Sesi 1 - Week of 7 Sep 2025

Family: Domestic Church


Intro

Apakah kamu pernah berfikir bahwa keluarga adalah gereja kecil? Apakah kamu pernah melihat keluargamu memiliki sosok Romo/ada sebuah tabernakel/mungkin doa bersama pun bukan hal yang biasa dilakukan? Atau mungkin malahan keluargamu adalah orang-orang yang paling susah untuk kamu menunjukan cinta kasih? Lalu bagaimana keluarga bisa dibilang “Domestic Church”, “Gereja Rumah Tangga”, atau “Gereja Kecil”?

Apa itu “Domestic Church”?

Dasar dan makna keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga (dalam bahasa latin, Ecclesia Domestica ) dijelaskan dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) sebagai berikut:

1. Keluarga adalah tempat pertama iman diwartakan dan nilai-nilai kristiani

Keluarga seharusnya menjadi tempat pertama untuk mengenal Kristus. Bukan suatu kebetulan bahwa Allah memilih untuk menunjukan dirinya sebagai “Bapa” kepada manusia agar manusia bisa lebih gampang memahami sosok Allah yang memelihara, melindungi, menyediakan kebutuhan-kebutuhan, membimbing, dan menjadi sumber kasih dan kebijaksanaan. (Bdk: KGK 1656)

Gereja juga ingin keluarga menjadi sekolah pertama untuk doa, kebajikan, dan nilai-nilai Kristiani, di mana orang tua menjadi teladan bagi anak-anak mereka melalui perkataan dan perbuatan. Kakak dan adik pun diharapkan untuk menunjukan kasih kepada sesama, bagaimana Yesus mengajarkan untuk mengasihi. (Bdk: KGK 1666)

Keluarga Kristen adalah komunitas doa yang paling pertama dan paling kecil, memupuk iman akan kepercayaan dalam Kristus dalam segala hal. Mulai dari berterimakasih kepada Tuhan atas hari yang baru, meminta Tuhan memberkati makanan dan sumber nutrisi, dan berserah kepada Tuhan atas keluarga yang sedang sakit atau saudara yang besok akan ujian. Dengan praktik-praktik kecil seperti ini yang dimulai dari keluarga, Tuhan menjadi andalan dan sumber kekuatan pada saat anggota keluarga dilanda masalah (Bdk: KGK 2685)

2. Keluarga merupakan tempat awal misi imamat, di mana sakramen-sakramen dimulai (Bdk: KGK 1657)

Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk memulai Sakramen Pembaptisan bagi anak dan menerapkan prinsip-prinsip sakramen dalam keluarga. Bayangkan orang tua yang mengampuni kesalahan anaknya dan tidak terus menyebutkan kesalahan anak tersebut, sebaliknya anak juga berjanji untuk tidak mengulang kesalahan. Ini merupakan prinsip penting dalam Sakramen Tobat, di mana umat diberikan kesempatan baru untuk meminta maaf, bertobat, dan tidak mengulang kesalahan tersebut. Cinta kasih atas suami dan istri (ibu dan ayah) menjadi contoh dan gambaran pertama bagi anak mengenai Sakramen Pernikahan. Tentunya, saat keluarga pergi ke gereja setiap Minggu, di situ Sakramen Ekaristi diperkenalkan/diterima.

3. Keluarga menjadi representasi umat Kristiani di kehidupan sehari-hari

Keluarga Kristen seharusnya menjadi tanda dan citra persekutuan Bapa dan Putra dalam Roh Kudus di kehidupan sehari-hari, bisa dimulai dengan hal-hal kecil seperti menolong keluarga besar, memberikan senyum kepada tetangga, membantu membersihkan sampah di lingkungan, dan mungkin menjadi tempat hangat bagi orang yang berkunjung. Keluarga Kristen juga mempunyai tugas mewartakan dan menyebarluaskan Injil (Bdk: KGK 2205), misalnya memperkenalkan anak kepada Alkitab, membaca Alkitab dan belajar bersama setiap minggu, dan mendoakan atau menguatkan orang lain yang sedang menghadapi masalah melalui Firman-Firman Tuhan.

