Pengantar
Dalam kehidupan zaman sekarang, banyak hal yang membutuhkan perhatian kita. Mulai dari pekerjaan, pasangan, keluarga, pelayanan, hiburan, dll. Semuanya membutuhkan perhatian kita bahkan mungkin pada saat bersamaan. Kadang itu membuat kita merasa kewalahan, overwhelmed, burnt-out dan tidak tahu mana yang lebih penting dan akhirnya malah keteteran dan kita pun jadi stress.
Pertanyaan Sharing
1. Apakah ada di antara kita yang baru-baru ini (atau sedang) mengalami hal ini? Sharingkan perasaan kalian saat itu.
Apabila kita mengalami hal di atas, hari ini kita boleh bersyukur! Karena hari ini kita akan belajar mengenai prioritas hidup yang benar menurut ajaran Katolik. Kita juga akan melihat cara-cara yang bisa kita lakukan untuk mengubah pola hidup kita agar bisa kembali ke prioritas yang benar.
Prioritas Hidup Menurut Ajaran Katolik
Menurut ajaran Katolik, Tuhan harus menjadi prioritas nomor satu dalam kehidupan kita, melebihi apapun di dunia ini. “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mat 6:33). Alkitab dengan jelas menekankan bahwa “mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya” ini harus kita tempatkan di tempat pertama. “Mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya” sendiri dapat kita artikan sebagai mengejar kekudusan/hidup kudus di dalam Tuhan.
Terus bagaimana cara kita mengejar kekudusan? Sudah pasti dengan mengikuti perintah Tuhan! Kita sudah sering membahas perintah Tuhan. Secara garis besar, perintah utama Tuhan adalah sebagai berikut:
- Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
- Kasihilah sesamamu seperti Tuhan telah mengasihi kamu.
Jadi, hal nomor satu yang harus kita prioritaskan dalam hidup kita adalah untuk mengasihi Tuhan. Apakah ini berarti kita perlu menghabiskan seluruh waktu kita untuk berdoa dan beribadah? Tentu saja tidak. Kedua perintah utama ini merupakan ringkasan dari 10 perintah Allah. Jika kita membaca 10 perintah Allah, kita dapat melihat bahwa perintah 1-3 berhubungan dengan kasih kepada Allah, dan perintah ke 4-10 berhubungan dengan kasih kepada sesama.
Sekarang sudah jelas bahwa prioritas kehidupan kita menurut ajaran Katolik adalah untuk menunjukkan kasih kepada Tuhan dan sesama. Namun, apakah kita sudah memprioritaskannya dalam hidup kita?
Luk 14:15 – Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: “Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah.”
Luk 14:16 – Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang.
Luk 14:17 – Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.
Luk 14:18 – Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.
Luk 14:19 – Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.
Luk 14:20 – Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.
Luk 14:21 – Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh.
Luk 14:22 – Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat.
Luk 14:23 Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.
Luk 14:24 Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku.”
Bacaan di atas ini pasti sangat familiar dalam hidup kita. Bahkan mungkin ini lebih sering daripada apa yang kita bayangkan! Ketika Yesus mengundang kita untuk berbagi dalam kasih karunia-Nya, kita sering mendapati diri kita sibuk dengan hal-hal lain yang menurut kita lebih “penting”. Bahkan, alasan yang diberikan orang-orang di parabel di atas cukup bagus dan masuk akal i.e. baru membeli tanah dan kerbau sehingga perlu mengurusnya, dan baru menikah sehingga perlu menemani pasangannya. Namun, ketiga alasan itu adalah hal-hal jasmani yang bukan merupakan prioritas pertama kehidupan kita sebagai orang Katolik.
Sambil berpaling Yesus berkata kepada mereka, “Jika seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memanggul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. … Demikianlah setiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:25-27)
Dengan sabda ini, Yesus Kristus hendak menyatakan kepada kita bahwa mengikuti Dia tidaklah mudah. Ia menantang kita untuk menaruh Dia di prioritas pertama kita dan segala hal lainnya sesudah Dia. Dengan menomorsatukan Tuhan, kita dapat dikatakan ‘miskin’ di hadapan Allah, sebab kita melepaskan segala keterikatan kita dengan kesenangan duniawi, dan datang kepada-Nya dengan hati yang hanya tertuju kepada-Nya. Dalam hal inilah kita dapat melihat teladan Yesus. Ia yang adalah empunya segala sesuatu, memilih untuk dilahirkan sebagai orang yang miskin, sebagai tukang kayu, taat kepada Allah Bapa sampai mati di salib (lih. Flp 2:5-8).
Dengan kita dipanggil untuk mengikuti teladan Kristus, kita harus melepaskan segala keterikatan kita dengan kesenangan duniawi, untuk taat kepada Allah Bapa, dan menempatkan Tuhan di puncak segala cita-cita kita. Itu dapat mengakibatkan kita menyalibkan keinginan jasmani kita, dan kita belajar berkorban demi kasih kita kepada Allah dan sesama. Jika kita sudah hidup mengikuti teladan Kristus ini, maka percayalah bahwa Tuhan akan memelihara kita hari demi hari.
