2014 Sesi 27 Week of 21th July 2014 Gods Promises A Solution


[2014] Sesi 27 – Week of 21st July 2014

God’s Promises : A Solution

 

Introduction

Setiap kita pasti mempunyai masalah. Masalah kita hadapai dalam setiap kehidupan kita, dan tidak ada orang di dunia ini yang hidup tanpa masalah, pun Tuhan Kita Yesus Kristus. Ketika kita mempunyai masalah, janganlah kamu bersandar pada pengertianmu sendiri. Hari ini kita akan belajar, sharing dan berdiskusi tentang ‘God’s Promises Solution’. Firman Tuhan berkata “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Mat 11:28)” . Tuhan juga berfirman: Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. (Amsal 3:5)”.

 

Janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri

Setiap kita pasti pernah atau bahkan sedang mengalami masalah. Lalu bagaimana sikap kita menghadpai maslaah yang ada? Adakah aku sungguh sungguh ‘percaya kepada Tuhan, ataukan aku hanya bersandar pada pengertianku sendiri?’. Kadang kita sadar / tidak sadar bahwa kita memilih untuk bersandar pada pengertian sendiri, bahkan seorang Musa pun pernah bersandar pada pengertiannya sendiri. Mari kita liat pada bacaan berikut:

Keluaran 2: 11-12

Kel 2:11 

Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.

Kel 2:12 

Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.

 

 

Dalam bacaan singkat diatas, Musa melihat ada sesuatu yang tidak benar, yaitu bahwa saudara2nya dipukuli oleh orang mesir. Melihat hal itu, Musa marah lalu dibunuhlah orang mesir itu. Namun apakah perbuatan Musa ini merupakan perbuatan yang benar? Musa melakukan perbuatan yang salah, yang di dipicu oleh suatau perbuatan salah yang di lakukan orang mesir itu. Musa menginginkan solusi yang cepat, namun tidak tepat dan bukan jalan Tuhan. Hal ini bisa diibaratkan dengan suatu perumpaan sederhana, (-10) + (-10) akan menjadi (-20), dan bukan (+10). Untuk menjadikan (-10) menjadi (+10) maka (-10) perlu di tambah dengan (+20). Dengan kata lain, untuk membuat hal tidak benar menjadi benar dan tidak baik menjadi baik, kita perlu melakukan suatu ‘massive’  perbuatan baik dan benar, dan bukan sebaliknya, dengan menggunakan perbuatan yang salah.

 

Sharing:

Ceritakan pengalamanmu, baik yang kamu alamai atau yang di alami orang lain di mana ketika kamu/dia mempunyai masalah, kamu/dia mengambil cara singkat yang tidak benar untuk menyelesaikan masalahnya? Apakah akibat yg di timbulkan olehnya? Atau jika kamu/dia mempunyai suatu pengalaman dimana kamu/dia mempunyai masalah, namun kamu memilih untuk mengambil jalan solusi yang benar dan bukan hanya solusi yang mau cepat saja dan tidak benar?

 

Setelah kita sharing dengan pertanyaan di atas, apakah yang bisa kita petik dengan pengalaman2 tersebut? Adakah jalan pintas, denagn cara yang salah bisa menyelesaikan masalah? Ya, mungkin bisa, namun masalah yang lain akan muncul, dan bahkan akan lebih besar lagi. Juga kita akan belajar, bahwa ketidaksabaran, tidak akan membawa kebaikan, tidak akan menyelesaikan masalah dengan baik. Berhentilah untuk tidak sabar, berhentilah untuk mencari solusi yang sementara, pikirkan solusi jangka panjang, pikirkan solusi permanent, bukan hanya sementara.

 

3 cara berbeda menghadapi masalah:

Untuk mengerti perbedaan menghadapai masalah dan mengerti dengan baik, ini ada sebuah ilustrasi yang akan kita gunakan:

(gambar bisa dilihat pada print out bahan di email)

Gambar diatas menggambarkan seseorang yang sedangmenuju pada tujuan tujaun hidupnya, namun menghadapai sebuah tembok. Tembok ini ibaratnya adalah masalah2 yang kita hadapi dalam hidup ini, sedangkan di balik tembok itu telah tersedia ibaratnya mahkota2 atau tujuan2 yang telah di sediakan buat kita. Nah ada kemungkinan 3 sikap kita dalam menghadapi hal ini:

 

