Sesi 31 - Week of 19 May 2024

How to Evangelize Effectively


Intro

Sebagai orang Katolik, kita semua, tanpa terkecuali, dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi pewarta Kabar Baik-Nya dalam pelayanan kita di dunia. Di sesi CG minggu lalu, kita belajar tentang “the Great Commission”, panggilan bagi semua orang beriman untuk “menjadikan semua bangsa murid-Nya dan membaptis mereka dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus” (Mat 28:19). Tidak hanya itu saja, Tuhan juga setia “menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:20). Tuhan memanggil kita untuk menyebarluaskan Kasih-Nya yang begitu besar dalam tugas, tanggung jawab, perintah, mandat kita untuk berevangelisasi.

Coba ingat kembali apa kesan yang kalian dapat setelah mendalami “the Great Commission” ini. Mungkin ada dari kalian yang merasa sudah cukup yakin dan on track dalam menjalani panggilan ini (Great, keep it up!). Namun, di saat yang bersamaan juga mungkin ada beberapa dari kita yang merasa kurang yakin dalam menjalankan panggilan ini. Dalam sesi CG kali ini, mari kita belajar bagaimana kita bisa menjadi evangelis yang efektif!

Prinsip Evangelisasi

“Pergilah, kita diutus!” Suatu perintah yang mesti dilakukan para murid, untuk memberitakan Firman. Perutusan itu tidak pandang bulu. Kita semua diutus dan hal itu diperbaharui dalam perayaan Ekaristi dimana di bagian akhir kita semua mendapat berkat dan tugas perutusan dari Tuhan, Setelah kita mendapatkan firman Tuhan dan menikmati Tubuh Kristus, di akhir misa kita diutus untuk menceritakan kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita.

Perutusan imam ini melanjutkan pesan Yesus, ”Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk”. Maka Gereja lahir sejak awal untuk bermisi, mewartakan kabar gembira (Injil) dan keselamatan yang diberikan kepada setiap manusia oleh Allah Bapa yang penuh belas kasih. Tugas dan panggilan kita sebagai umat Allah, adalah mewartakan. Kita mewartakan iman kita dalam perkataan dan perbuatan baik, seturut kehendak Bapa di Surga. Pewartaan ini tulus, bukan untuk memperoleh imbalan.

Tantangan untuk Evangelisasi

Dalam hidup di dunia, kita seringkali dihadapi dengan berbagai tantangan yang menghalangi efektivitasnya. Terlepas dari semangat untuk menyebarkan Injil, ada hambatan yang perlu dipahami dan diatasi agar evangelisasi bisa menjadi lebih efektif dan bermakna. Berikut adalah beberapa hambatan umum dalam penginjilan yang sering dihadapi, serta bagaimana kita bisa mengatasinya:

  1. Faktor Eksternal: Tantangan Kultural dan SosialPenginjilan di tengah-tengah masyarakat yang memiliki budaya dan latar belakang sosial yang beragam bisa menjadi rumit. Beberapa masyarakat mungkin memiliki keyakinan atau praktik yang bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik. Selain itu, stigma terhadap agama atau persepsi negatif terhadap gereja juga bisa menjadi penghalang.

    Apalagi dalam era digital dewasa ini, tantangan teknologi dan komunikasi menjadi semakin nyata. Informasi tersebar dengan cepat, tetapi seringkali terdistorsi atau terlalu banyak informasi yang membuat pesan penginjilan sulit diterima dengan jelas.

  2. Faktor Internal: Tantangan Spiritual dan RohaniDalam penginjilan, kita sering dihadapkan pada pertarungan rohani yang melibatkan pertentangan dengan kekuatan gelap dan godaan duniawi. Kekurangan iman dan ketidakmampuan untuk memahami serta menangani pertanyaan dan keraguan spiritual dapat menjadi penghalang dalam menyebarkan Injil.

