Sesi 28 - Week of 01 May 2022

7 Tips Mudah untuk Menjadi Santo dan Santa


Intro

Sobat-sobat AmoreDio, adakah dari kalian yang dari kecil bercita-cita untuk menjadi Saint? Yang dimaksud di sini bukan Saint Seiya ya yang berjuang melawan Satria Zodiac di film kartun masa kecil kita, tetapi menjadi santo/santa yang adalah orang kudus gereja.

Mackenyu, Sean Bean & More to Star in Live-Action Saint Seiya Movie

Kalau ada, wah luar biasa sekali! Tahukah kalian bahwa menjadi santo/santa sudah seharusnya menjadi tujuan semua dari kita umat Katolik? Susah gak ya? Bagaimana sih caranya seseorang bisa menjadi santo/santa? Nah, yuk kita bahas sama-sama.

We are all called to be saint

Mungkin banyak dari kita yang memiliki santo dan santa favorit yang kita kagumi. Apakah itu Santa Teresa yang melayani orang yang miskin, sakit, yatim piatu dan sekarat lebih dari 45 tahun? Atau Santo Fransiskus Asisi yang dapat berbicara dengan hewan-hewan dan mendirikan Ordo Fratrum Minorum (OFM)? Ada lebih dari 1000 santo/santa dalam Gereja Katolik yang bisa kamu baca ceritanya.

Mendengarkan kisah perjuangan mereka sudah pasti membuat kita kagum sama santo/santa ini, tapi sayangnya banyak dari kita yang berhenti di sana aja. Kenapa? Karena kita berpikir mana mungkin sih kita bisa menjalani sesuatu yang menakutkan seperti yang mereka lakukan. Santa Felisitas, misalnya, harus menyaksikan ketujuh anaknya dihukum mati dengan keji oleh Kaisar Antonius Pius karena mereka semua menolak mengikuti ajaran Kaisar Antonius yang sesat. Selain kesulitan batin dan mental, banyak santo/santa juga menerima luka fisik seperti Santo Padre Pio yang menerima stigmata berupa luka di tubuh dan lambungnya. Luka-luka ini pun mencucurkan darah selama kurang lebih 50 tahun. Banyak sekali santo/santa yang dipersekusi, dipenjara dan didera.

Malah yang kita lakukan adalah berdoa kepada Tuhan agar kita tidak mengalami penderitaan seperti itu. Kalau berdoa Bapa Kami, bagian “Berilah kami rezeki” itu pasti kita resapi dengan sungguh-sungguh dan semangat. Sedangkan santo/santa ini sepertinya malah kebalikan dari kita. Mereka meninggalkan zona nyaman mereka, melawan kehendak keluarga untuk memenuhi panggilan mereka, dan melakukan sesuatu yang kalau dilihat secara awam tidak masuk akal.

“Wah, kalau orang biasa mana bisa seperti itu. Mereka pasti mendapat dorongan Ilahi dan berkat yang khusus dari
Tuhan.”

“Aku juga mau jadi santo/santa tetapi tunggu Tuhan kasih aku berkat khusus dulu ya supaya bisa membuat
karya-karya rohani yang luar biasa kayak santo/santa itu!”

Apakah pemikiran kita benar? Apakah kita cuma bisa berkarya seperti santo/santa setelah Tuhan mengirimkan berkat khusus? Apakah kita sebagai orang biasa tidak bisa menjadi santo/santa? Ini pemikiran yang salah loh. Sebenarnya santo/santa juga orang biasa seperti kita. Untuk menjadi santo/santa, kita tidak perlu perbuatan keren yang menggegerkan dunia, tetapi yang paling utama adalah mengizinkan cinta kasih Tuhan bekerja dalam diri kita.

Di dalam suratnya kepada umat di Korintus, Rasul Paulus membahas perihal ini.

1 Kor 13:1 – Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

1 Kor 13:2 – Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

1 Kor 13:3 – Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

7 tips yang bisa kita lakukan sehari-harinya agar kita bisa lebih menjadi seperti santo dan santa.

