It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
Jalan serta Yesus, jalan sertanya setiap hari!
jalan serta Yesus, serta Yesus s'lamanya
Jalan dalam suka, jalan dalam duka
jalan sertaNya, setiap hari
Jalan serta Yesus, serta Yesus slamanya!
Sobat2 AmoreDio, pasti pernah mendengar lagu di atas. Menurut kalian apa sih makna dari lagu itu ?
Minggu lalu kita sudah membahas tentang arti menjadi murid Kristus. Kali ini kita akan melihat Injil lebih mendalam dan belajar dari Santo Petrus.
Sebelum kita mulai, apa yang kalian ingat/ketahui tentang St. Petrus?
Fun fact: Di antara semua para rasul, St. Petrus muncul paling banyak di dalam Injil, Matius 25 kali, Markus 25 kali, Lukas 30 kali, Yohanes 39 kali
Di sesi kali ini kita akan belajar dari perjalanan memikul salib dengan Simon dari Kirene.
Markus 15:21 Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Di sesi minggu lalu kita belajar untuk mengenal apakah salib kita sebenarnya, mengapa kita harus memikul salib kita dan juga, apa sih hubungannya salib kita dengan salib Yesus. Apakah kalian masih ingat?
Siapa di antara2 sobat AmoreDio yang senang menderita? Coba angkat tangan kalo anda senang menderita?
Mungkin saja sedikit sekali yang mengangkat tangannya barusan. Kenapa ya? Bukankah kita ini katanya ingin menjadi seperti Yesus. Bukankah Yesus selama hidup nya pun mengalami banyak penderitaan? Bahkan bisa dibilang puncak nya adalah saat di mana Dia mengalami penderitaan terhebat yang bisa dialami manusia dengan mati di kayu salib.
Di dunia sekarang ini, penderitaan adalah sesuatu dengan konotasi negatif yang harus dihilangkan. Bahkan ada ajaran2 Kristen tertentu yang mengatakan bahwa jika kita taat dan dikasihi Tuhan kita tidak akan mengalami penderitaan. Ada juga yang merasa apabila dirinya mengalami penderitaan bahwa itu adalah hukuman dari Tuhan. Apakah itu benar?
Teman-teman Amoredio coba jawab dengan jujur, pernahkah ngomong “Ah, kalau mau melayani Tuhan itu ya di gereja aja, bukan di tempat kerja!” atau mungkin “Di sekolah sudah sibuk belajar dan buat tugas, gimana mau melayani Tuhan?”, pernah? Kalau gak pernah sangat bagus, kalau pernah (atau sering) jangan takut karena kalian gak sendiri kok.
Banyak dari kita mungkin sudah lama tinggal di Singapura tetapi tidak mengetahui bagaimana gereja Katolik lahir dan berkembang di Singapura dan pengorbanan yang telah diberikan oleh para bapa pendiri gereja untuk membuat gereja bisa berkembang hingga saat ini. Dengan membaca sejarah singkat di bawah tentang perkembangan gereja di Singapura, semoga kita bisa lebih menghargai kesempatan dan kemudahan yang kita nikmati saat ini untuk bisa mengenal dan mempraktekkan agama kita tanpa kesulitan. Dan kita bisa lebih terinspirasi untuk aktif pelayanan dalam berbagai kegiatan ataupun komunitas untuk membangun gereja yang telah diwariskan kepada kita.
Sebelum kita membahas topik ini, marilah kita mendengarkan sebuah kisah. Alkisah adalah seorang pengurus organisasi gereja bernama A. A sudah bertahun-tahun aktif dalam pelayanan, dia sering mendoakan umat untuk kesehatan, rezeki, dll. Namun belakangan A mulai menghindari diri dari kegiatan pelayanan karena dia merasa cape. Semester sebelumnya hidup dia diwarnai oleh list pelayanan yang begitu panjang dan banyak hal yang terjadi diluar prediksinya. Ia juga melihat bahwa banyak orang disekitar dia, yang sering ia doakan, meningkat kesejahteraan nya, tetapi dia malah cenderung staknan bahkan menurun. A mulai bertanya tanya sudahkah ia benar benar melayani Tuhan selama ini? Adakah yang salah dalam pelayanan dia?