Sesi 72 - Week of 13 Jun 2021

Membangun Gereja Untuk Generasi Penerus


Pengantar

Banyak dari kita mungkin sudah lama tinggal di Singapura tetapi tidak mengetahui bagaimana gereja Katolik lahir dan berkembang di Singapura dan pengorbanan yang telah diberikan oleh para bapa pendiri gereja untuk membuat gereja bisa berkembang hingga sekarang. Di tahun 2021 ini, gereja Katolik Singapura merayakan 200 tahun berdirinya komunitas Katolik di Singapura dengan acara Catholic200SG mulai dari 13 Des 2020 sampai 11 Des 2021. Bahan CG hari ini ingin mengajak kita merefleksikan pengalaman hidup kita karena selain kita ingin memberikan ucapan syukur kepada generasi pendahulu yang telah membangun gereja ini, kita juga ingin mendapatkan semangat dan inspirasi untuk membangun gereja bagi generasi penerus.

Apa yang terjadi 200 tahun yang lalu?

Santo Laurent Marie Joseph Imbert mungkin adalah Santo yang pertama kali menginjakkan kaki ke Singapura. Ia adalah seorang pastor dari ordo MEP dari Perancis. Pastor Imbert pertama-tama tiba di Penang kemudian ia diminta oleh Mgr Florens, waktu itu Vikar Apostolik untuk Siam, singgah ke Singapura pada tahun 1821 dalam perjalanannya dari Penang menuju ke Cina.

Setelah menghabiskan waktu seminggu di Singapura, dia menulis surat kepada Mgr Florens mengatakan “Saya telah tiba di Singapura dan mengunjungi umat Katolik di tempat yang baru ini sesuai dengan pesan Anda. Hanya ada sekitar 12 atau 13 orang dan mereka menjalani hidup yang sangat susah. Saya rasa akan lebih baik jika Anda mengirimkan seorang misionaris kemari, jika tidak bisa menetap, setidaknya bisa mengunjungi umat Katolik disini sekali-kali.”

Pada zaman itu, Singapura adalah pusat perdagangan yang strategis dan bagian dari Kesultanan Melaka yang dilayani oleh misionaris dari Portugis. Singapura pun kemudian diperebutkan oleh kelompok misionaris dari Portugis dan dari Perancis. Pada akhirnya Paus Leo XII mengeluarkan keputusan untuk memberikan juridiksi atas Singapura kepada misionaris MEP yang pusatnya di Siam. Inilah sebabnya mengapa pastor-pastor dari ordo MEP mempunyai peranan penting dalam membangun gereja Katolik di Singapura.

Pastor Imbert, yang pertama kali menemukan komunitas Katolik di Singapura, kemudian diangkat menjadi Vikar Apostolik untuk Korea yang pada saat itu sedang mengalami banyak penindasan dari pemerintah Korea. Uskup Imbert dan umatnya serta misionaris lainnya kemudian ditangkap, disiksa dan dibunuh. Ketika berita tentang pemenggalan Uskup Imbert sampai ke Singapura, pada saat itu Pastor Jean Marie Beurel dan panitia pembangunan gereja sedang mencari nama untuk gereja pertama di Singapura. Mereka pun kemudian memilih nama “Good Shepherd” karena terinspirasi oleh surat yang ditulis oleh Uskup Imbert: “Dalam situasi terdesak, gembala yang baik adalah gembala yang memberikan nyawanya untuk domba-dombanya.”

Uskup Imbert dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II tahun 1984 dan hari perayaannya jatuh tanggal 20 September bersama dengan martir-martir Korea lainnya. Relik dan patungnya ada di Cathedral of Good Shepherd saat ini.

Satu lagi pastor dari ordo MEP yang mempunyai peranan penting bagi gereja Katolik Singapura adalah Pastor Jean Marie Beurel. Dia datang ke Singapura di usia yang muda 26 tahun tetapi dia membuktikan dirinya sangat handal. Tugas pertamanya adalah membangun gereja pertama di Singapura. Walaupun pada saat itu sudah ada kapel kecil di Bras Basah Road (yang sekarang menjadi Singapore Art Museum), tetapi kapel itu tidak cukup besar untuk mengakomodasi jumlah umat yang semakin bertambah.

Pastor Beurel tidak hanya fokus untuk pembangunan gereja tetapi juga untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak. Dengan inisiatifnya sendiri, dia kembali ke Perancis untuk mencari biarawan/biarawati yang bisa mengelola sekolah Katolik di Singapura. 2 tahun kemudian dia kembali ke Singapura bersama dengan 6 orang biarawan De La Salle yang kemudian mendirikan sekolah Katolik pertama untuk anak laki-laki dan 2 suster dari ordo Infant Jesus yang mendirikan sekolah Katolik pertama untuk anak perempuan.

