Sesi 59- Week of 15th Jun 2015

St. Pio of Pietrelcina


Intro

Masih di dalam tema stigmata seperti di minggu lalu, kali ini kita mau membaca beberapa penggalan kisah dari seorang santo besar yang hidup pada abad ke 20. Santo Pio dari Pietrelcina (Padre Pio) menanggung luka-luka Kristus dalam tubuhnya sendiri selama 50 tahun. Mungkin banyak dari kita yang sering kali mendengar namanya, tetapi masih belum mengenal cerita atau riwayat hidupnya. Oleh karena itu di sesi CG kali ini, kita mau belajar dan memperdalam iman kepercayaan kita dengan mengenal sedikit kisah-kisah dari kehidupan Padre Pio.

Keluarga Forgione

Pietrelcina kota kelahiran Padre Pio

Pio (Francesco Forgione) dilahirkan pada tanggal 25 May 1887 di sebuah kota kecil bernama Pietrelcina, di Itali bagian selatan. Kedua orang tuanya bernama Mamma Peppa dan Grazio Forgione. Padre Pio adalah anak ke lima dari delapan bersaudara. Ibunya melihat kalau Francesco sungguh berbeda dengan anak-anak lainnya : “he was never impolite or misbehaved”. Padre Pio mendapatkan penglihatan dan juga serangan dari iblis, sejak ia berumur 5 tahun. Ia sering kali melihat dan berbicara langsung kepada Yesus, Bunda Maria dan malaikat pelindungnya. Tetapi tidak hanya itu saja, ia pun sering kali melihat dan diserang setan-setan secara fisik maupun mental.

Kehidupan religius merupakan pusat dari kehidupan keluarga Forgione dan juga keluarga-keluarga lainnya di Pietrelcina. Kota ini memiliki banyak perayaan untuk menghormati para santo santa sepanjang tahunnya. Teman-teman disekitar keluaga Forgione menggambarkan keluarga Forgione sebagai keluarga yang menempatkan Tuhan di atas segalanya, karena mereka pergi ke Misa kudus setiap hari, mereka berdoa Rosario tiap malam dan berpantang 3 hari seminggu dari daging untuk menghormati Bunda Maria dari gunung Karmel.
Meskipun kakek nenek dari Padre Pio tidak bisa membaca dan menulis, mereka mengingat kisah-kisah di Alkitab dengan baik, sehingga mereka sering kali menceritakan kisah-kisah itu kepada cucu-cucu mereka. Oleh karena jasa-jasa mereka lah anak-anak Forgione, termasuk Padre Pio mendapatkan bibit-bibit unggul dalam iman mereka.

Mukjizat di depan matanya

Seorang santo yang sangat dicintai oleh orang-orang di kota Pietrelcina adalah Santo Pellegrino (Peregrine). Sama seperti St. Nicholas disukai di Bari dan Santo Cosmas di Benevento, demikianlah Santo Pellegrino menarik banyak pengunjung ke tempat ziarahnya di Altavilla Irpina.

Suatu hari ayahnya, Grazio membawa Francesco ke tempat ziarah Santo Pellegrino. Gereja dipenuhi para peziarah dari berbagai kota. Francesco menuju bangku depan untuk berdoa, dia terkesan dengan seorang ibu malang yang mengendong seorang bayi cacat. Mata ibu malang tersebut menatap patung sang santo sambil meratap dan berdoa, “sembuhkanlah anakku! Sembuhkanlah anakku!” Francesco memahami kemalangan anak itu dan kesedihan si ibu. Dia sangat tersentuh dan dengan simpatik ikut berdoa untuk ibu yang malang itu.

Waktu berlalu, sampai Francesco (bhs indo : Francis) merasakan ada yang menarik tangannya. „Francis, ayo kita pergi,“ kata ayahnya. “Sebentar lagi ayah, tunggu sebentar lagi.” Sementara itu perempuan itu semakin bersemangat memohon kesembuhan putranya. Sampai di satu titik dia putus asa dan merasa sia-sia, dia membawa bayinya dan menaruhnya di altar santo Pellegrino, menangis : “Kalau kau tak mau menyembuhkanya, ambillah dia, aku tidak menginginkannya!”

Begitu bayi tersebut terbaring di altar, dia berdiri di atas kakinya dengan tegap, menangis : “mama! Mama!“. Sebuah mukjizat telah terjadi! Saat pastor paroki mengetahui mukjizat yang terjadi, dia membunyikan lonceng sebagai ucapan syukur, sebagaimana kebiasaan setempat. Francis begitu terkesan dan kagum dengan yang terjadi di depan matanya, tampak seperti seorang yang tersihir. Ia tidak pernah lupa mukjizat yang terjadi di depan matanya ini., yang sangat kuat meyakinkannya akan kekuatan doa dan perantaraan para Kudus.

