Sesi 55 - Week of 13th Dec 2020

Sukacita Natal


Pengantar

Last CG of the year!!! Tanpa terasa kita sudah di penghujung tahun. Pastinya kita semua merasa tahun ini berlalu begitu cepat karena kita ingin pandemi ini segera berlalu. Tahun ini penuh dengan hal-hal yang diluar rencana dan mungkin juga penuh dengan kesedihan dan kekecewaan. Tetapi ada kabar baik untuk kita yang percaya kepada Tuhan bahwa Ia tidak akan meninggalkan kita dan di dalam Dia selalu ada pengharapan. Kita juga bisa bersyukur atas komunitas CG ini dimana kita bisa berjalan bersama melewati masa-masa yang sulit ini.

Lewat bacaan hari ini, kita diajak untuk merefleksikan kebaikan Tuhan yang telah kita terima dan untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan dalam hati kita.

Bahan

Sukacita dalam penantian

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika,

1 Tes 5: 16-24

Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Janganlah padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan. 

Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.

Peziarahan kita untuk menyambut kedatangan sang Emanuel sudah dekat. Pada Minggu Adven III ini, lilin “merah muda” di lingkaran Adven dinyalakan. Warna merah muda ini didapat dari campuran warna unggu (Adven) dengan warna putih (Natal). Maksudnya sukacita Natal sudah mulai kita rasakan karena sudah sangat dekat tetapi belum penuh. Maka Minggu Adven ketiga dalam Tahun Liturgi disebut “Minggu Gaudete” (“gaudete” dari bahasa Latin yang artinya “sukacita”) yang melambangkan adanya sukacita di tengah masa pertobatan. Natal adalah puncak dari pengharapan kita maka sabda Tuhan yang kita renungkan di atas pun diwarnai dengan suasana bahagia dan penuh pengharapan.

Di penghujung tahun ini mungkin banyak dari kita yang merasa terikat dengan segala keterbatasan yang kita alami saat ini dan pikiran kita dipenuhi berbagai kekhawatiran akan masa depan. Kita juga mungkin merasa sendirian dan doa- doa kita seakan tidak dijawab oleh Tuhan. Tetapi pernahkah kita berpikir di luar dari diri kita dan situasi kita saat ini? Tidak ada seorang pun yang hidup di dunia ini tanpa masalah tetapi itu tidak berarti kita tidak bisa bersukacita. Mungkin Tuhan justru ingin memberikan pesan khusus kepada kita lewat orang-orang yang kita temui dan kejadian- kejadian yang kita alami.

Allah datang untuk melawat umat-Nya melalui Yesus Kristus. Dialah pembawa keselamatan dan pengharapan bagi kita. Dasar pengharapan kita adalah keyakinan bahwa Allah itu maha pengasih, dan dari situ datanglah damai dan sukacita. Sukacita yang sejati tidak datang dari kesuksesan kita atau pujian dari orang-orang, melainkan karena kita mempunyai Tuhan dalam hidup kita. Tujuan hidup kita adalah untuk hidup sesuai kehendak Sang Pencipta, walau saat ini kita belum mengerti seluruh rencana-Nya tetapi kita percaya akan janji-Nya dan bahwa rencana Tuhan selalu indah.

Tahun ini dipenuhi dengan hal-hal yang negatif, mulai dari pandemi covid-19, angka kematian yang tinggi, tidak bisa travel, krisis ekonomi, kerusuhan, kebakaran hutan, banjir dan berbagai berita buruk lainnya. Di antara semua ini apakah kita pernah berhenti sejenak untuk menghitung berapa banyak berkat yang sudah kita terima tahun ini? Berapa banyak kebaikan yang telah kita terima dan kita berikan kepada orang-orang di sekitar kita? Berapa sering kita mengucapkan terima kasih kepada Tuhan dibanding mengeluh atau marah?

Mari kita gunakan saat ini untuk merefleksikan pertanyaan-pertanyaan di atas sehingga mata hati kita dibukakan untuk melihat tidak hanya hal-hal yang buruk tetapi juga yang baik. Juga renungkan persiapan apa saja yang sudah kita lakukan untuk menyambut kehadiran Tuhan di hari Natal.
(Hening sekitar 1 menit untuk refleksi pribadi, dilanjutkan dengan sharing)

Sharing

  1. Sharingkan 1 hal yang membuat kamu bersukacita dan mengucap syukur di tahun 2020.
  2. Sukacita yang sejati datang karena Tuhan hadir di dalam hidup kita. Di dalam ayat 23 di atas tertulis “…semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” Sharingkan bagaimana kamu mempersiapkan diri untuk menyambut Natal tahun ini.

Yesus Kristus sebagai pusat hidup kita

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose

Kol 3: 9-17

Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu atau dalam versi Inggrisnya dikatakan “Christ is all and in all”. Apa yang dimaksud dengan kalimat ini? Tuhan ingin menjadi satu dengan kita, mempunyai hubungan yang personal dan ingin ikut dilibatkan dalam segala hal yang terjadi dalam hidup kita.

