It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
Sebagai umat Katolik, kita tentu saja sudah mengenal dan hafal luar kepala doa Bapa Kami. Mungkin kita sudah mengucapkan doa ini ratusan atau ribuan kali sepanjang hidup kita sampai sekarang ini. Tetapi apakah kita sungguh mengenal dan mengerti isi dari doa yang paling sempurna ini? Di sesi CG kali ini, mari kita bersama-sama belajar lebih dalam tentang doa yang diajarkan Tuhan kita sendiri.
Dalam sesi CG yang lalu, kita telah belajar tentang panggilan hidup Kristiani dan bagaimana Allah memanggil manusia untuk hidup bahagia sebagai anggota keluarga-Nya. Melalui pembaptisan, kita mendapat peran sebagai imam, nabi dan raja, yang kita wujudkan dalam perutusan dan karya pelayanan kita.
Di sesi CG minggu lalu kita belajar tentang menanggapi dan menghayati panggilan hidup kita sebagai orang beriman. Kita dipanggil oleh Allah untuk bersatu dengan-Nya dalam kehidupan kekal, menanggapinya dengan meneladan Kristus sebagai murid, dan menghayati panggilan ini dengan menjalin hubungan erat dengan Kristus melalui Ekaristi.
Untuk CG kali ini kita mau mensharingkan tentang panggilan hidup. Bagi kita-kita yang sekarang sedang kuliah, belajar dan juga bekerja, pastinya kita pernah menanyakan atau bahkan sedang mencari tahu apa sih panggilan hidup kita.
Halo sobat CG sekalian, hari ini kita akan menjalani sebuah praktik spiritual yang bernama Lectio Divina. Lectio Divina adalah suatu bentuk meditasi mendalam terhadap Firman Tuhan. Tujuan utama dari Lectio Divina adalah untuk memahami, merenungkan, dan mendalami hubungan kita dengan Allah melalui bacaan Kitab Suci. Metode ini tidak hanya sekedar membaca, melainkan juga mengundang kita untuk mendengarkan suara Tuhan dalam kata-kata-Nya, merenungkan makna yang lebih dalam, berdialog dengan-Nya, dan merasakan panggilan-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ada sebagian umat Katolik yang mempertanyakan: Apakah yang dapat kita terima dari mengikuti Ekaristi? Pertanyaan ini muncul karena mengikuti perayaan Ekaristi dipandang sebagai rutinitas belaka. Bahkan ada yang mengatakan, seseorang tidak mendapatkan apa-apa dari Ekaristi: ini sebuah pernyataan yang mungkin timbul karena ketidaktahuan. Namun, kalau seseorang benar-benar memahami tentang apa sebenarnya makna Ekaristi, bahwa Yesus sendiri hadir secara nyata – tubuh, darah, jiwa dan ke-Allahan-Nya -, maka sesungguhnya tidak ada yang dapat menggantikan Ekaristi. Itulah sebabnya Gereja Katolik mengatakan bahwa Ekaristi adalah sumber dan puncak kehidupan Kristiani (LG,11, KGK 1324), karena di dalamnya terkandung seluruh kekayaan rohani Gereja, yaitu Kristus sendiri. Dalam materi hari ini, mari kita ulas lebih dalam mengenai Ekaristi dan dampaknya kepada kehidupan kita.
Mukjizat Ekaristi adalah peristiwa luar biasa yang meneguhkan kembali iman umat beriman akan Kehadiran Nyata Kristus dalam Ekaristi. Mukjizat ini sering kali melibatkan transformasi hosti yang telah dikonsekrasikan menjadi daging dan darah Kristus, atau fenomena supernatural lainnya. Gereja dengan cermat menyelidiki peristiwa-peristiwa ini untuk memastikan validitasnya.
Sebagai umat Katolik, pernahkah kalian bertanya, sebenarnya apa yang aku makan saat komuni? Apakah itu roti dan anggur? Apakah itu tubuh dan darah Kristus? Atau keduanya? Misteri transsubstansiasi (transubstantion) akan menjawab pertanyaan tersebut.
Tahun ini kita mendengar kabar baik bahwa Paus Fransiskus akan berkunjung ke Singapura di bulan Sep yang akan datang. Terakhir kali Singapura dikunjungi oleh seorang Paus adalah di tahun 1986 ketika Paus Yohanes Paulus II datang kesini sebagai Paus pertama yang menginjakkan kaki ke Singapura dan merayakan Misa di National Stadium yang dihadiri 70.000 orang. Dalam CG hari ini kita akan belajar lebih dalam tentang posisi dan peran Paus di dalam gereja Katolik sehingga kita dapat lebih memahami dan menghargai gembala kita yang telah dipilih Tuhan untuk menjalani tugas ini.
Halo sobat CG sekalian, hari ini kita akan menjalani sebuah praktik spiritual yang bernama Lectio Divina. Lectio Divina adalah suatu bentuk meditasi mendalam terhadap Firman Tuhan. Tujuan utama dari Lectio Divina adalah untuk memahami, merenungkan, dan mendalami hubungan kita dengan Allah melalui bacaan Kitab Suci. Metode ini tidak hanya sekedar membaca, melainkan juga mengundang kita untuk mendengarkan suara Tuhan dalam kata-kata-Nya, merenungkan makna yang lebih dalam, berdialog dengan-Nya, dan merasakan panggilan-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.