2013 Sesi 1 Week of 2 Sep 2013 Tuhan akan memakai kepribadian personalitymu yang unik


[2013] Sesi 1 – Week of 2 Sep 2013

Tuhan akan memakai kepribadian / personality-mu yang unik

Intro 

 Pada kesempatan kali ini, kita diajak untuk menyadari kepribadian kita yang unik dan berbeda satu sama lain, dengan  harapan kita bisa saling menghargai, menerima dan mendukung dalam perbedaan yang kita miliki untuk melayani Tuhan. 

Santo Paulus menulis dalam suratnya kepada jemaat di Roma 12:4 “Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama”. 

Demikian juga dalam suratnya kepada jemaat di Korintus 12:14-20, Paulus mengatakan:

1Kor 12:14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. 15 Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? 16 Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? 17 Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? 18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. 19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? 20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.

Main discussion

Tuhan menciptakan kepribadian setiap orang berbeda-beda. Layaknya sebuah sepatu diciptakan untuk berbagai macam tujuan. Sepatu kerja untuk bekerja, sepatu olahraga untuk berolahraga, sepatu hiking untuk naik gunung/tracking, sepatu sandal untuk digunakan santai sehari-hari, dst. Demikian juga dengan baju, diciptakan berbagai macam baju untuk tujuannya masing-masing. Baju renang untuk berenang, baju kerja untuk bekerja, baju tidur untuk dipakai saat tidur, baju pesta dipakai untuk pesta, dst. 

Sekalipun apa yang diberikan Tuhan itu berbeda-beda bagi setiap diri kita, namun Tuhan tidak mempunyai favorit atas kepribadian kita yang berbeda-beda itu. Bahkan semuanya diberikan untuk satu tujuan yang baik, seperti apa yang dikatakan dalam surat rasul Paulus kepada umat di Efesus 2:10 “Kita adalah ciptaan Allah, dan melalui Kristus Yesus, Allah membentuk kita supaya kita melakukan hal-hal yang baik yang sudah dipersiapkan-Nya untuk kita.” Dengan kepribadian dan keunikan yang kita miliki masing-masing, kita pun bisa melayani Tuhan dengan cara sesuai dengan kepribadian kita sendiri.

Baiklah kita mengenal beberapa jenis kepribadian secara singkat berikut ini dan melihat contoh tokoh-tokoh dari Kitab Suci yang dengan keunikannya masing-masing telah dipakai oleh Tuhan untuk menjadi saksi-Nya di dunia. Masing-masing dari tokoh ini memiliki kelemahan tetapi setelah mereka menyerahkan diri sepenuhnya pada Tuhan maka mereka pun mengalami perubahan dan segala kelemahan akhirnya hilang atau malah menjadi kekuatan bagi mereka.

a. Koleris:  digambarkan memiliki kepribadian yang optimis, aktif, percaya diri, kuat, tegas, senang dengan tantangan, suka petualangan, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu, “goal-oriented”, dsb. Salah satu contoh tokoh dalam Kitab Suci yang menunjukkan karakter Koleris adalah Paulus. Ia seorang pekerja keras (dalam perjalanan misionarisnya dia masih bekerja untuk mencukupi kebutuhannya sendiri), percaya penuh pada apa yang diyakininya (tidak gampang terpengaruh), sangat tangkas dan berjiwa pemimpin (dia bisa membaca situasi dan bisa mengajar sesuai dengan kondisi pendengarnya pada saat itu).

b. Melankolis: digambarkan memiliki kepribadian yang menekankan pada pemikiran, evaluasi, analitis, dsb. Orang melankolis setia, sensitif, penuh perhatian dan mau mengurbankan diri demi orang lain. Salah satu contoh tokoh yang menunjukkan karakter Melankolis adalah Bunda Maria, yang ketika didatangi oleh malaikat Gabriel berkata “Terjadilah padaku menurut kehendak Bapa” dan ketika ada yang kehabisan anggur dia meminta Yesus untuk membantu. Bunda Maria setia mendampingi Yesus selama kisah sengsara-Nya dan tetap setia mendampingi murid-murid Yesus setelah Yesus bangkit dan naik ke surga.

c. Sanguinis: adalah tipe kepribadian yang suka bersosialisasi dan menghibur, ceria, spontan, inspiring, popular dan friendly.  Salah satu contoh tokoh yang menunjukkan karakter Sanguinis adalah Petrus. Petrus selalu bertindak spontan (misalnya ketika dia meminta untuk bisa berjalan di atas air) tetapi dia juga gampang berubah (setelah dia bisa berjalan di atas air dia lupa untuk berfokus pada Yesus sehingga akhirya dia mulai goyah dan tenggelam). Setelah hari Pentakosta, Petrus menjadi berani berbicara untuk memberikan kesaksian tentang Yesus. Ada konsistensi dan kontrol dalam hidup Petrus sejak saat itu, dan tidak ada kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri lagi. Hidupnya digunakan untuk memuliakan Kristus semenjak ia dipenuhi dengan Roh Kudus.

