Sesi 26 - Week of 10 Apr 2022

Ajaran Sesat Zaman Now!


Intro

Minggu lalu kita telah mendiskusikan tentang ajaran sesat dari zaman baheula. Namun, kesesatan masih ada sampai sekarang. Untuk CG minggu ini, kita mau membahas lebih lanjut tentang ajaran-ajaran menyeleweng yang ada di zaman sekarang.

Apakah semua ajaran atau gereja non-Katolik itu dianggap sesat/“heresy”?

Yuk coba ingat-ingat bahan CG kita minggu lalu. Kitab Hukum Kanonik 751 mengatakan “Yang disebut bidaah (heresis) ialah menyangkal atau meragukan dengan membandel suatu kebenaran yang harus diimani dengan sikap iman ilahi dan katolik sesudah penerimaan sakramen baptis; kemurtadan (apostasia) ialah menyangkal iman kristiani secara menyeluruh; skisma (schisma) ialah menolak ketaklukan kepada Paus atau persekutuan dengan anggota-anggota Gereja yang takluk kepadanya.”

Karena baptisan hanya diterima di dalam konteks kekristenan, maka kita tidak dapat mengatakan kepada umat Muslim atau Hindu, atau Budha bahwa mereka skismatik dan bidat, karena mereka tidak pernah menerima baptisan. Terus bagaimana dengan gereja Protestan atau Ortodox? Penerimaan baptisan adalah secara individual dan bukan secara organisasi, jadi gereja non-Katolik tidak bisa dianggap bidah (karena mereka semua adalah institusi).

Namun, bagaimana dengan umat-umatnya? Kita dapat menyimpulkan bahwa “sesudah penerimaan sakramen baptis” merujuk kepada baptisan yang dilakukan oleh Gereja Katolik. Di dalam buku “A Text and Commentary – The Code of Canon Law” karangan The Canon Law Society of America, mereka memberikan keterangan pada Hukum Kanonik 751, yang mengartikan bahwa “Sakramen Baptis” mengacu kepada baptisan Katolik atau setelah seseorang diterima menjadi umat Gereja Katolik (misal: tanpa dibaptis, karena telah menerima baptisan sah dari gereja lain). Di buku ini pun dikatakan bahwa katekumen dan anggota gereja-gereja lain dan komunitas-komunitas gerejawi (ecclesial communities) non-Katolik tidak termasuk di dalam umat Gereja Katolik.

Konsili Vatikan II mengatakan: “Dalam satu dan satu-satunya Gereja Allah itu sejak awal mula telah timbul berbagai perpecahan[15], yang oleh Rasul dikecam dengan tajam sebagai hal yang layak di hukum[16]. Dalam abad-abad sesudahnya timbullah pertentangan-pertentangan yang lebih luas lingkupnya, dan jemaat-jemaat yang cukup besar terpisahkan dari persekutuan sepenuhnya dengan Gereja katolik, yang seringnya karena kesalahan orang- orang di kedua belah pihak. Tetapi mereka, yang sekarang lahir dan di besarkan dalam iman akan Kristus di jemaat-jemaat itu, tidak dapat dipersalahkan dan dianggap berdosa karena memisahkan diri.

Jadi hanya orang yang pernah dibaptis dalam Gereja Katolik dan kemudian:

  • meragukan suatu ajaran Katolik, baru dianggap melakukan bidaah
  • menyangkal iman Katolik-nya secara menyeluruh, baru dianggap murtad
  • menolak ketaklukan kepada Paus, baru dianggap melakukan skisma

Nah, mari sekarang kita bahas beberapa ajaran kekristenan di sepanjang zaman dan mengapa ajaran ini bertentangan dengan ajaran Katolik.

Ajaran-ajaran kekristenan di sepanjang zaman

Banyak ajaran-ajaran kekristenan di sepanjang zaman yang mempunyai definisi keselamatan yang berbeda-beda. Seringkali aliran kekristenan ini menambahkan hal-hal lain yang kemudian bertentangan dengan ajaran Katolik tentang keselamatan. Beberapa contoh hal yang berbeda adalah sebagai berikut;

1. Definisi keselamatan dari beberapa ajaran lain:

  • “Keselamatan yang adalah anugerah itu harus disambut dengan peribadahan pada hari Sabat (sesuai berita Alkitab). Hari Sabat adalah hari ketujuh, yaitu hari Sabtu, bukan Minggu (adventis).”
  • “Keselamatan dapat diperoleh dengan melepaskan diri dari segala ikatan “duniawi”, yaitu: politik dan lembaga agama lain lalu bergabung dengan Society of the New World (Saksi Yehova).”
  • “Orang dapat menerima keselamatan setelah mampu menganggap bahwa segala penyakit, penderitaan, dan kematian adalah semu dan khayalan belaka (Christia Science).”
  • “Bahwa asas-asas Utama serta tatacara-tatacara Injil adalah: pertama, Beriman kepada Tuhan Yesus Kristus; kedua, Bertobat; ketiga, Pembaptisan dengan pencelupan untuk pengampunan dosa-dosa; keempat, Penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus. (Pasal-pasal Kepercayaan Ke-4) (Mormonisme).”