1) Penuh dengan cinta Ilahi

Bagaimana kita menjalani hari-hari kita? Apakah Tuhan sudah berada di tengah keseharian kita? Yang membedakan santo/santa dari orang awam adalah bagaimana mereka selalu memilih Tuhan di atas yang lain dan membuat komitmen khusus untuk Tuhan dalam kehidupan mereka sehari-harinya. Dalam bukunya “Saint Watching”, Phyllis McGinley menulis bahwa santo/santa itu mempunyai obsesi khusus dengan Tuhan:

“Like musicians, painters, and poets, the saints were human beings but obsessed ones as Michelangelo was obsessed by line and form, as Shakespeare was bewitched by language, and Beethoven by sound. And like other geniuses, they used mortal means to contrive masterpieces”

Kita tidak perlu mempunyai talenta besar seperti telepati dengan hewan atau rentan terhadap api, tetapi cukup dengan menggunakan apapun yang kita punya untuk memuliakan Tuhan. Santa Theresa dari Kanak-kanak Yesus, contohnya, menjadi seorang santa dengan melakukan hal-hal kecil dan sederhana.

Contoh aplikasi: dalam kehidupan sehari-hari: mendahulukan kehidupan doa kita daripada binge-watch Netflix atau berusaha bersabar dalam kesulitan daripada marah-marah dan menggunakan kata kasar. Pada intinya, sudahkah kita mencoba menjadi lebih dekat dan lebih mirip dengan Tuhan dalam keseharian kita?

2) Mencintai sesama manusia

Kasih kita kepada sesama manusia berakar dari kasih kita kepada Tuhan. Oleh karena itu, kita harus mengerti dan mengenal kasih Tuhan terlebih dahulu baru bisa sepenuhnya mencintai sesama manusia. Romo Jesuit Karl Rahner menjelaskan “Kecintaan seseorang kepada sesamanya adalah bukti cintanya kepada Tuhan. Kitab Suci mengajarkan bahwa Tuhan menganggap kasih yang ditunjukkan kepada sesama sebagai kasih yang ditunjukkan kepada-Nya. Oleh karena itu, dalam arti yang sebenarnya, hubungan kasih antara seseorang dengan sesamanya menunjukkan hubungan kasih antara orang tersebut dengan Tuhan.”

Terus apa hubungannya mencintai sesama manusia dengan menjadi santo/santa? Di dalam Injil Matius 25:34-36, kasih kepada sesama adalah satu-satunya standard yang secara eksplisit tertulis sebagai standard bagaimana manusia akan dihakimi saat akhir zaman.

25:34 – Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa- Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
25:35 – Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
25:36 – ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.

Kalau kita masih sulit mencintai sesama manusia, apakah bisa kita menjadi santo/santa? Mencintai sesama manusia itu bukan hanya sekedar ucapan loh, tetapi juga mengorbankan sesuatu yang kita punya demi keperluan sesama. Phyllis McGinley bahkan menulis di bukunya kalau santo/santa itu adalah orang yang dermawan dan tidak pelit.

Contoh aplikasi: memberikan donasi secara reguler bagi organisasi amal yang membutuhkan, meluangkan waktu bersama anggota keluarga melalui telepon, atau mengecek kabar teman yang sudah lama tidak datang CG.

3) Ambil Risiko

Tidak ada santo/santa yang cuma mau cari aman dan nyaman saja. Ketika Tuhan memanggil, mereka menjawab, meskipun panggilannya membawa mereka ke tempat yang baru atau membuat mereka mengambil cara hidup yang baru. Banyak santo/santa yang melepas gaya hidup mereka yang lama termasuk meninggalkan kekayaan keluarga mereka sebelumnya. Mereka bisa saja terus hidup nyaman, tetapi mereka memilih untuk mengambil risiko besar dan meninggalkan kenikmatan duniawi untuk mengikuti panggilan Tuhan. Bahkan mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Santo Fransiskus Asisi dulunya suka berpesta dan berfoya-foya. Namun, ketika masuk penjara dan jatuh sakit, dia mulai mengenal Tuhan dan menyadari bahwa ia ingin meninggalkan hidupnya yang lama. Dia pun mengambil risiko untuk menjalani kehidupan sebagai orang miskin dan ayahnya pun membencinya karena pilihan hidupnya ini. Coba bayangkan kalau kita yang ada di posisi Santo Fransiskus Asisi— apakah kita siap meninggalkan harta duniawi kita? Dan menerima risiko dikucilkan dari keluarga kita sendiri?