d. Plegmatis: digambarkan memiliki kepribadian yang datar, yang santai dan menginginkan lingkungan yang damai di atas segalanya, tenang, efisien dan bisa diandalkan. Salah satu contoh tokoh yang menunjukkan karakter Plegmatis adalah Barnabas dia cinta damai dan sabar, mau memberikan kesempatan kedua kepada orang lain (misalnya ketika dia membela Paulus di hadapan murid-murid di Yerusalem yang meragukan Paulus; juga ketika dia memilih pergi dengan Yohanes Markus yang tidak disukai oleh Paulus karena telah meninggalkan mereka di tengah perjalanan). 

2 Bagian Kepribadian

Kepribadian terdiri dari 2 bagian: 

(1) Bagian yang diterima sejak lahir (bawaan lahir) 

(2) Bagian yang tumbuh dan berkembang seiring waktu karena pengaruh dari luar diri 

Sebagai contoh, seorang bayi memiliki kepribadian yang berbeda-beda sejak kecil –  ada bayi yang ceria selalu bergerak kesana kemari, ada yang lebih suka diam manis dan tidak rewel. Sementara seiring waktu, lingkungan bisa mempengaruhi kepribadian sang bayi: keluarga, saudara, sekolah, masyarakat, pekerjaan dan bahkan peristiwa buruk maupun baik yang menimpa bayi tersebut.

Bagaimana Menggunakan Kepribadian Kita

1) Gunakan keunikan kepribadian anda.

Hal yang paling tidak mengenakan dan menyakitkan adalah ketika kita mencoba menjadi orang lain, dan bukan hidup sesuai dengan kepribadian kita. Bahkan ada yang menganggap bahwa jika kita mengikuti Tuhan, maka kita harus meninggalkan kepribadian kita. Ini adalah pendapat yang salah. Mengikuti Tuhan berarti meninggalkan dosa dan keegoisan kita. Tetapi mengikuti Tuhan bukan meninggalkan kepribadian kita. Hidup kita tidak akan pernah bisa menjadi 100% buat Tuhan, jika hidup kita tidak 100% menjadi diri kita sendiri. Karena itu kita perlu mengenali kekuatan dari kepribadian kita, menerimanya, mensyukuri serta menikmatinya. 

Setiap kepribadian kita yang unik pasti ada maksudnya. Jangan menolak kepribadian kita, jangan membandingkan kepribadian kita dengan orang lain, dan jangan malu dengan kepribadian kita sendiri. Kepribadian anda adalah suara anda, kekuatan anda, dan lagu anda. Jadilah diri anda sendiri, dengan kepribadian anda, tidak peduli apakah anda pendiam atau cerewet, anda cekatan atau lambat, introvert atau extrovert, jadilah sesuai dengan kepribadian anda, karena itu adalah cara untuk mencapai misi dalam hidup anda. 

 • Anda suka cerita ceritakan hal-hal yang bisa menginspirasi orang lain

Anda seorang yang pendiam tawarkan telinga anda untuk mendengarkan

Anda seorang pemimpin pimpinlah orang menuju kepada Tuhan

Anda seorang pendukung dukunglah pemimpin anda dan buat dia mudah dalam memimpin

Anda seorang yang suka berpetualang cobalah hal-hal baru, usaha baru yang berguna buat sesama dan buat Tuhan

 2) Bekerja dengan kelemahan anda.

Jika kita punya kekuatan dari kepribadian kita, maka kita juga punya kelemahan dari kepribadian kita. Terhadap kelemahan ini, serahkan kepada Tuhan, biar Tuhan mengubahnya dan mentransformasikannya, supaya mujizat terjadi dalam hidup kita. Penting untuk diingat, bahwa kekuatan kita bisa menjadi kelemahan kita, jika tidak digunakan dengan baik dan benar. Sebagai contoh, seseorang yang cenderung berjiwa pemimpin, jika kepribadiannya digunakan untuk menindas orang lain maka hal ini tidak akan menjadi kekuatan malah akan sebaliknya.

3) Tuhan tidak pusing dengan kelemahan dan kegagalan anda.

Ingatlah bahwa sewaktu bayi, ketika seorang ibu mengajar anaknya berjalan, tentu anak itu akan beberapa kali mengalami kejatuhan. Lalu apakah ibu itu akan mempersalahkan kejatuhan anaknya? Atau sebaliknya ibu itu akan memfokuskan diri pada anaknya yang suatu saat akan berjalan dengan lancar? Tuhanpun demikian. Dia tidak akan banyak peduli dengan kejatuhan atau kegagalan anda karena kelemahan kepribadian anda, karena Dia tahu bahwa anda akan menjadi kuat, menjadi besar, bijaksana pada saatnya nanti.

4) Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

Sekalipun Tuhan telah memberikan kepribadian yang unik kepada setiap kita, namun juga perlu diingat, bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Selama kita berserah dan mau dipakai oleh Tuhan, kita bisa melakukan banyak hal yang sebelumnya mungkin kita tidak mampu lakukan. Seorang plegmatis bisa jadi pemimpin, seorang melankolis bisa senang mengobrol dengan orang lain, dsb. Contoh yang sangat mudah diingat, Petrus dan Paulus, yang dirubah oleh Tuhan secara drastis dan kemudian dengan keunikannya masing-masing menjadi salah satu pilar utama Gereja.   

Pertanyaan Sharing

 1) Apakah kamu sudah mengenal jenis kepribadianmu? Sharingkan mengapa kamu berpikir itu adalah jenis kepribadianmu. 

 2) Pernahkah kamu berusaha untuk menjadi seperti orang lain? Apa yang kamu alami setelah kamu berusaha untuk menjadi orang lain? Ceritakan pengalamanmu. 

 3) Apa yang kamu lakukan setelah kamu mengenali kepribadianmu? Bagaimana pemahaman akan kepribadianmu ini mempengaruhi cara kamu bertindak, baik dalam keluarga, di tempat kerja, atau dalam pelayanan di Gereja / komunitas?

 4) Marilah kita sejenak melihat kepribadian Tuhan Yesus. Menurutmu, kepribadian Tuhan Yesus itu seperti apa dan apakah Tuhan Yesus memiliki kepribadian yang disebut di atas? Jelaskan pendapatmu!

Referensi

http://bosanchez.ph

Personality Plus, Florence Littauer

Florence Littauer is a Christian self-help author and public speaker. Littauer is best known for her series of books based upon the Personality Plus personality system

Prayer

Tuhan Yesus, saat ini kami datang kepada-Mu untuk mengucap syukur atas cinta-Mu yang tak terbatas dalam hidup kami. Engkau menciptakan dan memberikan pribadi yang unik kepada kami masing-masing sebagai bagian dari Tubuh Kristus. Ajar kami untuk lebih mengenal pribadi kami masing-masing secara utuh, dan menggunakannya seturut kehendak-Mu. Ajar kami juga untuk menerima dan menghargai segala perbedaan yang ada, serta saling mendukung satu sama lain di dalam Gereja-Mu. Semoga kepribadian yang telah Kau-anugerahkan dapat kami persembahkan untuk senantiasa memuliakan Engkau di dalam kehidupan kami sehari-hari. Demi Yesus Kristus Tuhan dan Juru Selamat kami.  Amin. 

 

Lampiran 4 Jenis Kepribadian

Di bawah ini ada sedikit penjelasan tentang masing-masing jenis kepribadian. Tidak ada satu yang lebih baik atau lebih jelek karena masing-masing kepribadian ini memiliki kelebihan dan kelemahannya sendiri. Yang terpenting adalah mengenal dirimu sendiri dan memahami jenis-jenis kepribadian yang lain.

SANGUINIS (Yang Populer)

Mereka cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu. Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir `pendek’, dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji apalagi bikin rencana. Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan bahwa ia bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tak lakukan apapun juga.

MELANKOLIS (Yang Sempurna)

Mereka agak bertolak belakang dengan sanguinis. Seorang melankolis cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan, namun orang melankolis cenderung menganalisa, memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali. Orang melankolis selalu ingin serba sempurna dan ingin teratur. Karena itu jangan heran jika balita anda yang ‘melankolis’ tidak bisa tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah ia susun, sebab betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain.

KOLERIS (Yang Kuat)

Mereka suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa saja ia suruh melalukan sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang `bossy’ sehingga orang koleris tak punya banyak teman. Orang-orang berusaha menghindar, menjauh agar tak jadi `korban’ karakternya yang suka `ngatur’ dan tak mau kalah itu. Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa, “hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya; tanpa saya berantakan semua”. Karena itu mereka sangat “goal oriented”, tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris, mau dan berani naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia sudah kobarkan semangat “ya pasti jadi”, maka hampir dapat dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Sebab ia tak mudah menyerah, serta tak mudah pula mengalah.

PLEGMATIS (Cinta Damai)

Mereka tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, meski ia tidak suka. Baginya kedamaian adalah segalanya. Jika timbul masalah ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya segera selesai. Kaum plegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin, cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah para pendengar yang berkerumun itu orang-orang plegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sanguinis. Berurusan dengan orang plegmatis bisa serba salah. Ibarat keledai, “kalau didorong ngambek, tapi kalau dibiarin tidak jalan”. Jika kita punya pegawai plegmatis, anda harus rajin memotivasinya sampai ia termotivasi sendiri.