Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Sesi 23- Week of 28th April 2019

The Resurrection of the Body – Part 2


Intro

Catatan untuk fasil: materi ini adalah bagian pertama dari materi tentang The Ressurection of the Body. Fasil dapat membaca bagian pertama (bahan minggu lalu) dan kedua agar lebih memahami keseluruhan materi ini.

“Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang Kudus, Persekutuan Para Kudus, Kebangkitan Badan, Kehidupan Kekal”. Setiap hari minggu kita mengucapkan kata-kata ini. Tetapi, apakah kita memahami makna iman kita yang kita ucapkan setiap minggu?

Panduan fasil: Fasil dapat bertanya kepada anggota-anggota CG, apa yang mereka pahami tentang makna kebangkitan badan.

Pada CG minggu lalu dan minggu ini, kita mendalami makna dibalik kata-kata Kebangkitan Badan (The resurrection of the body). Mengapa kebangkitan badan ini begitu penting sehingga kita menyatakannya dalam pernyataan iman Aku Percaya.

Pembahasan

Iman akan kebangkitan orang-orang mati sejak awal merupakan satu bagian yang sangat penting dalam iman Kristiani. Orang yang tidak percaya akan kebangkitan badan, tidak percaya akan Kristus yang telah bangkit. St Paulus kepada jemaat di Korintus mengatakan:

“Bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati. Kalau tidak ada kebangkitan orang mati maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. … Tetapi yang benar ialah bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal” (1 Korintus 15:12-14.20).

Iman akan kebangkitan badan sangat berhubungan erat dengan iman akan Kristus yang bangkit.

Di dalam bunyi rumusan asli Aku Percaya (the Apostles’ Creed), kata yang dipakai adalah daging (flesh), “Kebangkitan daging”. Ungkapan daging di sini mengacu kepada manusia dalam kelemahan dan keadaannya yang fana. Ungkapan kebangkitan daging ini berarti bahwa sesudah kematian tidak hanya jiwa kita yang hidup terus, tetapi juga “tubuh kita yang fana” ini juga akan hidup kembali seperti kata St Paulus dalam suratnya kepada umat di Roma:

“Dan jika Roh Dia yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Yesus Kristus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu” (Roma 8:11)

Setelah kita mendalami tentang kematian di sesi CG minggu lalu, mari kita bahas lebih dalam tentang kebangkitan badan.

Makna Kebangkitan

Kita dapat memahami bahwa jiwa kita abadi, karena sifat jiwa adalah abadi. Jiwa bukan material atau biologis. Tetapi hanya wahyu ilahi yang dapat memberi tahu kita tentang kebangkitan tubuh, karena dibutuhkan tindakan adikodrati Allah untuk membangkitkan tubuh. Seperti disebutkan di atas “Kebangkitan daging”, … tidak hanya berarti bahwa jiwa yang kekal akan hidup setelah kematian, tetapi bahkan “tubuh manusia” kita akan hidup kembali” (KGK 990).

Dalam kematian, pemisahan jiwa dari tubuh, tubuh manusia membusuk dan jiwa pergi menemui Tuhan [dalam “Penghakiman Khusus”], sambil menunggu reuni dengan tubuh yang dimuliakan [dalam “Penghakiman Umum”]. Allah, dalam kuasa-Nya yang maha kuasa, akan secara definitif memberikan hidup yang tidak fana kepada tubuh kita dengan menyatukannya kembali dengan jiwa kita, melalui kuasa Kebangkitan Yesus” (KGK 997).

Kebangkitan kita bergantung pada Kristus; kita dibangkitkan hanya di dalam dia. Tubuh-Nya dibangkitkan, dan kita dimasukkan ke dalam Tubuh-Nya. Ini dilakukan dengan iman dan baptisan. Karena Gereja adalah Tubuh-Nya, dan “bahtera keselamatan” (the ark  of salvation).

Siapa yang akan bangkit?

Semua manusia yang telah meninggal: “Mereka yang, berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang abadi, tetapi mereka yang berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum”  (Yohanes 5:29; Daniel 12:2; KGK 998).

Kapan mereka akan bangkit?

