Intro
Hari minggu kemarin kita merayakan Minggu Adven pertama yang mengawali tahun liturgi gereja. Pada sesi CG kali ini kita akan membahas seputar masa Adven: apa yang sebenarnya kita rayakan? Bagaimana sejarah asal mula masa Adven? Tradisi apa yang kita lakukan pada masa Adven?
Setelah kita membahas tentang masa Adven, kita akan melakukan Bible Sharing bacaan Minggu Adven pertama.
Perhatikan timing and berikan cukup waktu untuk refleksi dan sharing pada bagian bible sharing
Pertanyaan Sharing:
- Apa yang kalian ketahui tentang masa Adven?
I. Arti Masa Adven
Adven berasal dari bahasa latin adventus yang berarti kedatangan. Masa Adven berpusat pada kedatangan Yesus sebagai Mesias. Bacaan, dan doa-doa pada masa Adven tidak hanya mempersiapkan kita secara spiritual untuk hari Natal, tetapi juga untuk mempersiapkan kedatangannya yang kedua (pada akhir jaman). Adven dijelaskan dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) 522-524:
KGK, 522 Kedatangan Putera Allah ke dunia adalah satu kejadian yang sekian dahsyat, sehingga Allah hendak mempersiapkannya selama berabad-abad. Semua ritus dan kurban, bentuk dan lambang “perjanjian pertama” (Ibr 9:15) diarahkan-Nya kepada Yesus; Ia memberitahukan kedatangan-Nya melalui mulut para nabi, yang susul-menyusul di Israel. Sementara itu Ia menggerakkan dalam hati kaum kafir satu pengertian yang samar-samar mengenai kedatangan ini.
KGK, 523 Yohanes Pembaptis adalah perintis Tuhan yang langsung (Bdk. Kis 13:24.); ia diutus untuk menyiapkan jalan bagi-Nya (Bdk. Mat 3:3.). Sebagai “nabi Allah yang mahatinggi” (Luk 1:76). Ia menonjol di antara semua nabi (Bdk. Luk 7:26.). Ia adalah yang terakhir dari mereka (Bdk. Mat 11:13.) dan sejak itu Kerajaan Allah diberitakan (Bdk. Kis 1:22; Luk 16:16.). Ia sudah bersorak gembira dalam rahim ibunya mengenai kedatangan Kristus (Bdk. Luk 1:41.) dan mendapat kegembiraannya sebagai “sahabat mempelai” (Yoh 3:29), yang ia lukiskan sebagai “Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yoh 1:29). Ia mendahului Yesus “dalam roh dan kuasa Elia” (Luk 1:17) dan memberikan kesaksian untuk Dia melalui khotbahnya, pembaptisan pertobatan, dan akhirnya melalui mati syahidnya Bdk. Mrk 6:17-29..
KGK, 524 Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua (Bdk. Why 22:17.). Dengan merayakan kelahiran dan mati syahid sang perintis, Gereja menyatukan diri dengan kerinduannya: “Ia harus makin besar dan aku harus makin kecil” (Yoh 3:30).
Allah mempersiapkan kedatangan Putra-Nya selama berabad-abad. Dia membangkitkan harapan tentang kedatangan ini dalam hati manusia, dan Dia mempersiapkannya secara khusus melalui Perjanjian Lama, yang berpuncak pada Yohanes Pembaptis, nabi terbesar dan terakhir. Kita menghidupkan kembali periode panjang penantian ini dalam upacara liturgi tahunan selama masa Adven.
Karena Adven adalah masa di mana kita menantikan kelahiran dan Inkarnasi Kristus, masa Adven adalah saat yang paling sesuai untuk menandai awal tahun liturgi Gereja. Adven adalah masa persiapan memasuki masa Natal yang dimulai pada hari Natal. Natal sendiri tidak termasuk dalam masa Adven.
Masa Adven selalu dimulai dari empat minggu sebelum hari Natal. Warna liturgi Adven adalah warna ungu yang menandakan pertobatan. Pertobatan adalah disposisi yang paling sesuai pada masa penantian kedatangan sang Mesias. Khusus minggu ketiga Adven, warna liturgi minggu ini adalah merah muda (mengapa? Coba baca kembali bahan CG tentang tahun liturgi bulan Agustus lalu).
II. Sejarah Masa Adven
Perayaan masa Adven berkembang seiring dengan perkembangan Gereja. Sebelum abad ke-6, terdapat perayaan-perayaan dan puasa menyerupai masa Adven kita saat ini. St. Hilarius dari Poitiers (tahun 367) dan Konsili Saragossa di Spanyol (tahun 380) menjabarkan tentang tiga minggu masa puasa sebelum hari raya Epifani. Paus St. Leo Agung banyak berkhotbah tentang ‘masa puasa pada bulan kesepuluh (yaitu bulan Desember)’ sebelum hari Natal. Gelasian Sacramentary (tahun 750) memberikan bacaan liturgi bagi lima minggu sebelum hari Natal. Kemudian, Paus St. Gregorius VII (tahun 1073-1085) mengubahnya menjadi empat minggu. Pada abad ke-9, Gereja menetapkan minggu pertama Adven sebagai awal tahun liturgi Gereja.
Pertanyaan Sharing:
- Apa yang biasanya kalian lakukan saat masa Adven?
- Tradisi-tradisi masa Adven apa saja yang kalian ketahui?
