Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Sesi 29 - Week of 26 Apr 2020

Reminder God Loves You and How We Know


Introduction

Pada saat ini seperti yang kita ketahui dan alami, manusia sedang menghadapi masalah global yang cukup memprihatinkan dan mungkin ada diantara kalian yang bertanya apakah masalah yang kita hadapi karena Tuhan marah kepada manusia; CG kali ini kita membahas dan mengingatkan kembali bahwa Tuhan selalu mengasihi kita semua manusia.

Pertama tama, kita kembali pada Kitab Suci kejadian(Genesis) yang menceritakan tentang peristiwa jatuhnya manusia ke dosa dan memutuskan cinta Tuhan ke manusia.

Di dalam kitab Kejadian 3:6, manusia memakan buah terlarang dan menjadi malu. Mereka bersembunyi dari Tuhan:

‘Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dengan dia, dan suaminya pun memakannya.’

Dan seperti yang kita tahu, pada saat Tuhan mencari Adam dan Hawa, mereka sembunyi karena malu, dan pada saat Tuhan bertemu dengan Adam dan Hawa, Tuhan mengetahui bahwa Adam dan Hawa telah memakan buah pengetahuan dengan bujukan dari ular (serpent).

Dari cerita itu kita bisa simpulkan, manusia menginginkan pengertian, mereka memilih percaya kepada si ular daripada Allah Bapa, dan akhirnya, Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden karena melangar apa yang dikatakan Tuhan.

Kita bisa saja mengartikan ini tanda bahwa Allah marah, tapi kalau Allah benar marah, maka kenapa kita manusia masih ada? Kenapa Allah tidak menghapus kita dari keberadaan kita?

John Paul II berkata bahwa yang ditawarkan ular kepada manusia adalah keraguan bahwa Allah adalah Bapa yang baik (kejadian 3:4-5)

4’Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu:”Sekali-kali kamu tidak akan mati, 5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.’

Si ular disini menanamkan keraguan akan Allah Bapa, dan dengan memakan buah terlarang, manusia memilih tidak percaya kepada Allah, di sinilah Allah marah dan menghukum manusia.

Tapi Allah adalah Bapa yang baik. Ia ingin kita kembali percaya dan mempunyai relasi yang baik dengan Dia. Dia ingin kita merasakan kasih yang sesungguhnya, maka dari itu Allah Bapa memberikan kesempatan kepada manusia, bukan memusnahkannya.

Yesus Kristus sebagai tanda cinta kasih Allah Bapa dan model bagaimana manusia seharusnya percaya kepada Allah Bapa.

Allah Bapa karena kasih sayang-Nya ke manusia ciptaan-Nya, dia tidak pernah lupa, maka Ia menurunkan Yesus Kristus, anak-Nya yang tunggal, Yesus dilahirkan dan tinggal sebagai manusia, merasakan menjadi manusia, bahkan bersedia menderita sengsara dan wafat (ultimate sacrifice) hanya untuk menebus dosa-dosa manusia.

Dan sebelum Yesus wafat kita juga ingat Dia mengatakan ampunilah manusia karena manusia tidak mengetahui apa yang kita lakukan, di sini dia juga mengajarkan tentang true love, Yesus adalah contoh hidup dari apa yang ditulis di Kitab Suci (1 Corinthians 13:4-8) tentang apa itu cinta. Yesus walaupun sudah sengsara dan di perlakukan sedemikian rupa, tetapi tetap mengasihi manusia dan meminta Allah Bapa untuk memaafkan manusia dan Yesus percaya bahwa Allah Bapa akan mengampuni manusia.

Ingat juga sebelum Yesus menghadapi orang Romawi yang akan menangkap, Dia berdoa di bukit (Mathew 26:39: and going a little farther he fell on his face and prayed, saying, “My Father, if it be possible, let this cup pass from me; nevertheless, not as I will, but as you will.”)

Disini Yesus seluruhnya menyerahkan dan mempercayakan seluruh jiwa raga-Nya kepada Allah Bapa, meminta pertolongan Bapa. Inilah contoh yang seharusnya kita teladani, inilah apa yang kita bisa lakukan sebagai manusia, mempercayakan seluruh jiwa raga kepada Allah Bapa dan bukan karena apa yang kita punya (materi dan kekuatan manusia semata). Adakah dari kalian yang pernah melakukan ini?

Cinta Kasih Allah Bapa kepada semua

Pada point ini, mungkin ada yang bertanya, apakah cinta Allah Bapa untuk satu group saja?

Cinta Allah Bapa adalah cinta untuk semua orang dan berlaku di seluruh waktu, budaya, tradisi, ras, dan kepercayaan: tidak ada pengecualian. Kita semua terhubung dalam cinta Allah Bapa. Kita semua diciptakan oleh Allah yang pengasih yang sama, dan kita semua berorientasi pada Allah sebagai tujuan akhir kita. Tuhan hadir untuk kita semua, dan kita bertemu dengan kebaikan dan menyelamatkan rahmat-Nya setiap hari, baik kita sadar atau tidak bahwa itu adalah kasih sayang Allah Bapa.