Secara definitif “pada hari kiamat” (Yoh 6:39-40.44.54; 11:24), pada akhir zaman. Kebangkitan orang-orang yang telah meninggal berkaitan dengan kedatangan Kristus kembali:

“Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit” (1 Tesalonika 4:16).

Apa yang kita ketahui tentang tubuh kebangkitan kita?

Satu-satunya data nyata untuk apa yang kita ketahui tentang tubuh kebangkitan kita di masa mendatang berasal dari kisah Injil tentang tubuh kebangkitan Kristus. Tubuh-Nya dikenali sebagai Kristus (berarti memiliki kesinambungan dengan tubuh sebelum-Nya; itu Dia dan bukan yang lain). Namun tubuh itu berbeda. Sangat berbeda sehingga pada awalnya murid-murid-Nya sendiri tidak mengenalnya, dan kemudian mereka mengenali-Nya (Lukas 24: 13-32; Yohanes 20: 11-16; 21: 1-13). Ia dapat berjalan menembus tembok (Yohanes 20:19) dan naik ke Surga (Kisah Para Rasul 1: 9-11). Namun itu adalah tubuh, bukan hantu; itu bisa makan, dan disentuh (Lukas 24: 36-43; Yohanes 20: 19-29; Matius 28: 9).

Pentingnya tubuh dalam Kristianitas (The importance of the body in Christianity)

Kebangkitan Kristus memberikan martabat baru pada tubuh kita dengan mengungkapkan kepada kita tujuan kekal yang baru, tak terduga, dan mulia bagi mereka. C. S. Lewis berkata, “Tubuh kecil dan fana yang sekarang kita miliki diberikan kepada kita seperti kuda poni diberikan kepada anak sekolah. Kita harus belajar untuk mengelola: bukan bahwa suatu hari nanti kita bisa bebas dari kuda sama sekali, tetapi suatu hari nanti kita bisa naik tanpa pelana (dengan percaya diri dan bersukacita), naik kuda-kuda yang lebih besar, naik kuda-kuda yang bersayap”. “Dengan harapan hari itu, tubuh dan jiwa orang percaya sudah berpartisipasi dalam martabat milik Kristus”.

Di sebagian besar agama (misalnya Hindu), hanya roh yang abadi. Di beberapa yang lain (misalnya Gnostisisme), hanya roh yang baik. Di beberapa yang lain (misalnya Buddhisme), hanya roh yang nyata. Tetapi bagi orang Kristen, tubuh itu nyata, baik, dan abadi. Tidak ada agama yang meninggikan materi dan tubuh seperti halnya agama Kristen:

  • Allah menciptakannya, dan menyatakannya “baik” (Kejadian 1).
  • Tuhan menyatukan tubuh manusia dengan jiwanya yang kekal untuk membuat satu substansi, satu wujud.
  • Dan karena itu ia menjadikan tubuh seperti jiwa, melalui kebangkitan.
  • Ia menggunakan materi untuk membuat jiwa kekal yang baru, di dalam hubungan seksual.
  • Ia menjelma (incarnated) menjadi materi dan tubuh manusia.
  • Dan dia menjaga tubuh manusianya selamanya. Sejak Kristus membawa sifat manusia, tubuh dan jiwanya, di dalam kenaikan-Nya ke Surga (Ascension), Tuhan memiliki tubuh selamanya. Kristus tidak “unincarnate” ketika ia naik ke surga.
  • Dia sekarang menggunakan materi (matter) untuk menyelamatkan jiwa-jiwa di dalam sakramen, terutama di dalam Pembaptisan dan Ekaristi.

Daging adalah poros keselamatan. Kita percaya pada Tuhan yang adalah pencipta daging; kita percaya pada Firman yang menjadi manusia (the Word made flesh) untuk menebus manusia; kita percaya pada kebangkitan daging, dimana ciptaan dan penebusan daging disempurnakan”(KGK 1015).

Hampir semua agama lain hanya agama roh saja. Mereka mengidentifikasi kebaikan hanya dengan niat baik. Tetapi Kekristenan tidak memisahkan roh dan materi sebagai yang kudus dan tidak kudus; materi juga kudus. Tuhan tidak membatasi agama hanya pada spiritualitas atau batin saja. Dia menciptakan tubuh dan juga roh.