Pastor Beurel melayani di Singapura selama dua dekade sampai tahun 1869 ketika dia menderita stroke dan dibawa kembali ke Perancis. Ia dikenal sebagai salah satu bapa pendiri gereja di Singapura karena usahanya yang gigih untuk mengembangkan misionaris di Singapura.

Bersyukur untuk masa lalu

Bacaan dari Mat 28:16-20

28:16 – Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.

28:17 – Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.

28:18 – Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

28:19 – Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

28:20 – dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

Kebanyakan dari kita sudah menjadi Katolik sebelum kita datang ke Singapura. Lalu disini kita bertemu dengan teman-teman baru, komunitas baru dan gereja baru. Semuanya ini membuat iman kita tetap hidup dan bertumbuh sampai sekarang. Mungkin ada beberapa dari kita yang baru dibaptis setelah pindah ke Singapura. Ini adalah suatu berkat besar yang diberikan Tuhan dan pastinya Tuhan memakai orang-orang di sekitar kita untuk mengundang dan mendukung kita sampai kita dapat menerima sakramen Baptis. Berkat para misionaris yang telah menjalani misi yang diberikan Yesus, yaitu untuk menjadikan semua bangsa menjadi murid Kristus, kita semua yang hidup di benua Asia ini dapat mengenal iman Katolik. Iman adalah pemberian dari Tuhan tapi iman tidak datang dengan sendirinya. Seperti tertulis dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma, bagaimana mereka dapat berseru kepada Tuhan jika mereka tidak percaya kepada-Nya? Tapi bagaimana mereka dapat percaya jika tidak mendengar tentang Dia dan bagaimana mereka dapat mendengar jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh Firman Kristus.

Anugerah iman yang telah kita terima dan kenyamanan yang dapat kita nikmati dalam mempraktekkan iman kita di Singapura patutlah kita syukuri. Semua adalah berkat orang-orang yang telah bekerja keras untuk memperkenalkan iman ini dan menjaganya tetap hidup hingga sekarang. Janganlah kita berpikir bahwa semuanya akan tetap ada tanpa kita melakukan apa-apa. Tidak selalu kita yang menjadi penerima / pendengar karena ada saatnya dimana kita justru yang dipakai Tuhan untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sekitar kita. Kita mensyukuri semua ini dan kita mempunyai kewajiban untuk ikut turut tangan dalam menyebarkan iman kepada generasi yang akan datang, seperti misi yang dipercayakan Yesus kepada murid-murid-Nya, untuk menjaga iman ini tetap hidup sampai akhir zaman.

Sharing 1

Ingat kembali saat-saat pertama kamu menemukan Tuhan atau mendengar Injil yang sangat berkesan setelah tiba di Singapura. Siapakah orang-orang yang berperan dalam memperkenalkan iman Katolik atau gereja Katolik setelah kamu tiba di Singapura?

Setelah sharing, ambillah saat hening 2-3 menit untuk mendoakan orang-orang tersebut sebagai bentuk terima kasih kepada mereka.

Tantangan dalam menyebarkan iman

Yesus sendiri telah mengatakan bahwa mengikuti Dia tidaklah mudah. Luk 9:23, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Seseorang yang mau menjadi pengikut Kristus harus berani berkata “TIDAK” pada diri dan ambisinya sendiri dan mengikut Kristus, bahkan sampai pada tahap “siap mati” setiap hari demi melakukannya.

Dari cerita sejarah yang telah kita baca di atas, kita tahu bahwa menjadi saksi Kristus tidaklah mudah dan membutuhkan pengorbanan dari pihak kita. Mungkin di zaman sekarang, kita tidak ditangkap, disiksa, dan dibunuh seperti para martir. Dan kita juga tidak perlu bersusah payah mencari gereja atau mencari materi / kelas pengajaran iman yang sangat mudah diakses saat ini. Tetapi justru kita dihadapkan pada tantangan-tantangan lain yang sesuai dengan situasi zaman sekarang, yaitu ancaman sekularisme, materialisme, individualisme dan relativisme. Apakah itu?

