Penampakan Bunda Maria di Asia


Intro

Bunda Maria adalah ibu dari Yesus Kristus yang juga disebut sebagai Bunda Gereja. Umat Katolik meyakini dan mengakui devosi melalui Bunda Maria, termasuk kepercayaan terhadap penampakan Bunda Maria dan pesan yang dibawanya untuk manusia, yang dikenal dengan istilah Marian Apparition.

Tentunya Gereja Katolik tidak langsung mengakui dan menerima sebuah penampakan Bunda Maria tanpa adanya riset dan bukti yang kuat. Yang paling sering kita dengar tentunya penampakan di Lourdes dan Fatima karena devosinya sudah menyebar ke seluruh dunia. Dalam CG hari ini kita akan membaca tentang penampakan Bunda Maria di Asia yang mungkin kita belum pernah dengar sebelumnya tetapi pesan yang dibawa Bunda Maria untuk manusia sama pentingnya dengan penampakan di Eropa dan menunjukkan keinginan Bunda Maria untuk membawa anak-anaknya di seluruh dunia kembali kepada Bapa.

 

Bahan

Mari kita baca 3 penampakan Bunda Maria di Asia:

Our Lady of Akita (Japan)

Our Lady of Akita adalah gelar yang diberikan untuk penampakan Bunda Maria di area terpencil Yuzawadai dekat dengan kota Akita di Jepang, yang dilaporkan oleh suster Agnes Katsuko Sasagawa di tahun 1973.

Sr. Agnes Sasagawa dari ordo Handmaids of the Eucharist tinggal di biara yang terletak di Akita. Pada tanggal 12 Juni 1973, dia mulai mendapatkan penglihatan. Awalnya dia melihat malaikat-malaikat sedang menyembah Ekaristi lalu sebulan kemudian dia melihat patung Bunda Maria yang terbuat dari kayu berbicara kepada dia. Bunda Maria berpesan supaya kita bertekun di dalam doa, khususnya dalam mendaraskan rosario, dan melakukan penitensi untuk dosa-dosa manusia supaya kedamaian boleh meraja di dunia. Berdoa rosario diyakini dapat mencegah kehancuran terjadi di masa depan. Pesan ini sama seperti pesannya kepada tiga anak gembala di Fatima.

Bunda Maria juga berpesan bahwa Gereja akan mengalami tantangan yang berat. Setan akan masuk ke Gereja dan membawa kekacauan. Kardinal dan Uskup akan saling bertengkar. Gereja dipenuhi dengan umat yang bersedia kompromi dengan dunia luar dan setan akan membuat para pastor dan kaum religius keluar dari Gereja. Walau demikian, dengan bertekun di dalam doa, penitensi dan percaya pada Tuhan, maka kita dapat diselamatkan.

Patung kayu tersebut kemudian mulai mengeluarkan darah dan air mata mengalir di pipinya. Sekitar 2.000 orang menyaksikan patung Bunda Maria ini menangis dan cairan yang keluar dari matanya kemudian dibawa ke lab untuk diselidiki. Profesor-profesor yang menyelidikinya menyimpulkan bahwa darah dan air mata itu berasal dari manusia.

Rev. John Shojiro Ito, Uskup Niigata pada saat itu yang juga menjadi saksi langsung kejadian di Akita, mengesahkan penampakan ini di tahun 1984 setelah melakukan penyelidikan bertahun-tahun. Kemudian, 4 tahun kemudian, Uskup Ito membawa surat pastoral yang dikeluarkannya kepada Kardinal Joseph Ratzinger (yang kemudian menjadi Paus Benediktus XVI) yang mengizinkan surat tersebut untuk disebarkan kepada umat Katolik walaupun tidak ada pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Vatikan.

Our Lady of Vallarpadam (India) / Our Lady of Ransom

National Shrine Basilica of Our Lady of Vallarpadam terkenal dengan nama Lourdes dari Kerala. Orang banyak datang ke Basilika ini untuk meminta perlindungan dari Bunda Maria yang dikenal dengan sebutan Vallarpadathamma. Misionaris dari Portugis menyebarkan ajaran Kristiani dan ritus Latin di India di abad 15 dan membangun banyak gereja termasuk di Vallarpadam. Altar di gereja Vallarpadam didedikasikan kepada Our Lady of Ransom dan dipasang gambar Bunda Maria yang dibawa dari Portugal. Banyak orang berdoa di altar ini untuk memohon kesembuhan dan perlindungan dan doa mereka dikabulkan.

