Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Sesi 31 - Week of 17 May 2020

Membangun Jembatan Antara Umat Katolik Dengan Umat Kristiani Lain


Pengantar

Banyak dari kita sering menghindar jika ditanya tentang iman kita. Biasanya yang menjadi alasan utama adalah karena kita masih kurang mengerti tentang iman kita jadi kita tidak tahu harus menjawab apa atau takut salah memberikan penjelasan. Dan hal kedua yang sering dijadikan alasan adalah karena kita malas berdebat dengan orang yang bertanya. Lalu, apakah kita mau selamanya menghindar? Atau maukah kita mulai belajar sedikit demi sedikit untuk bisa lebih berani menjelaskan iman kita?

Fasil sharing ringkasan dari KIS 17:16-34 khususnya tentang cara-cara yang dipakai Paulus dalam mewartakan Injil kepada orang-orang yang sama sekali belum mengenal Yesus

Tugas Mewartakan Injil

Dalam salah satu homilinya, Paus Fransiskus menyampaikan pesan bahwa orang Kristiani yang ingin mewartakan Injil harus berdialog dengan semua orang karena kebenaran diterima melalui pertemuan dengan Yesus. Paus Fransiskus menekankan sikap pemberani Santo Paulus di Areopagus, saat berbicara di hadapan khalayak ramai di Athena, ia berusaha untuk membangun jembatan untuk mewartakan Injil. Paus menyebut sikap Paulus sebagai seseorang yang mencoba berdialog dan mendekati hati para pendengar.

Paus Fransiskus lanjut berkata bahwa Gereja tidak tumbuh dengan cara-cara pemaksaan, tetapi dengan ketertarikan, kesaksian, dan khotbah. Paus memperingatkan bahwa umat Kristiani yang takut untuk membangun jembatan dan lebih suka untuk membangun tembok adalah orang-orang Kristiani yang tidak yakin akan imannya, atau dengan kata lain tidak yakin akan Yesus Kristus.

Kita harus menghindari hal-hal yang dapat menjadi tembok pemisah, misalnya tidak mau berteman dengan orang yang suka clubbing, atau menghindari orang yang sudah lama tidak ke Gereja, dsb. Sikap-sikap seperti ini membuat tembok pemisah antara kita dengan orang lain, dan bukannya membangun jembatan.

Rasul Paulus mengajarkan kita bahwa penginjilan bukanlah pemaksaan agama. Paulus yakin akan Yesus Kristus dan dia tidak perlu membenarkan ajaran-Nya atau mencari-cari alasan untuk membenarkan ajaran-Nya. Saat Gereja kehilangan keberanian apostoliknya, Gereja hanya menjadi tempat yang menyenangkan untuk dilihat tetapi tidak berkembang.

Bagi kita yang masih takut/ragu-ragu untuk mewartakan Injil, marilah kita minta Tuhan untuk memberikan kita keberanian apostolik ini dan semangat spiritual yang membara agar kita menjadi percaya diri. Jangan takut untuk berbuat salah! Jika melakukan kesalahan, berani untuk bangun kembali dan terus melangkah maju. Justru mereka yang tidak berjalan maju untuk terhindar dari membuat kesalahan malah melakukan kesalahan yang lebih serius.

Berikut ini adalah ayat yang bisa kita pegang ketika kita ingin mewartakan Injil:

1 Ptr 3:15Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,
1 Ptr 3:16dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.

Membangun Jembatan Antara Umat Katolik Dengan Umat Kristiani Lain

Agar kita dapat membangun jembatan, pertama-tama kita harus mempunyai pengetahuan tentang kedua belah pihak sehingga dapat menemukan kesamaan diantaranya dan memahami perbedaan-perbedaan yang ada. Jika kita tidak mulai belajar, maka pengetahuan kita tidak akan bertambah. Kita bisa mulai dari hal-hal yang kecil dan mudah dilakukan, misalnya dengan ikut cell group, ikut bible study, ikut PD atau seminar-seminar di Gereja, dsb. Di jaman ini ada begitu banyak sumber pengajaran yang bisa kita pakai asalkan kita mau mencari. Tetapi, pengetahuan saja tidaklah cukup karena yang terpenting kita harus mempunyai relasi dengan Tuhan yang kita pelajari (iman).

Dalam sesi CG hari ini, kita akan membahas secara singkat tentang agama Katolik, Ortodoks dan Protestan karena ini mungkin salah satu pertanyaan yang kita sering dengar, “Apa sih perbedaan antara agama Katolik dengan agama Kristen yang lain?”

Pengetahuan ini adalah langkah awal untuk mulai membangun jembatan tetapi tentu masih banyak yang harus kita pelajari dan lakukan sebelum kita benar-benar bisa membangun jembatan itu dan bahkan meng-convert mereka. Ini adalah topik yang sangat intensif dan tidak mungkin untuk membahas semua bagian secara detail. Jika ingin mencari tahu lebih dalam, bisa merujuk ke sumber-sumber seperti situs http://www.katolisitas.org/, https://formed.org/ atau bahan CG di http://cg.amoredio.org/.