Kita pun harus memanggul salib kita setiap harinya. Tentu saja kita tidak akan mampu melakukannya tanpa rahmat-Nya sebab kita ini rapuh dan ringkih. Namun, kita percaya bahwa Ia akan memberi kita kekuatan yang kita perlukan. Kita harus memikirkan prioritas kita untuk memastikan bahwa Yesus Kristus selalu menjadi yang pertama dan untuk itu tentu saja butuh banyak pengorbanan.
Pertanyaan Sharing
2. Seringkah / pernahkah kita mencari alasan-alasan ketika Tuhan memanggil kita? Sharingkan alasan-alasan yang kalian berikan! Contoh panggilan Tuhan: mengikuti Misa, pelayanan, act of charity, berdoa, dll.
How to RESET your priorities in life
Spend time with God
Melalui bacaan di atas, kita tahu bahwa Tuhan haruslah menjadi prioritas pertama kita. Tetapi bagaimana cara kita memprioritaskan Tuhan ketika kita mempunyai 101 hal lainnya dan waktu dan energi kita juga terbatas? Jawabannya adalah dengan meluangkan waktu untuk Tuhan. Mulailah dengan meluangkan 10 menit setiap paginya untuk membaca sabda Tuhan dan berdoa. Sampaikan keinginan kita untuk memprioritaskan Dia dan mintalah Tuhan membantu kita melihat apa yang penting dalam hidup kita. Semakin dekat kita dengan-Nya, semakin kita dapat dengan mudah memprioritaskan Tuhan dalam hidup kita.
Membuat daftar prioritas
Jadi Tuhan adalah puncak prioritas kita, tetapi bagaimana dengan hal lain seperti keluarga, teman, pekerjaan dan pelayanan? Bishop Anthony B. Taylor memberikan panduan sebagai berikut (berdasarkan urutan dari yang paling penting);
- Hubungan yang hidup dengan Tuhan dengan mendengarkan dan menuruti perintah-Nya.
- Kewajiban kita yang berhubungan secara langsung dengan memenuhi panggilan Tuhan dalam hidup kita: kehidupan imamat, kehidupan rumah tangga dan anak, dsb.
- Kewajiban lain yang menurun dari panggilan kita (yang disebut di nomor 2). Contohnya: bekerja untuk menghidupi keluarga, belajar dengan tekun sebagai panggilan kita sebagai pelajar, dsb.
- Aktivitas lain yang tidak berhubungan secara langsung dengan panggilan kita. Contohnya: pelayanan di gereja.
Ini mengapa kita tidak bisa menggunakan pelayanan di gereja (prioritas ke-4) atau tuntutan pekerjaan dari atasan (prioritas ke-3) sebagai alasan untuk mengabaikan keluarga kita (prioritas ke-2) atau hubungan kita dengan Tuhan, berdoa, dan datang ke Misa (prioritas ke-1).
Belajar untuk bilang tidak
Setelah kita mengerti tentang daftar prioritas yang dianjurkan oleh Gereja Katolik, ini saatnya kita mulai belajar untuk berkata tidak. Kita hanya mempunyai 24 jam setiap harinya dan kita tidak bisa mengambil semua aktivitas yang disuguhkan kepada kita. Yang ada kita malah jadi kewalahan dan sulit menemukan makna dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Ketika kita hendak menerima tanggung jawab atau mendaftarkan diri untuk kegiatan baru, selalu kembalilah ke poin nomor 1 dan 2:
- Apakah ini panggilan Tuhan dalam hidup kita melalui percakapan kita dengan-Nya?
- Di posisi manakah kegiatan ini di dalam daftar prioritas kita? Apakah ini akan menjadi hambatan/alasan kita untuk mengerjakan prioritas yang lebih penting?
Conclusion
Dari bahan hari ini, renungkanlah ketika Tuhan datang dan mengundang kita untuk berbagi lebih penuh dalam kehidupan kasih karunia-Nya. Apakah kita masih mau mencari alasan-alasan untuk menolak kehidupan kudus di dalam Tuhan? Atau sudah siapkah kita untuk mengaplikasikan tips-tips di atas untuk membantu kita memprioritaskan Tuhan dan merayakan pesta bersamaNya?
Pertanyaan Sharing
3. Masukkan prioritas hidup kalian saat ini di diagram Jamboard (CGL/Fasil akan bagikan link-nya). Setelah sesi CG hari ini, prioritas mana yang kalian ingin ubah dalam hidup kalian? Sharingkan beberapa langkah yang kalian ingin coba lakukan untuk meluruskan prioritas kalian!
Annex
10 Perintah Allah
- Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja, dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.
- Jangan menyebut Nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat.
- Kuduskanlah hari Tuhan.
- Hormatilah ibu bapamu.
- Jangan membunuh.
- Jangan berzina.
- Jangan mencuri.
- Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu.
- Jangan mengingini istri sesamamu.
- Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil.
Referensi
- https://hopejoyinchrist.com/3-ways-fight-busy-life-strategy-priorities/
- https://www.katolisitas.org/tentang-mat-633-34-hal-kekuatiran/
- https://catholic-daily-reflections.com/2020/11/02/priorities-2/
- https://bible.usccb.org/bible/readings/110320.cfm
- https://www.arkansas-catholic.org/news/article/1587/First-God-then-marriage-family-and-work