Sesi 27 - Week of 24 Apr 2022

Sacrament of Baptism


Intro

Baru saja kita merayakan Paskah beberapa minggu lalu dan dalam perayaan itu kita melihat bagaimana pembaptisan menjadi bagian penting di dalamnya. Mungkin kalian bertanya-tanya, apa hubungannya Sakramen Baptis dengan Paskah? Karena pembaptisan melambangkan kelahiran dalam hidup baru dan kebangkitan spiritual, maka sangat tepat dirayakan pada saat Paskah.

Sakramen Baptis adalah fondasi dari kehidupan seorang Kristiani. Tuhan banyak memberikan tanda-tanda dalam Perjanjian Lama untuk menekankan pentingnya Sakramen ini dalam rencana keselamatan Tuhan. Air dipakai sebagai sarana untuk membawa keselamatan, seperti dalam cerita Nabi Nuh, lalu kisah bangsa Israel menyeberangi Laut Merah dan berpuncak pada kisah Yosua membawa bangsa Israel melewati sungai Yordan masuk ke Tanah Terjanji. Kisah keselamatan ini terulang lagi dalam Perjanjian Baru, dimana Yesus yang adalah “Yosua Baru” (Yosua = Yesus dalam bahasa Ibrani) membawa umat-Nya ke surga lewat pembaptisan.

Hari ini kita akan membahas Sakramen Baptis dari sudut pandang Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, lalu kita akan melihat relevansinya untuk kita di masa sekarang.

Di dalam Perjanjian Lama

Dalam kitab Kejadian, diceritakan “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” (Kej 1:2) Air bagaikan pedang bermata dua, ia dapat memberi kehidupan dan dapat menghancurkan juga. Pada awalnya Allah menciptakan lautan dan daratan, lalu pada zaman nabi Nuh, Allah mendatangkan banjir besar sehingga daratan tertutup. Banjir ini ditujukan untuk memusnahkan para pendosa karena dosa menghancurkan ciptaan Allah. Hanya 8 orang yang selamat, yaitu Nuh dan anggota keluarganya. Setelah banjir surut, Allah membuat dunia baru seperti tertulis dalam Kej 9:1 – Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi.”

Dalam KGK 1219 tertulis:
Gereja memandang bahtera Nuh sebagai pratanda keselamatan oleh Pembaptisan. Di dalam bahtera Nuh hanya “sedikit yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu”. Dan dijelaskan oleh Santo Petrus dalam 1 Ptr 3:20: “Malahan air bah adalah tanda Pembaptisan, karena air membawa keruntuhan bagi dosa dan satu awal baru untuk kehidupan kudus”

Lalu kita lihat dalam kisah pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, Tuhan sekali lagi memisahkan lautan dari daratan sehingga bangsa Israel dapat melewati Laut Merah dan selamat dari tentara Mesir. Makna dari kisah ini dapat kita lihat di KGK 1221:

Terutama penyeberangan melalui Laut Merah – pembebasan Israel yang sebenarnya dari perhambaan Mesir – menyatakan pembebasan yang dilaksanakan oleh Pembaptisan:
“Ketika anak-anak Abraham, setelah dibebaskan dari perhambaan Firaun, melewati Laut Merah dengan kaki kering, mereka adalah pratanda bagi umat beriman, yang oleh air pembaptisan dibebaskan dari perhambaan yang jahat”

Lewat Sakramen Pembaptisan kita pun mengalami pembebasan (exodus) dari perbudakan setan dan dosa menuju kepada keselamatan kekal.

600 ideas de Representaciones bíblicas | biblia, ilustraciones biblicas,  biblia imagen

Klimaks dari lambang pembaptisan dalam Perjanjian Lama adalah ketika bangsa Israel melewati sungai Yordan yang terbelah untuk masuk ke Tanah Terjanji. KGK 1222 menulis “Akhirnya pratanda Pembaptisan juga adalah penyeberangan sungai Yordan, yang olehnya Umat Allah menerima hadiah tanah, yang dijanjikan kepada keturunan Abraham – satu pratanda kehidupan abadi. Janji akan warisan yang membahagiakan ini terpenuhi dalam Perjanjian Baru.”

Di dalam Perjanjian Baru

Ketika Yesus dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes, Roh Kudus turun atas Dia. Seperti halnya Roh Tuhan yang mengambang diatas air yang dapat kita temukan di kisah penciptaan, begitu pula Roh Tuhan mengambang diatas air sungai Yordan dan mengurapi Yesus. Hal ini menunjukan awal dari kisah penciptaan yang baru di dalam Kristus (KGK 1224) . Oleh karena itu Santo Paulus berkata : “Therefore, if any one is in Christ, he is a new creation; the old has passed away, behold, the new has come” (2 Kor 5:17).