Serangan keji dan Supranatural

Pohon Elm

Di bawah pohon Elm (sekarang berada dalam sebuah kapel) Padre Pio menderita banyak serangan iblis yang dahsyat, yang biasa menampakkan diri padanya dalam bermacam penyamaran. Fenomena yang lebih misterius terjadi pada tahun 1910 dekat pohon elm ini. Padre Pio menggambarkannya dalam surat untuk pembimbing rohaninya : “Dari tengah-tengah telapak tangan saya muncul lubang merah, hampir sebesar koin satu sen, dibarengi dengan sakit yang mengiris. Rasa sakit ini lebih terasa di tengah tangan kiri, dan tetap berlanjut. Saya juga merasa sedikit sakit di telapak kaki saya.“ Rasa sakit di tangan dan kakinya ini adalah catatan pertama dari stigmata Padre Pio, yang tak terlihat sampai tahun 1918.

Salah satu fenomena yang menyakitkan yang agak sering dialami dalam hidup Padre Pio adalah serangan iblis padanya, yang lebih suka disebutnya monster jelek dan iblis najis“. Bukan hanya menyerang secara interior, tetapi juga exterior, dibarengi dengan suara-suara, getaran, raungan dan benda-benda terbang. Padre Pio menceritakan pada pembimbing rohaninya salah satu serangan ini sebagai berikut :

“Saat itu larut malam dan mereka mulai serngan mereka dengan suara iblis. Meskipun awalnya saya tidak melihat apa-apa, saya tahu siapa yang membuat suara aneh itu. Saya tidak takut, saya justru siap untuk bertempur. Saya menghadapi mereka dengan senyum yang mengejek. Lalu mereka datang dihadapan saya dengan penampilan yang paling menjijikkan. Untuk membuat saya menghina rahmat Allah, mereka mulai menggoda saya dengan kaus tangan anak-anak. Tapi puji Tuhan saya berhasil mendamprat mereka, dan melawan karena mereka pantas menerimanya. Dan ketika mereka melihat usaha mereka sia-sia, mereka mendesak, menghempaskan saya ke lantai dan memukul keras-keras, menerbangkan bantal, buku-buku dan kursi, dan bersamaan dengan itu berteriak dengan putus asa dan mengucapkan kata-kata kotor.”

Padre Pio

Pembimbing rohani Padre Pio meringkas bermacam-macam serangan yang keji yang Padre Pio derita sepanjang hidupnya sebagai berikut : “Iblis akan menampakkan diri dalam bentuk seeokar kucing hitam yang jelek, atau perempuan muda telanjang yang menarikan tarian yang jorok, atau seorang penjaga penjara yang mencambukinya, atau bahkan dalam rupa Kristus yang disalib atau bapa spiritualnya, pastor provisinsialnya, dll. Lain kali mereka menyamar sebagai malaikat pelindungan, santo Fransiskus, Bunda Maria.”

Di luar penderitaan akibat serangan iblis yang mengerikan, Padre Pio juga menerima rahmat dan karunia yang istimewa yang hanya dianugerahkan Allah kepada orang kudus tertentu. Pada tanggal 21 Agustus 1912, Padre Pio mengalami peristiwa mistis “luka kasih”. Dia menulis kepada bapa spiritualnya sebagai berikut : “Saya sedang berada dalam gereja mengucap syukur setelah Misa, tiba-tiba saya merasa hati saya terluka oleh anak panah berapi yang panas berkobar, sehingga saya berpikir saya akan mati”

Karunia Supernatural

Mungkin kita bisa berkata kalau pengalaman karismatik yang paling luar biasa dari Padre Pio adalah stigmata dan transverberasi, tetapi kita tidak bisa mengabaikan karunia supernatural lainnya yang telah begitu mengharukan banyak orang. Karunia-karunia seperti bilokasi, parfum, ramalan (prophecy), membaca hati, penyembuhan, menerjemahkan bahasa, berpantang di luar kekuatan manusia normal, baik dari makan maupun tidur – ini semua adalah karunia yang diperbaharui yang dulu pernah dimiliki oleh St. Fransiskus dari Asisi, Santo Antonius dari Padua, Santa Teresa dari Avila, Santo Yoseph dari Cupertino, Santo Alfonsus Ligouri, Santa Gemma Galgani, dll.