Gereja menulis tentang hal ini dalam Deklarasi tentang Hubungan Gereja dengan Agama-Agama Non-Kristen, atau Nostra Aetate, sebuah dokumen utama dari Konsili Vatikan Kedua.

Nostra Aetate, a. 2

Sudah sejak dahulu kala hingga sekarang ini di antara pelbagai bangsa terdapat suatu kesadaran tentang daya-kekuatan yang gaib, yang hadir pada perjalanan sejarah dan peristiwa-peristiwa hidup manusia; bahkan kadang-kadang ada pengakuan terhadap Kuasa ilahi yang tertinggi atau pun Bapa. Kesadaran dan pengakuan tadi meresapi kehidupan bangsa-bangsa itu dengan semangat religius yang mendalam. Adapun agama-agama, yang terikat pada per-kembangan kebudayaan, berusaha menanggapi masalah-masalah tadi dengan paham-paham yang lebih rumit dan bahasa yang lebih terkembangkan.

Demikianlah dalam Hinduisme manusia menyelidiki misteri ilahi dan mengungkapkannya dengan kesuburan mitos-mitos yang melimpah serta dengan usaha- usaha falsafah yang mendalam. Hinduisme mencari pembebasan dari kesesakan keadaan kita, entah melalui bentuk-bentuk hidup berulah tapa atau melalui perenungan yang mendalam, atau dengan mengungsi kepada Allah penuh kasih dan kepercayaan.

Budhisme dalam pelbagai alirannya mengakui,bahwa dunia yang serba berubah ini sama sekali tidak mencukupi, dan mengajarkan kepada manusia jalan untuk dengan jiwa penuh bakti dan kepercayaan memperoleh keadaan kebebasan yang sempurna, atau-entah dengan usaha sendiri entah berkat bantuan dari atas–mencapai penerangan yang tertinggi.

Demikian pula agama-agama lain,yang terdapat di seluruh dunia, dengan pelbagai cara berusaha menanggapi kegelisahan hati manusia,dengan menunjukkan berbagai jalan, yakni ajaran-ajaran serta kaidah-kaidah hidup maupun upacara-upacara suci.

Gereja Katolik tidak menolak apa pun, yang dalam agama-agama itu serba benar dan suci. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup,kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar Kebenaran, yang menerangi semua orang. Namun Gereja tiada hentinya mewartakan dan wajib mewartakan Kristus, yakni “jalan, kebenaran dan hidup”(Yoh 14:6);dalam Dia manusia menemukan kepenuhan hidup keagamaan, dalam Dia pula Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya.

Maka Gereja mendorong para putranya, supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para pe-nganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup kristiani, mengakui, memelihara dan mengembang-kan harta kekayaan rohani dan moral serta nilai-nilai sosio-budaya, yang terdapat pada mereka.

 

Sebagai orang Kristiani, kita percaya bahwa “kekuatan tertentu” atau “Makhluk Tertinggi” ini paling baik dipahami dalam konteks kehidupan, kematian, dan Kebangkitan Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah “jalan dan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14: 6), dan manusia menemukan kepenuhan hidup dalam dirinya. Memiliki iman kepada Yesus Kristus tidak berarti bahwa kita dapat mengabaikan atau tidak menghormati agama lain. Sebaliknya, Gereja mengatakan bahwa agama-agama lain, meskipun berbeda, tetapi agama agama lain sering mencerminkan “Kebenaran” yang menerangi semua manusia.

Bagaimana kita tahu Allah Bapa mengasihi kita?

Bahan diatas sejauh ini memberikan beberapa tulisan tentang betapa Tuhan mencintai manusia, mungkin saja kalian berpikir, tulisan di atas informasi yang bagus dan baik, tetapi bagaimana kita bisa merasakan, atau pernah mengalami, atau akan mengalami kasih sayang Tuhan? Di bawah ini adalah cara-cara yang bisa dilakukan untuk mencari jawabannya:

