It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
Halo sobat CG sekalian, hari ini kita akan menjalani sebuah praktik spiritual yang bernama Lectio Divina. Lectio Divina adalah suatu bentuk meditasi mendalam terhadap Firman Tuhan. Tujuan utama dari Lectio Divina adalah untuk memahami, merenungkan, dan mendalami hubungan kita dengan Allah melalui bacaan Kitab Suci. Metode ini tidak hanya sekedar membaca, melainkan juga mengundang kita untuk mendengarkan suara Tuhan dalam kata-kata-Nya, merenungkan makna yang lebih dalam, berdialog dengan-Nya, dan merasakan panggilan-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Setiap dari kita pasti pernah merasakan bagaimana rasanya dicintai dan mencintai, baik itu cinta kepada orangtua, pasangan, saudara, maupun Tuhan. Pernahkah kita berpikir, mengapa kita begitu menginginkan cinta? Mengapa banyak orang yang mencari cinta? Dan mengapa perasaan ini seolah menjadi kebutuhan mendalam yang harus dipenuhi agar kita merasa bahagia?
Jawabannya sebenarnya sangat sederhana: karena kita diciptakan oleh Tuhan dengan cinta! Tuhan telah menanamkan kebutuhan akan cinta di dalam diri kita sejak dalam kandungan. Kebutuhan akan cinta ini sudah menjadi bagian dari DNA kita. Maka, sangatlah wajar jika setiap orang membutuhkan cinta untuk bisa menjalani hidup.
Kisah pencobaan Yesus di padang gurun memberikan pelajaran bagi kita semua para pengikutnya, terutama saat kita menghadapi pencobaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam CG kali ini, kita akan belajar bagaimana tanggapan Yesus dapat menjadi panduan bagi kita untuk hidup dengan iman dan kepercayaan kepada Allah.
Sebagai umat Katolik, kita tentu saja sudah mengenal dan hafal luar kepala doa Bapa Kami. Mungkin kita sudah mengucapkan doa ini ratusan atau ribuan kali sepanjang hidup kita sampai sekarang ini. Tetapi apakah kita sungguh mengenal dan mengerti isi dari doa yang paling sempurna ini? Di sesi CG kali ini, mari kita bersama-sama belajar lebih dalam tentang doa yang diajarkan Tuhan kita sendiri.
Dalam sesi CG yang lalu, kita telah belajar tentang panggilan hidup Kristiani dan bagaimana Allah memanggil manusia untuk hidup bahagia sebagai anggota keluarga-Nya. Melalui pembaptisan, kita mendapat peran sebagai imam, nabi dan raja, yang kita wujudkan dalam perutusan dan karya pelayanan kita.
Di sesi CG minggu lalu kita belajar tentang menanggapi dan menghayati panggilan hidup kita sebagai orang beriman. Kita dipanggil oleh Allah untuk bersatu dengan-Nya dalam kehidupan kekal, menanggapinya dengan meneladan Kristus sebagai murid, dan menghayati panggilan ini dengan menjalin hubungan erat dengan Kristus melalui Ekaristi.
Untuk CG kali ini kita mau mensharingkan tentang panggilan hidup. Bagi kita-kita yang sekarang sedang kuliah, belajar dan juga bekerja, pastinya kita pernah menanyakan atau bahkan sedang mencari tahu apa sih panggilan hidup kita.
Halo sobat CG sekalian, hari ini kita akan menjalani sebuah praktik spiritual yang bernama Lectio Divina. Lectio Divina adalah suatu bentuk meditasi mendalam terhadap Firman Tuhan. Tujuan utama dari Lectio Divina adalah untuk memahami, merenungkan, dan mendalami hubungan kita dengan Allah melalui bacaan Kitab Suci. Metode ini tidak hanya sekedar membaca, melainkan juga mengundang kita untuk mendengarkan suara Tuhan dalam kata-kata-Nya, merenungkan makna yang lebih dalam, berdialog dengan-Nya, dan merasakan panggilan-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ada sebagian umat Katolik yang mempertanyakan: Apakah yang dapat kita terima dari mengikuti Ekaristi? Pertanyaan ini muncul karena mengikuti perayaan Ekaristi dipandang sebagai rutinitas belaka. Bahkan ada yang mengatakan, seseorang tidak mendapatkan apa-apa dari Ekaristi: ini sebuah pernyataan yang mungkin timbul karena ketidaktahuan. Namun, kalau seseorang benar-benar memahami tentang apa sebenarnya makna Ekaristi, bahwa Yesus sendiri hadir secara nyata – tubuh, darah, jiwa dan ke-Allahan-Nya -, maka sesungguhnya tidak ada yang dapat menggantikan Ekaristi. Itulah sebabnya Gereja Katolik mengatakan bahwa Ekaristi adalah sumber dan puncak kehidupan Kristiani (LG,11, KGK 1324), karena di dalamnya terkandung seluruh kekayaan rohani Gereja, yaitu Kristus sendiri. Dalam materi hari ini, mari kita ulas lebih dalam mengenai Ekaristi dan dampaknya kepada kehidupan kita.
Mukjizat Ekaristi adalah peristiwa luar biasa yang meneguhkan kembali iman umat beriman akan Kehadiran Nyata Kristus dalam Ekaristi. Mukjizat ini sering kali melibatkan transformasi hosti yang telah dikonsekrasikan menjadi daging dan darah Kristus, atau fenomena supernatural lainnya. Gereja dengan cermat menyelidiki peristiwa-peristiwa ini untuk memastikan validitasnya.