It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
Pemimpin yang hebat mungkin adalah sesuatu yang langka di jaman sekarang ini. Banyak orang sudah kehilangan kepercayaan pada pemimpin mereka, baik pemimpin gereja, negara ataupun perusahaan tempat mereka bekerja. Sering kali orang-orang yang menduduki posisi pemimpin ini hanya mementingkan diri sendiri atau kepentingan kelompok mereka. Mereka tidak mampu menyatukan dan menginspirasi pengikut mereka. Mereka tidak mau mengambil keputusan kontroversial yang membuat mereka berada di posisi yang sulit atau membuat perubahan besar yang berlawanan dengan kebiasaan yang sudah dijalani selama ini. Banyak orang mengharapkan seorang pemimpin yang dapat membawa kesegaran baru kepada dunia yang sudah stagnant ini, dan bagi gereja Katolik kita mendapatkan sosok pemimpin yang baru di dalam diri Paus Fransiskus.
Santo Josemaria Escriva pernah berkata, “Work is born of love; it is a manifestation of love and is directed towards love.” Mungkin kita pernah bertanya-tanya di dalam hati atau bertanya kepada Tuhan: Mengapa saya bekerja? Apakah saya sudah bekerja dengan baik? Apakah yang ingin saya capai dari pekerjaan saya? Lewat pertanyaan-pertanyaan ini kita dapat menyadari bahwa tujuan hidup kita adalah mengasihi Tuhan, bukanlah “menghasilkan sesuatu”. “Holiness does not consist in doing more difficult things every day, but in doing them every day with greater love.”
Pada CG kali ini kita akan belajar dari Santo Josemaria Escriva tentang bekerja, terutama bekerja untuk kasih.
Teman-teman AmoreDio pasti sudah sering mendengar tentang hari raya peringatan, hari pesta santo santa, hari raya wajib, dll. Di bulan ini kita sudah belajar banyak tentang liturgi. Bahan CG kali ini terbagi atas 2 topik, dimana kita mau belajar dan menelaah lebih detil lagi tentang : 1) klasifikasi hari-hari liturgi kita dan 2) hari raya wajib misa.
Selain untuk menambah pengetahuan iman kita, tentu saja dengan mengetahui lebih dalam tentang hal ini, kita dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari kita, seperti dalam memprioritaskan hari-hari yang penting di kalender tahunan kita. Mengerti pentingnya hari-hari tersebut sangat membantu kita untuk lebih mengenal dan hidup lebih dekat lagi kepada Tuhan kita.
Tahun liturgi terdiri dari siklus masa dan siklus suci, yang masing-masing disebut the Proper of Time dan the Proper of Saints. Keduanya diorganisir dan diterbitkan dalam kalender liturgi, yang juga diperkaya dengan perayaan yang tepat untuk Gereja-Gereja lokal, baik nasional, keuskupan, tingkat paroki, atau komunitas religius. Misteri Paskah Yesus Kristus — penderitaan, kematian, dan kebangkitannya — terus menerus diberitakan dan diperbarui melalui perayaan peristiwa dalam hidupnya dan dalam pesta Perawan Maria yang diberkati dan orang-orang kudus.
Minggu lalu, kita sudah belajar mengapa liturgi sangat penting bagi umat Katolik. Di dalam Liturgi memang terdapat banyak tanda dan simbol, tetapi apakah kita sadar apa makna di balik lambang tersebut? Seringkali kita melihat tanda dan simbol tersebut tanpa berpikir banyak atau menghayatinya. Bahkan, beberapa dari kita masih tidak percaya akan simbol Liturgi dan maknanya. Hari ini, kita akan membahas beberapa simbol dan tanda yang kita amati dalam Liturgi dan makna di baliknya.
Selamat Tahun Baru 2021! Tahun lalu mungkin akan menjadi tahun yang tidak terlupakan bagi kita semua dikarenakan dengan adanya wabah Corona yang mewabah diseluruh dunia dan kita pun harus menyesuaikan gaya hidup kita dengan ‘the new normal’. Mulai dari #washyourhand #stayathome #wearyourmask #workfromhome #circuitbreaker #psbb #dirumahaja, dll.
Untuk topik awal tahun di bulan Januari ini, kita akan membahas tentang Liturgi. Berapa banyak dari kita yang masih terus mengikuti misa ekaristi? Berapa banyak dari kita yang merasakan bahwa liturgi itu membosankan atau menjadi rutinitas karena kewajiban untuk mengikuti misa setiap minggunya, atau malah sejak ada misa secara online kita menjadi tidak fokus, kurang berkesan, kurang semangat atau malah bolong-bolong misa mingguan.
Last CG of the year!!! Tanpa terasa kita sudah di penghujung tahun. Pastinya kita semua merasa tahun ini berlalu begitu cepat karena kita ingin pandemi ini segera berlalu. Tahun ini penuh dengan hal-hal yang diluar rencana dan mungkin juga penuh dengan kesedihan dan kekecewaan. Tetapi ada kabar baik untuk kita yang percaya kepada Tuhan bahwa Ia tidak akan meninggalkan kita dan di dalam Dia selalu ada pengharapan. Kita juga bisa bersyukur atas komunitas CG ini dimana kita bisa berjalan bersama melewati masa-masa yang sulit ini.
Menjelang Natal dan tahun baru, kita pastinya ingin memperbaiki dan meningkatkan cara hidup kita di tahun yang baru. Pada CG kali ini kita akan belajar dari satu bagian di surat pertama Santo Petrus (1 Petrus) tentang cara hidup baru di dalam keluarga Allah (God’s household). Santo Petrus mengingatkan bahwa kita yang sudah ditebus dengan darah Kristus yang tak bernoda, dipanggil untuk kekudusan, saling mencintai, dan menjadi imam di rumah kudusnya (Gereja).
Pernahkah teman-teman Amoredio berhadapan dengan situasi dimana mungkin teman, saudara atau kerabat yang kalian kenal berkata seperti : “Ah.. ngapain sih ke Gereja? Yang penting kan gua jadi orang baik-baik.” atau “Halahh.. ga usah lah ngaku dosa segala ke pastor, yang penting itu kita ngaku langsung ke Tuhan aja”, dan masih banyak lagi. Apakah yang teman-teman lakukan ketika berhadapan dengan pertanyaan atau pernyataan seperti ini?
Mungkin ada yang dari kita yang menghindar untuk menjawab, atau mungkin ada yang berusaha menjawab tapi tidak tau bagaimana harus memulainya. Mari kita pelajari bagaimana seharusnya kita sebagai orang Katolik menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Untuk beberapa bahan sebelum minggu ini, kita membahas tentang suffering, bagaimana kita sebagai umat Katolik mengalami kehidupan yang challenging, untuk minggu ini kita akan membahas tentang miracles atau keajaiban yang ada di sekitar kita dan pada diri kita.