Sesi 17 - Week of 9 Jan 2022

Mental Health


Intro

Gangguan mental adalah masalah yang sangat nyata dalam kehidupan kita. Sering kali hal ini justru disembunyikan karena kita malu apabila diketahui oleh teman, colleague atau keluarga, mungkin karena kita takut dikira gila. Hal inilah yang sangat berbahaya, karena apabila gangguan mental tidak diatasi dengan benar dan cepat, akibatnya bisa fatal.

Gangguan mental adalah hal umum yang mungkin terjadi kepada kita ataupun orang-orang sekitar kita. Menurut studi di tahun 2016, 1 dari 7 orang di Singapura pernah mengalami gangguan mental pada satu titik dalam hidup mereka. Tiga gangguan mental yang paling umum adalah depresi akut, penyalahgunaan alkohol and OCD (Obsessive Compulsive Disorder). Apalagi sekarang dengan semakin banyak perhatian diberikan kepada gangguan mental, semakin banyak orang yang dapat memahami kemungkinan gejala-gejala gangguan mental dalam hidup mereka. Ini justru merupakan hal yang baik karena kita semakin terbuka mengenai adanya gangguan mental. Pada bahan CG kali ini, kita akan membahas apa itu kesehatan (dan juga gangguan) mental serta apa yang harus kita lakukan jika itu terjadi kepada kita atau orang-orang di sekitar kita.

Apa itu kesehatan mental?

Dari pengertian ilmiah, kesehatan mental adalah keadaan di mana kita sebagai individu merasa sehat untuk beraktivitas sesuai dengan potensi penuh kita. Dengan kesehatan mental, seseorang mampu mengatasi kehidupan sehari-hari mereka secara produktif dan juga berkontribusi pada lingkungan sekitar, baik keluarga, pekerjaan, gereja dan komunitas. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dari US menjelaskan kesehatan mental mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial manusia. Hal-hal ini membantu manusia untuk berpikir, merasa, dan bertindak, serta menghadapi stres, berhubungan dengan orang lain, dan membuat keputusan yang tepat.

Mempunyai kesehatan mental bukan berarti keadaan kita sempurna tanpa adanya isu kesehatan mental. Seseorang bisa saja mencapai tingkat kesehatan mental yang sangat tinggi dalam beberapa aspek namun juga mempunyai isu kesehatan mental di aspek yang lain. CDC menegaskan kesehatan mental yang buruk dan gangguan mental (mental illness) tidaklah mutually exclusive. Artinya seseorang dapat mengalami kondisi mental yang buruk, tetapi belum tentu didiagnosis dengan jenis gangguan mental tertentu. Sebaliknya, orang yang didiagnosis memiliki mental illness pun mungkin mempunyai situasi mental, fisik, dan sosial yang baik.

Jadi, mengapa kita bisa mengalami mental health issue?

Banyak orang mengalami isu kesehatan mental karena mereka merasa mereka tidak bisa menjadi seperti apa yang mereka harapkan. Tekanan dari kehidupan sosial, finansial, pekerjaan, studi dan keluarga seringkali membuat kita merasa terjebak dalam suatu situasi sulit dan putus asa, yang mungkin membuat kita merasa depresi. Di saat inilah mungkin kita mulai mempertanyakan keberadaan Tuhan: “Apakah Tuhan marah dengan aku?” “Mengapa Tuhan membiarkan ini terjadi kepadaku?” Sebagai gantinya, coba tanya kepada diri kita sendiri: “Dimanakah aku dapat menemukan Tuhan di balik semua ini?”

Apakah akibat dari mental health issue?

Gangguan mental mencakup depresi, gangguan bipolar, skizofrenia dan psikosis lainnya, demensia, dan gangguan perkembangan termasuk autisme. Sebagian hal ini mungkin tidak dapat dicegah (seperti autisme) tetapi kebanyakan dari mereka adalah akibat dari kita mengabaikan kesehatan mental kita dalam jangka waktu yang cukup panjang. Jika kita tidak mendapatkan diagnosis dan bantuan dengan cepat, gangguan mental ini dapat berkembang menjadi sesuatu yang lebih akut seperti: masalah kemarahan, kekerasan, anti-sosial, tidak waras, OCD, bunuh diri, dll.

Stigma atas mental health issue

Is mental illness a moral and spiritual failing?

Dalam bahasa indonesia ‘mental health‘ sering diterjemahkan menjadi “sakit jiwa”. Sayang sekali terjemahan dari jaman dahulu kala ini membuat stigma terhadap mental health issue semakin buruk. Your mind is not the same as your soul.

Kalau kamu ada gangguan mental, tinggal berdoa saja juga sembuh

Apakah pernyataan itu 100% benar? Berdoa tentu saja bisa membantu orang yang mempunyai isu kesehatan mental. Tapi seperti banyak penyakit pada umumnya, Tuhan bisa juga membantu kita lewat keluarga, teman, obat-obatan atau dokter profesional dalam mengatasi gangguan mental ini.

Menurut Sister Linda Lizada RC, Spiritual Director dari Clarity Singapore, alangkah lebih baik kalau kita mengakui terlebih dahulu apa sebenarnya yang kita rasakan dan pikirkan. Kita perlu mengakui realitas yang sebenarnya dan mencoba mencari Tuhan di tengah-tengah ini daripada lari dari kenyataan dan hanya fokus berdoa mengharapkan semua kecemasan dan perasaan negatif kita dapat hilang begitu saja.

Orang-orang dengan isu kesehatan mental itu kasar dan berbahaya bagi komunitas kita!

Masalah kesehatan mental bukanlah prediktor spesifik dari perilaku kekerasan. Tindakan kekerasan jarang dilakukan oleh orang-orang dengan kondisi kesehatan mental.