Aroma

Suatu hari seorang dokter bernama Romanelli, ketika berdekatan dengan Padre Pio, mencium bau harum yang menyengat. Dia sedih dan hampir kecewa. Seorang biarawan dengan reputasi kekudusan malah memakai parfum! Namun dia segera menyadari bahwa aroma tersebut bukanlah parfum biasa, dan dia tidak bisa untuk tidak memuji Allah karenanya.
Laporan Dr. Giorgio Festa lebih mengejutkan. Dia bersaksi bahwa bau harum tersebut berasal dari darah Padre Pio, bukan dari badannya. Keharuman ini adalah aroma yang menyenangkan, seperti campuran violet(lavender?) dan mawar.” Dokter itu melanjutkan, “Kita harus paham dari semua bagian organisme manusia, darah adalah yang paling cepat membusuk. Dalam keadaan apapun darah tidak pernah menghasilkan bau yang menyenangkan.”
Lebih lanjut lagi, aroma itu melekat pada semua barang milik Padre Pio dan semua yang dia sentuh, dan wangi itu akan bertahan lama.

Bilokasi

Bilokasi adalah fenomena mukjizat dimana seseorang berada di dua lokasi pada saat yang bersamaan. Di satu tempat orang itu hadir dalam raganya, di tempat lain, dia datang dalam rohnya yang berpakaian mewakili badannya.
Contoh dari peristiwa bilokasi adalah ketika Padre Pio tinggal di biara, tetapi pada waktu yang sama, dia bersama Jendral Cadorna, yang digoda untuk bunuh diri setelah kekalahannya di Caporetto. Padre Pio muncul di tenda sang Jendral dan membujuknya untuk tidak bunuh diri. Di kemudian hari ketika sang Jendral mengunjungi biara di San Giovanni Rotondo, dia langsung mengenali Padre Pio sebagai biarawan yang masuk ke tendanya di malam ia tergoda. “Dia adalah biarawan yang datang untuk mengunjungi saya!” Padre Pio pun memilih untuk mengingatkan secara eksplisit : “Jendral, itu adalah malam yang berat untuk kita!”

Juga ada kesaksian beberapa pilot Inggris dan Amerika yang terbang rendah di atas semenanjung Gargano untuk menjatuhkan bom. Mereka tidak pernah berhasil. Mengapa? karena mereka melihat, di udara yang terbuka di hadapan mereka, seorang biarawan membentangkan tangannya yang terluka dan berusaha menghentikan mereka supaya tidak menjatuhkan bom. Dengan keyakinan absolut, mereka kemudian mengenali Padre Pio sebagai biarawan yang muncul di depan pesawat mereka itu.

Membaca hati

Membaca hati adalah karunia yang sering muncul dalam diri Padre Pio. Dia membaca hati seperti sebuah buku yang terbuka. Dia kerap membaca hati para pengaku dosa, sehingga dapat mengatakan kepada masing-masing dari mereka kata-kata yang paling cocok dan efektif.
Berikut adalah beberapa kejadian yang disaksikan oleh Don Nello Castello, seorang Imam praja dari Padua :
“Saya melakukan, paling tidak seratus kali pengakuan pada Padre Pio, yang sejak pertama kali, telah menggetarkan dan mencerahkan saya. Saya mendengarkan dia memberi nasihat yang merefleksikan dengan tepat seluruh keberadaan saya yang lalu maupun yang akan datang. Juga dia mengejutkan saya dengan saran-saran yang tidak berhubungan dengan dosa yang saya lakukan. Tapi kemudian banyak peristiwa memperjelas bahwa nasihat-nasihatnya bersifat ramalan.”

“Sorang laki-laki dari Padua, karena ingin langsung mengaku dosa dengan Padre Pio tanpa menunggu selama delapan hari antara pengakuan yang terdahulu dengan pengakuan berikutnya seperti yang disyaratkan, berbohong tentang jarak waktu sejak pengakuan terakhirnya. Padre Pio dengan keras menunjuk kebohongannya, mengusirnya pergi. Saya pergi mencari orang itu dan menemukannya di bawah tembok biara, sangat terpukul. Dengan berurai air mata, dia berulang-ulang mengatakan ‘saya telah mengatakan kebohongan ke setiap orang selama hidup saya, dan saya pikir saya dapat menipu Padre Pio juga.’
Sejak hari itu saya sering menjumpainya di gereja di Padua menghadiri Adorasi Abadi. Dia menceritakan kepada saya bahwa sejak teguran Padre Pio, ia menghadiri Misa dan Komuni Kudus setiap hari..”

