It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
Di dalam bulan Juni ini, kita akan membahas seputar ‘suffering’ atau penderitaan. Tentu saja kita sudah sering mendengar bagaimana penderitaan bisa menjadi peranan penting dalam kehidupan iman kita. Penderitaan dapat dijadikan sebagai bentuk silih, atau juga sebagai sarana yang dipakai untuk membentuk kita menjadi lebih baik lagi. Tetapi hari ini, kita mau melihat penderitaan jasmani yang dapat kita alami karena keacuhan, ketidak displinan, atau kemalasan kita di dalam menjaga tubuh kita ini.
Mungkin banyak dari kita yang tidak senang berpikir tentang kematian. Pikiran kita menggambarkan kita berada di liang kubur, atau tubuh kita berubah perlahan menjadi abu, atau debu tanah. Sebenarnya, melalui kematian, dipenuhilah firman Allah
Minggu ini adalah minggu pemilihan Servant Leader beserta wakilnya. Beberapa dari CG/Ministry mungkin sudah mempunyai leader dan wakil, entah melanjutkan penugasan dari periode yang lalu atau telah memilih leader/wakil yang baru. Kita akan belajar, apakah sebenarnya Servant Leader itu? Apa saja tugas dan requirement dari seorang Servant Leader? Untuk yang sudah dan sedang menjalani penugasan ini, apa saja yang perlu dilakukan untuk menjadi Servant Leader yang efektif? Dan untuk yang tidak/belum menjabat Servant Leader, kita juga dapat belajar tentang arti pelayanan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Q1. Apa sih yang terbersit di benak kalian kalau mendengar kata charity? Apakah kalian sering melakukan charity? Apakah kalian “enjoy” melakukannya?
Sebelum memulai CG hari ini, coba masing-masing anggota share kapan terakhir pergi untuk pengakuan dosa dan kenapa kalian pergi untuk pengakuan dosa tersebut.
Sebagai umat katolik, kita sangatlah terberkati karena diberi kesempatan untuk menerima sakramen ini, dan hari ini kita akan membahas lebih lanjut kenapa pengakuan dosa di gereja Katolik itu sangat unik dan hebat. Mungkin setelah pembahasan hari ini teman-teman jadi lebih menghargai sakramen ini dan dengan harapan semua jadi lebih sering pergi untuk pengakuan dosa, tetapi tidak dianjurkan untuk berdosa terus…
Masa prapaskah identik dengan perbuatan amal. Mungkin ada yang berpikir bahwa perbuatan amal itu hanya berupa sumbangan materi (uang, barang-barang kebutuhan, dll), tetapi sebenarnya ada banyak jenis perbuatan amal dan perbuatan ini haruslah didasarkan oleh kasih kepada sesama, bukan karena terpaksa atau karena sudah menjadi kebiasaan setiap tahun. Dalam CG hari ini, kita akan membahas tentang jenis-jenis perbuatan amal dan semoga kita dapat menerapkannya di masa prapaskah ini.
Teman-teman AmoreDio. Pada bahan minggu lalu kita telah mengerti dan mengenal bahwa “God is merciful”. Sudah banyak tuh ditulis di Alkitab soal beginian. Terutama kita lihat pada Mazmur 136 yang telah dikatakan berkali-kali bahwa “God’s mercy endures forever”. Forever! Kerahiman Tuhan itu untuk selamanya! Tapi apakah dengan hanya mengenali, menyadari dan percaya bahwa “God is merciful” itu cukup?
Pope Francis mengatakan bahwa "Name of God is mercy”. Pope Benedict dalam ensikliknya Deus Charitas Est bahwa kasih Tuhan yang besar kepada umat manusia adalah juga kasih yang mengampuni (forgiving love). Hal ini dapat kita lihat melalui misteri inkarnasi dan salib Kristus, lewat kedatangan-Nya ke dunia, dan salib-Nya, Dia mendamaikan keadilan dan kasih-Nya (reconcile justice and love).
Kita pernah membahas bahan CG tentang Stigmata, terutama dari para Stigmatis terkenal seperti Santo Fransiskus dari Asisi, Beata Theresa Neumann, Santa Katarina dari Siena dan Santo Pio dari Pietrelcina. Namun, pada CG kali ini kita akan memahami mengenai Stigmata dari pengalaman hidup Santa Gemma Galgani, seorang Perawan dari Lucca, Italia.