  1. Mulailah dengan mendengarkannya (listen to Him). Iman bukan program aksi 12 langkah. Juga bukan masalah aljabar yang perlu “diselesaikan.” Ini tentang kasih sayang (love). Seperti halnya pasangan cinta (boyfriend and girlfriend or husband and wife), hal terpenting yang bisa kita lakukan adalah hadir dan mendengarkan pasangan kita. Ini membutuhkan waktu dan fokus. Jika tidak sabar atau pura-pura mendengarkan, tentu saja hubungan tidak lancar.
  2. Kesunyian (silence). Kita tidak bisa mendengarkan ketika dunia kita dipenuhi dengan kebisingan seperti game di smart phone, kerjaan, minum dan makanan, dll; Untuk bisa mendengarkan baik kita juga perlu kesunyian dan focus.
  3. Kerendahan hati (Humility). Ketika kita, benar-benar percaya pada dosa kita sendiri dan masih banyak yang lebih penting dari pada diri kita sendiri, banyak hal lain menjadi mungkin: pertobatan; belas kasihan, kesabaran, pengampunan orang lain.
  4. Kejujuran (Honesty). Jujurlah pada diri sendiri dan selalu jujur kepada orang sekitar, ini akan mengalahkan keraguan pada diri sendiri dan juga keraguan orang pada individu. Di Kehidupan modern sekarang ini, terlalu sering dibangun di atas pemasaran setengah kebenaran dan kebohongan tentang siapa kita dan apa yang pantas kita dapatkan. Banyak kebohongan yang berniat baik dan bahkan tidak terlalu berbahaya – tetapi itu masih dusta. Alkitab memuji wanita dan pria yang jujur karena mereka memungkinkan pikiran untuk bernafas dan berpikir jernih.
  5. Berusahalah untuk menjadi kudus (seek to be Holy). Kudus tidak berarti baik (nice), orang yang benar-benar suci sering kali baik (Good) bukan baik (nice). Jalan Tuhan bukanlah jalan kita manusia, kesucian (holiness) adalah kebiasaan mencari penyesuaian semua pikiran dan tindakan sesuai dengan cara Tuhan.
  6. Berdoa (pray). Doa lebih dari sekadar porsi hari ketika kita menasehati Tuhan tentang apa yang kita butuhkan dan apa yang harus dia lakukan. Doa yang sesungguhnya jauh lebih dekat dengan mendengarkan, dan itu terkait erat dengan kepatuhan. Tuhan pasti ingin mendengar apa yang kita butuhkan dan cintai dan takut, karena hal-hal ini adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari, dan Dia mengasihi kita. Tetapi jika kita berbicara, kita tidak bisa mendengarkan. Perhatikan juga, bahwa kita tidak dapat benar-benar berdoa tanpa kerendahan hati. Mengapa? Karena doa menuntut kita untuk mengangkat siapa diri kita dan semua yang kita alami dan miliki kepada Tuhan.
  7. Baca (Read). Kitab suci adalah Firman Allah yang hidup, dan bacalah buku buku yang baik seperti buku Tolkien.
  8. Percaya dan bertindak (believe and act). Iman adalah hadiah gratis dari Tuhan. Tetapi kita harus mau dan siap menerimanya. Kita bisa mendisiplinkan diri untuk bersiap. Jika kita dengan tulus mencari kebenaran; jika kita menginginkan hal-hal yang lebih besar daripada yang ditawarkan kehidupan ini; dan jika kita membiarkan hati kita terbuka terhadap kemungkinan Tuhan – maka suatu hari kita akan percaya, sama seperti ketika kita memilih untuk mencintai seseorang lebih dalam, dan membalikkan hati kita dengan tulus terhadap tugas itu, cepat atau lambat kita biasanya akan melakukannya.
  9. Tidak ada orang menuju Surga sendirian (nobody makes it to heaven alone). Kita semua membutuhkan persahabatan dan komunitas.
  10. Sakramen, ada 2 sakramen yang kuat menuntun kita kepada Tuhan, Tobat dan Ekaristi. Tuhan membuat dirinya tersedia bagi kita setiap minggu di ruang pengakuan dosa, dan setiap hari dalam pengorbanan Misa. Tidak masuk akal untuk berbicara tentang “keheningan Allah” ketika gereja-gereja kita dibungkam oleh ketidakhadiran dan ketidakpedulian kita sendiri.

Kesimpulan

Kasih Allah Bapa di Surga adalah sosok yang penuh kasih dan pengertian, Dia memberikan kita kesempatan ke manusia untuk kembali ke Dia dan Dia menunggu saat itu sampai akhir waktu.

Memang kita manusia sudah sering disibukkan dengan urusan sehari hari, apalagi dengan kondisi sekarang dengan wabah yang sedang setiap hari berkembang, kita mungkin lupa atau kita bertanya apakah Allah Bapa masih mengasihi kita.

Jika kita meluangkan waktu pada diri sendiri dan ke Allah Bapa, kita akan tahu bahwa kita disayang dan dirindukan Allah Bapa, apalagi sekarang ini diberikan kesempatan mengganti waktu perjalanan ke tempat kerja kita menjadi waktu ke diri sendiri, keluarga, dan Allah Bapa.

Pertanyaan

  1. Fasil sharingkan pengalamannya melakukan meditasi. Apa yang dirasakan, apakah ada persiapan khusus sebelum adorasi? CG member boleh sharing tentang pengalaman meditasi dan mengapa mereka melakukan meditasi.
  2. Kita tahu bahwa Tuhan mencintai kita sepenuhnya, apakah yang kalian lakukan untuk Tuhan dan Bapa di Surga selama ini untuk mengembalikan cinta tersebut?
  3. Dengan keadaan sekarang, menurut kalian apakah virus ini sesuatu yang berasal dari Tuhan? Apakah wabah kali ini adalah kasih cinta Tuhan juga?
    Fasil lihat youtube https://youtu.be/RTP5P9PtYwA, untuk modelled answer
  4. Apakah dari kalian pernah mengalami kasih sayang Tuhan? Sharingkan.

Reference