Keselamatan di dalam Gereja Katolik berasal dari anugerah Tuhan. Santo Matius juga menekankan hal ini dalam Injilnya yang secara eksplisit mengatakan keselamatan diberikan kepada orang yang melakukan kehendak Bapa di sorga (bdk. Mat 7:21).

  1. Pemuliaan tokoh-tokoh manusia. Para pelopor dan penganut ajaran tertentu memang tetap memuliakan Kristus, tetapi juga mengakui bahwa pendiri/pimpinan kelompoknya dipanggil untuk mengajar kebenaran yang telah hilang.
  2. Pemuliaan diri dan kecaman-kecaman terhadap gereja lain. Penyelewengan dapat dilihat dari kuatnya pemuliaan diri dan kecaman terhadap gereja dan kelompok lain yang dinilai duniawi, tidak penuh dengan roh, murtad, dan lain-lain.
  3. Alkitab di tangan kanan, ajaran lain di tangan kiri. Beberapa ajaran Protestan menerima bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan (Sola Scriptura). Namun, beberapa orang menyalahi Sola Scriptura ketika mereka juga menambahkan buku/wahyu lain. Mereka percaya bahwa buku tambahan ini adalah tuntunan iman yang setara dengan, atau bahkan lebih tinggi dari, Alkitab.
  4. Penekanan yang berlebihan tentang Eskatologi/studi tentang akhir zaman. Salah satu ciri utama dari beberapa aliran lain adalah penekanan yang berlebihan tentang eskatologi. Berbagai perhitungan dan tafsiran dikemukakan terutama tentang angka-angka dan lambang-lambang, yang kemudian dicocok-cocokkan dengan situasi yang terjadi pada zamannya. Karena itu, tafsiran tentang apa dan siapa Antikristus selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu dan tokoh yang dianggap musuh kekristenan.

Poin-poin ini dapat dijadikan sebagai gambaran umum ketika kita mendengar ajaran-ajaran yang mulai menyeleweng dari ajaran Katolik. Salah satu contoh ajaran yang bertentangan dari ajaran Katolik adalah ajaran Mormon — barangkali dari kalian pernah ada yang melihat atau dihampiri oleh pewarta kitab Mormon. Yuk kita baca sedikit!

Mormonisme — Perbedaannya dari ajaran Katolik

Pendiri Gereja Mormon, Joseph Smith, berlatar belakang seorang Kristen Protestan, sehingga dasar dari Mormonism banyak yang diambil dari Gereja Protestan. Gordon B. Hinckley, eks-presiden dan “nabi” dari Gereja Mormon mengatakan dalam bukunya yang berjudul “What of the Mormons?” kalau mereka “are no closer to Protestantism than they are to Catholicism.” Dengan kata lain, Hinckley mengatakan kalau umat Gereja Mormon sangatlah berbeda dengan umat Katolik dan Protestan.

Beberapa karakteristik dari Mormonisme:

  • Para evangelis agama Mormon ini, biasanya datang berdua-dua, menggunakan kemeja putih dan dasi.
  • Mereka biasanya memperkenalkan diri mereka dengan titel “Elder”. Titel ini menunjukkan kalau mereka adalah dari order Melkisedek, satu dari dua posisi imam penting di Gereja mereka. Biasanya titel ini mereka dapatkan ketika mereka (pria) berumur 18 tahun dan mereka memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan.
  • Posisi imam lainnya di dalam aliran Mormon adalah the Aaronic (Posisi ini biasanya yang mengurus kegiatan sehari-hari gereja mereka). Di dalamnya ada ranking lagi yaitu: deacon, teacher dan priest. Beberapa ajaran Mormon yang bertentangan dengan ajaran Katolik adalah sebagai berikut;

Poligami

Dulu Mormons percaya bahwa Poligami tidak hanya diperbolehkan tetapi adalah juga hal yang sangat baik dan positif untuk dilakukan. Namun sekarang, umat Gereja Mormon tidak lagi diperbolehkan melakukan pernikahan poligami karena mereka harus mengikuti aturan undang-undang di negara bagian Amerika Serikat yang melarang poligami.