Santo Markus memberi tahu kita bahwa langit terkoyak ketika Yesus keluar dari air sungai Yordan dan Roh turun ke atas-Nya (Mrk. 1:10). Kata yang digunakan Markus untuk menggambarkan langit yang terbuka adalah schidzo, yang merupakan kata Yunani dari mana kita mendapatkan istilah “perpecahan”. Kata itu secara harfiah berarti “mencabik-cabik,” kata kerja yang kuat yang menunjukkan fakta bahwa surga dibuka secara dramatis dan Roh Kudus dilepaskan pada Pembaptisan Yesus. Kata ini hanya ditemukan di satu tempat lain yaitu di dalam Injil Markus. Di akhir Injil itu, pada Penyaliban, saat Yesus mengucapkan seruan nyaring dan menghembuskan nafas terakhir-Nya, tirai Bait Suci terkoyak (schidzo) dari atas ke bawah (bdk. Mrk 15:37-38). Tirai Bait Suci berada di tempat suci bagian dalam yang menghalangi jalan masuk ke Ruang Mahakudus di mana Roh Allah berdiam di Bait Suci. Tidak mungkin paralel antara langit dan tirai Bait Suci yang terkoyak adalah hanya suatu kebetulan.

Mengapa Markus membandingkan Pembaptisan Yesus dengan Penyaliban-Nya, menghubungkan mereka bersama-sama dengan robeknya langit dan tirai Bait Suci? Markus menyoroti misteri intim hubungan antara Pembaptisan dan Penyaliban Yesus. Baptisan secara inheren terhubung dengan Salib Kristus.

Hal ini nyata dalam kata-kata Yesus kepada putra-putra Zebedeus dalam perjalanan ke Yerusalem. Anak-anak Zebedeus, Yakobus dan Yohanes, bertanya kepada Yesus apakah mereka dapat duduk di sebelah kanan dan kiri-Nya. Mereka berpikir dalam istilah duniawi, bahwa Yesus adalah anak Daud dan bahwa ketika Dia datang ke ibu kota, Yerusalem, Dia akan memulai pemerintahan-Nya. Ironisnya, Yesus akan bertahta di kayu Salib, dan orang-orang di kiri dan kanan-Nya juga akan digantung di kayu salib. Yesus memberitahu mereka bahwa mereka tidak tahu apa yang mereka minta! Dia kemudian berbicara tentang penderitaan dan kematian-Nya yang akan datang sebagai Pembaptisan: “ Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?” (Mrk. 10:38). Yesus memahami bahwa ada hubungan yang mendalam antara Salib dan Pembaptisan.

Katekismus mencatat bahwa Baptisan Kristen menemukan asal dan sumbernya di Salib: Dalam sengsara dan wafat Yesus, Kristus membuka mata air Baptisan bagi semua orang. Dia telah berbicara tentang Sengsaranya, yang akan dia derita di Yerusalem, sebagai “Pembaptisan” yang dengannya dia harus dibaptis. Darah dan air yang mengalir dari lambung Yesus yang tertusuk adalah lambang Pembaptisan dan Ekaristi, sakramen hidup baru (KGK 1225). Salib adalah kunci untuk memahami arti Pembaptisan.

Santo Paulus menjelaskan bahwa Pembaptisan adalah penggabungan ke dalam kematian Kristus: “Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?” (Rm. 6:3). Bagaimana Baptisan menandakan penggabungan kita ke dalam kematian Yesus di Kayu Salib? Dengan fakta bahwa pencelupan menandakan kematian. Pembaptisan kemudian, adalah tanda kematian, dan kematian Yesus secara khusus (lih. KGK 1220). Jadi Santo Paulus menjelaskan: Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru (Rm. 6:4). Inilah yang ada dalam pikiran Yesus ketika Dia menjawab anak-anak Zebedeus. Meskipun mereka tidak disalibkan bersama Yesus, melalui Pembaptisan mereka harus mengambil bagian dalam kematian-Nya di kayu Salib, “dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima.” (Mrk. 10:39).

Aplikasi Dalam Hidup Kita

Di dalam pembaptisan, tidak hanya diri lama kita yang dihilangkan, tetapi kita juga mengenakan jubah kehidupan baru yang dilapisi oleh karunia Kristus dan bersama Roh Kudus yang menguatkan kita untuk menjadi anak-anak Allah.

Santo Paulus mengatakan di dalam suratnya kepada umat di Kolose : “you were buried with him in baptism, in which you were also raised with him through faith in the working of God, who raised him from the dead” (Kol 2:12). Santo Paulus kemudian menyemangati umat di Kolose untuk menghidupi kehidupan seperti Kristus yang telah wafat dan bangkit kembali, seperti yang mereka alami lewat baptisan mereka. Santo Paulus mengingatkan juga bahwa hidup kedagingan adalah bagian dari hidup lama kita yang harus disingkirkan setelah pembaptisan. Karena lewat pembaptisan, they “have put on the new nature, which is being renewed in knowledge after the image of its creator” (Kol 3:10).

Kehidupan baru/Manusia baru (new nature) tersebut memberikan arahan spiritual di dalam hidup kita. Oleh karena itu Santo Paulus berkata : Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. (Kol 3:1-3)

Pertanyaan Sharing

  1. Sharingkan apa yang kamu lakukan untuk persiapan menyambut Paskah tahun ini dan apa yang kamu rasakan setelah melewati Paskah.
  2. Sharingkan pengalamanmu yang berkesan ketika kamu dibaptis dulu atau ketika melihat pembaptisan baru-baru ini. Sharingkan kenapa itu berkesan bagi dirimu.
  3. Apakah saat ini kamu menjalani hidup sebagai manusia yang baru? Sharingkan.

Referensi

  • Buku : Sacrament in Scripture by Dr. Tim Gray