It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
Last CG of the year!!! Tanpa terasa kita sudah di penghujung tahun. Pastinya kita semua merasa tahun ini berlalu begitu cepat karena kita ingin pandemi ini segera berlalu. Tahun ini penuh dengan hal-hal yang diluar rencana dan mungkin juga penuh dengan kesedihan dan kekecewaan. Tetapi ada kabar baik untuk kita yang percaya kepada Tuhan bahwa Ia tidak akan meninggalkan kita dan di dalam Dia selalu ada pengharapan. Kita juga bisa bersyukur atas komunitas CG ini dimana kita bisa berjalan bersama melewati masa-masa yang sulit ini.
Menjelang Natal dan tahun baru, kita pastinya ingin memperbaiki dan meningkatkan cara hidup kita di tahun yang baru. Pada CG kali ini kita akan belajar dari satu bagian di surat pertama Santo Petrus (1 Petrus) tentang cara hidup baru di dalam keluarga Allah (God’s household). Santo Petrus mengingatkan bahwa kita yang sudah ditebus dengan darah Kristus yang tak bernoda, dipanggil untuk kekudusan, saling mencintai, dan menjadi imam di rumah kudusnya (Gereja).
Pernahkah teman-teman Amoredio berhadapan dengan situasi dimana mungkin teman, saudara atau kerabat yang kalian kenal berkata seperti : “Ah.. ngapain sih ke Gereja? Yang penting kan gua jadi orang baik-baik.” atau “Halahh.. ga usah lah ngaku dosa segala ke pastor, yang penting itu kita ngaku langsung ke Tuhan aja”, dan masih banyak lagi. Apakah yang teman-teman lakukan ketika berhadapan dengan pertanyaan atau pernyataan seperti ini?
Mungkin ada yang dari kita yang menghindar untuk menjawab, atau mungkin ada yang berusaha menjawab tapi tidak tau bagaimana harus memulainya. Mari kita pelajari bagaimana seharusnya kita sebagai orang Katolik menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Untuk beberapa bahan sebelum minggu ini, kita membahas tentang suffering, bagaimana kita sebagai umat Katolik mengalami kehidupan yang challenging, untuk minggu ini kita akan membahas tentang miracles atau keajaiban yang ada di sekitar kita dan pada diri kita.
Pertanyaan tentang kejahatan atau “evil”, baik pembunuhan, kematian bayi karena kelaparan, peperangan, bencana alam, dll. Dan sering orang bertanya, apakah semua ini adalah rencana Allah?
Sebagai umat Katolik, kita mungkin pernah berpikir atau ditanyakan (oleh teman-teman non-Kristiani kita) mengapa Tuhan mengijinkan penderitaan di dunia ini.
Apakah kalian pernah berada di posisi tersebut? Apakah reaksi dan jawaban kalian?
Sebenarnya sudah banyak dokumen yang membicarakan tentang hal ini, tetapi salah satu yang paling terkenal adalah dokumen Salvifici Doloris (SD) atau juga dikenal dengan nama On the Christian Meaning of Human Suffering oleh Pope John Paul II.
Menurut Paus Fransiskus, kata “murid” dan “hamba” tidak dapat dipisahkan di dalam iman Katolik karena ibaratnya seperti 2 sisi koin. Orang-orang yang mewartakan tentang Tuhan dipanggil untuk melayani dan orang-orang yang melayani secara otomatis telah mewartakan Tuhan. Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.
Hidup jauh dari kampung halaman bukanlah hal yang mudah. Banyak sekali tantangan yang dihadapi untuk dapat bertahan hidup di tanah perantauan, apalagi berpikir untuk melayani. Hari ini kita akan belajar dari kisah hidup Santa Francesca Xavier Cabrini (St. Frances Xavier Cabrini).
Di CG hari ini, kita mau memahami perbedaan antara melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan. Pernahkah kalian terpikir akan kedua hal ini sebelumnya? Apakah ini hal yang sama? Atau 2 hal yang sangat berbeda?
Jikalau kita sekarang hanya berbicara dalam aspek pelayanan di dalam komunitas dan gereja, apakah kalian sudah sungguh-sungguh melayani Tuhan ketika kalian menyanyi di choir, membaca bacaan sebagai lektor, menjadi cell grup leader, menjadi fasil, menjadi WL, bantu di kantin, dll ?
Kalimat ini "the King's good servant, but God's first" adalah summary dari panggilan kita sebagai pengikut Tuhan di setiap hari yaitu mengutamakan Tuhan atas segalanya. Di masa kita sekarang ini kita bekerja mencari uang, menghidupi keluarga, mencari teman, mencari pasangan hidup, belum lagi kita perlu belajar materi seperti di sekolah atau apa yang terjadi di masyarakat; dengan segala hal yang kita perlu hadapi, kita juga perlu ingat sebagai kaum Kristiani, kita adalah God's servant.