Pewahyuan Terus Berlanjut

Di dalam ajaran Mormon, mereka percaya bahwa Tuhan memberikan wahyu-Nya secara berkelanjutan, mulai dari masa lalu, saat ini sampai di masa mendatang. Hinckley berkata “Orang-orang Kristen dan Yahudi biasanya berpendapat bahwa Tuhan menampakkan diri hanya kepada orang-orang pilihan-Nya di masa lampau. Tetapi Mormons percaya bahwa justru di masa sekarang ini petunjuk (wahyu) dari Tuhan jauh lebih dibutuhkan dibandingkan dengan zaman dulu yang lebih sederhana sehingga Tuhan terus memberikan petunjuk-Nya sampai sekarang.”

Di dalam Gereja Katolik, kita percaya bahwa wahyu umum sudah berakhir dengan meninggalnya rasul yang terakhir (KGK 66) tetapi wahyu pribadi masih terus berlanjut dan beberapa diantaranya diakui oleh Gereja seperti contohnya kesaksian dari orang-orang yang melihat penampakan Bunda Maria di Lourdes dan Fatima. Namun wahyu pribadi itu tidak termasuk dalam perbendaharaan iman. Bukanlah tugas mereka untuk “menyempurnakan” wahyu Kristus yang definitif atau untuk “melengkapinya”, melainkan untuk membantu supaya orang dapat menghayatinya lebih dalam lagi dalam rentang waktu tertentu (KGK 67). Inilah yang membedakan ajaran Gereja Katolik dengan pemahaman Gereja Mormon.

Ajaran Puritanism

Karena manusia diciptakan menurut rupa Allah, tubuh manusia adalah suci dan karenanya manusia tidak boleh merusak atau melukai tubuhnya, termasuk di dalamnya mengkonsumsi alkohol, rokok, teh atau jenis kafein lainnya. Disini kita bisa melihat Mormon mengikuti ideologi Puritanism, aliran Protestan kuno, yang mengharuskan pengikutnya untuk puasa total dari alkohol.

Plural Heavens

Mormon mengajarkan bahwa hampir tidak ada orang yang selamanya terkutuk ke neraka. Selain Setan, pengikutnya, dan mungkin setengah lusin orang berdosa yang terkenal jahat, semua orang yang pernah ada akan mendapat ”kemuliaan” surgawi. Tidak semuanya di surga yang sama, karena ajaran Mormon percaya ada tiga level surga.

Kesimpulan

Sobat-sobat AmoreDio mungkin ada yang pernah terpikir untuk mengikuti ajaran lain atau kepercayaan yang mirip dengan Katolik tetapi sedikit berbeda. Kita berharap dengan bahan hari ini, kita dapat mengerti perbedaan antara ajaran lain tersebut dari ajaran Katolik. Semoga kita dapat lebih waswas dan berhati-hati ketika sedang mendengar pengetahuan atau ajaran baru yang berbeda dari ajaran Katolik.

Dan juga semoga dengan pengetahuan baru ini, kita juga bisa membantu sahabat-sahabat kita yang tanpa sadar mungkin sudah terjerumus dalam ajaran tersebut. Tugas kita adalah untuk dapat merangkul mereka dengan penuh kasih. Kita dapat berdialog dengan mereka tanpa menyembunyikan dan mengaburkan kebenaran, namun harus tetap didasari semangat kasih. Intinya adalah, kita tidak dapat mentolerir ajaran yang salah, karena kita tidak dapat mengaburkan kebenaran. Namun, kita tetap harus mengasihi orang-orang tersebut dengan apa yang kita yakini dalam agama Katolik.

Pertanyaan Sharing

  1. Dari bermacam tipe bentuk penyimpangan yang dibahas di atas. Yang mana yang kalian pernah mendengar? Sudahkah kalian mencari tahu lebih lanjut untuk mengklarifikasi ajaran tersebut? Sharingkan!
  2. Menurut kalian, apa yang akan kalian lakukan jika kalian didekati oleh salah satu dari kelompok ajaran lain? Apakah tanggapan kalian? Langsung menolak atau mencoba berargumen dengan mereka atau malah kepo-kepo ingin tahu? Sharingkan!
  3. Apakah kalian pernah melakukan atau mengenal seorang Katolik yang mencoba mengikuti ajaran lain? Sharingkan!

Reference