It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
Di CG hari ini, kita akan belajar bersama tentang addiction atau ketergantungan atau kecanduan. Di dunia modern ini, sering kali kita mendengar kata addiction dipakai, baik di social media atau pun juga di berita dan dilingkungan sekitar kita.
Apakah judi sebuah addiction atau kah kebiasaan dosa (sinful habits)? Makan berlebihan? Minum minuman keras berlebihan? Nonton Netflix berlebihan? Merokok berlebihan? Main game berlebihan? Bekerja berlebihan (workaholic)? Semua itu mungkin pernah kita dengar sebagai bentuk addiction. Tapi benarkah begitu?
Hari ini kita akan membahas tentang tentang “rahasia” pengakuan dosa “Confession is Never Really Private”. Ada banyak kesalahpahaman tentang Sakramen Rekonsiliasi, tapi satu hal yang hampir semua orang tahu bahwa sakramen pengakuan dosa adalah sangat pribadi antara pengaku dosa dan imam.
Kata “reconcile”, menurut kamus Merriam-Webster, berarti “untuk memulihkan persahabatan atau keharmonisan”. Di dalam gereja Katolik, rekonsiliasi (aka pengakuan dosa) adalah sebuah sakramen di mana Tuhan Yesus memberikan pengampunan terhadap dosa-dosa yang telah kita perbuat dan untuk masa-masa di mana kita menjauh dari Tuhan.
Dalam sakramen rekonsiliasi, manusia mengaku dosa mereka di hadapan Tuhan dan gereja Katolik dengan menunjukkan kesedihan dan penyesalan. Dengan cara ini, manusia dapat memperbaiki kesalahan yang telah mereka perbuat dan menunjukkan niat mereka untuk berusaha menjadi lebih baik.
Apakah ‘dosa’ itu?
Ada begitu banyak definisi tentang dosa. Namun, secara prinsip, dosa dapat dikatakan sebagai suatu keputusan dari pilihan untuk menempatkan apa yang kita pandang lebih utama, lebih baik atau menyenangkan daripada hukum Tuhan. Pada saat seseorang menempatkan ciptaan lebih tinggi daripada Penciptanya, maka orang tersebut melakukan dosa.
Dalam 2 sesi CG yang lalu kita telah belajar tentang 7 karya belas kasih jasmani dan 7 karya belas kasih rohani. Hari ini kita mau belajar lewat kisah hidup Santo Aloysius Gonzaga bagaimana kita sebagai anak-anak muda dapat mempraktekkan karya belas kasih ini dalam kehidupan sehari-hari.
Selamat Tahun Baru semua!! Yuk, di tahun 2020 ini, kita coba lebih giat lagi untuk memperbaiki dan mengembangkan diri kita dalam Tuhan. Nah, jadi di CG hari ini, kita mau coba belajar melakukan hal tersebut dengan belajar tentang SWM (spiritual works of mercy / karya belas kasih rohani). Selain belajar teorinya, kita juga mau practice dalam refleksi hal-hal yang akan dibahas di bahan dibawah ini.
Selamat Tahun Baru!
Semoga di tahun yang baru kita semua dapat semakin bertumbuh di dalam iman dan cinta kasih. Di awal tahun baru ini, kita mendalami tentang karya-karya belas kasih. Secara khusus, kita akan mendalami tentang landasan karya belas kasih, dan jenis-jenis karya belas kasih pada CG kali ini.
Santo Yohanes Paulus II di dalam ensikliknya “Dives in misericordia” menyatakan bahwa “Yesus Kristus mengajarkan bahwa manusia tidak hanya menerima dan mengalami kemurahan Allah, tetapi bahwa ia juga dipanggil 'untuk mempraktikkan belas kasih' kepada orang lain.”
Hari ini untuk CG kita akan melihat sedikit tentang kepercayaan terhadap Tuhan dalam cerita sejarah tentang Ahas, seorang raja, Ahas diberikan kesempatan oleh Tuhan di atas untuk berkat yang luar biasa, tetapi ia menolak dan lebih mementingkan image dirinya dan kekuatan manusia. Di cerita ini kita akan diingatkan akan humility dan iman kita kepada Tuhan.
Minggu Adven ketiga dalam Tahun Liturgi disebut “Minggu Gaudete” yang berarti “sukacita”. Dalam CG hari ini, kita akan merenungkan bacaan dari kitab Yesaya 35:1-10, tentang Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia.
CG kali ini diambil dari buku Pendalaman Kitab Suci. Untuk minggu ini, kita akan membahas bacaan dari Hari Minggu Adven II, temanya mengenai Zaman Mesias, diambil dari ayat YESAYA 11:1-10.