Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Sesi 34 - Week of 7 June 2020

Theology of the Body Criticism and/or misconception


Intro

Seperti yang kalian ketahui dari minggu lalu, ajaran Theology of the Body dikenalkan secara public oleh John Paul II pada waktu September 5, 1979 sampai November 28, 1984, ajaran ini ada total 129 lectures.

Seperti koin uang, ada 2 sisi, sejak ajaran ini keluar, banyak orang yang menerima dan berusaha mengerti secara dalam apa yang ditulis, tapi ada juga yang mempertanyakan atau meragui ajaran ini, dan di CG kali ini kita akan membahas sebagian dari hal-hal yang sering orang pertanyakan atau ragui akan TOB.

Main discussion

Kali ini kita akan membahas 7 hal yang sering dibahas oleh banyak orang mengenai TOB dan apa tanggapan dari gereja:

(Critics) Bagaimana Theology bisa digunakan ke badan manusia?

Tanggapan gereja: Ini dari nama ajaran tersebut, Theology of the Body, kata Theology yang berasal dari kata Yunani Theos dan Logos, The study of God, sedangkan TOB adalah tentang badan manusia, seksualitas, dan reproduksi manusia.

Logos sendiri berarti “Kata”, dalam hal ini kata Tuhan, dan kata Tuhan di waktu sekarang ini sering dihubungkan ke Kitab Suci, dan dalam kitab suci juga ada tentang seksualitas, hubungan suami istri; TOB adalah kemajuan yang luar biasa dalam memperlajari kitab suci untuk gereja Katolik.

(Critics) Bukankah tujuan dari hubungan suami istri itu untuk membuat anak (procreation)?

Tanggapan gereja: Gereja Katolik menegaskan bahwa fungsi hubungan suami istri ada 2 yaitu Unitive dan Procreative, dan kedua ini tidak dapat dipisahkan. Memisahkan kedua fungsi ini selalu berakhir pada beberapa masalah karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Pertanyaan/statement diatas (no 2) ini hanya tentang prokreasi; Sering kali diskusi ini berbuntut ke alat kontraseptive, alat ini memisahkan antara kedua fungsi ini dan lebih menuju kenikmatan sepihak tanpa prokreasi.

Hal lain yang bisa berbuah dari pemisahan antara unitive dan prokreasi adalah membuat salah satu pihak (perempuan atau pria) menjadi object saja, infidelity (karena resiko akan prokreasi lebih kecil atau bahkan tidak ada), aborsi, dan homoseksuality.

(Critics) Manusia diberikan kebebasan dalam melakukan segala hal (free will), tetapi dalam Kitab Suci kita diajarkan untuk berpantang dalam hal hubungan suami istri, dan hal ini adalah sesuatu yang lebih baik?

Ini menuju ke 1 Korintus 7: 5:
Do not deprive each other except perhaps by mutual consent and for a time, so that you may devote yourselves to prayer. Then come together again so that Satan will not tempt you because of your lack of self-control

Ada sebagian orang yang men-generalisasi dan dibuat seperti mengekang dari kebebasan manusia, ayat diatas diartikan seolah olah berdoa adalah segalanya dan paling utama, padahal fokus dari ayat 1 Korintius 7:5 yang ditulis Santo Paulus ini mengajarkan tentang betapa pentingnya untuk tidak saling menghilangkan hubungan suami istri. Ini adalah tentang betapa pentingnya hubungan ini untuk pernikahan yang sehat, dan dia sangat jelas dalam pemahamannya tentang sifat manusia, yang diciptakan oleh Tuhan.

(Critics) Kalau hubungan suami istri itu suci (Holy), kenapa Pastur tidak boleh menikah?

Tanggapan gereja: Santo Petrus, Paus Katolik Pertama juga memiliki istri dan Yesus tetap memilih dia. Namun, untuk berada di dalam pelayanan sebagai Pastur berarti mengambil “persona christi” dan karena itu, pasangan hidup Pastur haruslah Gereja, bukanlah seorang wanita. Ini adalah panggilan yang sangat spesifik untuk merawat Gereja universal dalam komunitas tertentu, bukan untuk gereja domestik (keluarga).

(Critics) Kalau hubungan suami istri itu suci (Holy), kenapa Bunda Maria tetap perawan?

Tanggapan gereja: Bunda Maria bersumpah kepada Tuhan sebelum menikah bahwa ia akan tetap suci. Bagian dari isi sumpah itu adalah “I know not man” adalah status selibat yang permanen. Jadi pantang dalam pernikahan konsisten dengan sumpah pra-nikahnya. Maria adalah pasangan Roh Kudus, dengan cara yang sangat fisik, tidak ada manusia lain yang pernah memiliki hubungan seperti itu dengan Roh Kudus. Roh Kudus yang mengklaim Maria.

(Misconception) Bukankah Natural Family Planning (NFP) juga bisa dibilang dengan kata lain adalah kontrasepsi?

Tanggapan gereja: Paus Yohanes Paulus II tidak pernah mengatakan bahwa NFP adalah kontrasepsi. Ketika berbicara tentang TOB, kita harus tetap berpegang pada TOB sendiri, bahkan bukan bukan pengajar pengajar TOB seperti Christopher West.

