Sesi 67 - Week of 11 May 2025

Peziarah Pengharapan


Intro

Paus Fransiskus berharap: “Semoga Tahun Yubileum ini menjadi kesempatan bagi semua umat Allah untuk berjumpa dengan Kristus, yang adalah “Pintu” keselamatan kita (Yoh 10:7-9) dan “Sumber Pengharapan” (1 Tim 1:1). Kita semua diajak untuk menjadi peziarah pengharapan (pilgrims of hope) dimana kita memulai perjalanan iman dan transformasi yang membawa pembaruan di dalam hidup kita dan Gereja secara umum.

Bahan

Makna Ziarah

Ziarah merupakan elemen fundamental dari setiap perayaan Yubileum. Perjalanan ini melambangkan pencarian makna hidup manusia. Berziarah dengan berjalan kaki membantu kita menemukan kembali nilai keheningan, usaha, dan kesederhanaan hidup. Gereja Yubileum menjadi tempat perhentian spiritual dimana para peziarah dapat memperbarui iman dan harapan, terutama melalui sakramen Rekonsiliasi sebagai awal pertobatan sejati.

Meskipun pusat perayaan Yubileum berada di Roma, umat yang tidak dapat melakukan perjalanan ke sana tetap memiliki kesempatan untuk merayakannya dengan penuh makna di tempat masing-masing. Gereja-gereja Yubileum yang ditetapkan di berbagai wilayah menjadi tujuan alternatif bagi umat yang ingin menjalani pengalaman ziarah rohani. Dengan demikian, kesempatan untuk memperoleh indulgensi dan memperdalam iman terbuka bagi semua orang, tanpa terbatas oleh jarak atau kemampuan untuk bepergian. Hal ini menegaskan bahwa Yubileum adalah perayaan iman yang inklusif dan dapat dihayati oleh seluruh umat dimanapun mereka berada.

Makna Harapan

Semua orang tahu apa itu harapan. Dalam hati setiap orang, harapan hidup sebagai keinginan dan ekspektasi akan hal-hal baik yang akan datang, meskipun kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Namun, ketidakpastian sering menimbulkan perasaan campur aduk, dari kepercayaan penuh hingga kegelisahan, dari ketenangan hingga kecemasan. Banyak orang merasa putus asa dan pesimis tentang masa depan. Semoga Tahun Yubileum menjadi kesempatan bagi kita untuk diperbarui dalam harapan, karena firman Tuhan memberi kita alasan untuk tetap berharap.

Rm 5:5                  Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Mengapa harapan tidak pernah mengecewakan? Karena harapan menawarkan kepastian akan kasih Tuhan. Harapan akan menjadi teman perjalanan bagi umat beriman untuk berjumpa dengan Kasih Tuhan dalam perjuangan kehidupan sehari-hari.

Rom 8:35.37-39 “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”

Paus Fransiskus mengajak: “Kita harus menyelidiki tanda-tanda zaman dan menanggapi persoalan yang ada sebagai tanda-tanda harapan yang harus diperjuangkan.” Kita perlu menyadari begitu banyak kebaikan yang ada di dunia ini agar tidak mudah merasa terhimpit oleh kejahatan dan kekerasan. Tanda-tanda zaman, termasuk kerinduan hati manusia akan kehadiran penyelamatan dari Tuhan, seharusnya menjadi tanda harapan. Tanda harapan pertama adalah keinginan akan perdamaian di dunia, yang sekali lagi dilanda tragedi perang. Semoga Tahun Yubileum mengingatkan kita bahwa mereka yang membawa damai akan disebut sebagai “anak-anak Allah.”

Kita juga diajak untuk mewujudkan harapan bagi saudara-saudari kita yang berada dalam situasi sulit dan membutuhkan pertolongan. Ini termasuk mereka yang dipenjara, yang sedang sakit atau memiliki keterbatasan fisik, para migran dan pengungsi yang mencari kehidupan lebih baik, serta mereka yang hidup dalam kemiskinan. Selain itu, kita tidak boleh melupakan orang-orang tua yang sering merasa kesepian dan generasi muda yang mudah kehilangan harapan akibat tekanan serta tuntutan zaman yang semakin berat. Dengan kepedulian dan kasih, kita dapat menjadi saluran harapan bagi mereka yang membutuhkan.

Rahmat Indulgensi

Indulgensi adalah penghapusan di hadapan Allah hukuman-hukuman sementara untuk dosa-dosa yang kesalahannya sudah dilebur, yang diperoleh oleh orang beriman kristiani yang berdisposisi baik serta memenuhi persyaratan tertentu yang digariskan dan dirumuskan, diperoleh dengan pertolongan Gereja yang sebagai pelayan keselamatan, secara otoritatif membebaskan dan menerapkan harta pemulihan Kristus dan para Kudus. Indulgensi bersifat sebagian atau penuh, tergantung apakah membebaskan sebagian atau seluruh hukuman sementara yang diakibatkan dosa. (KHK 992-993)

Indulgensi merupakan sarana untuk menemukan kembali sifat tak terbatas dari kerahiman Allah; sebagai ungkapan kepenuhan pengampunan Allah, yang tidak mengenal batas.