  • Sekularisme: gaya hidup yang menghapus Tuhan dan kehidupan religius dari hidup kita dan hanya percaya pada hal-hal yang dapat dilihat dan dimengerti oleh pikiran manusia serta hal-hal yang dapat dibuktikan secara ilmiah.
  • Materialisme: teori yang mengatakan bahwa segala sesuatu terbuat dari “benda” (matter), termasuk jiwa manusia. Jadi tujuan manusia hidup adalah untuk menikmati segala benda yang ada di dunia.
  • Individualisme: filosofi yang menempatkan kepentingan pribadi di atas kepentingan bersama. Orang-orang yang menjunjung pemikiran ini sangat agresif dalam memperjuangkan kebebasan pribadi mereka bahkan jika itu berlawanan dengan kebaikan bersama.
  • Relativisme: filosofi yang mengatakan tidak ada kebenaran yang sejati. Sesuatu bisa dianggap benar tergantung dari berbagai faktor, misalnya orang, tempat, waktu dan kondisi pada saat itu. Dalam moralitas, tidak ada perbuatan yang salah karena semuanya tergantung dari faktor lain seperti kebiasaan/budaya setempat atau peraturan yang telah disepakati oleh orang-orang setempat.

Tanpa kita sadari, kita juga mungkin sebelumnya pernah kalah melawan tantangan-tantangan di atas. Mari kita refleksikan apakah Yesus telah menjadi Tuhan dalam hidupku ataukah aku lebih memilih hal-hal duniawi yang lebih menguntungkan untuk aku? Bagaimana cara aku memilih gaya hidup, mengambil keputusan, ataupun dalam melakukan kegiatan sehari-hari? Langkah pertama untuk menang melawan tantangan adalah mengetahui apa itu. Sekarang setelah kita mengetahuinya, marilah kita mohon rahmat dari Tuhan agar diberikan keberanian dan kebijaksanaan dalam melawan tantangan-tantangan ini dan untuk tetap setia menjalani misi yang Tuhan telah berikan.

Sharing 2

Bayangkan kesulitan yang dialami oleh para misionaris awal – sendirian, jauh dari tanah air mereka dan terancam dibunuh oleh pemerintah / kelompok yang tidak menyukai masuknya sesuatu yang baru di daerah mereka. Kemudian ingat kembali tantangan-tantangan yang kamu alami ketika kamu ingin mensharingkan imanmu kepada orang lain (contohnya ketika kamu mau doa makan waktu sedang lunch bersama teman kantor, atau ketika diminta memimpin doa / sharing di saat CG, atau ketika harus memberikan nasehat kepada anggota keluarga, dll). Sharingkan.

Panggilan untuk membangun Gereja di masa datang

Bacaan dari Mat 5:13-16

5:13 – Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

5:14 – Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

5:15 – Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

5:16 – Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.

Garam adalah unsur yang memberi rasa dan menjaga/mengawetkan makanan dari kebusukan. Sedangkang terang menghalau kegelapan dan memungkinkan kita untuk melihat. Kita dipanggil untuk menentang dosa, kemerosotan moral, memberikan kesaksian akan nilai kejujuran dan persaudaraan, tanpa menyerah terhadap godaan duniawi. Dan kita menjadi terang dengan mengarahkan sesama kepada Tuhan, membantu masing-masing orang mengalami kebaikan dan kemurahan hati-Nya.

Untuk melawan tantangan zaman, Gereja membutuhkan banyak pekerja untuk menabur benih sebanyak-banyaknya. Semua orang yang telah dibaptis mengemban misi untuk melakukan evangelisasi. Kaum klerus dan religius bersama dengan kaum awam berusaha menjangkau sebanyak mungkin orang. Namun, cukup banyak umat Katolik yang telah dibaptis tidak melakukan tugas ini—baik karena memang tidak mau tahu atau karena tidak memiliki pengajaran yang memadai. Diperlukan katekese umat yang terus-menerus, bahkan di masa ini melalui media internet, sehingga dapat menjangkau lebih banyak orang.

Kita semua diajak untuk berpartisipasi secara aktif dalam membangun Gereja dan mengajarkan iman kepada generasi penerus. Keuskupan Singapura mengundang semua umat untuk memberikan ide-ide/masukan demi membangun Gereja yang lebih baik di masa mendatang. Mari bangun Gereja kita bersama-sama!

Sharing 3

(Minimum pilih satu tapi bisa sharing semua point kalau ada. Fasil menyiapkan HP/laptop untuk mencatat jawaban dari teman-teman CG dan kirim ke CGL setelah ini)

  1. Sharingkan ide/masukan untuk pembentukan iman pribadi/kaum muda/anak-anak dalam gereja Katolik di Singapura.
  2. Sharingkan ide/masukan untuk memperkuat kehidupan keluarga Katolik di Singapura.
  3. Sharingkan ide/masukan untuk memperkuat orang-orang Katolik menjadi saksi di tempat kerja / sekolah mereka.
  4. Sharingkan ide/masukan untuk meningkatkan peran Gereja Katolik dalam membantu orang-orang miskin di Singapura.
  5. Sharingkan ide/masukan untuk membuat Keuskupan Singapura menjadi lebih hidup dan aktif dalam menyebarkan iman Katolik.