Ramalan

Karunia ramalan, secara umum adalah sebuah anugerah khusus dari Allah melalui jiwa-jiwa tertentu yang istimewa untuk meramalkan kejadian di masa depan dengan cahaya Ilahi. Padre Pio memiliki karunia ini, dan dia menggunakannya selalu untuk kebaikan rohani bagi jiwa-jiwa. Salah satu ramalan Padre Pio yang dikenal adalah tentang Kardinal Montini.
Alberto Galletti yang adalah bangsawan di Milan dan anak rohani Padre Pio, memintakan berkat dari Padre Pio bagi uskupnya, Kardinal Montini.
Padre Pio menjawab : “Bukan sebuah berkat, tetapi sesuatu yang mengalir deras. Dan doaku yang tidak berharga! Katakanlah kepada Uskupmu bahwa dia akan menjadi Paus. Mengertikah kamu? Kamu harus mengatakan kepadanya tentang hal ini! Karena dia harus mempersiapkan dirinya.”
Kardinal Montini, kemudian mejadi Paus Paulus VI.

Penyembuhan

Penyembuhan ajaib yang terjadi pada Anna Gemma di Giorgi dari Ribera di Sicilia di tahun 1947 mendapat perhatian yang besar dari wartawan lokal. Gemma lahir dalam keadaan buta dan tidak memiliki pupil.
Salah satu kerabat Gemma, seorang suster biarawati menulis kepada Padre Pio memohon pertolongan untuk Gemma.
Tidak lama kemudian dalam mimpi suster itu, muncul seorang biarawan Kapusin, bertanya : „Dimana Gemma yang kamu mintakan pertolongannya dengan begitu tulus, yang kamu begitu rindu untuk melihatnya ditolong?“ Lalu dalam mimpi itu, suster itu membawa Gemma kepadanya. Setelah membuat tanda salib di atas mata anak itu, imam itu menghilang.

Di pagi harinya setelah mimpi itu, suster itu menerima jawaban dari Padre Pio memastikan dia berdoa untuk Gemma. Pada tahun 1947, bersama neneknya, Gemma yang waktu itu berumur 7 tahun pergi untuk bertemu Padre Pio. Saat itu Gemma sedang menyiapkan diri untuk komuni pertamanya. Sang nenek mengatur agar Gemma bisa menerima komuni pertamanya dari Padre Pio.

Selama perjalanan Gemma menunjukkan tanda-tanda mulai dapat melihat. Namun keajaiban ini baru terjadi setelah Padre Pio mendengar pengakuan dosanya dan memberikan Komuni Kudus Pertama pada gadis ini, membuat tanda salib di atas mata Gemma. Gadis ini menunjukkan ke setiap orang bahwa dia telah menerima penglihatannya secara penuh.
Di kemudian hari Gemma menjadi suster biarawati, anggota Hamba kerahiman Allah. Kemampuannya yang ajaib untuk melihat dengan baik tanpa pupil adalah saksi abadi atas kemurahan dan dukungan yang diberikan Allah kepada imamnya yang berstigmata ini.

Makam Padre Pio

Di saat ini, jenazah Padre Pio yang tidak membusuk (incorrupt) bisa dilihat dan dihormati di Basilika di San Giovanni Rotondo, Itali. Pesta perayaan Padre Pio jatuh pada tanggal 23 September, dan banyak dirayakan di gereja-gereja di Singapura.

Pertanyaan

  1. Sharingkan pengalamanmu, berdevosi kepada seorang Santo atau Santa. Apakah yang kamu dapatkan dari devosimu itu? (tdk harus ke Padre Pio)
  2. Menurut pendapatmu, mengapa ada baiknya kita berdevosi kepada Santo atau Santa?
  3. Sharingkan pengalaman atau cerita menarik yang pernah kamu dengar tentang Padre Pio.
  4. Hal apakah yang membuat kamu tertarik, setelah membaca beberapa kisah dari Padre Pio diatas?

Tidak perlu untuk tiap member menjawab semua pertanyaan, jika waktu tidak memungkinkan. Fasil bisa membagi dan menentukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai.

Reference

Ewtn.com, Padre Pio dari pietrelcina marian centre Indonesia

Closing prayer with intercession of St. Pio of Pietrelcina

Prayer for Healing

Beloved Padre Pio, today I come to add my prayer to the thousands of prayers offered to you every day by those who love and venerate you.
They ask for cures and healings, earthly and spiritual blessings, and peace for body and mind.
And because of your friendship with the Lord, He heals those you ask to be healed, and forgives those you ask to be forgiven.

Through your visible wounds of the Cross, which you did bear for fifty years, you were chosen in our time to glorify the crucified Jesus.
Because the Cross has been replaced by other symbols, please help us to bring it back in our midst, for we acknowledge it is the only true sign of salvation.

As we lovingly recall the wounds that pierced your hands, feet and side, we not only remember the blood you did shed in pain, but your smile, and the invisible halo of sweet-smelling flowers that surround you, the perfume of sanctity.
Amen.

Our Father…. Hail Mary…. Glory be….

St. Pio of Petrelcina, pray for us and help us.

Download Print Version