Tuhan ingin kita memiliki hubungan yang personal dengan-Nya. Personal artinya memberikan Tuhan akses ke seluruh diri kita dan tidak ada yang bisa menggantikan karena setiap dari kita adalah unik dan tidak ada duanya. Selayaknya hubungan antar manusia, kita harus memutuskan seberapa dekat kita mau membangun relasi dengan Tuhan. Dan relasi disini bukan hanya sekadar pengetahuan (intelektual) atau perasaan (emosi), tetapi lebih dari itu. Dengan iman, kita memilih untuk menyatukan diri dengan Tuhan dan untuk dibentuk semakin menyerupai-Nya.

Seperti yang tertulis dalam KGK 143:
Melalui iman, manusia menaklukkan seluruh pikiran dan kehendaknya kepada Allah. Dengan segenap pribadinya manusia menyetujui Allah yang mewahyukan Diri. Kitab Suci menamakan jawaban manusia atas undangan Tuhan yang mewahyukan Diri itu “ketaatan iman”.

Lalu bagaimana kita dapat membangun relasi tersebut? Tidak ada satu kegiatan spesifik yang bisa kita lakukan untuk membangun relasi karena semua kegiatan yang kita lakukan jika dilakukan bersama dengan Tuhan adalah sarana untuk membangun relasi tersebut. Dan ini tidak bisa hanya dilakukan sekali tetapi harus terus-menerus.

Ketika kita memiliki relasi dengan Tuhan, kita mau melibatkan Tuhan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan dan setiap keputusan yang kita ambil. Tidak mungkin membelah diri kita, kapan kita ingin Tuhan terlibat dan kapan kita tidak mau Ia terlibat.

Melakukan kegiatan-kegiatan rohani, seperti berdoa, ikut Misa, membaca Kitab Suci, dll tidak selalu berarti kita mempunyai relasi dengan Tuhan karena bisa saja kita melakukan itu untuk kepentingan kita sendiri atau sebagai rutinitas dan bukan karena kita ingin mengenal Tuhan lebih dalam atau ingin ngobrol dengan Tuhan.

Dan sebaliknya ketika kita melakukan hal-hal yang biasa seperti memasak, membersihkan rumah, ngobrol dengan teman, dll bukan berarti kita tidak punya relasi dengan Tuhan karena justru ketika kita melibatkan Tuhan dalam hal- hal yang biasa seperti ini, kehadiran Tuhan akan memberikan makna baru atas semua yang kita lakukan. Misalnya ketika kita memasak dengan sukacita sambil mengucap syukur kepada Tuhan, lewat masakan itu kita bisa menularkan sukacita tersebut kepada anggota keluarga atau teman-teman yang memakannya.

Perayaan Natal sudah di depan mata. Di zaman modern ini, nilai religius dari perayaan Natal bisa dikatakan sudah hampir hilang. Orang-orang lebih fokus ke perayaan makan-makan, tukar kado, berpesta, dll. Mudah sekali untuk melupakan makna sesungguhnya dari Natal dimana Allah sendiri mau hadir di tengah-tengah kita dan membawa kabar gembira untuk kita. Bayi Yesus dengan tangan terbuka memberi tahu kita bahwa Allah datang untuk merangkul kita dalam kemanusiaan kita, seakan-akan Ia ingin berkata, “Inilah Aku, bawa Aku dalam hidupmu”.

Pandemi yang terjadi di tahun ini memaksa semua orang untuk berhenti sejenak dan merenungkan apa yang benar- benar penting. Natal kali ini boleh jadi memberikan makna yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ibaratnya ketika kita berjalan dalam kegelapan, tiba-tiba terlihatlah terang yang besar, yang menimbulkan banyak sorak sorai dan sukacita. Kehadiran Tuhan mengalahkan kegelapan hati dan budi, mengusir segala rasa takut, dan membawa damai dan berkat.

Jika Yesus berdiam dalam hidup kita, hidup kita diperbaharui kembali, dan dengan itu kita dapat meresapi Natal yang sesungguhnya! Marilah kita merayakan relasi personal dengan Tuhan; membagikan kehidupan, harapan, dan keprihatinan kita sehari-hari dengan Tuhan. Semoga Tuhan mengubah hidup kita lahir-batin, menjadi manusia baru yang membawa damai dan sukacita.

Sharing

  1. Sharingkan apa yang kamu alami ketika kamu melibatkan Tuhan dalam suatu kegiatan atau keputusan yang kamu ambil tahun ini. Apakah kamu melihat campur tangan Tuhan dalam menyelesaikan permasalahanmu
  2. Hal penting apa yang kamu sadari setelah melewati pandemi sepanjang tahun ini?
  3. Sharingkan satu kebaikan atau perbuatan belas kasih yang telah kamu lakukan selama tahun 2020 ini dan apa yang memotivasi kamu melakukan hal tersebut.

Doa Penutup

Allah Bapa, kami bersyukur untuk hadiah terindah yang Engkau berikan untuk kami, yaitu Anak-Mu sendiri. Kasih-Mu sungguh nyata kami rasakan lewat kehadiran Yesus dalam hidup kami. Bantulah kami untuk mempersiapkan diri dengan baik untuk menyambut Yesus dengan hati yang penuh syukur dan sukacita. Jangan biarkan kami melupakan makna yang sesungguhnya dari perayaan Natal ini tetapi kami berdoa semoga penantian kami ini berkenan kepada-Mu dan kami boleh menerima berkat yang telah Engkau janjikan pada kami. Amin.

Reference