:29  Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea.
  Kis 11:30  Hal itu mereka lakukan juga dan mereka mengirimkannya kepada penatua-penatua dengan perantaraan Barnabas dan Saulus.

Questions and Sharing

1a. Ketika Petrus tiba di Yerusalem, mengapa orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia?

1b. Setelah Petrus menjelaskan penglihatan yang dialaminya, kesimpulan apa yang diambil oleh orang-orang dari golongan bersunat?

2. Temukan kota/area yang disebutkan dalam Kis 11:19-26 pada peta di bawah ini. Tarik garis anak panah dari Yerusalem ke masing-masing kota, negara atau area. Peranan penting apa yang dimiliki oleh kota/area ini dalam penyebaran Injil? 

Soal

3. Sebutkan 3 istilah yang digunakan untuk memanggil pengikut Kristus dalam Kisah Para Rasul bab 11 dan makna dari masing-masing panggilan tersebut.

Renungan dan Sharing.

– Jangkauan Kasih –
"Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup." (Kis 11:18)

Apakah anda termasuk orang yang merasa tidak nyaman ketika berada di tengah-tengah kumpulan orang yang masih asing bagi anda? Jika ya, anda tidak sendiri. Sebab justru kebanyakan orang akan merasa seperti itu jika mereka berada di antara orang yang tidak mereka kenal. Ketika berada di sebuah pesta misalnya, dimana anda merasa terasing, maka secara reflek kita akan segera mencari "zona nyaman" keluar dari kerumunan. Mungkin duduk atau berdiri dipojokan, mengutak utik handphone atau berusaha menyibukkan diri dengan berbagai cara. Jarang ada orang yang bisa lekas merasa nyaman dan langsung berbaur dengan mudah dengan sekumpulan orang yang baru saja dikenal. Akan berbeda jika kita berada disekitar orang-orang yang kita kenal baik, di lingkungan teman atau keluarga. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya ruang lingkup atau luas jangkauan kasih kita sesungguhnya masih sempit.

Pada jaman ketika jemaat mula-mula mulai tumbuh, mereka pun hidup dengan jangkauan kasih yang sempit. Sebagai orang Yahudi, mereka merasa keselamatan hanyalah milik mereka dan akibatnya mereka menganggap diri eksklusif dan memandang rendah orang-orang yang berada diluar lingkar mereka. Masuk ke rumah orang non Yahudi saja sudah dianggap haram, apalagi makan dan membaptis mereka? Jelas itu sebuah dosa besar menurut mereka. Kita bisa membaca gambaran ini dengan jelas dalam Kisah Para Rasul 11:1-18. Disana kita bisa melihat bagaimana mereka menghujat Petrus yang pergi ke rumah orang-orang bukan Yahudi dan membaptis mereka. Sampai-sampai Petrus harus menjelaskan panjang lebar mengapa dia melakukan itu. Petrus menjelaskan bahwa masalah halal dan haram itu adalah urusan Tuhan, yang tidak boleh kita ubah-ubah sesuai pemikiran kita. Suara Tuhan turun kepada Petrus berbunyi: "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram!" (Kisah Para Rasul 11:9). Tidak hanya sekali, hal yang dialami Petrus itu ternyata diulang sampai tiga kali (ay 10). Ini menunjukkan bahwa apa yang diingatkan Tuhan ini sangatlah penting mengingat kecenderungan manusia yang begitu mudah menghakimi dan menganggap diri paling benar. Ketika Petrus menjumpai orang-orang non Yahudi dan masuk ke rumah mereka, kita kemudian melihat bahwa lawatan Roh Kudus turun atas mereka, sama seperti kepada orang-orang Yahudi. Petrus menyaksikan hal ini secara nyata, dan jelas hal ini merubah paradigma yang selama ini ia pikir sebagai sesuatu yang benar. Petrus pun berkata "Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?" (ay 17). Dan ketika hal ini ia jelaskan kepada orang-orang Yahudi yang menghujatnya, mereka pun akhirnya bisa mengerti akan hal itu.

Paulus juga mengingatkan hal yang sama, agar kita sebagai orang-orang percaya, tidak meletakkan diri secara eksklusif dan menganggap orang-orang lain sebagai musuh yang sudah sepantasnya binasa. Jika bagi kita dianugerahkan keselamatan, hal yang sama pun berlaku bagi mereka secara sama. "Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang non-Yahudi. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya." (Roma 10:12). Siapapun yang berseru kepada Tuhan akan diselamatkan (ay 13). Kata siapapun artinya berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali. Tetapi ingatlah, "..bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?" (ay 14). Sesungguhnya ini penting untuk kita renungkan. Apakah dengan bersikap ekslusif kita mampu menyampaikan Injil keselamatan kepada orang lain? Apakah ada orang yang bisa mengenal Kristus jika tidak ada yang memberitakannya? Ini seharusnya menjadi tugas kita, orang-orang yang mengemban Amanat Agung sesuai yang digariskan Kristus sendiri. Dengan menganggap diri sendiri paling layak sedang yang lain tidak itu artinya kita memasang batas lingkaran kasih yang begitu sempit. Dan apabila ini kita lakukan, maka kita tidak akan pernah menjalankan tugas kita seperti yang diperintahkanNya.

Yesus berkata bahwa bukan saja orang yang baik yang mendapat anugerah Tuhan, tetapi orang jahat pun tidak luput dari perhatian dan kepedulianNya."..kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar." (Matius 5:45). Selanjutnya Yesus mengatakan "Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?" (Matius 5:46-47). Semua ini jelas menjadi peringatan bagi kita agar tidak bersikap eksklusif dan mementingkan diri sendiri. Lingkaran atau daya jangkau kasih kita harus diperluas, tidak hanya mampu menjangkau keluarga atau teman-teman saja, tetapi orang asing yang tidak kita kenal sekalipun seharusnya mampu merasakan jamahan Tuhan lewat diri kita. Sebab kalau bukan kita, siapa lagi? Mengalirkan kasih kepada orang lain sesungguhnya sangat penting, karena"Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8).

Siapkah kita meruntuhkan tembok-tembok pembatas atau penghalang yang selama ini membuat kita enggan untuk menjangkau orang-orang asing? Maukah kita membangun persahabatan dengan orang-orang yang berbeda suku, agama, ras, budaya, status sosial dan sebagainya? Ini penting untuk kita tanamkan, sebab keselamatan bukan hanya milik kita semata, tetapi kesempatan yang sama juga Tuhan berikan kepada orang-orang lain. Jika kita bisa selamat, mereka pun bisa. Dan tugas itu ada di tangan kita sebagai anak-anak Tuhan, agen-agenNya di muka bumi ini. Sekarang saatnya bagi kita untuk memperluas pergaulan kita agar bisa menjangkau mereka yang masih berada jauh diluar keselamatan. Seberapa banyak kita bisa menjadi berkat akan sangat ditentukan dari seberapa luas jangkauan kasih yang kita buat. Kiranya berkat Tuhan selalu menyertai kita. Amin.

Pertanyaan sharing: bagian/kalimat mana dari renungan di atas yang paling mengena atau relevan untuk kamu? Mengapa?