It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
Hari minggu kemarin kita merayakan Minggu Adven pertama yang mengawali tahun liturgi gereja. Pada sesi CG kali ini kita akan membahas seputar masa Adven: apa yang sebenarnya kita rayakan? Bagaimana sejarah asal mula masa Adven? Tradisi apa yang kita lakukan pada masa Adven?
Pada CG sebelumnya kita telah mempelajari mengenai segala sesuatu mengenai malaikat. Nah, kali ini kita akan membahas tentang suatu sosok yang biasa kita sebut setan.
Malaikat adalah makhluk roh yang diciptakan oleh Tuhan yang ditugaskan Tuhan untuk beberapa tujuan khusus sesuai dengan rencana-Nya, baik untuk melayani Tuhan maupun untuk menolong orang-orang beriman (Kolose 1:16, Ibr 1:14).
Pada CG sebelumnya kita telah belajar mengenai sanctifying gift. Minggu ini kita akan membahas karunia Hirarki dan karunia Karismatik. Selain itu kita juga akan belajar untuk memahami hubungan antara karunia Hirarki dan karunia Karismatik, dan memahami bagaimana karunia-karunia Roh Kudus ini justru menjadi pemersatu dalam Gereja Katolik.
Apakah kalian dapat menyebutkan apa saja karunia Roh Kudus? Mengapa Allah memberikan karunia-karunia tersebut kepada kita? Apakah kalian memiliki karunia-karunia tersebut? Dan, apakah yang harus kita lakukan terhadap karunia-karunia tersebut? Pada bulan Oktober ini, kita akan membahas tentang karunia-karunia Roh Kudus di dalam Gereja.
Di sesi CG kali ini, kita mau melanjutkan mendalami sedikit lebih lagi akan Injil yang ditulis oleh Santo Lukas.
Tujuan kita mempelajari hal ini adalah supaya kita bisa lebih dalam lagi menikmati, menghargai, menghayati, dan mengimani Injil Tuhan kita. Dengan demikian, kita bisa mengerti dan mempraktek-kan iman kepercayaan kita dalam kehidupan sehari-hari dengan lebih baik.
Di dalam sesi CG hari ini dan juga di minggu depan, kita akan mengenal sedikit lebih dalam tentang Injil yang ditulis oleh Matius (dan juga Lukas). Tidak kah sering kali kita membaca kitab suci dan tiba-tiba termenung sebentar, kebingungan, apa sih yang dimaksud oleh si penulis? Atau sering kali kita menemukan beberapa paragraf yang mirip diantara injil-injil yang berbeda, kita menjadi kebingungan, mana kah yang benar atau dalam situasi apakah kejadian ini dimaksudkan?
Dalam Misa Kudus yang kita hadiri setiap minggu, pernahkah menghitung berapa kali kita membuat tanda salib? Apakah kita benar-benar menghayati makna tanda salib setiap kali kita melakukannya atau sekedar kebiasaan saja? Pernahkah kita berpikir mengapa kita perlu berdiri saat Injil dibacakan dan berlutut saat Doa Syukur Agung?
Setiap kali kita datang ke gereja untuk mengikuti Misa, sadarkah kita akan suasana gereja yang berbeda dari waktu ke waktu? Saat kita masuk gereja dan duduk, apakah kita memperhatikan hiasan di altar atau jubah yang dipakai oleh Pastur? Bagaimana dengan lagu-lagu yang dinyanyikan dan bacaan-bacaan yang dibacakan saat misa? Siapakah yang menentukan semuanya ini? Apakah ini sama di Singapura maupun di negara-negara lain? Untuk mengetahui jawabannya, kita perlu mempelajari tentang Tahun Liturgi.
Hari ini kita akan belajar tentang kekuatan doa yang membawa harapan dan dapat merubah situasi yang buruk menjadi baik. Santa Monika adalah teladan kita dalam hal bagaimana doa seorang ibu yang tak putus asa dapat membawa berkat untuk keluarganya dan mengubah kehidupan anaknya 180 derajat, bahkan sampai bisa menjadi Santo (yaitu Santo Agustinus).