III. Tradisi Adven

Tradisi Gereja mengajak kita untuk mengisi masa Adven dengan persiapan spiritual misalnya dengan semakin bertekun dalam doa-doa pribadi dan kelompok, lebih sering menerima Sakramen Ekaristi, dan menerima Sakramen Tobat. Sakramen Ekaristi menyadarkan kita akan kasih Allah yang memberikan Putra-Nya untuk bersatu dengan kita, yang dimulai dari peristiwa Inkarnasi. Sakramen Tobat menyadarkan kita bahwa kita sebenarnya tidak layak menyambut Kristus karena dosa-dosa kita, namun Kristus telah datang ke dunia untuk menyelamatkan kita dari belenggu dosa.
- Koronka Adven
Koronka Adven (lingkaran Adven) adalah simbol yang paling umum kita lihat pada masa Adven. Koronka Adven berbentuk sebuah lingkaran yang diuntai dengan daun-daun dan di atasnya dipasang empat lilin: tiga lilin berwarna ungu, dan satu lilin berwarna merah muda. Koronka Adven digunakan dalam doa-doa kelompok di lingkungan maupun di Gereja. Lingkaran pada koronka Adven melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir. - Lilin Adven
Lilin adalah simbol terang Kristus. Kristus yang datang ke dunia menghalau kegelapan serta menerangi dan menunjukkan kepada kita jalan kebenaran. Penyalaan lilin satu per satu setiap minggunya menunjukkan pula kesiapan kita, tahap demi tahap, untuk berjumpa dengan Kristus. Setiap lilin pada koronka Adven memiliki makna:
1. lilin pertama melambangkan hope,
2. lilin kedua melambangkan faith,
3. lilin ketiga melambangkan joy
4. lilin keempat melambangkan peace.
Selain koronka Adven, tradisi lainnya yang sering kita jumpai saat masa Adven adalah persiapan gua Natal dan pohon Natal.
- Gua Natal
Gua Natal menggambarkan peristiwa kelahiran Yesus di kandang domba. Kebiasaan mendirikan gua Natal ini dimulai pertama kali oleh St. Fransiskus dari Asisi pada tahun 1223 untuk menekankan kerendahan hati sang Juru Selamat yang datang ke dunia. Saat itu, setelah berziarah ke Betlehem, St. Frasiskus dari Asisi ingin membuat sesuatu yang menggambarkan bayi Yesus yang dilahirkan di tempat yang miskin dan sederhana, bayi Yesus yang berbaring di palungan dengan binatang-binatang yang ada di sana. - Pohon Natal
Tradisi pohon Natal bermula dari St. Bonifasius sekitar abad ke-8. St Bonifasius adalah seorang uskup yang menyebarkan iman Katolik di Jerman. Pada saat dia meninggalkan Jerman dan pergi ke Roma sekitar 15 tahun lamanya, jemaat yang dia tinggalkan kembali lagi kepada kebiasaan mereka untuk mempersembahkan kurban berhala di bawah pohon oak. Namun dengan berani St. Bonifasius menentang hal ini dan kemudian menebang pohon oak tersebut.
Jemaat kemudian bertanya bagaimana caranya mereka dapat merayakan Natal. Maka St. Bonifasius kemudian menunjuk kepada pohon pine, yang melambangkan damai dan kekekalan karena senantiasa hijau sepanjang tahun. Juga karena bentuknya meruncing ke atas, maka itu mengingatkan akan surga. Bentuk pohon yang berupa segitiga dan menjulang ke atas serta hijau sepanjang tahun, inilah mengingatkan kita akan misteri Trinitas, Allah yang kekal untuk selama-lamanya, yang turun ke dunia dalam diri Kristus untuk menyelamatkan manusia. Dari sinilah kebiasaan untuk menghias pohon ini berkembang menjadi pohon Natal sekarang ini.
IV. Bible Sharing
Mari kita baca kembali bacaan Injil minggu Advent pertama kemarin (Matius 24:37-44)
Siapkan hati dan diri dengan tenang dan khusuk, sebelum membaca bacaan Injil dibawah.
Tips : biarlah 1 orang yang membaca secara keseluruhan. Kemudian biarkan orang ke 2 mengulang dan membacakan semua pertanyaan sharingnya.
Setelah itu dalam waktu hening, fasil bisa membacakan ke 3 kalinya dengan pelan pelan, disaat member yg lain merenung.
Pertanyaan Sharing:
- Kata atau ayat manakah dari bacaan ini yang menarik perhatianku? Sharingkan
- Bagaimana bacaan ini berhubungan dengan hal-hal yang aku alami sehari-hari?
Guideline pertanyaan untuk fasil untuk memancing sharing:
Bagaimana aktivitas sehari-hariku merefleksikan penggilanku sebagai murid Kristus? Apakah aku mengikuti Kristus dengan sepenuh hari?
3. Apa yang dapat aku lakukan dalam minggu ini untuk lebih penuh perhatian dalam berjaga-jaga dan menanggapi panggilan Tuhan?
Referensi:
- Kompendium Katekismus Gereja Katolik http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf
- Resources for Liturgy and Prayer for the Season of Advent and Christmas. http://catholic-resources.org/Lectionary/Seasons-Advent-Christmas.htm
- Iman Katolik. http://www.imankatolik.or.id/
- The Liturgical Season of Advent. Fr. William Saunders. http://www.catholiceducation.org/en/culture/catholic-contributions/the-liturgical-season-of-advent.html
- Lectio Divina for the First Week of Advent. http://www.usccb.org/prayer-and-worship/liturgical-year/advent/upload/lectio-divina-advent-1st-sun-2016.pdf
- Persiapkan Hati Menjelang Datangnya Tuhan! http://www.katolisitas.org/masa-adven/
- Memahami dan Memaknai Masa Adven. http://www.gerejatheresia.org/memahami-dan-memaknai-masa-adven/
- Seputar Adven dan Natal. https://www.katolisitas.org/seputar-adven-dan-natal/