<!–[if !supportLists]–>1.    <!–[endif]–>Passivity

Sikap yang pertama adalah, sikap yang pasif, tidak mau melakukan usaha apa apa? Atau kalaupun ada sangat sedikit usaha yang di lakukan. Bayangkan kamu hanya berdiam saja di balik tembok itu, sementara di balik tembok adalah mimpi2mu. Apa yang kamu lakukan? Hanya diam saja, menunggu ada teman, orang tua, atau bahkan pastor untuk membawamu pada tujuan itu? Pada mimpi2mu itu. Berharap orang lain akan menyingkirkan tembok/masalah itu. Yang lebih berbahaya lagi, menggunakan ayat Tuhan “Percayalah kepada tuhan dengan segenap hatimu, dan jangan bersandar pada pengertianmu sendiri”, untuk tidak berbuat apa apa dan hanya berharap Tuhan menyelesaikan masalahmu/tembok itu. Karena kita juga harus ingat, bahwa iman tanpa perbuatan adalah MATI (Yak 2:14), dan Iman berkolaborasi dengan perbuatan (Yak 2:22). Percaya kepada Tuhan, juga berarti bahwa Tuhan ingin kamu menjadi bagian dari solusi. Than ingin kamu berbuat sesuatu, meningkirkan tembok itu, dengan bersandar kepada Tuhan.

 

Sharing:

Adakah kita pernah mengalami hal semacam ini? Ataukah kita pernah emelihat hal seperti ini di sekitar kita? Sharingkan.

 

<!–[if !supportLists]–>2.    <!–[endif]–>Berfokus pada masalah (saja)

Pendekatan yang kedua adalah, orang ini sadar akan masalah yang di hadapi, juga sadar akan tujuan yang ada di balik masalah ini. Namun orang ini hanya berfokus untuk menyelesaikan masalah saja. Dalam ilustrasi ini, orang ini bisa hanya terlarut dalam tembok/masalah, dan tidak membuka pandangan, pikiran serta hati lebar lebar. Yang ada dan di hadapi hanyalah maslah yang ada di depan mata. Segala usaha diupayakan, namun kadang tembok / masalah terlalu kuat, hingga tidak mudah / tidak bisa untuk di hancurkan. Kadang kadang juga bisa terjadi, ketika kita ingin menghancurkan tembok tersebut, hal itu juga bisa menghancurkan tujuan tujuan atau impian di balik tembok itu. Ketidak sabaran kita, keegoisan kita, harga diri kita, bisa malah menyebabkan msalah semakin lebih buruk. Kadang kita menyelesaikan masalahnya dengan menghancurkan masalah itu, namun muncul masalah yang baru, yang lebih besar.

 

Sharing:

Sharingkan jika kamu memiliki pengalaman yang mirip dengan hal ini?

 

<!–[if !supportLists]–>3.    <!–[endif]–>Fokus pada tujuan, bukan masalah

Pendekatan yang ke-3 adalah, pendekatan yang tidak diam/pasif saja, dan juga tidak hanya berfokus pada masalah, tetapi aktif mencari jalan keluar, mencari cara2 yang kadang diluar pikiran kita. Berani membuka pikiran, hati, pandangan kita untuk masalah yang kita hadapi, dan yang lebih penting adalah berfokus pada tujuan, berfokus pada mimpi2 yang ada di balik tembok/masalah itu.

 

Sharing:

Apa yang kamu dapat dari permainan yang barusan kita mainkan ini?

 

Kesimpulan:

Dari ketiga hal ini  kita belajar hal yang sangat prinsipil, yang merupakan inti dari tema bahasan kita hari ini, sesuatu yang sungguh luar biasa dan besar yang sering kita tidak sadari, sesuatu yang kalau kita sadari dan jalanin, akan mengubah hidup kita menjadi luar biasa. Sesuatu yang mungkin kamu berharap telah mendengarnya sebelumnya:

“Jika kamu ingin menerima Solusi / jawaban Tuhan atas permasalahan2 kamu, janganlah kamu hanya diam saja atau hanya berfokus pada masalahmu..jangan berfokus pada tembok yang kamu hadapi..tetapi Fokuslah pada Tujuan di balik masalah yang kamu hadapi, fokuslah pada apa yang ada di balik tembok yang sedang kamu hadapi, maka solusi bisa muncul dari tujuan yang ada di balik tembok itu..dan jika kamu berfokus pada tujuan, maka masalah yang di hadapi menjadi tidak relevan lagi”. Seperti sebuah cerita dalam kitab kejadian: “Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum. (kej 2:19)”.

 

Be still, and know that I am God; I will be exalted among the nations, I will be exalted in the earth.” (Mazmur 46:10)