Tentu saja ada juga santo/santa lain yang tidak begitu terkenal yang menjalani hidup mereka dengan melayani Tuhan dengan sepenuh hati tanpa perlu membuat perbuatan yang mengguncang dunia. Namun, setiap dari mereka mengambil risiko tersendiri. Tidak ada kehidupan santo/santa yang selalu mulus tanpa risiko.

Contoh aplikasi: memilih untuk datang misa di hari Minggu meskipun diajak teman untuk pergi ke cafe dengan risiko mungkin akan kehilangan persahabatan ini.

4) Rendah hati

Rendah hati sering dianggap sebagai sesuatu yang buruk. Apalagi di zaman sekarang ini di mana kita sering main media sosial seperti Instagram dan Tiktok. Pamer mobil mewah, rumah mewah, omset penjualan yang bermilyar-milyar sudah menjadi hal biasa. Malah terkadang kita merasa orang yang rendah hati itu ya orang yang merendahkan dirinya sendiri. Namun, pemikiran itu salah besar! Para santo/santa menunjukkan kerendahan hati mereka dengan menggunakan karunia yang mereka terima tanpa menyombongkan kehebatan mereka sendiri. Mereka tahu semua ini berasal dari Tuhan dan hanya karena Tuhan mereka dapat melakukan karya-karya besar ini.

Pasti ingat deh zaman kita sekolah, kalau ada teman yang dapat nilai bagus dan dipuji “Wah kamu pintar banget ya bisa dapat 100 di ujian ini” dan dijawab “Ah nggak, gua bodoh kok. Ini cuma hoki aja.” Nyebelin gak sih? Ini bukanlah contoh rendah hati karena seringkali orang seperti ini justru ingin dipuji lebih jauh lagi. Seharusnya kita mencontoh Santo Agustinus dan Santo Thomas Aquinas dalam menunjukkan kerendahan hati. Mereka orang yang pintar dan semua orang pun mengakui itu. Namun, mereka tidak pernah berkata kalau mereka itu sebenarnya bodoh. Malah, mereka mengakui bahwa kebijaksanaan mereka adalah pemberian Tuhan dan itu semua tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kebijaksanaan Tuhan yang tak terbatas.

Contoh aplikasi: Ketika dipuji, kita harus ingat bahwa bukan diri kitalah yang dipuji, melainkan Tuhan. Jangan besar kepala. Ucapkan syukur kepada Tuhan atas karunia dan talenta yang telah diberikan.

5) Rajin berdoa

Banyak dari santo/santa ini, terutama mereka yang bergabung dalam religious orders, berdoa sepanjang hari. Ada juga yang menemukan waktu mereka bersama Tuhan dengan cara yang lain. Dorothy Day – belum dikanonisasi namun dikenal banyak orang sebagai orang yang suci – memulai harinya dengan berdoa, tetapi dia mengatakan bahwa dia bisa bertemu Tuhan di tengah kerumunan orang miskin yang datang ke rumahnya. Tidak ada seorang Santo atau Santa yang melihat berdoa adalah buang-buang waktu atau sebagai kegiatan yang dilakukan hanya untuk orang yang lemah atau naif.

Contoh aplikasi: Lebih disiplin dalam meluangkan waktu untuk berdoa setiap harinya, selalu berdoa sebelum makan.

6) Tidak perlu sempurna

Setiap santo/santa adalah manusia yang mempunyai kekurangan dan kesalahan. Mereka dapat melakukan kesalahan. Bahkan di saat terakhir hidupnya pun, mereka punya penyesalan, pengampunan dan rekonsiliasi.

Santo Jerome adalah seorang Bapa Gereja. Dia menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Latin langsung dari teks Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani, bukannya mengandalkan terjemahan Yunani yang dikenal sebagai Septuaginta. Namun, tahukah kalian kalau Santo Jerome mempunyai temperamen yang menakutkan? Bahkan banyak santo lain yang juga mempertanyakan temperamen Santo Jerome.

