It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
Dalam tradisi Kristiani, kebijaksanaan (prudence) dipahami sebagai kebijaksanaan praktis yang memungkinkan seseorang untuk menjadi baik dan bertindak dengan baik dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hal-hal biasa maupun luar biasa. Atau, seperti yang dikutip secara ringkas dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) dari St. Thomas Aquinas, kebijaksanaan adalah “right reason in action.” Kebijaksanaan bertanggung jawab untuk memilah keinginan-keinginan yang berbudi luhur, karena ia membentuk kehidupan manusia yang masuk akal. Kebijaksanaanlah yang secara langsung membimbing penilaian hati nurani. Orang yang bijaksana memiliki keinginan yang telah dibentuk oleh kebajikan moral. Salah satu orang yang memiliki kebajikan utama (Central Virtues) kebijaksanaan dan dapat terlihat dengan jelas adalah St. Thomas Aquinas. Dalam CG hari ini, kita mau mengenal lebih dekat lagi dengan Santo Thomas Aquinas.
Halo sobat CG sekalian, hari ini kita akan menjalani sebuah praktik spiritual yang bernama Lectio Divina. Lectio Divina adalah suatu bentuk meditasi mendalam terhadap Firman Tuhan. Tujuan utama dari Lectio Divina adalah untuk memahami, merenungkan, dan mendalami hubungan kita dengan Allah melalui bacaan Kitab Suci. Metode ini tidak hanya sekedar membaca, melainkan juga mengundang kita untuk mendengarkan suara Tuhan dalam kata-kata-Nya, merenungkan makna yang lebih dalam, berdialog dengan-Nya, dan merasakan panggilan-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Paus Fransiskus berharap: “Semoga Tahun Yubileum ini menjadi kesempatan bagi semua umat Allah untuk berjumpa dengan Kristus, yang adalah “Pintu” keselamatan kita (Yoh 10:7-9) dan “Sumber Pengharapan” (1 Tim 1:1). Kita semua diajak untuk menjadi peziarah pengharapan (pilgrims of hope) dimana kita memulai perjalanan iman dan transformasi yang membawa pembaruan di dalam hidup kita dan Gereja secara umum.
Tahun Yubileum adalah perayaan yang penuh makna dalam Gereja Katolik. Merupakan bagian penting dari tradisi iman, Tahun Yubileum memberikan kesempatan bagi umat untuk merenungkan perjalanan iman mereka, mendapatkan pengampunan dosa, serta memperdalam relasi dengan Tuhan. Berbeda dengan perayaan agama lainnya, Yubileum menawarkan kesempatan untuk pembaruan spiritual dan sosial, melalui refleksi dan tindakan nyata yang membawa umat lebih dekat dengan ajaran Kristus. Perayaan ini memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak zaman Perjanjian Lama, namun dalam Gereja Katolik, konsep ini diperluas dan diadaptasi untuk konteks zaman modern. Bahan CG hari ini akan membahas sejarah Tahun Yubileum, makna teologisnya, serta dampaknya terhadap kehidupan umat Katolik.
Halo sobat CG sekalian, hari ini kita akan menjalani sebuah praktik spiritual yang bernama Lectio Divina. Lectio Divina adalah suatu bentuk meditasi mendalam terhadap Firman Tuhan. Tujuan utama dari Lectio Divina adalah untuk memahami, merenungkan, dan mendalami hubungan kita dengan Allah melalui bacaan Kitab Suci. Metode ini tidak hanya sekedar membaca, melainkan juga mengundang kita untuk mendengarkan suara Tuhan dalam kata-kata-Nya, merenungkan makna yang lebih dalam, berdialog dengan-Nya, dan merasakan panggilan-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dalam bahan CG kali ini kita akan mensharingkan tentang sajak ‘Hamba yang Menderita’. Sajak ini adalah sosok misterius yang digambarkan dalam kitab Nabi Yesaya. Bahkan sosok ini digunakan secara langsung dan tidak langsung oleh Tuhan kita Yesus Kristus, dan peranNya yang sangat besar dalam kehidupan Gereja.
Untuk CG kali ini kita mau mensharingkan tentang Doa Syukur Agung yang kita doakan di dalam ekaristi. Kita sering sekali mendoakan doa ini, tetapi apakah kita paham dengan arti dan maknanya. Mari kita cari tahu dan diskusikan dalam CG kali ini.
Halo sobat CG sekalian, hari ini kita akan menjalani sebuah praktik spiritual yang bernama Lectio Divina. Lectio Divina adalah suatu bentuk meditasi mendalam terhadap Firman Tuhan. Tujuan utama dari Lectio Divina adalah untuk memahami, merenungkan, dan mendalami hubungan kita dengan Allah melalui bacaan Kitab Suci. Metode ini tidak hanya sekedar membaca, melainkan juga mengundang kita untuk mendengarkan suara Tuhan dalam kata-kata-Nya, merenungkan makna yang lebih dalam, berdialog dengan-Nya, dan merasakan panggilan-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Setiap dari kita pasti pernah merasakan bagaimana rasanya dicintai dan mencintai, baik itu cinta kepada orangtua, pasangan, saudara, maupun Tuhan. Pernahkah kita berpikir, mengapa kita begitu menginginkan cinta? Mengapa banyak orang yang mencari cinta? Dan mengapa perasaan ini seolah menjadi kebutuhan mendalam yang harus dipenuhi agar kita merasa bahagia?
Jawabannya sebenarnya sangat sederhana: karena kita diciptakan oleh Tuhan dengan cinta! Tuhan telah menanamkan kebutuhan akan cinta di dalam diri kita sejak dalam kandungan. Kebutuhan akan cinta ini sudah menjadi bagian dari DNA kita. Maka, sangatlah wajar jika setiap orang membutuhkan cinta untuk bisa menjalani hidup.
Kisah pencobaan Yesus di padang gurun memberikan pelajaran bagi kita semua para pengikutnya, terutama saat kita menghadapi pencobaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam CG kali ini, kita akan belajar bagaimana tanggapan Yesus dapat menjadi panduan bagi kita untuk hidup dengan iman dan kepercayaan kepada Allah.