Realita dalam Keluarga

Meskipun gambaran di atas terdengar seperti keluarga Katolik yang ideal, kenyataannya berbeda. Ada banyak keretakan dalam keluarga, di mana terkadang lebih sulit untuk melihat Yesus di dalam keluarga daripada di luar. Orang tua yang lebih sering berantem daripada mencintai, bapak yang sangat arogan dan sulit meminta maaf, saudara yang saling berkata kasar dan selalu mau menang, dan ibu yang merasa dirinya selalu benar dan tidak ingin mendengarkan yang lain. Sangat sedih bahwa banyak keluarga Katolik yang berdoa bersama bisa dihitung dengan jari dan pergi bersama pacar/ pergi meeting menjadi lebih menarik daripada pergi bersama ke misa hari Minggu. Namun penting untuk diingat bahwa Tuhan bermaksud agar gereja dimulai dari keluarga. Apapun kondisi keluarga kita, Yesus tetap mau tinggal di dalamnya.

Your calling

Bisa disimpulkan bahwa visi/misi Kristus untuk keluarga sebagai Gereja Kecil adalah menjadi tempat awal Tri Tugas Kristus, yaitu menjadi Imam (Priest), Nabi (Prophet), dan Raja (King). Dengan demikian, apakah tanggung jawabmu?

1. Imam (Priest)

Peran utama seorang imam adalah bertindak sebagai perantara antara Tuhan dan manusia. Di dalam konteks keluarga, seorang “imam” mendekatkan hubungan anggota keluarga dengan iman kepada Kristus dan praktik-praktik Kristiani. Misalnya, memperkenalkan bagaimana cara berdoa, berpartisipasi aktif dalam Sakramen – terutama Ekaristi dan Rekonsiliasi— bersama keluarga, menciptakan suasana kasih sayang, saling memaafkan, dan pelayanan yang menguduskan hubungan kekeluargaan.

2. Nabi (Prophet)

Sebagaimana para nabi menyampaikan firman Allah, orang-orang yang dibaptis dipanggil untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran Firman dan mengajarkan iman melalui perkataan dan teladan. Dalam konteks keluarga pun sama. Misalnya, membagikan Firman Tuhan (Kabar Baik/Gospel), memilih untuk jujur bahkan ketika tidak disenangi akan anggota keluarga yang lain, merenungkan Firman bersama, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Raja (King) Seperti Kristus memerintah sebagai Raja melalui pelayanan yang rendah hati, kita juga dipanggil untuk menjalankan suatu bentuk kepemimpinan rohani yang dipahami sebagai kepemimpinan yang melayani dan bukan dilayani. Dalam konteks keluarga, kita dipanggil untuk memimpin keluarga dengan kasih, bimbingan, dan pelayanan yang rendah hati. Sebagai “raja” yang rendah hati, dalam keluarga, itu juga berarti mengelola apa yang ada di dalam keluarga (misalnya, waktu, bakat, harta) dengan baik dan dengan murah hati, juga membagikannya kepada sesama.

Reflection Questions:

1. Apa yang menyentuh dari bahan di atas? Bagaimana pengalaman di dalam keluarga kamu dan apakah sudah ada di dalam keluargamu visi ideal Keluarga sebagai “Gereja Kecil/Gereja Rumah Tangga” ?

2. Apakah ada situasi dimana keluargamu menghadapi masalah dan bagaimana nilai-nilai Kristiani diterapkan dalam situasi tersebut? Sharingkan.

3. Apakah kamu sudah menjalankan panggilanmu sebagai Priest, Prophet, and King di dalam keluargamu?

References:

  1. https://katolisitas.org/keluarga-kristiani-sebagai-ecclesia-domestica/
  2. https://www.canonlawsocietyofindia.org/research/family-the-domestic-church-some-canonical-and-pastoral -reflections/
  3. https://review.catechetics.com/family-church-miniature