It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
It is written, ‘Man shall not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’
Tanpa terasa kita sudah dekat ke penghujung tahun 2022 dan minggu ini kita telah masuk ke masa adven dalam kalender liturgi Gereja sebagai masa persiapan untuk menyambut kelahiran Yesus pada hari Natal nanti. Yesus adalah hadiah terbesar yang diberikan Allah Bapa kepada kita dan kita akan dapat menemukan arti Natal yang sesungguhnya ketika kita menyadari betapa besar kasih Allah kepada kita masing-masing.
Dalam CG hari ini, kita akan merefleksikan Firman Allah yang telah kita dengar di Misa hari Minggu kemarin. Allah berbicara secara personal kepada kita masing-masing dan Firman-Nya akan menjadi pelita dalam perjalanan hidup kita. Marilah kita siapkan hati untuk memulai renungan hari ini.
Di sesi CG kali ini, kita mau membahas mengenai Sakramen Tobat, bahan terakhir dari seri bahan kita mengenai sakramen selama 6 bulan terakhir ini.
Dosa di atas segalanya merupakan pelanggaran terhadap Tuhan, pemutusan persekutuan dengan Dia (Katekismus, no. 1440). Berkali-kali dalam Kitab Suci, kita melihat kebenaran ini berulang untuk kita. Dosa memutuskan hubungan kita dengan Tuhan dan dengan satu sama lain. Dosa mengeraskan hati kita, memperbudak kita, dan membuat kita terisolasi dan terputus dari apa yang benar-benar diinginkan hati kita, yakni Tuhan sendiri. Seluruh pelayanan Yesus berpusat pada pengampunan dosa. Nama Tuhan sendiri mengungkapkan Dia sebagai orang yang akan “menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Mat. 1:21). Pelayanan pengampunan dosa, yang Tuhan mulai ketika menjalankan misinya di bumi, berlanjut sampai sekarang melalui Gereja. Melalui pelayanan ini kita dapat mendengar dan menanggapi sabda Tuhan seruan untuk bertobat dan kembali kepada-Nya dengan segenap hati kita.
Apakah kalian dapat menyebutkan apa saja karunia Roh Kudus? Mengapa Allah memberikan karunia-karunia tersebut kepada kita? Apakah kalian memiliki karunia-karunia tersebut? Dan, apakah yang harus kita lakukan terhadap karunia-karunia tersebut?
Pada CG kita kali ini, kita akan membahas tentang talenta.
“Who you are is God’s gift to you. Who you become is your gift to God.” – Hans Urs von Balthasar
Apa yang terpikir saat membaca kutipan di atas?
Tuhan memberi kita masing-masing talenta, karunia, kesempatan dan peluang. Semua pemberian ini cuma-cuma (gratis), namun ada tanggung jawab yang harus kita pikul untuk setiap karunia tersebut.
Di minggu terakhir di bulan Oktober ini, kita akan membahas tentang Dogma dari Ibu Kita Tercinta, Bunda Maria. Walaupun mungkin kita sudah pernah mendengar/membaca tentang dogma-dogma ini, tetapi dalam sesi CG hari ini kita diajak untuk merenungkannya kembali dan melihat relevansinya bagi hidup kita. Apa saja dogma-dogma Maria dalam Gereja Katolik? Mari kita baca bahan di bawah.
Penelitian terhadap 200 orang selama 10 tahun oleh Work Site Blood Study, dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology, mengungkapkan bahwa stress dalam pekerjaan menyebabkan tekanan lebih berat terhadap jantung seseorang. Tekanan tambahan ini sama seperti menambah berat badan orang tersebut sebanyak 20 kg. Jantung akan bekerja lebih berat. Stress terjadi ketika kita tidak bisa memenuhi ekspektasi terhadap diri kita (dari orang lain atau pun dari diri sendiri). Jadi bagaimanakah cara terbaik untuk menghadapi stress dalam hidup kita?
Dalam Gereja Katolik, bulan Oktober dikenal sebagai bulan Rosario. Apa alasannya? Pada tanggal 7 Oktober, Gereja merayakan Pesta Ratu Rosario (Our Lady of the Rosary) dan oleh karena itulah bulan Oktober dikenal sebagai bulan Rosario. Dalam CG hari ini, kita akan membaca kisah mukjizat yang berhubungan dengan Pesta Ratu Rosario ini dan kita juga diajak untuk merefleksikan mukjizat-mukjizat yang pernah terjadi dalam hidup kita (baik kecil maupun besar) yang kita dapatkan lewat devosi Rosario.
“Ati2, jangan main2 sama orang yang banyak tato nya deh, itu pasti orang ga bener”
“Eh , jangan dengerin musik rock atau metal, itu musik setan”
“Orang Kristiani itu ga boleh beli toto atau main-main judi, dosa itu”
Dalam kehidupan keseharian kita, sobat-sobat AmoreDio mungkin sering melihat, mendengar, atau merasakan sendiri percakapan di atas mengenai hal-hal yang kesannya bersifat tabu. Nah, bagaimana jawabannya ? Yuk, kita bahas bersama-sama.
Seringkali terdapat kesalahpahaman mengenai ekskomunikasi. Kesalahpahaman yang paling umum adalah berpikir bahwa orang yang di-ekskomunikasi tidak dapat pergi ke perayaan ekaristi dan menerima komuni. Pengertian ini hanyalah sebagian kecil dari arti ekskomunikasi yang sesungguhnya. Kesalahpahaman umum yang kedua adalah berpikir bahwa ekskomunikasi itu berarti diusir dari Gereja. Memang ini mungkin hal yang dilakukan zaman dahulu ketika seseorang di-ekskomunikasi, tetapi pada zaman sekarang, ekskomunikasi sudah tidak seperti itu lagi.
Pada zaman sekarang, ekskomunikasi merupakan sebuah hukuman dengan efek yang sangat spesifik dan dinyatakan dengan jelas. Hampir tidak ada yang tahu apa efek tersebut kecuali orang yang diekskomunikasi sendiri. Apakah ini sesuai dengan pengertian kalian mengenai ekskomunikasi? Nah, hari ini mari kita belajar mengapa ekskomunikasi begitu sering disalahpahami dan apa arti ekskomunikasi yang sesungguhnya.
Di zaman modern sekarang ini, kita pasti pernah mengetahui seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai LGBTQ, mungkin dari media sosial, dari berita global, di antara teman dan keluarga kita, atau bahkan diri kita sendiri. Dalam sesi hari ini, marilah kita bersama-sama membahas apa sih sebenarnya LGBTQ itu. Sebagai seorang Katolik, apa pandangan kita terhadap mereka? Apakah yang harus kita lakukan kepada mereka?