Sejarah Perpecahan

Katolik – Ortodoks

Pada awalnya hanya satu gereja yang didirikan oleh Yesus dengan Petrus sebagai pemimpinnya, yaitu gereja Katolik (yang artinya universal). Gereja Katolik ini pusatnya di Roma (ingat bab terakhir Kisah Para Rasul) dan kita sebut sebagai “Western Churches” karena letak geografisnya di sebelah barat. Sementara itu di belahan Timur Eropa dan Timur Tengah (Konstantinopel, Yerusalem, Antiokhia, Alexandria), gereja juga berkembang sangat pesat. Mereka menyebut dirinya “Eastern Churches”.

Masing-masing gereja di bagian timur ini memiliki patriakh (pemimpin tertinggi) yang awalnya berada di bawah Paus. Pada tahun 1054, terjadi perpecahan antara gereja barat dan timur disebabkan karena perbedaan teologi yang juga diwarnai dengan unsur politik karena para patriakh gereja timur tidak mau lagi berada di bawah Paus. Gereja timur inilah yang kita kenal sebagai gereja Ortodoks. Banyak kesamaan antara gereja Ortodoks dan Katolik, dan saat ini ada beberapa gereja Ortodoks yang sudah kembali bergabung dengan Katolik.

Katolik – Protestan

Di abad ke-16 terjadi reformasi dalam gereja Katolik. Yang paling terkenal adalah reformasi yang dipimpin oleh Martin Luther. Awalnya dia adalah seorang Katolik yang mendalami teologi di biara. Karena melihat kekurangan dalam praktik gereja Katolik pada saat itu, maka dia pun memberontak. Roma saat itu sedang membangun katedral/basilika, maka diperlukan dana yang besar dan gereja Katolik menyalahgunakan surat indulgensi sebagai salah satu cara untuk menggalang dana. Dia membuat 95 thesis yang melawan gereja Katolik dan mendirikan aliran baru yang sekarang kita kenal sebagai Lutheran.

Karena tidak ada hierarki dalam gereja Protestan, maka orang bebas untuk menafsirkan isi Kitab Suci sesuai pemikiran masing-masing. Dari 1 aliran Protestan (arti namanya: protes terhadap kekuasaan gereja Katolik) terpecah menjadi lebih dari 40,000 denominasi sampai sekarang. Ada aliran-aliran utama seperti Lutheran, Anglican, Methodist, dsb dan ada aliran-aliran baru yang kita kenal dengan nama “New Age Movements”.

Beberapa persamaan mendasar dari agama Katolik, Ortodoks dan Protestan Tradisional adalah:

  1. Percaya akan satu Tuhan dalam tiga pribadi: Bapa, Putera dan Roh Kudus
  2. Mengakui Yesus Kristus sebagai juru selamat, yang telah disalibkan, wafat dan bangkit
  3. Menantikan kedatangan Yesus yang kedua dan mengakui adanya surga dan neraka
  4. Mengakui bahwa Maria adalah Ibu Yesus

 

Beberapa perbedaan mendasar dijelaskan di bawah ini:

 KatolikOrtodoksProtestan
Dasar imanKitab suci, tradisi, Magisterium.
Bagi umat Katolik, kitab suci, tradisi Gereja dan Magisterium mempunyai posisi yang sama sebagai dasar iman. Tradisi yang dimaksud disini adalah ajaran-ajaran/ tata cara yang dikeluarkan oleh Magisterium atau yang diturunkan dari para bapa pendiri Gereja, Konsili Gereja, dll.
Tradisi.
Bagi umat Ortodoks, tradisi adalah yang terpenting. Kitab suci bagi mereka adalah bagian dari tradisi karena merupakan kesaksian dari para murid. Mereka juga mengakui ajaran-ajaran dari para bapa pendiri Gereja dan Konsili Gereja (sebelum terpecah dari Katolik).
Kitab suci.
Kitab suci sebagai satu- satunya pegangan dan hukum yang tertinggi. Semua pemikiran dan tindakan diukur kembali ke kitab suci.

Tidak mengakui 7 kitab Deuterokanonika sehingga jumlah kitab Perjanjian Lama dalam gereja Protestan lebih sedikit dibandingkan dengan gereja Katolik/Ortodoks.
Dasar keselamatanKeselamatan didapat lewat baptisan. Tetapi dalam perjalanan hidup manusia jatuh dalam dosa dan harus bertobat untuk mendapatkan keselamatan itu kembali sehingga penting adanya sakramen. Setelah kematian, manusia masuk dalam api penyucian sebelum masuk surga.Mempunyai dasar yang sama dengan gereja Katolik.Keselamatan didapat dengan mengimani bahwa Yesus adalah Sang Juru Selamat dan memberikan diri dibaptis.

