It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
Tuhan Yesus berbicara tujuh kali dari Salib; inilah yang disebut Tujuh Firman Terakhir-Nya. Dalam kebaikan-Nya, Tuhan meninggalkan pemikiran-Nya tentang kematian, karena Dia mewakili seluruh umat manusia. Pada jam yang agung itu, Dia memanggil semua anak-Nya ke mimbar Salib, dan setiap kata yang Dia katakan kepada mereka dicatat untuk tujuan penerbitan kekal dan penghiburan yang tak terlupakan. Tidak pernah ada pengkhotbah seperti Kristus yang sedang sekarat; tidak pernah ada jemaat seperti yang berkumpul di sekitar mimbar Salib; tidak pernah ada khotbah seperti Tujuh Firman Terakhir.
Di bulan ini, kita mau mendalami lebih banyak akan karya keselamatan Allah dalam sejarah umat manusia. Salah satu bagian penting dari sejarah tersebut adalah tentang kehidupan, kematian, kebangkitan Kristus dan karya Roh Kudus didalam kehidupan Gereja.
Sangatlah baik jika kita mulai dengan mengerti Injil yang ditulis oleh Santo Lukas, yang mengenalkan kita akan kehidupan Kristus (seperti kisah kelahiran Kristus yang hanya ada di Injil ini) dan juga bagaimana Roh Kudus berperan dalam menuntun kehidupan Gereja Perdana (di dalam kitab Kisah Para Rasul).
Di sesi CG hari ini, kita akan fokus kepada injil yang ditulis Lukas, sang penulis.
Halo sobat CG sekalian, hari ini kita akan menjalani sebuah praktik spiritual yang bernama Lectio Divina. Lectio Divina adalah suatu bentuk meditasi mendalam terhadap Firman Tuhan. Tujuan utama dari Lectio Divina adalah untuk memahami, merenungkan, dan mendalami hubungan kita dengan Allah melalui bacaan Kitab Suci. Metode ini tidak hanya sekedar membaca, melainkan juga mengundang kita untuk mendengarkan suara Tuhan dalam kata-kata-Nya, merenungkan makna yang lebih dalam, berdialog dengan-Nya, dan merasakan panggilan-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Mungkin banyak dari kita yang mengasosiasikan kata “kemurnian (chastity)” dengan artinya yang paling dasar yaitu pantang berhubungan seks. Tetapi sebenarnya ada makna yang lebih dalam dari itu dan banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa tentang kemurnian (chastity) ada diajarkan di dalam Kitab Suci dan KGK (Katekismus Gereja Katolik). Lalu kita pun bertanya apa pentingnya sih ‘kemurnian’ sampai Gereja merasa perlu untuk mengajarkannya? Jawabannya singkat: karena kemurnian berhubungan erat dengan kebahagiaan kita! Di sesi CG hari ini, kita akan membahas bagaimana manusia bisa mendapatkan kebahagiaan dengan hidup yang murni.
Halo sobat CG sekalian, hari ini kita akan menjalani sebuah praktik spiritual yang bernama Lectio Divina. Lectio Divina adalah suatu bentuk meditasi mendalam terhadap Firman Tuhan. Tujuan utama dari Lectio Divina adalah untuk memahami, merenungkan, dan mendalami hubungan kita dengan Allah melalui bacaan Kitab Suci. Metode ini tidak hanya sekedar membaca, melainkan juga mengundang kita untuk mendengarkan suara Tuhan dalam kata-kata-Nya, merenungkan makna yang lebih dalam, berdialog dengan-Nya, dan merasakan panggilan-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Bunda Maria adalah ibu dari Yesus Kristus yang juga disebut sebagai Bunda Gereja. Umat Katolik meyakini dan mengakui devosi melalui Bunda Maria, termasuk kepercayaan terhadap penampakan Bunda Maria dan pesan yang dibawanya untuk manusia, yang dikenal dengan istilah Marian Apparition.
Tentunya Gereja Katolik tidak langsung mengakui dan menerima sebuah penampakan Bunda Maria tanpa adanya riset dan bukti yang kuat. Yang paling sering kita dengar tentunya penampakan di Lourdes dan Fatima karena devosinya sudah menyebar ke seluruh dunia. Dalam CG hari ini kita akan membaca tentang penampakan Bunda Maria di Asia yang mungkin kita belum pernah dengar sebelumnya tetapi pesan yang dibawa Bunda Maria untuk manusia sama pentingnya dengan penampakan di Eropa dan menunjukkan keinginan Bunda Maria untuk membawa anak-anaknya di seluruh dunia kembali kepada Bapa.
Halo sobat CG sekalian, hari ini kita akan menjalani sebuah praktik spiritual yang bernama Lectio Divina. Lectio
Divina adalah suatu bentuk meditasi mendalam terhadap Firman Tuhan. Tujuan utama dari Lectio Divina adalah
untuk memahami, merenungkan, dan mendalami hubungan kita dengan Allah melalui bacaan Kitab Suci. Metode ini
tidak hanya sekedar membaca, melainkan juga mengundang kita untuk mendengarkan suara Tuhan dalam
kata-kata-Nya, merenungkan makna yang lebih dalam, berdialog dengan-Nya, dan merasakan panggilan-Nya dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Divine Filiation merupakan suatu konsep penting yang menjadi inti dari iman Katolik yang menggambarkan identitas Yesus Kristus, sebagai Putera Allah yang Tunggal dalam konsep Trinitas, dan kita, umat beriman, sebagai makhluk ciptaan-Nya yang mewarisi identitas itu sebagai anak-anak Allah. Divine Filiation menawarkan pandangan tentang hubungan pribadi antara manusia dan Allah sebagai Bapa yang penuh kasih. Kata fiiliation, yang diambil dari bahasa latin filius yang berarti “anak”, mengacu pada identitas seseorang sebagai anak dari ayah dan ibunya.