2015 Sesi 45 Week of 12th Jan 2015 Pertobatan Zakheus


[2015] Session 45 of 12th January 2015

Pertobatan Zakheus (Luk 19:1-10)

 

Intro

Di kota Yerikho, tinggal seorang kepala pemungut pajak, Zakheus, yang sangat dibenci oleh orang banyak. Ia adalah koruptor, dan penghianat bangsa, karena dia menarik uang lebih daripada yang seharusnya, dan dia bekerja pada pemerintah Roma, yang pada waktu itu menjajah bangsa Yahudi. Semua orang tidak mau berteman dengannya, walaupun ia sangat kaya. Orang-orang memandang dia sebagai seorang pendosa yang harus dijauhi.

Sebelum lewat di kota Yerikho, Yesus menyembuhkan orang buta di tengah jalan. Maka orang-orang banyak mengerumuni Dia, demikian juga Zakheus. Namun karena badannya pendek, maka ia memanjat pohon ara untuk dapat melihat Yesus dengan jelas. Yesus mengetahui maksud hati Zakheus, maka ketika Ia lewat, Dia memandang Zakheus dengan penuh kasih. Dia memanggil nama “Zakheus”, dan bahkan mau tinggal dan makan bersama dengannya.

 

Kasih inilah yang merubah kehidupan Zakheus, dan ia mengalami pertobatan yang benar. Pertobatan/Metanoia adalah perubahan sikap 180 derajat. Berubah dari sikap dosa dan berbalik kepada Kristus, serta menyadari jati diri kita yang sebenarnya, sebagai anak-anak Allah. Itu juga yang dialami oleh Zakheus, setelah mengalami kasih dari Tuhan, mengalami pertobatan, dia mau memperbaiki hidup, dan membagi kasih kepada orang lain, termasuk orang-orang yang pernah dia rugikan.

 

Mari kita lihat cuplikan video singkat tentang Zakheus https://www.youtube.com/watch?v=ONmBtgkP8jU

 

Kita semua adalah seperti Zakheus, yang datang dengan latar belakang yang berbeda, dan kita ingin melihat Tuhan, serta mengalami jamahan kasih-Nya. Tidak ada kesalahan yang terlalu besar bagi Tuhan untuk diampuni. Dimana dosa semakin besar, maka kasih-Nya akan semakin besar dan nyata. Tuhan tidak mempermasalahkan masa lalu, dosa-dosa kita. Yang Dia mau adalah, kita menyadari akan semua dosa-dosa kita, bertobat, dan mengalami kasih-Nya yang begitu besar. Kasih yang sempurna, kasih yang “Agape”, yang bukan dari dunia ini, yang dapat merubah segalanya.

 

Orang yang sudah mengalami jamahan kasih Allah, seharusnya tidak boleh menjadi manusia yang sama lagi. Kehidupannya harus benar-benar berubah, karena tidak ada kasih yang dapat disimpan sendiri. Dengan sendirinya kasih ini akan mengalir keluar, dan akan menular dengan cepat. Alangkah indahnya, jika di dalam keluarga, komunitas, lingkungan, dan paroki kita, semua orang mengalami kasih Allah yang benar-benar nyata, dan membagikannya kepada semua orang. Dunia kita akan menjadi tempat bagi kita untuk mempraktekkan hukum Tuhan, yaitu hukum cinta kasih. Tempat bagi kita untuk melakukan pelayan dengan penuh kasih dan sukacita.

 

Bacaan diambil dari Luk 19:1-10

 

Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa. “Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

 

Main Discussion

 

Luk 19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.

 

Pertanyaan 1: Apakah kita seperti Zakheus, yang juga mempunyai keterbatasan untuk bertemu dengan Yesus (contoh, kesibukan, kebiasaan buruk dll)

Pertanyaan 2: Menurut kalian bagaimana kita dapat bertemu dengan Yesus?

Luk 19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.

Zakheus tidaklah menyerah karena keterbatasannya, dan karena orang banyak yang menghalangi dia untuk bertemu dengan Yesus. Yang dia lakukan adalah memanjat pohon ara.

Pertanyaan 3: Apakah kita seperti Zakheus, yang mau terus berusaha untuk bertemu dengan Yesus, dengan segala keterbatasannnya? Sharingkan

Luk 19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”

Yesuslah yang terlebih dahulu mengadakan inisiatif. Dia yang terlebih dahulu membuka pembicaan dengan Zakheus. Yang Yesus lakukan adalah:

  • BERHENTI. Yesus berhenti di bawah pohon tempat Zakheus ada. Dia mau berhenti dimana saja, juga ditempat kita ada.
  • Yesus berhenti setiap saat di dalam kehidupan kita, lebih-lebih pada saat kita benar-benar membutuhkan uluran kasih-Nya,
  • MELIHAT KEATAS. Pada saat semua orang memandang rendah Zakheus, Yesus justru melihat keatas, kepada Zakheus. Pada saat mata Yesus bertemu dengan mata Zakheus, mata-Nya bukanlah mata yang benci dan menuduh, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Tatapan mata yang dipancarkan oleh Yesus adalah tatapan penuh kasih.
    Jangan pernah berpikir bahwa kita tidaklah pantas untuk menerima Yesus, karena dosa-dosa kita. Yesus tidak pernah merendahkan kita. Dia akan meninggikan kita, dan membawa kita ke tempat yang seharusnya, yaitu menjadi anak-anak Allah.
  • MEMANGGIL. Bayangkan, tidak ada orang yang memanggil Zakheus dengan namanya. Semua orang memanggil Zakheus dengan sebutan “pemungut cukai”.
    Yesuslah yang juga memanggil kita dengan nama kita masing-masing, “James, Heri, Doni, …” Terlebih dia juga memanggil kita dengan sebutan “sahabat”, karena meskipun kita adalah hamba, namun Dia menganggap kita adalah sabahat-Nya. Yang terpenting, adalah Dia memanggil kita dengan sebutan “anak-anak Allah”. Sebutan yang memungkinkan kita untuk memanggil Allah, sebagai Abba, Bapa, Papa, Bapak.
  • MEMINTA. Jangankan meminta untuk menjadi teman, berbicarapun orang segan kepada Zakheus. Yesus meminta kepada Zakheus untuk dapat tinggal dirumahnya.
    Mungkin pada saat ini, Tuhan Yesus, meminta sesuatu kepada kita. Dan mungkin juga itu adalah permintaan yang sama, yaitu untuk turun dari tempat kita, tempat di mana kita biasa berada. Tempat di mana dosa dan kebiasaan buruk harus ditanggalkan.
  • TINGGAL. Yesus mau tinggal menginap di rumah Zakheus. Tuhan, pencipta langit dan bumi, mau memilih untuk tinggal di rumah Zakheus, sang pendosa, sementara orang menganggap najis untuk menginjakkan kaki di rumah sang pendosa.
    Yesus juga mau tinggal di hati kita, di kehidupan kita, di permasalahan kita. Dia sudah menawarkan dirinya kepada kita. “….. Aku mau tinggal di rumah hatimu”. Lalu apakah jawaban kita?

Luk 19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.

Dan dikatakan bahwa “….Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita”. Bayangkan jika ada seorang superstar atau presiden yang mengatakan, bahwa dia mau bermalam di rumah kita dan makan bersama kita. Kita tentu akan segera bergegas dan menyambutnya. Inilah, Yesus, Tuhan yang menciptakan seluruh alam semesta, raja dari segala raja, meminta kita, untuk diperbolehkan tinggal di hati kita.

Pertanyaan 4: Apa yang dilakukan oleh Zakheus?

Luk 19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”

Salah satu bentuk dari pertobatan yang benar adalah semangat dan tindak lanjut untuk melakukan sesuatu untuk memperbaiki kesalahan. Yesus mengatakan kepada Maria Magdalena, si pelacur “…. Pergilah dan janganlah berbuat dosa lagi…(Yoh 8:11)”. Dan kasih merubah segalanya. Mungkin ada banyak orang yang mengatakan kepada Zakheus bahwa dia harus berubah, dan mungkin semua itu membuat Zakheus semakin marah. Namun kasih dari Yesus, yang mau menyapa dan tinggal bersama dia, yang mau menerima dia apa adanya, menjadi suatu kekuatan untuk merubah apa yang tidak dapat dia rubah sebelumnya.

Bahkan Zakheus melakukan silih atas segala dosa-dosanya. Mengembalikan empat kali lipat adalah hukum orang Yahudi bagi orang yang mencuri lembu atau domba, dia harus menggantinya empat kali lipat (lihat kel 22:1). Secara hukum/adat dengan mengganti empat kali lipat sudahlah lebih dari cukup, namun tidak bagi Zakheus yang baru saja menerima kasih yang berlimpah dari Yesus. Kasih dari Yesus meluap, seperti yang digambarkan Daud dalam mazmurnya “… pialaku penuh melimpah (Mazmur 23:5)”. Kasih inilah yang mendorong Zakheus untuk melakukan hal yang lain, yang melebihi hukum yang berlaku, melebihi tingkat keadilan, yaitu dengan mengatakan “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin…”

Pertanyaan 5: Apakah kita seperti Zakheus, yang sudah mengalami kasih Yesus, dan hidup kita berubah 180 derajat? Sharingkan

Closing Prayer

Tuhan Yesus, aku berterima kasih, melalui sabda-Mu, tentang Zakheus, Engkau mengingatkan aku, bahwa Engkau adalah Allah yang berbelas kasih. Engkau tidak mau satupun dari umat-Mu hilang. Tuhan bantu aku untuk menyadari, bahwa akupun sama seperti Zakheus, yang merindukan jamahan kasih-Mu. Aku seringkali berusaha untuk menjadi murid-Mu yang baik, namun aku seringkali gagal, karena segala kelemahan-kelemahanku. Yesus, bantulah aku agar sekali lagi aku boleh mengalami kasih-Mu yang merubah segala sisi kehidupanku. Bantu aku, ya Yesus, agar aku dapat menyadari semua dosa-dosaku dan memutuskan untuk bertobat dan melakukan silih atas semua dosa-dosaku. Bantu aku ya Yesus, untuk menyadari, bahwa hal yang paling penting di kehidupan ini adalah mempersiapkan diri untuk memperoleh keselamatan kekal. Terimakasih Yesus, Engkau sudah wafat di kayu salib untuk menebus dosaku, dan biarlah hatiku senantiasa diisi dengan puji-pujian karena keselamatan yang Engkau berikan secara cuma-cuma kepadaku. Di dalam nama Tuhan Yesus, aku berdoa dan mengucap syukur. .. Amin.

 

 

Source: http://katolisitas.org/160/pertobatan-zakeus-luk-191-10