Pada bulan Mei 1752, terjadi sebuah mukjizat besar yang membuat Vallarpadam menjadi pusat ziarah yang sangat terkenal. Ada seorang wanita muda dari keluarga bangsawan bernama Meenakshiyamma bersama dengan anak laki-lakinya naik kapal untuk pergi mengunjungi kuil keluarga mereka di Mattancherry. Lalu datanglah badai dan kapal tersebut terbalik hingga mereka tenggelam. Meenakshiyamma memohon kepada Vallarpadathamma (Bunda Maria) jika Bunda menyelamatkan mereka, maka mereka akan menjadi pelayannya sampai mati.

Iman Meenakshiyamma yang dalam membuat doanya didengar. Selama dua hari orang-orang berusaha untuk mencari mereka tetapi tidak berhasil karena badai masih berlanjut. Lalu di hari ketiga, pastor paroki Rev. Fr. Miguel Correa yang mendapatkan mimpi, menyuruh para nelayan untuk menyebarkan jala di seberang sungai dan akhirnya Meenakshiyamma serta anaknya berhasil diselamatkan. Mulai dari saat itu, banyak orang khususnya yang akan naik kapal, datang ke Vallarpadam untuk berdoa mohon perlindungan dalam perjalanan mereka.

Meenakshiyamma dan anaknya kemudian dibaptis dan mereka memilih nama Mary dan Jesudas. Mereka tinggal di halaman gereja dan menyebarkan kabar gembira kepada orang-orang yang datang ke gereja itu serta menceritakan tentang kebaikan Tuhan dan pertolongan dari Bunda Maria yang telah mereka dapatkan. Meenakshiyamma menceritakan ketika dia dan anaknya tenggelam, mereka justru merasakan kedamaian karena kehadiran Vallarpadathamma dan pandangan mereka terfokus pada Bunda Maria dan Kanak-kanak Yesus.

Karena peranan yang penting dalam pertumbuhan iman umat/peziarah yang datang, altar di gereja tersebut dinaikkan statusnya menjadi “Privileged altar in perpetuity” oleh Paus Leo XIII di tahun 1888 yang artinya jika seorang Imam membawakan Misa di Altar ini maka indulgensi penuh dapat diberikan kepada arwah yang didoakan. Dengan seizin pejabat Gereja, seorang pelukis lokal menambahkan gambar Meenakshiyamma dan anaknya di lukisan Bunda Maria yang dipasang di altar sehingga mukjizat ini terus diingat oleh peziarah yang datang berdoa

Our Lady of La Vang (Vietnam)

Our Lady of La Vang adalah gelar yang diberikan kepada Bunda Maria yang menampakkan diri pada saat umat Katolik di Vietnam dianiaya dan harus bersembunyi di hutan. Pada tahun 1998, Paus Yohanes Paulus II mengumumkan kepada publik tentang pentingnya devosi kepada Our Lady of La Vang dan keinginannya untuk membangun kembali Basilika La Vang dalam rangka memperingati 200 tahun penampakan di sana.

Sejak tahun 1698 umat Katolik di Vietnam sudah mengalami penganiayaan karena iman mereka. Ada lebih dari 100.000 umat Katolik Vietnam yang dimartir dari tahun 1700an hingga 1800an. Bahkan di zaman sekarang, dengan pemerintahan yang masih berbasis komunis, tidak jarang ada Uskup atau pastor yang dianiaya dan status Gereja tidak kuat.

Di akhir tahun 1700-an, penganiayaan terhadap umat Katolik begitu parah sehingga banyak orang melarikan diri ke daerah pegunungan terpencil dekat ibu kota Kekaisaran Hue, provinsi Quang Tri, Vietnam Selatan. Mereka melarikan diri ke daerah La Vang untuk menyelamatkan nyawa mereka dan supaya dapat bebas beribadah dengan damai. Pada tahun 1798, ketika komunitas Katolik disana berkumpul untuk mengucapkan Rosario bersama, muncul penampakan seorang Wanita cantik yang menggendong seorang anak kecil di tangannya. Malaikat-malaikat mengelilingi mereka. Wanita itu berpakaian sederhana, tetapi memakai mahkota emas.