Secara lebih mendalam, kita bisa baca penjelasan dibawah ini:

  1. NFP tidak memisahkan antara tanggung jawab dan hubungan suami istri. Hubungan suami istri memiliki 2 arti, saling memberi menerima kasih sayang (unitive) dan prokreasi. Semua orang yang menikah harus menerima 2 hal ini pada saat hubungan suami istri. Jika menggunakan kontrasepsi, salah satu dari hal ini dengan sengaja di pisahkan dan dihilangkan.
  2. NFP bukan cuma metode secara psychology, NFP lebih berdasarkan pada VIRTUE, self control, ini juga hal yang baik dalam membangun keluarga sehat.
  3. NFP menempatkan tanggung jawab dalam perencanaan keluarga di dua belah pihak, hal ini membutuhkan komunikasi dan kerja sama yang baik.
  4. NFP bukan hanya berarti supaya pasangan tidak hamil seperti kontrasepsi, tetapi juga untuk kesuksesan kehamilan dengan melihat kapan pasangan memiliki kesempatan untuk hamil lebih baik; jelas hal ini adalah hal yang positive dalam membangun keluarga sehat; secara moral NFP adalah hal yang lebih baik dan lebih sehat.

(Misconception) TOB adalah ajaran sex Katolik atau ajaran tetang hubungan sex dengan style Katolik.

Tanggapan gereja: Ini adalah misconception terbesar dari TOB. Inti dari TOB adalah untuk mengajarkan kita bagaimana mencintai sesama sebagaimana Kristus mengasihi kita semua.

TOB bukan sekadar “Teori” Seperti yang ditulis oleh Santo Yohanes Paulus II, “TOB bukanlah semata-mata teori, tetapi lebih merupakan pendidikan (khusus dalam arti) evangelikal, tentang tubuh” (TOB 122: 5). Dan itu berarti TOB tidak hanya untuk orang yang sudah menikah. TOB adalah untuk setiap tubuh. Ini adalah pendidikan tentang apa artinya menjadi manusia. Ini adalah pendidikan tentang apa artinya kita diciptakan menurut gambar Allah sebagai pria dan wanita. Ini adalah pendidikan mengapa kita ada di sini, apa artinya mencintai, dan bagaimana mencapai tujuan akhir kita.

Setelah membaca dari materi diatas, mungkin ada yang bertanya jadi apakah pengajaran TOB, apa isi TOB sebenarnya, apakah hanya membahas tentang hubungan suami istri dan sekitar hal ini saja, bagi kalian yang pernah mengikuti kelas TOB mungkin akan mengerti lebih dalam, bagi yang belum, dibawah ini beberapa point besar yang ada di ajaran TOB:

  1. TOB menawarkan pemahaman yang benar tentang pribadi manusia. Manusia dipanggil untuk mencintai dan hanya bisa bahagia jika individu menemukan cinta sejati. TOB membantu kita menemukan kebenaran tentang jalan cintanya. Manusia muncul ― dalam keberadaan tubuhnya ― sebagai makhluk terbuka bagi dunia, orang lain, dan bagi Tuhan — makhluk yang panggilannya terwujud hanya jika ia menerimanya dirinya sebagai hadiah dan mampu memberikan dirinya sebagai respons terhadap hadiah ini.
  2. TOB sangat penting untuk memahami misi Gereja di dunia. Teologi ini, tentu saja, menawarkan visi Kristianiti yang lengkap: Kristianiti adalah segalanya tentang penyataan kasih Allah bagi dunia dalam kehidupan, kematian, dan kebangkitan tubuh Kristus. Only if such account is provided, does the message of the Church address the real concern of the human person.
  3. Ajaran yang diartikulasikan dalam TOB sangat penting untuk memahami makna kehidupan manusia di masyarakat. Pada saat manusia mengerti bahwa dia dipanggil untuk mencintai sesama, dia akan menyadari bahwa pengertian ini perlu di sebar luaskan melalui segala hal, misalnya seperti membangun komunitas, sebagaimana diartikulasikan oleh John Paul II.

Ada buku dengan judul “Called to Love: Äpproaching the Theology of the Body” memberikan penjelasan tentang TOB dengan menunjukkan jalan di mana manusia belajar untuk membangun hidupnya dalam cinta. Di bagian pembukaan buku ini berfokus pada pertanyaan tentang identitas manusia, pencarian untuk dirinya sendiri. Bagaimana kita memahami misteri manusia, kebesaran martabat dan panggilannya; Yohanes Paulus II menunjukkan hal itu jalannya tidak jauh dari kita semua.

Sharing

  1. Dari kalian ada yang pernah ikut dengan kelas TOB? Sharingkan kenapa ya atau tidak. Bagi yang pernah ikut apakah yang kalian dapat dari kelas TOB?
  2. Adakah dari kalian yang pernah diskusikan dengan orang lain tentang TOB? Sharingkan.
  3. Apakah ada kritik lain yang kalian pernah dengar tentang TOB?
  4. Bagi kalian yang punya pasangan yang sedang saling mengenal, atau yang sedang mencari pasangan, adakah hal hal dari TOB yang bisa kalian terapkan?
    Untuk fasil, usahakan lebih menuju tentang komunikasi dan rencana untuk masa depan, bukan hanya tentang hubungan suami istri, ingat tentang membangun komunitas berdasarkan kasih sayang
  5. Apakah menurut kalian dengan menggunakan TOB, kita bisa membangun hubungan satu sama lain lebih baik baik itu hubungan di masa depan atau hubungan yang ada?

Referensi