Bagi orang yang sudah dibaptis, dia pasti akan selamat dan langsung masuk surga setelah meninggal. Tidak percaya konsep api penyucian.
Sakramen7 sakramen. Pemberian sakramen selalu menyalurkan kuasa Ilahi, tidak tergantung dari iman si pemberi (pastor/uskup) maupun iman si penerima sakramen.

Dalam sakramen Ekaristi, roti dan anggur diyakini benar- benar berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
7 misteri. Pengertiannya sama dengan 7 sakramen dalam gereja Katolik.

Dalam kondisi tertentu, umat gereja Ortodoks dapat menerima sakramen di gereja Katolik dan juga sebaliknya, seperti sakramen Ekaristi, pengakuan dosa dan pengurapan orang sakit.
Tidak ada sakramen.

Persembahan roti dan anggur menjadi simbol tetapi tidak berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
Sakramental (misal:rosario, kalung salib, patung santo- santa, membuat tanda salib, mengambil air suci, meminta berkat pastor, dsb)Dalam gereja Katolik, benda- benda dan tindakan ini adalah sarana untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Benda- benda dan tindakan ini tidak ada artinya jika si pemilik/pelaku tidak mengimaninya. Ini adalah perbedaan sakramen dengan sakramental.Gereja Ortodoks juga sangat mementingkan sakramental khususnya icons (gambar 2 dimensi yang setiap bagiannya mempunyai makna). Dinding dalam gereja Ortodoks biasanya penuh dengan icons. Tidak mengijinkan benda- benda 3 dimensi seperti patung.Tidak percaya dengan sakramental. Doa langsung ditujukan kepada Tuhan tanpa pengantara.
Hierarki dalam GerejaPaus (=Uskup Roma), Uskup, Pastor, Diakon. Ada perubahan “substance” dalam diri orang yang ditahbiskan. Mereka hidup selibat. Hierarki ini bisa ditelusuri asal mulanya dari 12 rasul pertama (Uskup Roma yang pertama adalah Petrus). Paus mempunyai kekuasaan tertinggi untuk gereja Katolik sedunia.Uskup, Pastor, Diakon. Ada perubahan “substance” dalam diri orang yang ditahbiskan. Ada yang menikah dan ada yang hidup selibat. Hierarki ini bisa ditelusuri asal mulanya dari 12 rasul pertama (Uskup pertama Yerusalem – Yakobus, Konstantinople –Andreas). Patriakh (pemimpin tertinggi gereja Ortodoks) mempunyai kuasa untuk wilayahnya saja.Minister/pastor. Tidak ada perubahan “substance” dalam diri dan tidak perlu hidup selibat. Tidak ada hubungan dengan ke-12 rasul pertama. Masing-masing komunitas/aliran mempunyai otonomi sendiri, dan tidak perlu tunduk pada siapa-siapa.
Penghormatan kepada Bunda MariaBunda Maria adalah Bunda Allah (karena melaluinya Allah Putra menjadi manusia) dan Bunda Gereja (karena Yesus menyerahkan ibu-Nya kepada kita sebelum Ia wafat). Maria menjadi teladan bagi perjalanan iman manusia menuju hidup kekal dan mempunyai peranan penting dalam keselamatan manusia.Maria adalah ibu dari “Allah Sejati” yang menjelma menjadi manusia. Maria disebut Theotokos / Bunda Allah. Karena ini, Maria mempunyai tempat dalam pengakuan iman dan dalam teologi, ibadah dan ikonografi Gereja. Maria juga diberi gelar sebagai “Bunda Gereja”. Ortodoks menghormati Maria sama seperti Katolik kecuali dalam dogma Maria dikandung tanpa noda.Maria diakui sebagai ibu Yesus dan dihormati sebagai tokoh historis yang baik dan berkenan pada Allah dan dapat dikagumi atau diteladani tetapi tidak lebih dari itu. Mereka tidak percaya kedekatan personal Maria dengan Yesus yang membuat Maria berperan secara istimewa dalam keselamatan manusia.

Sharing

  1. (Roma 10:17) “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus.” Sharingkan pengalamanmu mendengarkan penjelasan tentang iman Katolik yang membuat kamu semakin yakin akan imanmu (mungkin lewat homili di Misa, kelas RCIA, lewat sharing pada saat CG atau PD, dsb).
  2. Sharingkan pengalamanmu mendapatkan pertanyaan tentang agama Katolik dari orang lain (baik dari orang Katolik atapun yang beragama lain). Bagaimana kamu menanggapinya?
  3. Bagaimana kamu membangun jembatan dengan sesama yang beragama lain khususnya dengan orang-orang yang terdekat denganmu (misalnya keluarga, pasangan, teman baik, dsb)?

Referensi