Wanita cantik itu berbicara kepada orang-orang sebagai seorang ibu, memberikan kata-kata cinta dan hiburan. Dia tidak memberikan peringatan apa pun seperti Bunda Maria Fatima tetapi dia hanya mengekspresikan cintanya kepada mereka sebagai anak-anak yang dianiaya. Dia menunjukkan kepada mereka cara membuat obat dari tanaman dan ramuan yang tumbuh di daerah itu. Dia muncul beberapa kali lagi, memberikan pesan cinta dan hiburan yang sama. Tak lama kemudian, sebuah tempat suci kecil dari jerami dan daun dibangun untuk menghormatinya. Semakin banyak umat beriman yang berbondong-bondong ke tempat suci itu sepanjang  tahun dan banyak mukjizat kesembuhan yang dilaporkan. La Vang pun menjadi tempat perlindungan bagi umat Katolik yang tertindas.

Pada tahun 1805, tentara Kaisar menjalankan perintah untuk membersihkan negara dari semua pengaruh kolonial, termasuk agama Kristiani. Mereka datang ke La Vang dan membunuh tiga puluh umat Katolik tepat di pintu tempat suci kecil ini. Kemudian seseorang memulai kebakaran di tempat suci sehingga tempat itu hancur. Beberapa perabotan kayu berhasil diselamatkan dan kemudian digunakan di bangunan gereja baru yang dimulai pada tahun 1885 dan selesai pada tahun 1900. Popularitas dan reputasi tempat suci Bunda Maria La Vang tumbuh, dan pada tahun 1901, perayaan tahunan pertama Tempat Suci Bunda Maria La Vang berlangsung. Kerumunan menjadi begitu besar, sehingga kompleks itu harus diperluas pada tahun 1928.

Vietnam memiliki sejarah pertempuran yang hampir terus-menerus. Selama Perang Dunia II, Vietnam adalah medan perang bagi Jepang dan Prancis. Setelah itu, pemerintah kolonial Prancis berperang melawan Komunis – Viet Cong, mengakibatkan negara itu terbagi pada tahun 1954 antara pemerintah Komunis dan non-Komunis. Sejuta orang melarikan diri ke Selatan dan La Vang menjadi pusat ziarah. Para uskup Vietnam menjadikan gereja di La Vang sebagai tempat suci nasional negara pada tahun 1961, dan pada bulan Agustus tahun yang sama Paus Yohanes XXIII memberikan gelar Basilika Kecil. Selama masa pemerintahan Paus Yohanes Paulus II, Bapa Suci memberikan banyak tanda pengakuan kepada Basilika La Vang dan mengungkapkan kasih sayangnya kepada orang-orang Vietnam dalam beberapa kesempatan. Namun, penampakan itu sendiri tidak pernah disetujui secara resmi oleh Vatikan.

Penutup

Meski penampakan-penampakan ini secara teknis adalah “wahyu pribadi” dan kita tidak diharuskan untuk mempercayainya, pesan yang diberikan lewat penampakan ini tidaklah jauh berbeda dari pesan yang dibawa nabi-nabi lain sepanjang sejarah. Tuhan menginginkan kita untuk kembali kepada-Nya dan Dia selalu siap untuk menerima kita. Namun, kita harus berusaha untuk berbalik dari hidup kita yang penuh dosa, berlari menuju Tuhan dan membawa sebanyak mungkin orang bersama kita.

Sharing Questions

  1. Bagaimana pendapatmu tentang Penampakan Maria dan bagaimana hal itu mempengaruhi imanmu?
  2. Dari pengalaman Meenakshiyamma dan anaknya di Vallarpadam, bagaimana kita dapat berdoa ketika dihadapkan dengan situasi yang tampaknya mustahil?
  3. Setelah mengikuti CG pada hari ini, bagaimana kita dapat melakukan upaya untuk berbalik dari hidup dosa dan mendekat kepada Tuhan?