Setelah memahami dan mengatasi berbagai tantangan dalam penginjilan, langkah selanjutnya adalah menerapkan tips-tips praktis untuk menjadi penginjil yang lebih efektif

Menjadi Evangelis yang Efektif

Kenyataannya, tidak semua upaya evangelisasi itu efektif, dan tidak semua orang yang berusaha untuk menginjil memiliki hasil spiritual yang baik dan tahu bagaimana cara menginjil secara efektif. Dari kehidupan orang-orang suci, dapat terlihat jelas bahwa perbedaan yang mereka buat di dunia tidak berasal dari apa yang mereka lakukan secara langsung, tetapi dari betapa kuatnya mereka mencintai Tuhan dan sesama. Semua bakat di dunia ini tidak akan bisa membawa jiwa kepada Kristus kecuali ada cinta ilahi yang menyertai jiwa tersebut. Seorang evangelis yang efektif adalah seseorang yang menjadi saluran setia bagi Kebenaran, Kebaikan, dan Keindahan Tuhan.

Bagaimana kita bisa menjadi orang seperti itu? Bagaimana kita bisa belajar untuk menginjil secara efektif? Berikut adalah beberapa ciri seorang evangelis yang efektif.

  1. Matang dalam ImanBerada dalam perjalanan iman berarti berada pada jalan transformasi ilahi. Semakin jauh kita berjalan dalam perjalanan ini, semakin patuh kita pada Kristus, dan semakin berbeda cara kita melihat dan berinteraksi dengan dunia dan semua orang di dalamnya. Para murid yang matang dalam iman hidup dalam realitas eksternal yang sama seperti kita, tapi cara mereka melihat, mendengar, dan memahami realitas tersebut berbeda dari kita yang belum begitu jauh dalam perjalanan iman.

    Pembersihan yang mereka jalani dengan sukarela membuat mereka jauh lebih menerima akan kebajikan yang tersirat dan karunia ilahi Roh Kudus. Kata dan tindakan mereka secara teratur diilhami oleh Roh Kudus, dan karena itu, mereka adalah saluran yang sangat efektif bagi kasih Tuhan. Pada murid-murid yang matang ini, pernyataan Santo Paulus menjadi nyata – “Aku hidup, tetapi bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalamku” (Galatia 2:20).

  2. Kehidupan Interior yang DalamSemua murid yang matang menjadi demikian karena memiliki kehidupan interior yang dalam. Kehidupan interior secara sederhana merujuk pada kehidupan jiwa. Seseorang dengan kehidupan batin yang mendalam adalah orang yang sangat peka terhadap kehadiran dan tindakan Tuhan dalam kehidupannya sendiri dan yang menjadikan kehidupan jiwa (baik miliknya sendiri maupun orang lain) sebagai prioritas utama mereka. Kehidupan interior dipelihara melalui kesunyian, ketenangan, dan doa.

    Mereka yang memiliki kehidupan interior yang dalam adalah orang-orang yang memiliki kesunyian, ketenangan, dan doa batin yang besar. Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah mengabaikan “satu hal yang penting” (Lukas 10:42) bahkan ketika mereka sibuk dalam perutusan mereka. Mereka hidup dan bernapas dalam ketergantungan total kepada Tuhan, dan kedamaian dan sukacita batin yang mereka pancarkan meskipun mereka terus menerus berjuang dalam kehidupan adalah buah dan bukti dari hal tersebut.

    Fondasi dari kehidupan interior yang dalam adalah waktu hening dengan Tuhan. Untuk teman-teman yang mungkin merasa tidak punya cukup waktu, coba mulailah dengan menyisihkan 1, 5 atau 10 menit di pagi atau malam hari untuk meditasi atau berdoa.

  3. Mengutamakan Kehendak Tuhan di Atas Kepentingan PribadiSalah satu ciri khas dari evangelis yang sangat efektif adalah bahwa mereka begitu terpesona oleh kemuliaan Tuhan sehingga mereka tidak lagi mencari kepentingan mereka sendiri. Mereka adalah orang-orang yang luar biasa rendah hati karena memiliki pengetahuan diri yang dalam dan mereka menyadari bahwa mereka tidak mengetahui apapun kecuali apa yang Tuhan kehendaki kepada mereka. Mereka tidak mempercayai kemampuan mereka sendiri namun mereka dipenuhi dengan keyakinan dan kepercayaan yang tidak dapat disangkal yang berpusat pada Allah karena seperti Kristus, mereka tahu bahwa mereka datang “bukan untuk melakukan kehendakku sendiri, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang mengutus aku” (Yohanes 6:38).