Agama-agama lain mencari “spirituality“. Tetapi kekristenan mencari kesucian (holiness). Menjadi roh tidak harus berarti baik. Bahkan makhluk yang paling jahat yang ada, Iblis, adalah roh murni, malaikat yang jatuh. Dosa tidak dapat disalahkan pada materi atau tubuh, tetapi atas kehendak dan pilihan kita sendiri yang buruk. Dosa kita akan dimusnahkan selamanya, tetapi bukan tubuh kita.

Konsekuensi dari doktrin kebangkitan ini sangat radikal, terutama bagi budaya saat ini. “Martabat ini mensyaratkan tuntutan bahwa ia harus memperlakukan dengan hormat tubuhnya sendiri, tetapi juga tubuh setiap orang lain …” (KGK 1004). “Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? … Tubuhmu adalah bait Roh Kudus. Anda bukan milik Anda sendiri; Anda dibeli dengan harga. Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu” (1 Korintus 6:15, 20).

Asal usul hedonisme dan materialisme modern (khususnya “revolusi seksual”) bukanlah penemuan kebaikan atau kebesaran tubuh, tetapi penolakannya, oleh paham Gnostik yang memisahkan tubuh dari roh, oleh kurungan moralitas atas dasar niat subyektif (gagasan bahwa jika itu dimotivasi oleh cinta, tidak apa-apa). “Materialisme” playboy benar-benar berasal dari penolakan atas kesucian materi dan tubuh, yang kemudian digunakan sebagai alat belaka, sarana untuk mencapai kesenangan dan kegembiraan. Tujuannya adalah perasaan baik secara subyektif dalam jiwa, bukan tujuan baik dari tubuh.

Apa pentingnya kita mempercayai ajaran ini? [sumber: katolisitas.org]

  1. Tidak terpuruk dalam kesedihan akan kematian.Menjadi reaksi psikologis yang wajar bahwa seseorang menangisi kematian dari orang-orang yang dikasihinya. Namun, seseorang yang percaya akan kebangkitan badan, dia tidak akan kehilangan harapan bahwa pada satu saat dia akan dapat berkumpul kembali dengan orang-orang yang dikasihinya. Rasul Paulus menegaskan hal ini kepada jemaat di Tesalonika, “Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.” (1Tesalonika 4:13-14)
  2. Mengambil ketakutan akan kematian.Kalau kita tidak percaya akan adanya pengharapan yang lain setelah kematian, maka kita akan terjebak dalam ketakutan akan kematian yang harus kita hadapi. Namun, karena kita percaya akan kehidupan kekal dan kebangkitan badan, maka kematian tidak terlalu menakutkan bagi umat beriman. Dengan kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus telah memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut, sehingga Kristus membebaskan kita dari ketakutan terhadap maut (lih. Ibrani 2:14-15)
  3. Membantu kita untuk hidup lebih baik.Seseorang yang tidak melihat bahwa apa yang dilakukannya diperhitungkan untuk kekekalan, maka ia tidak mempunyai motivasi yang tinggi untuk hidup lebih baik. Namun, seseorang yang mempercayai kehidupan kekal di masa mendatang akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk berbuat baik, tahan menghadapi segala tantangan, penderitaan dan ketidakadilan di dunia ini. Rasul Paulus menuliskan, “Jikalau kita hanya dalam hidup ini sajamenaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.” (1Korintus 15:19)
  4. Membantu kita untuk menjauhi kejahatan.Dengan percaya akan kehidupan kekal dan kebangkitan badan, kita terdorong untuk menjauhkan diri dari kejahatan, karena tahu bahwa segala kejahatan dapat berakibat penghukuman di kehidupan mendatang. Rasul Yohanes menuliskan, “dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.” (Yohanes 5:29)

Kesimpulan

Di dalam KGK 1015-1019, kesimpulan singkat kebangkitan badan dijelaskan sebagai berikut:

[table “” not found /]

Pertanyaan Sharing

  1. Apakah kalian percaya akan kebangkitan badan? Sharingkan.
  2. Sebelum mempelajari bahan di atas, apakah kamu percaya akan adanya keinkarnasi, kesempatan kedua setelah kematian, dan lain-lain?
  3. Apakah kalian siap untuk menghadapi hari kiamat? Sharingkan.

Reference :