Mereka gak bisa menangani stress! Lemah!

Jika diberi kesempatan, orang-orang dengan kondisi kesehatan mental dapat belajar dan bekerja sama produktif dan produktifnya dengan karyawan lain. Bagi sebagian orang, sedikit penyesuaian mungkin diperlukan untuk memungkinkan mereka melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

Masih kecil kok bisa begitu. Anak-anak dan remaja tidak mungkin terkena penyakit mental.

Di Singapura, banyak kondisi kesehatan mental yang muncul pada masa kanak-kanak dan remaja. Secara global, 10 hingga 20 persen anak-anak dan remaja memiliki masalah kesehatan mental.

Penyakit mental jarang terjadi– aku gak mungkin mendapatkannya.

Di Singapura, satu dari tujuh orang pernah mengalami gangguan mental di beberapa titik dalam hidup mereka. Depresi adalah kondisi yang paling umum, dialami oleh 1 dari 16 orang.

Tidak perlu malu untuk mengakui masalah mental.

Daripada mengajarkan ideal, Gereja mengkhotbahkan “nyata”, yaitu orang-orang nyata yang menjalani kehidupan nyata: para Orang Suci. Mereka diusulkan sebagai model atau contoh, bukan untuk kita tiru atau ulangi, tetapi agar kita terinspirasi untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri tanpa harus mengorbankan kepribadian atau bahkan kondisi mental kita.

Mungkin tidak ada di antara kita yang cocok dengan model kesehatan mental yang ideal. Tapi kita tidak harus melakukannya. Sebagai Gereja, kita dipanggil untuk mempertanyakan apa yang dunia sekarang anggap normal. Kita semua berada di perahu yang sama berusaha menjadi orang yang lebih baik dengan bantuan kasih karunia Tuhan.

Apa yang bisa kita lakukan ketika seseorang dengan gangguan mental membutuhkan bantuan

Menjawab panggilan untuk menemani mereka

Untuk orang awam seperti kebanyakan dari kita, kita bisa mulai dengan menjawab panggilan untuk “menemani” (vocation of accompaniment).

Beritahu mereka

Ketika orang yang kita cintai mengalami gangguan mental, beritahu mereka bahwa alangkah baik bahwa mereka ada dan hidup, dan juga bahwa kita selalu ada di sisi mereka.

Tanya dan tolong mereka

Tanyakan kepada mereka bagaimana kita dapat mendukung mereka dengan sebaik-baiknya. Bantu mereka dalam mengakses perawatan psikiatri dan dalam mengikuti rekomendasi dari petugas kesehatan. Penyakit mental sering mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menerima bantuan, contohnya: motivasi, ingatan, dan pemahaman (pengertian dasar bahwa mereka sakit dan perlu bantuan).

Apa yang bisa kita lakukan kalau kita merasa kita mungkin mempunyai gangguan mental

Reach out to your friends and family

Ingatlah bahwa kita tidak pernah sendiri dalam menghadapi masalah.

Seek professional help

Salah satu institusi yang dapat memberikan kita bantuan profesional adalah Clarity Singapore. Clarity Singapore adalah lembaga amal kesehatan mental yang didukung oleh Catholic Archdiocese of Singapore dan merupakan anggota organisasi Caritas Singapore dan National Council of Social Service (NCSS). Fokus mereka adalah untuk menanggapi kebutuhan kesehatan mental melalui layanan perawatan kesehatan mental berbasis komunitas dan program integrasi sosial seperti konseling dan workshops.

Pray the following prayer

Doa untuk Santo Dymphna ini, dicetak di bawah, secara ringkas mengidentifikasi dia sebagai santo pelindung terkenal dari mereka yang memiliki gangguan mental atau saraf atau penyakit mental.

People with mental illness can turn to St Dymphna - The Catholic Leader

Good Saint Dymphna, great wonder-worker in every affliction of mind and body, I humbly implore your powerful intercession with Jesus through Mary, the Health of the Sick, in my present need. (Mention it.) Saint Dymphna, martyr of purity, patroness of those who suffer with nervous and mental afflictions, beloved child of Jesus and Mary, pray to Them for me and obtain my request.

(Pray one Our Father, one Hail Mary and one Glory Be.)

Saint Dymphna, Virgin and Martyr, pray for us.

Conclusion

Tidak perlu malu mengakui apabila kita merasa bahwa kita mengalami masalah mental baik itu depresi, stress, dsb. Justru sebaiknya dengan menerima bahwa kita memang mempunyai masalah itu, kita bisa fokus untuk mengatasi nya dengan cara-cara yang sudah kita bicarakan di atas. Gereja Katolik sendiri telah menyiapkan layanan konseling yang bisa membantu menghadapi masalah ini

Sebaliknya apabila ada teman atau kenalan kita yang meminta bantuan kita karena mereka mengalami masalah mental, janganlah kita anggap remeh atau dibuat bercanda. Temanilah mereka, dengarkanlah mereka dan bantu mereka untuk mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan baik itu dari segi doa, bantuan medis or just by being there for them.

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” ~ (Mat 25:40)

Pertanyaan Sharing

  1. Complete the following quiz to understand more about your mental health state. https://satupersen.net/quiz/tes-sehat-mental <tips: pada langkah terakhir, pilih saja “Lewati langkah ini” untuk melihat hasilnya>
  2. Dari hasil quiz di atas, sharing kan hal baru yang kalian ketahui tentang dirimu.
  3. Apakah akhir2 ini kalian mengalami masalah yang membuat kalian stress/depresi. Bagaimana kalian mengatasi nya? Sharingkan!
  4. Apakah ada kenalan, teman, saudara yang kalian rasa perlu bantuan/dukungan? Have you reached out to them?

Reference