    Mereka tidak memikirkan tentang bagaimana tindakan mereka akan mencerminkan diri mereka sendiri; sebaliknya, mereka memikirkan bagaimana kehidupan mereka akan secara efektif membawa orang lain kepada Kristus. Mereka tidak cemas tentang kesuksesan karena yakin bahwa kesetiaan mereka akan menghasilkan buah yang besar. Mereka bahagia bahkan dianggap sebagai orang bodoh dan gagal selama mereka tahu mereka setia kepada Allah.

  4. Hidup dalam Rahmat dan Kasih TuhanEvangelis yang sangat efektif adalah orang-orang yang memiliki pengalaman langsung akan rahmat dan kasih sayang Tuhan, dan mereka secara terus-menerus menyadari dosa-dosa mereka sendiri dan kelemahan mereka untuk datang kepada Allah tanpa kasih karunia-Nya. Hal-hal tersebut membuat mereka lebih berbelas kasih terhadap penderitaan orang lain dan mereka lebih sedikit menghakimi orang lain karena mereka telah menghakimi diri mereka sendiri di masa lalu dan telah dibebaskan oleh rahmat Tuhan.

    Cara hidup yang seperti ini dapat tercermin dalam cara hidup mereka. Ketika orang melihat mereka, mereka terkesan oleh kebebasan batin, sukacita, kedamaian, dan kasih terhadap orang lain yang dimiliki oleh para murid ini. Melalui kesaksian hidup kita yang mencerminkan kebebasan dan kasih Tuhan: cara berpikir kita, kata-kata dan perbuatan kita, orang lain dapat ikut diberkati dan terinspirasi untuk hidup dengan cara yang sama. Cara praktis untuk memberi kesaksian hidup kita adalah melalui dialog, bisa dengan teman dekat kita atau rekan kerja, baik di lingkungan Katolik ataupun non-Katolik. (Tips-tips praktis untuk berdialog dalam konteks evangelisasi bisa dilihat di https://one.org.sg/resource/evangelisation-toolbox-2/)

    Yang meyakinkan dari kesaksian mereka adalah bahwa mereka tidak sempurna dan berdosa seperti kita semua, namun mereka menjalani kehidupan dengan anugerah dan keberanian yang luar biasa yang bertentangan dengan kebijaksanaan dunia. Ketika orang bertemu dengan murid-murid yang matang ini, mereka melihat sekilas kehidupan yang mereka mulai sadari bahwa mereka sangat menginginkannya – kehidupan yang dipenuhi dengan harapan dan penuh dengan sukacita yang melampaui penderitaan, kesakitan, dan kematian.

Penutup

Jika kita serius tentang evangelisasi, kita akan pergi kepada sumber perutusan itu, yakni Tuhan sendiri, dan memulai dari mana pun kita berada untuk membuat kemajuan dalam Perjalanan Batin kita. Faktanya kekuatan untuk menginjil adalah milik Allah – kita hanya perlu melakukan pekerjaan keras untuk tidak menghalangi jalan-Nya. Kita harus membiarkan diri kita diubah oleh Kristus menjadi pribadi yang dikehendaki-Nya. Saat perutusan ini dirasa berat, janganlah segan-segan datang kepada Tuhan! ”Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Mat 7:7). Tuhan Yesus memberkati!

Pertanyaan Sharing

  1. Bagaimanakah kalian menjalani perutusan untuk evangelisasi selama ini?
  2. Halangan apa sajakah yang kalian hadapi secara pribadi dalam tugas evangelisasi kalian? Sharingkan!
  3. Rahmat apa yang kalian perlukan dari Tuhan untuk menjalankan tugas evangelisasi?

Reference