Para Uskup selama Tahun Yubileum, dalam perayaan di Katedral atau gereja-gereja dapat memberikan Berkat Apostolik dengan Indulgensi Penuh. Semua Imam dihimbau menawarkan ketersediaan dan pengabdian yang tulus untuk sebanyak mungkin umat beriman menerima Sakramen Rekonsiliasi sepanjang Tahun Yubileum ini.

Bagaimana caranya memperoleh rahmat indulgensi ini?

  1. Mengunjungi Pintu Suci atau tempat ziarah Yubileum lain yang telah ditetapkan oleh Keuskupan setempat. Di Singapura, tempat ziarah ada di Cathedral of the Good Shepherd (lihat gambar di samping). Di Jakarta, umat diminta untuk melakukan ziarah ke 9 Gereja di 9 Dekenat yang ada di KAJ
  2. Menerima Sakramen Tobat / Pengampunan Dosa selama Tahun Yubileum 2025
  3. Menerima Sakramen Ekaristi
  4. Mendoakan intensi Bapa Paus, ditutup dengan doa Bapa Kami, Salam Maria dan doa lain yang sesuai dengan kesalehan dan devosi atau ungkapan kasihnya
  5. Melakukan perbuatan amal dan belas kasih dengan mengunjungi saudara-saudari yang membutuhkan atau sedang dalam kesulitan

Pengalaman pengampunan penuh ini pasti akan membuka hati dan pikiran kita akan pentingnya memaafkan orang lain. Pengampunan tidak dapat mengubah masa lalu atau menghapus apa yang telah terjadi, tetapi memungkinkan kita untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Dengan memaafkan, kita dapat menjalani hidup yang bebas dari kemarahan, dendam, dan kebencian.

Makna Logo Yubileum

Persatuan dan kemenangan

Empat sosok yang memegang salib mewakili umat manusia dari empat penjuru bumi yang berpelukan, melambangkan kesetiakawanan dan persaudaraan.

Harapan

Jangkar yang terbentuk dari bagian bawah salib yang memanjang menjadi simbol harapan di tengah tantangan hidup. Jangkar merupakan metafora harapan, seperti jangkar cadangan yang digunakan kapal-kapal dalam keadaan darurat.

Perjalanan peziarah yang komunal

Perjalanan peziarah tidak bersifat perorangan, melainkan komunal, dengan tanda-tanda dinamis yang semakin berkembang menuju salib.

Salib yang dinamis

Salib yang membungkuk ke arah umat manusia menyiratkan bahwa umat manusia tidak ditinggalkan sendirian.

Mari kita doakan bersama doa Tahun Yubileum:

Bapa yang ada di Surga, semoga iman yang telah Engkau anugerahkan kepada kami dalam Putra-Mu, Yesus Kristus, saudara kami, dan nyala api cinta kasih yang dicurahkan ke dalam hati kami oleh Roh Kudus, membangkitkan pengharapan yang mulia akan kedatangan Kerajaan-Mu di dalam diri kami.

Semoga rahmat-Mu mengubah kami menjadi penabur-penabur yang gigih akan benih-benih Injil yang menghidupkan umat manusia dan seluruh alam semesta dalam penantian yang penuh iman akan Surga dan Bumi baru, ketika mengalahkan kekuatan jahat, kemuliaan-Mu akan dinyatakan untuk selama-lamanya.

Semoga rahmat Tahun Yubileum ini menghidupkan kembali dalam diri kami, para peziarah pengharapan, kerinduan akan harta surgawi, dan curahkanlah bagi seluruh dunia, sukacita dan damai dari Sang Penebus kami. Bagi-Mu, ya Allah yang Mahakuasa, pujian dan kemuliaan sepanjang segala masa.  Amin

Mari kita doakan intensi Bapa Paus untuk bulan Mei ini:

Untuk Lingkungan Pekerjaan. Marilah kita berdoa semoga melalui pekerjaan, setiap orang dapat mencapai kepenuhan diri, keluarga-keluarga dapat terus hidup bermartabat, dan masyarakat semakin manusiawi.

Bapa Kami, Salam Maria dan Kemuliaan

Pertanyaan Sharing

  1. Apa arti pengharapan dalam iman bagimu? Bagaimana kamu mempertahankan pengharapan saat menghadapi tantangan?
  2. Sharingkan pengalamanmu melakukan ziarah dan bagaimana pengalaman itu memperkuat imanmu.
  3. Apa langkah konkret yang bisa kamu lakukan untuk menjadi pembawa pengharapan bagi orang lain (contoh: menghibur teman yang lagi berduka atau mengalami masalah dalam keluarga)? Sharingkan.

Referensi

LEAFLET YUBILEUM UMAT KAJ

Spes non confundit – Bull of Indiction of the Ordinary Jubilee of the Year 2025 (9 May 2024) | Francis

Jubilee 2025 (Pilgrims of Hope) – Roman Catholic Archdiocese of Singapore