Sesi 51 - Week of 4 December 2022

Minggu Adven Ke-2


Intro

Minggu lalu kita sudah memulai masa Adven dan kita sudah diajak untuk menyiapkan diri untuk menyambut kedatangan Yesus Sang juru selamat. Bagaimanakah persiapan teman-teman di minggu pertama itu? (1-2 orang bisa mensharingkan persiapan masa adven mereka)

Dalam CG hari ini, kita dipanggil untuk bertobat, membersihkan diri kita dari noda dosa. Noda yang memisahkan kita dari Allah dan dari keselamatan kita. Marilah kita siapkan hati untuk memulai renungan hari ini.

Tema Adven 2: “Repent to listen to the Word”

Mari berdoa bersama:

Tuhan Yesus, kami memuji-Mu, kami berterima kasih untuk waktu yang Engkau berikan kepada kami untuk berkumpul dan berhadapan dengan Engkau lagi. Bukalah hati dan pikiran kami terhadap Engkau. Buatlah kami menjadi peka akan Roh Kudus-Mu yang senantiasa hadir di dalam dan sekitar diri kami. Biarlah kami terus mencari kehadiran-Mu dan senantiasa belajar untuk mendengarkan suara-Mu yang lembut. Amin.

Note: Fasil menunjuk 1 orang untuk membaca bacaan di bawah, lalu berikan saat hening 2-3 menit agar setiap orang dapat meresapinya. Kemudian fasil lanjut membacakan refleksi singkat di bawah.

Bacaan 1 – Yesaya 11:1-10

  • Yes 11:1 – Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
  • Yes 11:2 – Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;
  • Yes 11:3 – ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.
  • Yes 11:4 – Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.
  • Yes 11:5 – Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
  • Yes 11:6 – Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.
  • Yes 11:7 – Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu.
  • Yes 11:8 – Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.
  • Yes 11:9 – Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.
  • Yes 11:10 – Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.

Refleksi Singkat

Bacaan di atas tentang Mesias yang akan datang dari keturunan Raja Daud dipenuhi dengan harapan yang begitu besar. Sang Raja keselamatan, yang penuh dengan Roh Kudus, akan membawa kedamaian di dunia ini. Hal tersebut disiratkan di bacaan lewat hewan-hewan liar yang dijinakkan. Gambaran akan kedamaian dapat kita lihat dari kontras antara hewan liar dan hewan jinak yang dapat hidup bersama-sama secara akur.

Tentu saja di masa sekarang ini di mana perang masih terjadi dan pandemi melanda, sulit rasanya untuk dapat membayangkan kedamaian yang sejati. Tetapi bacaan ini mengingatkan kita akan harapan (ayat 9) dimana seluruh bumi akan penuh dengan pengenalan/pengetahuan akan Tuhan, dan kita semua akan diubahkan dan diperbaharui pada waktu-Nya.

Bacaan 2 – Roma 15:4-9

  • Rm 15:4 -Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.
  • Rm 15:5 – Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus,
  • Rm 15:6 – sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.
  • Rm 15:7 – Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.
  • Rm 15:8 – Yang aku maksudkan ialah, bahwa oleh karena kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang kita,
  • Rm 15:9 – dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa, supaya mereka memuliakan Allah karena rahmat-Nya, seperti ada tertulis: “Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.”

Refleksi Singkat

Jemaat di Roma di zaman Santo Paulus memang terkenal dengan imannya yang kuat, tetapi di sana masih terdapat pertentangan antara orang Yahudi dan non-Yahudi. Di surat ini, Santo Paulus memberikan semangat dan nasihat kepada kedua pihak untuk bekerja sama karena mereka menyembah Tuhan yang sama yaitu Yesus Kristus. Ia juga mengingatkan kalau iman mereka berdiri atas dasar janji Allah Bapa kepada Abraham dan adalah merupakan keinginan Allah kalau semua bangsa mengenal kekudusan dan kemuliaan Allah Bapa, lewat bangsa Yahudi.

Bacaan Injil – Mat 3:1-12

  • Mat 3:1 – Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan:
  • Mat 3:2 – “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”
  • Mat 3:3 – Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.”
  • Mat 3:4 – Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.
  • Mat 3:5 – Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan.
  • Mat 3:6 – Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan.
  • Mat 3:7 – Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?
  • Mat 3:8 – Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
  • Mat 3:9 – Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!
  • Mat 3:10 – Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
  • Mat 3:11 – Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
  • Mat 3:12 – Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.”