Beberapa orang suci bahkan salah memahami visi mereka sendiri. Ketika Santo Fransiskus Asisi disuruh membangun “gereja”, yang dia pikirkan adalah membangun gedung bangunan gereja lokal. Sungguh menarik dan lucu juga bahwa Yesus tidak memberikan klarifikasi kepada Santo Fransiskus Asisi. Santo Fransiskus Asisi pun bersusah payah berkeringat dan mengeluarkan banyak energi untuk memperbaiki sebuah gereja tua dan lanjut membangun gereja kecil lainnya. Dan pada akhirnya, Santo Fransiskus Asisi pun menyadari apa panggilan Tuhan sesungguhnya dalam diri dia, yaitu untuk membangun komunitas gereja yang besar bagi Tuhan.

Contoh aplikasi: Tidak perlu fasih dalam ajaran kitab suci sebelum melakukan pelayanan di Material Ministry karena di dalam proses pelayanan itu kita akan semakin disempurnakan dan ditambahkan pengetahuannya oleh Tuhan.

7) Santo/santa pada masanya

Salah satu keajaiban adalah bagaimana santo/santa ini bisa menjalani hidup mereka pada waktu mereka sendiri. Banyak ketidakadilan dan prasangka yang mereka alami, tapi mereka tidak melawannya. Santo Paulus tidak mengecam perbudakan dan bahkan mendorong para budak untuk mematuhi tuan mereka. Santo Thomas Aquinas juga menganggap wanita tidak setara dengan pria. Dia percaya bahwa tugas mereka hanya untuk melahirkan anak. Semua hal ini terjadi karena pada zaman mereka, begitulah jalan pikir dan kehidupan pada saat itu.

Ketika kita mendengar hal ini, mungkin ada di antara kita yang marah dan merasa orang kudus pun mempunyai banyak “kesalahan”. Pemikiran mereka memang tidak dapat diterima di zaman sekarang. Tetapi bukan berarti kita malah menjadi malas atau bingung. Justru, hal inilah yang dapat memberi kita keberanian. Tuhan tidak mencari kesempurnaan dari seluruh aspek hidup kita dan hidup kita bukanlah untuk mengejar kesempurnaan duniawi. Kecuali cinta kasih. Untuk cinta kasih, kita harus mewujudkannya sesempurna mungkin. (Perfection is not what we are striving for, unless it is as perfect a love as possible.)

Contoh aplikasi: Minta kebijaksanaan dari Tuhan untuk menerima dan mengerti ajaran dari setiap santo/santa.

Summary

Nah, bagaimana? Mudah tidak untuk menjadi santo/santa dengan 7 cara di atas? Semoga setelah membaca tips-tips di atas menjadi seorang ‘saint’ itu tidak semenakutkan atau sesusah yang kita bayangkan. Kita bisa mulai dengan hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari terlebih dahulu. Mulailah dari orang-orang terdekat kita dan juga dengan berkomunikasi lebih intim dengan Tuhan. Kuncinya adalah berbuat sebaik mungkin dalam hidup, berdosa sedikit mungkin, mengampuni sebanyak mungkin dan bersatu dengan Tuhan sesering mungkin.

Uncle Sam I Want You Gif , Png Download - Uncle Sam We Want You Gif, Transparent Png , Transparent Png Image - PNGitem

Sharing Question

  1. Dari 7 tips di atas, tips mana yang menurut kamu paling sulit untuk dijalankan? Sharingkan alasannya.
  2. Apakah kamu mempunyai idola santo/santa? Sharingkan apa yang membuat kalian kagum dengan mereka. Kalau tidak kepikiran, coba cari tahu tentang santo/santa dari nama kalian (nama baptis/krisma/sendiri) dan sharingkan yang kalian pelajari dari kehidupan mereka (beri waktu 5 menit untuk research jika perlu)!
  3. Dari 7 poin di atas, sharingkan bagaimana kamu berencana untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berikan contoh sedetil dan se-kongkrit mungkin!

Reference