It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
Minggu Adven ketiga dalam Tahun Liturgi disebut “Minggu Gaudete” yang berarti “sukacita”. Dalam CG hari ini, kita akan merenungkan bacaan dari kitab Yesaya 35:1-10, tentang Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia.
CG kali ini diambil dari buku Pendalaman Kitab Suci. Untuk minggu ini, kita akan membahas bacaan dari Hari Minggu Adven II, temanya mengenai Zaman Mesias, diambil dari ayat YESAYA 11:1-10.
Kita menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja daripada aktivitas yang lain (selain tidur). Namun, banyak orang memandang pekerjaan hanya sebagai pemenuhan diri, ada pula yang berpandangan bahwa pekerjaan adalah usaha yang membosankan dan sia-sia. Apa yang salah dengan pandangan ini? Apa yang dapat kita temukan di dalam Alkitab tentang pekerjaan?
CG kali ini kita akan belajar bagaimana kita mencari dan mendengarkan panggilan Tuhan untuk hidup kita melalui discernment of spirit, di bawah ini penjelasan apa itu discernment of spirit dan ciri ciri dari panggilan Tuhan melalui discernment.
Pada CG hari ini, kita mau belajar tentang apa itu karunia, karunia Hirarki dan karunia Karismatik (hierarchical and Charismatic gifts). Selain itu kita juga akan belajar untuk memahami hubungan antara karunia Hirarki dan karunia Karismatik, dan memahami bagaimana karunia-karunia Roh Kudus ini justru menjadi pemersatu dalam Gereja Katolik.
St. Agustinus, seorang Bapa Gereja dan juga salah satu teolog besar Gereja, memberikan kita pencerahan tentang belas kasih dan keadilan yang terpenuhi dalam diri Yesus. Mari kita melihat apa yang diajarkan St. Agustinus mengenai perikop Yesus dan seorang wanita pezinah.
Banyak orang salah mengartikan istilah belas kasih (“mercy”). Mereka berpendapat bahwa semua orang berhak mendapatkan belas kasih tanpa peduli apa yang dia lakukan dan orang-orang lain juga tidak boleh menghakimi. Akan tetapi, arti sebenarnya dari belas kasih itu adalah mengasihi orang yang berdosa. Jadi karena seseorang telah melakukan perbuatan yang salah (dosa), maka orang yang berdosa itulah yang memerlukan belas kasih.
Kita melihat Tuhan di dalam perjanjian lama sebagai yang maha adil, sangat peduli dengan tentang benar dan salah. Sedangkan, di dalam perjanjian baru, Tuhan adalah Tuhan yang penuh belas kasih. Keadilan (justice) dan belas kasih (mercy) terlihat sangat bertolak belakang. Apakah ini berarti Tuhan berubah? Bagaimana realitas belas kasih berkaitan dengan kebutuhan akan keadilan?
Kita pasti sudah sangat familiar dengan perintah yang ke-4 dari 10 Perintah Allah: hormatilah ayah ibumu. Sebagai anak memang sudah menjadi tugas kita untuk menghormati orang tua kita. Tetapi kita mungkin tidak sadar bahwa orang tua kita mempunyai peranan penting dalam pembentukan karakter kita menjadi seperti saat ini. Oleh sebab itu, malam ini kita akan membahas dari 2 sisi, sebagai anak dan sebagai orang tua. Walaupun saat ini banyak dari kita belum menjadi orang tua, tetapi dengan memahami dari 2 sudut pandang ini, semoga kita bisa lebih menghargai pendidikan yang orang tua kita telah berikan kepada kita dan kedepannya kita bisa berusaha menjadi orang tua yang baik juga bagi anak-anak kita.