Refleksi Singkat

Penampilan Yohanes Pembaptis di dalam Injil Matius sangatlah mengambil perhatian orang-orang. Dengan mengenakan jubah bulu unta dan berteriak-teriak kepada orang-orang untuk mengajak mereka bertobat, Yohanes Pembaptis mau orang-orang untuk mendengar: Bertobatlah, sebab kerajaan sorga sudah dekat! Kerajaan di sini menunjukan sebuah otoritas Ilahi yang sungguh nyata dan akan hadir merajai setiap dari kita. Oleh karena itu, ketika kita bertobat, kita harus sungguh-sungguh melakukannya dengan intensi yang tulus. Jangan berbuat seperti orang-orang Farisi dan Saduki yang tidak mengarahkan hati mereka kepada Kerajaan Sorga.

Kesimpulan

Dalam bacaan minggu ini, kita diajak untuk melihat seperti apa kedamaian sejati itu. Kedamaian yang Tuhan tawarkan ini adalah yang setiap dari kita idamkan, tetapi terasa seperti jauh sekali dan tidak dapat tercapai. Ketika kita melihat perang yang terjadi saat ini antara Rusia dan Ukraina, pandemi yang melanda dan merenggut banyak jiwa, kita pasti berpikir: Apakah kedamaian sejati itu sungguh-sungguh ada?

Ketika kita berpikir akan ‘kedamaian‘, kita sering kali berpikir akan suatu situasi di mana orang-orang tidak berkelahi satu sama lain, tidak ada perang, tidak ada pertentangan. Tetapi kedamaian sejati bukanlah tanpa pertentangan. Apa yang kita maksud dengan pertentangan/tension? Kita baca di bacaan tadi kalau ada serigala dan domba, ada singa dan lembu, Yahudi dan non-Yahudi, dan hal tersebut mungkin membuat kita merasa aneh karena mereka berdua bertentangan. Pertentangan ini bisa menjadi sebuah kesulitan, tetapi tidak berarti kedamaian tidak bisa dicapai. Jadi, bagaimana kita tetap dapat memiliki pengharapan di dalam kesulitan-kesulitan tersebut? Yaitu dengan bertobat dari kebiasaan buruk kita.

Etimologi dari kata ‘repent’ datang dari Bahasa kuno Perancis‚ ‘repentir’ yang artinya sungguh sangat menyesal akan perbuatan yang dilakukan dan menyebabkan perubahan kebiasaan mental dan spiritualnya menjadi baik. Kita harus menyadari bahwa kedamaian sejati yang ditawarkan Tuhan tidak dapat terjadi karena kita masih berjuang di dalam relasi terhadap diri kita sendiri dan terhadap orang lain. Kebiasaan-kebiasaan buruk kitalah yang menyebabkan pertentangan dan kekacauan masih terus berlangsung di dunia ini.

Jika kita lihat apa saja yang terjadi di dunia ini, tidaklah cukup bagi kita untuk berdoa dan memberikan simpati saja. Kita harus ikut serta, berpartisipasi dalam pembentukan dan pembaharuan hidup orang-orang lain juga, karena kita mau mengasihi mereka. Kita melakukan ini supaya seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan (Yes 11:9) dan dengan begitu kita akan melihat kedamaian sejati.

Pertanyaan sharing

  1. Kita pastinya sering melihat perbedaan di dalam komunitas sekolah, kerja, gereja dan lingkungan. Sharingkan pengalamanmu menghadapi dan menyelesaikan perbedaan ini dari sudut pandang Gereja Katolik atau dari sabda Tuhan!
  2. Aktivitas: Luangkan waktu untuk memikirkan SATU permasalahan, pertentangan atau pergumulan yang sedang terjadi di dalam dirimu, di antara orang sekitarmu atau di dunia luar. Lalu pikirkan juga apa satu hal konkrit yang akan kamu lakukan untuk berdamai dengan hal tersebut. Sharingkan!

Doa Penutup (ditambahkan di dalam doa penutup bersama)

Bapa yang Maha Pengasih, kami datang di hadapan-Mu, untuk berdiam dan menyadari bahwa Engkaulah Tuhan atas segalanya. Engkau berjanji kalau Engkau akan selalu berada bersama kami sampai nanti kami bisa kembali bersama-Mu lagi. Tuntunlah kami agar kami selalu berpegang akan janji-Mu dan baharuilah kami supaya kami dapat masuk ke dalam kedamaian yang sejati. Amin.

Referensi